Glenn dan Helena masih saling menatap, Glenn yang lebih merasakan hasrat yang semakin menggebuh ketika memandang wajah cantik istrinya itu. Tapi sayangnya sikap Helena biasa-biasa saja, dia belum melihat gerak-gerik Helena yang ingin melakukan hubungan suami istri.
Glenn memegang tangan Helena, mencoba menarik perhatian sang istri. Tapi wanita itu hanya tersenyum, ia tidak merespon apapun. Glenn merasa tidak enak jika harus melakukan itu dengan wanita yang tidak memiliki hasrat untuk melakukannya.
“Apa Helena memang tidak tertarik sama gue? Bohong jika dia tidak menginginkan kenikmatan surga dunia, bahkan saat pertama kali gue ambil perawannya, dia benar-benar menikmati permainan gue, lalu kenapa Helena dingin?”
Rentetan pertanyaan itu menghuni pikirannya, ia tidak ingin terlalu menerka sesuatu yang membuatnya bingung. Ia kemudian memutuskan untuk mengurungkan niatnya untuk berhubungan dengan istrinya.
“Kita tidur yuk, good night,” ucap Glenn.
“Good night,” balas Helena.
Mereka pun tertidur saling berhadapan, Glenn cukup merasa bahagia dengan perubahan Helena malam ini, ia tidak mengerti apa yang terjadi, tapi ia tidak peduli alasan apapun.
Keesokan harinya, Helena tumben sekali membangunkannya. Sikap dinginnya kini tidak terlihat lagi, Glenn semakin bingung dengan sikap Helena. Setelah itu, Helena mengajaknya sarapan bersama Amira.
“Semoga pagi ini, lo merasa nyaman, setelah sarapan lo temenin gue jalan-jalan ya, gue udah lama nggak makan siang di luar, lo mau kan?” tawar Helena. Kali ini wanita itu sangat bersikap manis.
“Iya, gue aka ikut lo,” jawab Glenn.
Setelah selesai sarapan, Amira memanggil mereka berdua. Helena sudah mengerti pertanyaan yang akan terlontar dari mulut mamanya.
“Bagaimana? Apa sudah ada perubahan?” tanya Amira. Glenn dan Helena saling menatap sebelum mereka menjawab pertanyaan ibunya.
“Emm ... sedang masa pemulihan Ma, doain kami semoga segera mendapatkan hasil yang baik,” jawab Helena.
“Iya Ma, kami akan tetap berusaha untuk memperoleh keturunan, itulah mimpi kami juga, iya kan sayang?” Glenn sengaja memanggil Helena dengan panggilan sayang di depan ibunya, supaya terlihat kemesraan mereka dan menghilangkan kecurigaan Amira tentang hubungan mereka selama ini.
“Iya dong sayang,” ucap Helena sambil merangkul tangan suaminya. Kecurigaan Amira pun kian meredah ketika ia melihat kemesraan anak dan menantunya.
Ia pun membiarkan keduanya kembali ke kamar lagi, ia merasa jika kecurigaannya terlalu berlebihan. Ia merasa menyesal dengan semua yang dia lakukan kepada mereka.
“Semoga saja apa yang aku pikirkan tidak benar, sudahlah! Aku tidak ingin membebani pikiranku lagi,” kata Amira dan beranjak menuju ke kamarnya.
Siangnya, Glenn dan Helena langsung menuju sebuah restoran yang cukup mewah. Ini pertama kalinya mereka menikmati makan siang bersama.
Glenn tentu sangat senang sekali, apalagi ia jalan bersama istrinya yang cantik. Hal yang tidak pernah dia bayangkan selama ini.
“Terima kasih untuk semua ini, tapi gue heran, kok lo tiba-tiba berubah?” tanya Glenn penasaran.
Helena hanya tersenyum mendengar pertanyaan konyol sang suami, ia hanya mencoba bersikap baik kepada Glenn yang sudah membantunya saat itu, ia juga prihatin dengan sikap Glenn yang sangat sabar. Setelah ia mencambuknya kemarin, ia langsung menyadari jika dia sudah keterlaluan.
“Jangan selalu berpikir negatif dengan seseorang, kadang ada kalanya orang itu menyadari kesalahannya dan berusaha memperbaiki kesalahan itu, itulah yang sedang gue lakuin. Gue merasa sudah keterlaluan sama lo, apalagi saat gue tahu lo dipukuli anggota gengster, gue merasa bersalah, maafin gue ya,” sesal Helena.
“Iya, aku ngerti kok Helena, lo nggak perlu minta maaf kayak gitu, gue merasa lo sangat perhatian kok, terima kasih,” ungkap Glenn.
Setelah itu, mereka pun menikmati makan siangnya setelah pelayan membawa semua pesanan mereka.
***
Hari esoknya, Glenn berangkat kerja, Rio memperhatikan luka yang ada di tubuh Glenn. Ia mulai bertanya-tanya dalam hati, apa yang terjadi dengan Glenn, batinnya. Ia pun menghampiri Glenn yang sedang duduk sendirian.
“Kenapa Glenn? Akhir-akhir ini lo terlihat sering sendirian, ada apa?” tanya Rio mencoba bersikap ramah.
“Nggak apa-apa kok Rio, gue hanya sedang banyak pikiran saja,” jawab Glenn santai.
“Oh gitu, iya udah. Setelah lo tenang, lo boleh lanjut bekerja. Oh iya, gue lupa sampein ke lo, saat lo bekerja, lo nggak boleh bermain ponsel, lo simpan aja di saku,” pinta Rio.
“Iya Rio, gue ngerti.”
Mendengar hal itu, ia merasa akan sangat membosankan jika selama delapan jam tidak memainkan ponselnya. Tapi bagaimanapun itulah aturan yang harus dia jalankan.
Ternyata benar, Glenn merasa sangat bosan. Ia ingin sekali memainkan ponselnya, tapi ia tidak enak dengan Rio yang sudah menegurnya.
Malam harinya dia melihat Alena yang kebetulan berpas-pasan di depan bar sebelum dia pulang kerja.Ia masih merasa sangat kesal mengingat kejadian dia dipukuli, ia pun berniat ingin membalas dendam kepada Gio akibat perbuatannya itu.
“Gue nggak akan tinggal diam, gue akan membalas lo lebih parah dari yang lo lakuin ke gue, Gio, lihat aja nanti,” ujar Glenn sambil menatap wajah Gio dari jauh. Mereka baru masuk ke mobilnya, Alena sudah terlihat sedikit mabuk.
Glenn menduga jika mereka akan melakukan sesuatu selayaknya suami istri, melihat keadaan Alena yang sudah setengah mabuk, tentu akan membuat Gio sangat bergairah untuk menuntaskan hasratnya dengan Alena.
“Ini kesempatan gue untuk membuat mereka hancur, termasuk lo Gio. Gue harus mengikuti mereka,” katanya dalam hati.
Glenn membuntuti Gio dan Alena sampai ke sebuah taman, mobil itu berhenti tepat di tempat yang cukup sepi. Tapi tidak terlalu gelap, sehingga Glenn masih bisa melihat apa yang sedang mereka lakukan di dalam mobil.
Ia yang sengaja memarkir cukup jauh dari mobil mereka, lalu Glenn melangkah pelan-pelan untuk bersembunyi di belakang mobil Gio.
Ia mendengar desahan pelan dari mulut Alena, cukup jelas karena suasana tempat itu sunyi dan jarang terdengar kendaraan lewat dari daerah itu.
“Benar dugaan gue, emang nggak ada tempat bagus apa selain di mobil,” keluh Glenn.
Tapi hal itu justru menjadi kesempatan bagus bagi Glenn untuk membuat hidup Gio hancur, perlahan Glenn mendekat dan merekam perbuatan mereka di dalam mobil itu.
Racauan Alena yang semakin keras terdengar namun terdengar samar karena mulutnya ditutup oleh Gio. Suara itu semakin membuat Glenn berkhayal jika ia melakukannya dengan sang istri.
Glenn belum mendapatkan video yang bagus, lantaran posisinya yang tidak nyaman. Ia semakin mendekatkan dirinya di samping mobil itu. Lalu menaruh ponselnya menempel di kaca mobil itu, Gio dan Alena tentu saja tidak menyadari hal itu.
“Kena lo Gio!” seru Glenn sambil menikmati suara jeritan Alena di dalam mobil itu. Setelah permainannya selesai, Glenn masih belum ingin pergi dari tempat itu, tiba-tiba ia mendengar perbincangan Gio dengan Alena mengenai prostitusi yang terjadi di bar milik Fidel.
“Apa? Prostitusi di Star Internasional Bar?”
***
TERIMA KASIH TEMAN-TEMAN YANG SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA MEMBACA CERITA INI. iKUTI TERUS YA, TETAP TERHIBUR DENGAN ROMANSA GLENN DAN HELENA. JANGAN LUPA LIKE, KOMENTAR, YA TEMAN-TEMAN. SELAMAT JATUH CINTA
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Updated 100 Episodes
Comments