NovelToon NovelToon
Bride Of The Fate

Bride Of The Fate

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Duda / CEO / Beda Usia / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:700
Nilai: 5
Nama Author: Rustina Mulyawati

Anya Safira adalah gadis berusia 20 tahun. Ia bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah hotel. Suatu hari Anya tengah membersihkan kamar hotel yang sudah ditinggalkan oleh tamu. Namun, Seketika seorang pria masuk dan menutup pintu serta menguncinya. Pria itu mabuk dan tidak sadar kalau ia salah masuk kamar.

Melihat tubuh seksi Anya pria tersebut tidak tahan dan segera mendorong tubuh Anya ke atas ranjang. Pria itu pun naik dengan hasrat yang tidak tertahankan. Anya yang ketakutan hendak berteriak. Namun, pria itu segera membekap mulut Anya sambil berbisik.

"Jangan berteriak. Aku akan memberimu satu miliyar asal kau layani aku, " bisiknya.

Anya yang memang sedang membutuhkan uang, tidak pikir panjang dan menerima tawarannya. Dan disitulah awal dari semuanya.

Anya tidak tahu, kalau pria itu adalah tuan Elvaro. Duda kaya raya seorang Presdir perusahaan ternama YS.

Lalu, apakah yang akan terjadi selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rustina Mulyawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Perkara Cincin

 Mendengar kegaduhan yang terjadi di lantai bawah. Aiden pergi melihatnya. Ia baru saja bangun tidur karena semalam ia bergadang. Gimana gak bergadang coba? Ia terus saja memikirkan ucapan Amira dan ciuman pertamanya dengan Amira. Setiap kali Aiden memikirkannya jantungnya berdegup sangat kencang.

  "Huwaaa~ Ada apa sih, ribut banget pagi-pagi? " tanya Aiden.

 "Biasalah Nenek dapat kabar dari calon Ayah. Dan Ayah besok mau menjemputnya untuk diperkenalkan sama kita. Eh, Nenek malah ingin langsung melamarnya dan sekarang Ayah dipaksa untuk beli cicin, " jelas Bima.

 "Oohhh... terus?"

 "Nenek bilang, kita juga harus ikut besok untuk melamar calon Ayah."

 "Besok? Besok kan aku ada perjalanan bisnis di luar kota. Jadi, aku gak bisa ikut! " tegas Aiden menolak di depan Dita.

 Nenek melirik Aiden dengan tajam. "Apakah pekerjaan lebih penting dari keluarga?" ucap Dita dengan nada dingin.

 "Eh, bukan begitu Nek. Tapi..."

 "Gak ada kata tapi. Kalian harus ikut untuk menghormati calon Mamah kalian, " sela Dita dengan nada tegas sambil mengetukkan tongkatnya.

 "Ayah? Aku harus gimana?" tanya Aiden memelas kepada Elvaro supaya membantunya.

 "Ehem!" Elvaro tidak menggubrisnya dan hanya berdehem pelan sambil mengalihkan pandangannya dari Aiden.

 "Ayah?!" rengek Aiden.

 "Sudahlah. Jangan berdebat sama Nenek. Ikuti saja perintahnya. Pekerjaan bisa kita tunda, " ujar Elvaro tidak bisa berbuat apa-apa.

  Aiden hanya bisa menghembus nafas kasar. Sebenarnya ia merasa kesal karena kesempatan seperti ini mungkin tidak akan datang kedua kalinya. Padahal perjalanan bisnis kali ini akan membuat perusahaan sangat untung jika berhasil.

  "Kalau begitu tunggu apa lagi! Ayo cepat, kita pergi ke toko perhiasan."

  Dita segera menarik lengan Elvaro untuk pergi bersamanya membeli cicin.

  "Kak Aiden. Rumah ini jadi sangat berisik setelah ada Nenek. Tapi, aku suka karena rumah ini tidak sepi lagi kayak kuburan, " ucap Bima sambil menyeringai penuh.

 "Rame sih rame. Tapi banyak tekanan juga, " sahut Aiden kembali naik ke lantai atas untuk mandi.

 Bima sejenak merenung dan berpikir. "Bunda. Bunda jangan marah sama Ayah dan Nenek. Sebenarnya aku tidak suka Ayah menikah lagi dan melupakan Bunda. Tapi setelah kepergiaan Bunda, sebenarnya bukan hanya Ayah dan Nenek yang kesepian. Aku juga merasa sangat kesepian. Tidak ada yang memperhatikanku, " gumam Bima merasa bersalah.

   Aiden yang belum pergi jauh dari sana mendengar ucapan Bima. Ia menatap Bima dengan sedih. Memang benar, setelah kepergiaan Aira yaitu Bunda mereka. Aiden pun jarang memperhatikan Bima. Karena ia memilih menyibukkan diri untuk bangkit dari keterpurukan.

  Sementara itu, Elvaro dan Dita sudah sampai ditoko emas milik perusahaannya sendiri.

 "Selamat siang Nyonya, Tuan? Apa yang bisa saya bantu?" tanya salah satu pegawai wanita dengan ramah.

 "Saya minta, tolong kamu keluarkan cicin yang paling bagus dan paling mahal disini, " pinta Dita.

 "Jika boleh tahu, cincin yang anda butuhkan untuk acara apa? Untuk pernikahan, atau untuk tunangan?" tanya pegawai itu.

 "Untuk tunangan."

  Pegawai perempuan itu pun segera mengambilkan cincin berlian yang simple tapi elegan. Terkesan sederhana tapi terlihat mewah.

 "Ini adalah cincin terbaik kami. Harganya sekitar seratus miliar, " ucap pegawai wanita tersebut.

  Dita sangat terkesan dengan cincin tersebut. Benar-benar sangat cantik dan elegan. Dita hendak menyentuhnya tapi tiba-tiba saja sebuah tangan menepis tangan Dita dengan kuat.

 "Eh, enak saja mau menyentuhnya. Anda tahu cincin ini sangat mahal. Apa kalian mampu membelinya. Jika sampai rusak bagaimana?" ujar salah pegawai senior.

  Dita merasa sangat kesal dan marah karena telah diperlakukan tidak baik oleh pegawai senior itu. Bahkan Elvaro hendak akan menegurnya. Tapi Dita membalas ucapan pegawai senior itu terlebih dahulu.

  "Apakah maksud kamu kami tidak mampu membayarnya?" tanya Dita dengan bersedekap tangan di dada.

 "Maaf, yah Nyonya. Toko Emas kami ini adalah toko emas nomor satu di kota ini. Dan emas disini itu adalah emas premium kualitas tinggi. Dilihat dari penampilan kalian saja, sudah kelihatan kalian itu orang susah. Kalian pasti sedang merencanakan sesuatu dan ingin mencuri di toko ini kan? " balas pegawai senior itu dengan angkuh.

 Pegawai wanita senior itu berani menghina Dita dan Elvaro hanya karena mereka berpakaian seadanya karena terburu-buru tadi dan tidak sempat ganti baju.

 "Oohhh... jadi karena kami berpakaian seadanya kamu berpikir kami tidak pantas. Kamu merendahkan kami hanya karena penampilan kami? "

 "Sudahlah Nyonya, kalau miskin ya, miskin aja. Jangan sok. Mending kalian pergi saja dari sini. Jangan membuat keributan atau saya akan panggil satpam untuk mengusir kalian berdua!" ancam pegawai wanita senior itu.

 Elvaro tertawa kecil. Dan maju ke depan untuk angkat bicara.

 "Benar-benar tidak punya tatakrama dan sopan santun. Inikah pegawai yang direkrut disini? Sangat tidak pantas. Anda menghina Mamah saya dan merendahkannya dihadapannya saya. Pegawai seperti ini tidak pantas dipertahankan. Orang seperti inilah yang akan membuat toko ini bangkrut, " ucap Elvaro.

 "Eh, memangnya siapa kamu berani sekali bicara seperti itu? Udah miskin sombong lagi!" serunya dengan ketus.

 "Ada apa ini?"

 Seorang manager toko keluar karena mendengar keributan. Ketika ia melihat Elvaro ia langsung menunduk dan memberi hormat.

 "Selamat pagi Pak Elvaro. Ada perlu apa anda datang kesini?" sapanya dengan nada rendah.

 Pegawai wanita senior itu langsung terdiam dan terkejut melihat manager begitu menghormatinya.

 "Selamat pagi, Ferdi. Saya tidak suka dengan pelayanan pegawai wanita yang sombong ini. Saya ingin anda memecatnya sekarang juga, " titah Elvaro dengan tatapan sinis dan tajam.

 "Baik, Pak. Saya mohon maaf atas ketidak nyamanan ini. Saya akan segera memecatnya," sahut Ferdi tanpa ragu.

 "Tapi, Pak manager? Apa salah saya?" tanya pegawai wanita senior itu.

 "Tentu saja kamu salah. Kamu tahu siapa orang yang ada di hadapanmu ini? Dia adalah Pak Elvaro Sugito. Pemilik perusahaan YS dan juga pemilik toko emas ini. Beraninya kamu telah menghina dan merendahkannya. Sekarang kamu saya pecat. Jangan kembali ke sini lagi! " tegur Ferdi dengan tegas dan lantang.

  Pegawai wanita senior itu pun segera pergi dengan mendelik kesal kepada Dita dan Elvaro.

  "Maafkan saya Pak."

 "Lain kali, tolong carilah pegawai yang memiliki sopan santun dan tatakrama. Jangan asal menerima saja, tapi lihatlah cara dia menghormati orang lain. "

 "Baik, Pak. Saya mengerti. "

 Ferdi sama sekali tidak berani menatap wajah tegas Elvaro. Ia hanya menunduk dalam-dalam.

  "Kalau begitu bungkuskan cincin itu. Saya menginginkannya, " ucap Elvaro sambil menunjuk cincin yang tadi dikeluarkan.

 Pegawai wanita yang pertama melayaninya langsung segera membungkusnya dengan baik dan rapih.

 "Ini, Pak barangnya. Mohon maaf atas kejadian tadi, " ujar pegawai wanita itu merasa tidak enak.

 "Terima kasih. Ayo, Mah. Kita pulang, " ucap Pergi hendak pergi. "Ahh.. Ferdi, berikan bonus pada pegawai wanita ini. Saya sangat suka dengan pelayanannya, " lanjut Elvaro sebelum benar-benar pergi dari toko.

 "Baik Pak. "

 "Terima kasih, Pak!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!