NovelToon NovelToon
Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Ibu Susu Untuk Anak Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Mafia / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Ilaa

Bayinya tak selamat, suaminya berkhianat, dan ia bahkan diusir serta dikirim ke rumah sakit jiwa oleh Ibu mertuanya.

Namun, takdir membawa Sahira ke jalan yang tak terduga. Ia menjadi ibu susu untuk bayi seorang Mafia berhati dingin. Di sana, ia bertemu Zandereo, bos Mafia beristri, yang mulai tertarik kepadanya.

Di tengah dendam yang membara, mampukah Sahira bangkit dan membalas rasa sakitnya? Atau akankah ia terjebak dalam pesona pria yang seharusnya tak ia cintai?

Ikuti kisahnya...
update tiap hari...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10 #Baunya Nggak Enak

“Arghh….!! Sudah berapa kali saya bilang, cari wanita itu secepatnya. Kenapa cuma urus satu wanita saja kalian tak berguna?!” sesal Balchia mengayunkan tangan, menyapu bersih kosmetik di atas meja. 

“Maaf, Nyonya. Kami sudah mencarinya kemana-mana, tapi kami selalu salah orang.”

“GOB’LOK KALIAN!” Dua kata hinaan Balchia itu membuat dua anak buahnya merinding di sebrang sana.

“Pokoknya cari dia sampai dapat. Jika tidak, kalian berdua akan tahu akibatnya!” ancam Balchia sebelum memutuskan panggilannya.

Balchia melempar ponselnya ke kasur kemudian memanggil dua pembantu untuk membuang kosmetiknya yang berceceran di lantai.

“Nyonya Muda.” Satu pembantu lain datang memanggil Balchia. 

“Ada apa?” tanya Balchia sinis.

“Tuan Muda kecil menangis, sepertinya sudah lapar lagi,” adu pembantu itu kasihan melihat beby Zee menjerit-jerit.

“Sial, satu masalah belum selesai, sudah ada masalah baru,” gerutu Balchia dalam hati.

Krek!

Pintu kamar beby Zee berderit pelan, Mauren yang menimang cucunya menoleh cepat ke arah Balchia yang masuk.

“Ma, coba aku yang gendong,” pinta Balchia menyodorkan dua tangannya ke Mauren.

Sebelah kaki Mauren mundur ke belakang, “Tidak! Biar Mama yang urus beby Zee.” Lalu memunggungi istri putranya yang mendengus sebal.

“Cup… cup… jangan nangis, sayang. Bunda Sahira pasti pulang ke sini lagi. Jangan sedih ya,” bisik Mauren dengan lembut mengecup mata beby Zee yang mengeluarkan air mata.

“Apa maksud, Mama?!” Emosi Balchia tersulut lagi mendengar nama Sahira disebut.

“Nyonya, syukurlah, saya menemukan botol susu di kamar Mbak Sahira,” sahut pembantu datang membawa botol yang memang sempat disediakan Sahira sebelum diusir pergi.

Mauren melangkah cepat ke arah pembantu, melewati Balchia tanpa menjawab menantunya yang merupakan cucu dari sahabat Raymond. Karena itulah, pernikahan Zander dan Balchia terjadi atas hubungan Raymond dan keluarga Balchia.

Dalam hati, Mauren bersyukur ada ASI Sahira yang tertinggal. Ini juga sebagai bukti Sahira bukan wanita gila melainkan wanita baik yang berhati keibuan, tak seperti menantunya yang egois.

Namun, ketika Mauren memasukkan ujung dot itu ke bibir mungil cucunya, tiba-tiba Balchia dengan kasar merebut dot itu membuat beby Zee menjerit. Tangisnya kembali pecah.

“Cia, kenapa kau ambil?” tanya Mauren sedikit membentak, lalu pupil matanya membesar melihat dot itu dibuang ke lantai. Pembantu di sana ikut terkesiap. Balcia sungguh jahat.

“Aku nggak sudi bayiku minum ASI dari wanita gila itu, Ma!” balas Balchia.

Mauren menggeleng, “Dia tidak gila, tapi kau yang gila, Cia!” cecar Mauren marah membuat Balcian terdiam seketika. 

“Keluar, jangan ganggu Mama!” lanjut Mauren mengusir.

“Oh begitu, jadi Mama lebih milih dia daripada aku yang sudah mati-matian melahirkan cucu Mama? Inikah balasan yang Mama berikan atas pengorbananku?” Dengan kecewa, Balcian menepuk dadanya.

“Ma, aku Ibunya beby Zee. Aku punya hak atas anakku. Aku begini juga karena tak mau anakku tertular sakit. Apa salah seorang Ibu mengkhawatirkan anaknya sendiri?”

Pembantu hanya bisa tertunduk diam melihat drama pertengkaran mertua dan menantu itu.

Mauren terhenyak sesaat menatap air mata Balcian yang berlinang. Rasa bersalah mulai merayap di hatinya.

“Chia…” Mauren hendak meminta maaf, tapi Balchia sudah berlari keluar.

Mauren membuang napas lalu terpaksa ia memungut botol ASI Sahira. Beby Zee yang sejak tadi merengek manja, akhirnya berhasil didiamkan setelah dot itu masuk ke mulutnya.

Hanya itu harapan Mauren agar cucunya tidak kelaparan. Namun Mauren tak akan diam saja, ia menghubungi Zander untuk mencari Sahira.

“Zan, kau di mana, Nak?” Begitu panggilan tersambung, Mauren langsung bertanya.

“Supermarket, kenapa, Ma?” tanya Zander yang berdiri di dekat Hansel sambil menunggu kasir menghitung belanjaannya yang berisi popok. Karena bayi Sahira tak sengaja pup di mobil, Zander terpaksa turun membeli sendiri popoknya, tapi karena Zander tak tahu ukuran popoknya, ia memanggil Hansel dan akhirnya berakhir menunggu di depan kasir.

Zander terkejut mendengar tangisan Ibunya. 

“Zan…”

“Hm, siapa yang sudah bikin Mama nangis?” 

“Sahira…”

“Sahira? Sahira yang bikin Mama nangis?!” 

“Bukan Sahira, Zan. Tapi Mama yang nggak bisa tahan Sahira pergi dari rumah. Ayah sudah mengusirnya, padahal beby Zee sangat butuh Sahira,” tutur Mauren terisak.

Zander menghela napas lega, ia pikir Sahira yang sudah membuat Ibunya sedih, ternyata ulah kakeknya lagi.

“Mama, jangan nangis, aku sekarang sudah bersama Sahira,” ucap Zander.

“Terus di mana dia sekarang?” tanya Mauren mengusap air matanya. Ia tak perlu gelisah lagi.

“Dia di mobilku lagi ngurus anaknya yang baru saja pup. Baunya nggak enak banget, Ma. Aku nggak bisa tahan napas.”

Mauren tertawa geli, karena ini pertama kali Zander mencium pup bayi sungguhan. Serasa pup bayi Sahira lebih berbahaya daripada musuh-musuhnya. Tapi anehnya, Zander yang terkenal cuek, begitu peduli pada bayi Sahira, ketimbang bayinya sendiri. Apa Mauren akan membenci Sahira akan hal itu? Tentu tidak, justru ia berharap Sahira mau membantu Zander menerima beby Zee.

“Baiklah, sekarang sudah bersih,” ucap Sahira selesai mengganti popok dan celana anaknya. Kemudian, ia menatap Zander yang sibuk menyemprotkan parfum di sekitarnya agar sisa bau pup bayi Sahira hilang.

“Ululu… malaikat kecil Bunda cantik sekali,” lanjut Sahira mencium kening bayinya, lalu tersentak setelah Zander mengatakan sesuatu.

“Cantik seperti Ibunya.”

Pujian tak langsung itu membuat pipi Sahira mendadak merona. Hansel yang di sebelah kursi Zander sedikit bergidik karena Bosnya yang berhati dingin mulai menggoda Sahira.

“Terima kasih, Tuan. Su…sudah membelikan popok untuk anak saya,” ucap Sahira terbata, merasa gugup dan canggung. Zander hanya tersenyum lalu menyuruh Hansel menyetir lagi.

Mendengar klakson mobil suaminya, Balchia yang kebetulan ingin keluar menenangkan pikiran, segera membuka pintu lebar-lebar.

Ia mengulum senyum paling manis melihat Zander berjalan ke arahnya, namun senyum itu sirna saat Sahira bersama Hansel muncul di belakang suaminya. Eskpresi bahagia Balchia menjadi masam dengan tatapan jijik ke Sahira.

“Ishh… dia lagi… dia lagi.. bagaimana dia bisa pulang bareng Zander?” desis Balchia membatin kesal. Sangat mudah menghabisi nyawa Julian, tapi entah mengapa ia begitu sulit ke Sahira.

….

To be continue…

1
partini
hah cerita apa ini 🙄🙄🙄
༎ຶP I S C E S༎ຶ: tenang kk cma mimpi 🙂😅
total 1 replies
Yus Nita
jangan mau sahira, mungkin ini hanya jebakan yg di buat Rames dan klrga ny
Yus Nita
siksa dulu, hancur kan karier ny, baru camak kan ke penjara. 😀😀😀😀😀
Yus Nita
dlm mimi sono, zander mencintsi mu peremouan iblis
Yus Nita
syukuriinnn...
percays sama jalang, yg akhir hiduo ny tragis, itu karma. ngejahati sahira, tapi di jahati teman sendiri. 😀😀😀
Yus Nita
gimanadiamau punya asi, jku melahir kan saja tdkpernah. ada masa ny diluman rubah itu akan kena axab ny
Uswatun Kasanah
Lanjut Thor 💪💪🙏🙏🩷🩷🩷
༎ຶP I S C E S༎ຶ: siap kk, update tiap hri 😇 ikuti terus... ya 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!