NovelToon NovelToon
Revano, Posesif Badboy

Revano, Posesif Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: aulina alfiana

"Putus kan pacar Lo!!"


Revano menatap tajam ke arah Renata, mata nya menelisik dari atas ke bawah, memperhatikan Renata dengan begitu intens.


Sementara Renata hanya diam...rasa cinta untuk pacarnya itu masih sangat dalam. Tidak mungkin kan dia begitu saja memutuskan hubungan ini, apalagi alasan karena seseorang.


"Gue kasih waktu sampai nanti malam,...kalau lo belum mutusin dia, siap siap saja....gue minta hak gue.."


"Gue makan Lo!"


Bisik Revano di telinga Renata, dengan hembusan nafas yang begitu kentara, membuat Renata seketika merinding.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulina alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gue Gak Tahan

"Ayo! cepat jalan!"

Akhirnya Renata turun juga. Ia yang tadi melihat Revano dari atas tentunya juga tahu Revano memegang sebuah jerigen bahkan ketika pandangan mata Renata menengok ke kiri dan ke kanan dan atas bisa melihat beberapa orang yang berbaju hitam memakai masker dan juga topi Renata yakin juga itu adalah orang keseruan Revano karena Renata tahu Revano itu tidak akan main-main dengan ucapannya.

Daripada menimbulkan huru-hara apalagi kalau sampai ada adegan bakar-bakaran rumah mendingan Renata mengalah ya nanti dirinya akan meminta maaf atau kalau perlu merayu Revano supaya Revano tidak mengamuk tapi yang jelas Revano tidak boleh memperkosanya Renata belum siap.

Pokoknya gampang lah mungkin dengan buka baju juga nggak masalah, ya hanya buka baju saja selebihnya Renata tidak mau.

Dan setelah sampai ke bawah Renata langsung mengambil helm yang entah di motor Revano itu ada satu sedangkan helm yang satu dipakai Revano. Renata buru-buru memakaikan di kepalanya lalu dengan senyuman yang mengembang sempurna Renata telah mengajak Revano untuk segera pulang.

"Nggak jadi nginep sini?"

Sindur Revano yang mana ia tahu kalau sebenarnya Renata itu ketakutan, tetapi pura pura biasa saja.

"Takut gue kalau lo bakar rumahnya Nana, enak-enakan main acara bakar-bakaran segala. Udah ayo buruan sebelum gue berubah pikiran.."

"Berubah pikiran malahan bagus dong berarti gue punya pemandangan indah malam ini."

Bughh

Renata malah memukul pundak Revano tapi dibalas dengan senyuman. Laki-laki itu benar-benar entah mengapa kalau di dekat Renata, ia bisa tersenyum dari wajahnya yang menyeramkan kini malahan terlihat menyenangkan.

"Pegangan ... gue mau ngebut gue nggak mau ya lo nanti jatuh dan gue yang disalahkan!!"

"Cerewet... udah jalan!!"

Ngeng

"Eh, sialan lo ya!!"

Revano terkekeh geli, laki-laki itu dengan sengaja menekan gasnya kencang-kencang hingga mau tidak mau Renata melingkarkan tangan di perutnya meskipun begitu Renata juga sambil mengumpat dan juga memukul pundak Revano sesekali juga mencubit perut Revano.

"Sialan!! Lo sengaja ya? Awas ... Gue cubitin perut lo supaya perut lo nggak buncit supaya nggak ada lemaknya!!"

"Gila lo ya dan mata lo buta dari mana Gue punya perut buncit? perut gue kekar bahkan otot-otot perut gue terlihat jelas... oh ya lupa lo kan lo belum pernah melihat otot gue, bagaimana kalau malam ini gue perlihatkan.. gue yakin lo belum putusin laki-laki brengsek itu... jadi saatnya malam ini gue!"

"Stop!! enggak usah bahas lagi... Gue memang belum mutusin dia tetapi bukan berarti gue..."

Renata terdiam tidak melanjutkan ucapannya bukan pula untuk membela diri dan untuk menjelaskan percuma saja toh dijelaskan pun Revano tetap menyalahkan dirinya dan meminta dirinya untuk buru-buru memutuskan hubungan dengan Radit pacarnya.

"Lo itu perempuan bego atau gimana? sudah jelas-jelas lo itu diselingkuhin, cinta laki-laki brengsek itu nggak tulus sama lo tetep aja lo masih belain dia bahkan lo masih menjalin hubungan sama dia. Kalau gue jadi lo tentunya gue langsung putusin dia saat malam itu juga gue langsung nampakkan diri gue di depannya, bukan malah seperti ini... percuma lo ulur-ulur waktu dulu, nunggu kapan? lo nunggu sampai mata lo melihat sendiri adegan mereka bercinta dengan tubuh keduanya yang sama-sama tak menggunakan apapun juga atau sampai lo melihat secara langsung bagaimana pacar lo itu menindih perempuan lain dan berakhir dengan adegan panas di depan mata lo? gila!!"

Renata terdiam entahlah bukan sakit hati tetapi kedua mata merena tiba-tiba berakhir lalu dengan cepat kedua tangannya melepaskan pelukan di tubuh Revano entah mengapa sedari tadi tangannya itu masih melingkar di perut Revano, pelan-pelan menghapus air mata.

Ucapan dari Revano itu seakan-akan mengingatkan tentang kejadian malam kemarin di mana ia melihat sendiri bagaimana pacarnya berduaan dengan perempuan lain bahkan di depan matanya sendiri Radit berpelukan bahkan berciuman mesra dengan perempuan lain.

"Lah nangis, cengeng banget sih jadi perempuan.. pantesan aja dimanfaatin pacarnya nggak tahu, bego sih!!"

"Adoh!!"

Merasa tersindir Renata kembali mencubit perut Revano, bukan hanya satu cubitan saja tetapi juga banyak cubitan hingga mau tidak mau Revano melakukan laju motor besarnya dengan pelan.

Tetapi selain merasa kesakitan nampaknya tubuh Revano juga bereaksi lainnya apalagi sesuatu dibawah sana yang tiba-tiba berubah bentuk dan ukurannya, benar-benar ajaib tangan Renata yang menyentuh perutnya, kenapa malam si Uno yang sudah tegang dan siap-siap untuk melepaskan diri dari sarangnya.

Sialan!! dia sengaja macam-macamin gue. Awas aja kalau sampai rumah, gue makan!!

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan agak jauh akhirnya motor Revano sudah sampai di kediaman Daneswara.

Seperti tahu akan bahaya Renata langsung saja bergegas turun membuka helmnya kemudian segera berlari menuju ke dalam rumah yang mana memang itu utama kediaman Daneswara itu tidak dikunci.

"Eh tunggu! Kenapa lari? awas aja lo!!

Revano yang melihat tingkah lucu istrinya ikut-ikutan berlari, ia tahu kalau Renata ketakutan dengan ancamannya padahal kalau Renata mau Revano juga mau loh, meskipun belum pernah melakukannya dan tidak tahu bagaimana awal permulaan melakukannya itu.

Brakk

Dokk....dokk...dokk

"Renata buka pintunya, gue juga mau masuk mau tidur!!"

Sayang sekali Renata sudah sampai di dalam kamar kemudian dengan cepat menutup pintu dan juga menguncinya benar-benar bisa dibilang Renata istri durhaka yang semena-mena terhadap suaminya.

"Renata buka pintunya kalau nggak gue dobrak loh, awas saja kalau sampai ketemu gue nggak akan lepasin lo dan malam ini adalah malam pertama kita..."

Brakk.... brakk...brakk

Kembali lagi Revano berteriak dengan menggedor-gedor pintu kamarnya tetapi sayang sekali yang diteriaki malah sudah masuk ke dalam kamar mandi tanpa mendengar suara sama sekali dari Revano karena memang Renata saat ini menyalakan shower dan tidak peduli dengan keberadaan suaminya di luar.

"Den Vano ini bibi bawakan kunci cadangan kamar den Vano."

Entah itu ide dari mana sepertinya asisten rumah tangga di keluarga Deneswara ini memang sangat patuh dan juga takut dengan Revano, bukannya apa-apa tiba-tiba bibik asisten rumah tangga yang sudah lama mengabdi di sini dan bisa dibilang bibi ini adalah orang yang setiap hari mengurus Revano dari kecil hingga saat ini langsung saja menghampiri Revano dengan membawakan kunci cadangan, sepertinya bibik ini tahu kalau Tuan mudanya itu sedang membutuhkan kunci untuk bisa masuk ke dalam kamar.

"Terima kasih Bik."

Tak lupa Revano mengucapkan terima kasih, memang jarang-jarang laki-laki itu mengucapkan kata-kata yang menurutnya atau tidak penting tetapi Revano itu tahu diri siapa sekarang yang sudah berdiri di depannya tak ada tak bukan adalah seorang perempuan yang sudah tidak muda lagi yang dari bayi selalu mengurusnya menemaninya.

"Saran bibi jangan terlalu kasar ya den... kasihan non Rere-nya nanti malah ketakutan, yang alus lembut dan juga pelan-pelan pasti nanti non Rere juga nyaman."

Revano hanya menggelengkan kepalanya pelan entah apa maksud dari ucapan dari bibi itu yang tiba-tiba dan juga seakan akan tahu betul apa yang ada di pikiran Revano.

Hingga pada akhirnya Revano masuk ke dalam lalu mengunci pintu lagi dan membuang kunci pintu itu ke asal-asalan lalu Revano mendekat ke arah kamar mandi, setelah ia menelisik ke segala arah tidak adanya istrinya itu di atas ranjang bahkan pintu yang menuju ke balkon pun masih tertutup rapat.

"Rupanya di kamar mandi, oke akan semakin mudah untuk gue mengeksekusinya..."

Dengan cepat Revano sudah membuka kaosnya begitu juga celan nya, tinggal memakai boxer saja lalu pelan-pelan membuka pintu kamar mandi dan beruntung sekali pintu itu tidak terkunci.

Ceklek

Glekk

Sialan!! Kenapa gue harus melihat semuanya, benar-benar Gue nggak tahan kalau tidak melakukannya...

Renata brengsek!!

1
Herman Lim
nah u candu kan Vano 💩
sunshine wings
Good story author..
👍👍👍👍👍
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
❤️❤️❤️❤️❤️
Herman Lim
lanjut Thor
Herman Lim
nah bagus kyk ne prok... prokk... ga bs ngelak u kan nah lanjut tuh sama mantan u 💩💩
Siti Nina
Oke 👍👍👍
Herman Lim
lanjut Thor
Ddek Aish
Vano kah ato Radit
Ddek Aish
si Vano nggak dengarin saran si bibi
Herman Lim
nah kena batu sdr kan
Herman Lim
dah re putuskan aja cow kyk gini dah mulai berbohong dia ga ada guna nya di pertahan kan
Ddek Aish
udah Re putusin aja
Herman Lim
bnr re klo. sampe dah dkt bgt baru tau lebih sakit bgs skrg lebih baik tau dl
Herman Lim
lanjut kak
Herman Lim
lanjut Thor penasaran gimn ne Radit ketahuan selingkuh pasti lebih seru lagi
Ddek Aish
astaga 10 atau 20 ronde
Sumawita
good job revano
Ddek Aish
Papanya Renata nggk sich itu.kalo iya bantuin perusahaannya dengan syarat nikah sama anaknya aja
Ddek Aish
mampir
Ernaaaaa
msh aku pantau Thor heee
Sumawita
hadir kak
Sumawita: semangat kak💪💪💪💪
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!