NovelToon NovelToon
Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cherry Yang, yang dipaksa mendonor darah sejak kecil untuk adik tirinya, setelah dewasa ginjalnya diambil paksa demi menyelamatkan sang adik.
Di malam itu, ia diselamatkan oleh Wilber Huo—pria yang telah mencarinya selama delapan tahun.

Kehidupan Cherry berubah drastis setelah pertemuan itu. Ia bahkan terpaksa menikah dengan Wilber Huo. Namun, tanpa Cherry sadari, Wilber menikahinya dengan alasan tertentu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Wilber mencondongkan tubuhnya, menatap Cherry dari jarak yang begitu dekat. Sorot matanya tajam, namun suaranya tenang saat berkata, “Kau takut denganku? Aku bukan harimau yang menerkam mangsa.”

Cherry tersentak, tubuhnya semakin gemetar, tapi ia buru-buru menggeleng. “Tidak, bukan seperti itu,” jawabnya pelan, suaranya hampir bergetar.

Wilber tersenyum tipis, lalu berdiri. Tubuhnya menjauh, memberi ruang bagi Cherry untuk bernapas lega. Ia kembali duduk di sofa, gerakannya tenang namun penuh wibawa. “Sudah malam, istirahatlah.”

Cherry ragu sejenak, kemudian membuka mulut. “Tuan, aku ingin mengucapkan terima kasih sekali lagi… karena telah banyak menyelamatkanku.”

Wilber menatapnya dalam, ada sedikit sinis dalam nadanya. “Hanya ucapan terima kasih?”

Cherry menggigit bibirnya, hatinya berdebar kencang. “Apakah Tuan butuh sesuatu, atau ada yang harus aku lakukan?”

Wilber menyandarkan tubuhnya ke sofa, menatap Cherry dengan penuh misteri. “Aku ada permintaan. Suatu hari nanti… aku akan beritahumu.”

Cherry menunduk dalam. “Iya, Tuan.” Ia menarik napas panjang sebelum melanjutkan, “Setelah aku sembuh… aku akan segera pindah.”

Mata Wilber menyipit, nadanya menjadi dingin. “Pindah? Ke mana? Apakah sudah kau temukan tempat yang aman? Situasi di luar sana masih belum aman untukmu. Apakah kau ingin ditemukan oleh mereka?”

Cherry memberanikan diri menatap sekilas wajah Wilber, lalu kembali menunduk. “Aku akan mencari tempat yang mereka tidak tahu. Bagaimanapun… tidak baik kalau aku terus di sini. Anda sudah membantuku, dan aku tidak boleh menyusahkan Tuan lagi.”

Wilber mengetukkan jarinya di sandaran sofa, sorot matanya tajam namun wajahnya tetap datar. “Aku adalah pengusaha. Menolongmu… tentu saja ada alasan tertentu. Setelah kau sembuh, kita akan bicarakan lagi. Jadi untuk saat ini, fokuslah pada pemulihanmu. Dari makanan hingga minuman, semuanya akan ada yang menyediakan untukmu.”

Cherry mengangguk pelan, suaranya lembut. “Baik, Tuan. Aku mengerti.”

Wilber lalu memberi isyarat dengan tangannya. “Kembalilah ke kamar. Bibi Sun akan membawa makanan untukmu. Setelah selesai makan, minumlah obat dan vitaminnya.”

“Terima kasih. Aku kembali ke kamar dulu,” ucap Cherry lirih sambil bangkit dari tempat duduknya.

Begitu Cherry menghilang di balik pintu, Wilber bersandar ke sofa. Ia menghela napas panjang, lalu terdiam, menatap kosong ke arah lampu meja yang remang.

Wilber mengepalkan tangan kanannya begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih.

"Keluarga Chen, aku tidak percaya kalau aku tidak bisa menemukan bukti kesalahanmu," batinnya penuh dendam. "Cherry sudah bersamaku. Jangan pernah berharap kalian bisa membawanya pergi dariku."

Keesokan harinya.

Langit masih diselimuti kabut tipis ketika sebuah mobil mewah berhenti di depan sebuah rumah sakit kecil yang letaknya jauh dari ibu kota. Rumah sakit itu tampak sederhana dari luar, namun cukup terawat.

Dari dalam mobil, Roman Chen turun lebih dulu. Jas mahal yang membungkus tubuhnya berkilau terkena sinar pagi. Tatapannya angkuh, langkahnya tegap, seolah seluruh dunia tunduk pada kekayaannya. Di sampingnya, Rosa Fang menyusul turun, menenteng tas bermerek, dengan wajah penuh kepongahan.

Mereka berjalan memasuki rumah sakit itu. Para perawat yang melintas spontan menunduk, tidak berani menatap terlalu lama, karena aura sombong dan menekan dari keduanya.

Mereka berhenti di depan sebuah kamar pasien. Tanpa mengetuk, Roman langsung memutar kenop pintu dan mendorongnya dengan kasar. Pintu terbuka, memperlihatkan ruangan pasien yang hening. Dengan langkah penuh keangkuhan, keduanya masuk begitu saja, seolah ruangan itu adalah milik mereka.

Seorang pasien laki-laki terbaring lemah di ranjang, tubuhnya dipenuhi selang infus dan bantuan alat pernapasan yang berdengung pelan. Wajahnya pucat pasi, seolah hanya tinggal sisa-sisa kehidupan yang bertahan. Ruangan itu berbau obat kuat bercampur antiseptik, menciptakan suasana yang menekan.

Roman Chen berdiri di samping ranjang dengan tatapan dingin. Senyum sinisnya tersungging, menyingkap watak bengis yang tersembunyi di balik jas mahalnya. “Orang ini masih bermanfaat bagiku. Kalau tidak… sejak awal sudah aku bunuh.”

Rosa Fang, yang berdiri di sisi lain, menyilangkan tangan di dada. Mata angkuhnya menatap pasien itu tanpa belas kasihan. “Dia adalah satu-satunya kelemahan Cherry. Aku yakin demi dia, anak itu tidak akan pergi jauh.”

Roman menunduk sedikit, matanya menyipit. “Kalau anakmu berani memberitahu semua perbuatan kita kepada Wilber Huo, maka dia juga tidak akan berakhir dengan baik.”

Rosa tersenyum miring, suaranya penuh keyakinan. “Tenang saja. Sudah sepuluh tahun dia menjadi alat kita untuk menyelamatkan Celia. Jadi dengan sifat Cherry, dia pasti rela berkorban daripada kehilangan orang ini.”

Roman menegakkan tubuh, menghembuskan napas kasar. “Lebih baik begitu.”

Rosa mendekat ke ranjang, menatap wajah pucat pasien itu dengan tatapan dingin. “Lagi pula, Cherry juga tidak tahu kalau kita menyembunyikannya di sini. Jadi mana mungkin dia berani memberitahu Wilber Huo? Itu sama saja dia akan kehilangan orang ini.”

Roman mengerutkan dahi, nadanya tegas dan mendesak. “Celia tidak bisa menunggu lama. Lebih baik segera cari cara untuk menghubungi anakmu itu.”

Mansion Wilber Huo, ruang makan.

Pagi itu, Wilber duduk dengan tenang di kursi ruang makan. Koran terbuka di tangannya, sementara di hadapannya tersaji secangkir kopi hitam yang masih mengepulkan uap dan sarapan sederhana namun elegan.

Roby melangkah masuk dengan sikap hormat. “Tuan, Tuan besar meminta Anda untuk pulang hari ini.”

Wilber meletakkan koran, jemarinya meraih cangkir kopi dan menyesap sedikit. Matanya menyipit tipis. “Kakek pasti sudah tahu kehadiran Cherry di rumah ini.”

Roby mengangguk hati-hati. “Apakah Tuan besar akan mengusir Nona?”

Wilber tersenyum tipis, namun sorot matanya tetap tajam. “Tidak akan! Kakek tidak akan melarang kalau Cherry tinggal di sini. Hanya saja, beliau selalu mengawasi setiap langkah yang aku lakukan.”

“Apakah Tuan akan mengajak Nona bersama?” tanya Roby ragu.

“Belum waktunya,” jawab Wilber sambil menaruh kembali cangkir ke meja. “Kalau sekarang aku melakukannya, hanya akan menakutinya. Cherry masih sangat takut dan menjaga jarak denganku. Biarkan dia beradaptasi di sini sampai terbiasa.”

Belum sempat Roby menjawab, tiba-tiba terdengar suara riang dari arah pintu.

“My honey!” seru seorang gadis muda dengan gaun mewah berwarna pastel. Ia berlari kecil menuju Wilber, lalu tanpa ragu melingkarkan lengannya ke leher pria itu dari belakang. Senyumnya manis, matanya berbinar, seolah dunia hanya milik mereka berdua.

Roby membungkuk sedikit, memberi salam sopan. “Nona, Anda sudah pulang!”

Gadis itu tertawa kecil, lalu melirik ke arah Roby. “Roby, lama tidak melihatmu. Aku pulang lebih cepat karena ingin tahu… apakah bosmu ini menyembunyikan wanita lain di rumah.” Ucapannya ringan, tapi matanya berkilat penuh rasa ingin tahu.

Wilber hanya mendengus kecil, tidak bereaksi berlebihan, namun tidak menepis genggaman gadis itu.

Saat itu, langkah kaki terdengar dari tangga. Cherry menuruni anak tangga dengan perlahan. Rambutnya tergerai lembut, wajahnya terlihat cerah. Begitu ia tiba di lantai dasar, matanya langsung tertuju pada pemandangan di ruang makan.

Cherry terdiam di tempat, tubuhnya menegang. Ia melihat Wilber bersama seorang gadis cantik yang memeluknya dari belakang, membuat dadanya terasa sesak tanpa alasan yang jelas.

Wilber menoleh ke arahnya dengan ekspresi datar namun penuh perhatian. “Kenapa berdiri di sana? Apakah tidak lapar?”

Gadis itu sontak mengikuti arah pandangan Wilber. Saat matanya bertemu dengan Cherry, ekspresinya berubah drastis. Ia membelalakkan mata, hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

“Cherry Yang?” ucap gadis itu dengan suara terkejut, hampir tercekat.

1
merry
gimjl cery gk bs di ambil bkin mrk sengsara ajj hdp yaa
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
merry
pura pura si rosa menyesal gk mngkn dlm 10 thn nekat saktinn mntn suami dan ank kandung y demi ank dr suami br y gk mngkin dlm sekejap nyesel
partini
nyesel ahh masa
Isnanun
jangan percaya sama mamamu Cherry
merry
buat mm mu malu cer ddpn umunn katakan kau bukn sorang ibu tp iblis yg hisap darah mu selm 10 thn hnya demi ank lain mu
Reni Anjarwani
harusnya menjauh ibu yg sangat kejam sekalii
partini
dihhh gampang banget minta maaf,, jangan percaya lagi itu tipu muslihat
Wil kata nak bikin perhitungan come on sat set ke ,,tuh Kunti bisa ga di kuliti atau ga cabut kuku ya gitu
merry
jgn serahin ke polisi buat mrk menderita dulu ginjal celia ambil ajjj itu kan ginjal cery,, klo serahin ke polisi terlalu gampang,, lgian apa y kesalahan ya ppy cery sm mamay smpai mmy sm suami baru bkin ppy cery koma dan ambil darah cery buat celia,,
merry
buat ank ibu y yg lain mersa kn apa yg kmu rasa kn
ambil darah tiap hari per botol gt sumbngknn ke pmi lakukan itu ddpnn mm mu dan papa trimu dan mike,,biar mrk sengsara liat org tersayang mrk menderita lbh bagus sii klo perlu darah mrk semuy di ambil biar mrk merasakan gmn tangan ditusuk jarum,,biar impas si 😁😁😁klo di penjara takutt bundir gk ngerasain penderitaan lgg,, viral jg kn biar pd tau kelakuan busuk mrk,,
Isnanun
lanjut
Bu Kus
harus berani Chery jangan takut jadilah kuat
Bu Kus
siapa suruh cari masalah
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Bu Kus
bagus cher
Bu Kus
lanjut
Bu Kus
apa mungkin hilang ingatan sampe lupa masa lalu kali ya
Bu Kus
seru teryata
Bu Kus
semoga wilber datang tepat waktu dan rencana gagal
Bu Kus
sebenarnya anak bukan sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!