Menikah adalah keinginan semua orang, Tentu begitupun dengan Raisa Dirani, apalagi menikahi orang yang sangat ia cintai sejak dulu, akan tetapi pernikahan jauh dari yang ia bayangkan, suaminya yang ia pikir menikahi nya dengan cinta ternyata menancapkan luka dalam untuknya.
Akankah dia bertahan untuk rumah tangga nya?
simak kisah nya dalam
CINTA dan BENCI
Kisah ini di terbitkan atasa izin Noveltoon MaNisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili noveltoon itu sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Srii Ulinna Sembiringg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10. Kesempatan Kedua?
Kini mereka duduk diruang tamu yang sempit, akan tetapi Marcel tetap menggenggam tangan sang istri dengan erat.
"Bagaimana kamu tau aku ada disini?" Raisa memulai pertanyaan yang dari tadi ada di kepalanya.
"Mas!! Tolong jangan hilangkan panggilan itu, Sayang, aku sudah sangat lama merindukan panggilan itu dari mulutmu." Marcel tampaknya tak terima Raisa bertanya padanya tanpa panggilan mas seperti dulu yang sering ia lakukan.
Raisa menghela nafas, sekarang ia merasa laki laki didepannya ini bukan seperti suaminya dulu.
"Tolong jawab dulu pertanyaan ku, atau silahkan pergi dari sini!!" Raisa tampak menatap Marcel tajam.
Marcel tampak gelagapan sekarang.
"oke.. Oke.. Tolong jangan usir aku, aku mohon.."
Marcel kembali duduk dilantai dengan tangan memohon di pangkuan Raisa.
"Jangan seperti ini m-mmass..."
Raisa tetap memanggil Marcel dengan sebutan mas seperti biasanya, karna malas berdebat.
Marcel tersenyum senang mendengar panggilan Raisa yang kembali memanggilnya seperti dulu.
Raisa membawa Marcel kembali duduk di kursi.
"Emmmmm... sebenarnya aku sudah menyelidiki kematian mu, beberapa bulan lalu, dan menemukan kejanggalan, mayat yang ada dimobil waktu itu bukan kamu.."
"Bagaimana kamu tau itu bukan aku?" Potong Raisa, ia penasaran dengan ini.
"Jenazah yang diduga kamu memiliki tahi lalat di atas mata nya, sementara yang ku tau kamu tidak memiliki nya." Ucap Marcel sambil menyentuh kening Raisa.
Raisa yang diperlakukan seperti itu, tentu saja jantung nya tak baik baik saja, karna selama ini, Marcel tak pernah memperlakukan nya begitu.
Marcel yang tau Raisa tidak nyaman, langsung menurunkan tangannya.
"lalu setelah itu aku memutuskan untuk mencari mu, beberapa bulan lalu aku dapat laporan dari anak buahku seseorang pernah melihat mu didesa ini, tapi pencarian ku tak langsung membuahkan hasil. Aku baru menemukan mu sekarang." Ucap Marcel sembari menatap mata teduh istrinya
''semenjak kepergian mu aku baru menyadari bahwa aku sangat menyayangi mu, hanya saja aku dibutakan dendam yang bahkan itu salah paham, maafkan aku Raisa, aku sangat berdosa kepadamu, aku mohon.. Ampuni aku.. Marcel kembali berkaca kaca."
Raisa tetaplah Raisa, yang sangat mencintai suaminya, ia tak tahan melihat Marcel seperti ini. bahkan sakit hatinya bahkan belum sembuh, tatapi ia seperti terbang ke awan dengan sikap suami nya kali ini. Bodoh sekali memang kamu Raisa.
"Apa aku masih pantas mendapatkan kesempatan kedua?" Marcel menggenggam tangan Raisa kembali.
"Aku belum tahu mas!" Akhirnya Raisa buka suara stelah lama diam.
"Aku bingung, aku takut kamu sakiti lagi seperti dulu..' Raisa kembali menetes kan air matanya.
"Aku janji- ah tidak, aku tidak akan berjanji padamu sayang, aku akan membuktikan nya padamu, sungguh!!! Berikan aku waktu sebulan ini, jika aku mengingkari nya kau boleh meninggalkan ku!! Ya??? Aku mohon Raisa."" Marcel kembali memohon mohon kepada Raisa.
Raisa akhirnya mengiyakan permintaan suaminya.
...****************...
"Waktu menunjukan pukul 12 lewat beberapa menit. Raisa sedang menyiapkan makan siang sedangkan Marcel duduk diruang tamu sembari menatap seisi rumah yang hanya sebesar kamar Marcel.
"Mbak Rani... Ass- aaaaakhhhh!!!!!" Diah terkejut mendapati seorang laki laki duduk didalam rumah Mbak Rani.
"kamu siapa??" tanya Diah setelah menata dirinya dari terkejut nya.
Marcel yang juga kaget dengan teriakan wanita tersebut, hanya melamun, tak lama keluar Raisa dengan tergesa gesa dari dapur.
"Diahhhh.... Kau kenapa?" Tanya Raisa menatap diah dan Marcel secara bergantian.
"mbak? Siapa laki laki tampan ini mbak? Apa mbak kenal? Atau dia penguntit mbak yang mengunti mbak- ah tapi sperti nya tidak, mbak aja tidak kaget melihatnya." Diah menyadari Raisa yang bersikap biasa saja sejak tadi.
"Emmmm... Dia -'
"Aku suami Raisa, salam kenal?" Marcel memotong kata kata yang akan keluar dari mulut Raisa.
"Raisaaa??" Ulang Diah bingung,
"Iyaaa.. Raisa dirani, kebetulan kalian memanggil nya Rani, kami memanggil nya Raisa selama ini." Marcel kembali bersuara.
Ia tak perduli tatapan tajam Raisa yang menatap dirinya.
"Serius mbak? Ini suami kamu?" Tanya Diah memastikan
"Iya Diah.. Dia suami saya, selama ini dia tinggal di kota." Raisa akhirnya mengiyakan pertanyaan temannya Diah.
"wahhhh... aku kira mbak selama ini janda Lo.. Ternyata punya suami yang tampan seperti artis Korea yang sering saya lihat di tv, Masya Allah nikmat mana lagi yang kau dustakan."
Diah tak henti hentinya memuji ketampanan Marcel yang tak pernah ia jumpai selama ia hidup didunia.
Marcel tersenyum saat terus terusan dipuji teman sang istri yang mengatakan ia sangat tampan sembari melirik Raisa istrinya.
Sementara Raisa hanya meringis sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal melihat kelakuan teman nya satu ini...
Setelah sarapan Raisa memutuskan menanam sayuran dikebun belakang rumahnya, karna beberapa tanaman sudah mati, jadi Raisa mengganti nya dengan tanaman yang baru yang akan ia tanam.
Sementara Marcel duduk diteras belakang sembari menatap istrinya yang tampak sibuk dengan tanamannya, ia bukan tak ingin membantu, tapi Marcel punya alergi dengan pohon tomat, disana terdapat beberapa pohon tomat.
Raisa juga melarangnya untuk mendekati nya karna ia takut alergi marcel kambuh.
Marcel tersenyum karna Raisa masih mengingat semua tentangnya, akan tetapi Marcel kembali mengingat kejadian di meja makan tadi, dimana Raisa ingin pergi meninggalkan Marcel sendiri, karna ia takut Marcel terganggu dengan kehadiran nya di meja makan. Sementara Marcel menariknya untuk tetap duduk dihadapan nya, dan meminta maaf atas kelakuannya dahulu padanya.
Marcel merasa sakit saat melihat Raisa masih mengingat kenangan buruk tentangnya, ia tahu takkan mudah menghapus kenangan menyakitkan dalam kehidupan seseorang.
Raisa sesekali melirik kearah Marcel yang tampak melamun sambil menatap ke arahnya.
Ia sungguh tak menyangka bahwa Marcel akan mencarinya Samapi kesini, ia pikir Marcel akan menikahi gadis yang ia sukai. Apalagi melihat Marcel yang kurus, rambut yang sudah memanjang, kumis dan bulu bulu halus di dagunya juga sudah mulai menumbuh, menambah kesan kehancuran Marcel. Apa lagi hari ini Marcel terlihat lebih pucat dari kemarin.
1 jam berlalu akhirnya Raisa selesai menanam sayur mayur dibelakang, kemudian berjalan mendekati selang air untuk cuci tangan. Matanya menatap seorang yang dari tadi memejamkan mata sambil sesekali mengigau, yaaa Marcel tertidur di tempatnya tadi, mengigau memanggil nama Raisa dan kata maaf. Membuat Raisa menghentikan kegiatannya.
"Emmhhhh...Raisa maaf." kata kata itu keluar lagi dari mulut Marcel, padahal mata nya tertutup.
Raisa mendekat lalu menempelkan punggung tangannya ke dahi Marcel. Benar dugaannya Marcel sedang demam sekarang. tubuhnya sangat panas, wajah nya memerah sperti tomat.
"m-mmass... Mas bangunn..." Raisa membangun' kan Marcel.. Akan tetapi Marcel sama sekali tidak terganggu.
"Mass ... Bangun masss," Kali ini suara Raisa lebih kuat dari biasanya.
"Engggghhh..." Marcel melenguh, Dengan cepat menarik tangan Raisa untuk. ke pangkuannya lalu memeluknya.
"Plisss jangan tinggalkan aku lagi Raisa... Aku mohon.. Ampunnn, Aku gak sanggup."
racau Marcel sembari memeluk erat sang istri.
Raisa mendongak kan kepala keatas, air matanya kembali menetes.
"aku gak akan kemana mana mas, ayooo bangun, seperti nya kami demam, diluar dingin." Ucap Raisa lembut sembari menepuk nepuk punggung suaminya.
Marcel akhirnya tersadar, ia pikir ia mimpi barusan.
Raisa membantu Marcel berdiri dan memapahnya menuju kamar nya, ia akan mengompresnya supaya panas nya cepat turun.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...