(🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️)
Apa yang terjadi jika orang yang pernah meninggalkan trauma besar di masa lalu kembali hadir di dalam hidupmu?
Itulah yang dialami oleh Luna, gadis cantik berumur 21 tahun.
Di tengah perjuangannya menyelesaikan kuliah, muncul sebuah berita bahwa mantan kekasihnya yang sangat posesif, kini telah di bebaskan dari penjara, setelah delapan tahun menetap di dalam penjara.
Akan kah Luna lolos darinya?
yuk mampir dan saksikan kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-10
...🖤🖤🖤...
Di dalam kamar, Alex berjalan mendekati Sofa lalu duduk, kemudian Alex menatap dingin ke arah Luna yang bersusah payah mengalihkan pandangannya dari Alex.
"Tuangkan wine itu, untukku," perintah Alex.
"Ba-baik." Luna melirik ke arah meja, lalu melangka mendekatinya, kemudian dengan hati-hati ia menuangkan wine itu di gelas yang sudah disediakan diatas meja.
"Cukup," sela Alex menghentikan Luna yang sedang menuangkan wine tersebut.
Luna menghela nafas berat, lalu melangkah mendekati Alex membawa gelas berisi wine tersebut dan berhenti dihadapan Alex.
"I-ini," ucap Luna terbata-bata menyodorkan wine itu kepada Alex.
Alex tersenyum smirk meraih gelas itu dari tangan Luna."Berlutut lah di hadapanku dan buka kainnya, lakukan tugas mu seperti yang pernah aku ajarkan," perintah Alex meminum wine itu sambil menatap Luna dengan tatapan mendalam penuh hasrat.
Luna pun berlutut, lalu ia mengulurkan tangannya membuka ikatan kain Juba tidur yang terikat di pinggang Alex, kemudian mengeluarkan milik Alex yang sudah terbangun.
"Masukan ke dalam mulutmu, Luna sayang..." desah Alex, mengerang nikmat saat tangan lembut Luna menyentuh miliknya.
Glup. Luna menelan luda dengan kasar menatap milik Alex, dalam hati, Luna berkata, Apa benda sebesar ini yang kemarin masuk ke dalam diriku? Rasanya Luna seolah tak percaya bagaimana bisa miliknya yang sekecil itu, mampu menampung milik Alex yang sangat mirip dengan anaconda hutan Amazon.
"Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu sangat merindukannya hingga menatapnya seperti itu?" tegur Alex, menatap Luna.
"Tidak." Luna kembali meraih benda itu, kemudian memejamkan kedua matanya erat, dan memasukannya kedalam mulutnya.
"Ah... perhatikan gigimu Luna," bisik Alex memegang kepala Luna menekannya kebawa sambil mendesah nikmat.
Alex terus menggerakkan pinggangnya naik turun menekan kepala Luna lebih kuat lagi, mengakibatkan Luna hampir kehilangan nafas dan menarik diri dari cengkraman Alex.
"Aahhhh... uhuk, uhuk, uhuk." Luna terbatuk-batuk mengusapnya bibirnya menatap Alex.
"Kamu harus banyak belajar Luna." Alex melepaskan juba itu, lalu duduk sambil membuka lebar kedua kakinya menatap Luna, tak lupa Alex terus memegang miliknya yang tegang bergerak naik turun menatap Luna."Sekarang bukanlah bajumu, naiklah keatasku, dan duduk disini," pinta Alex.
Luna mengangguk pelang penuh paksaan, lalu ia bangkit dan melepaskan kain yang menempel di tubuhnya satu persatu hingga tanpa sisa, lalu melangka mendekati Alex dan naik keatas pangkuan Alex.
"Ah... Luna," desah Alex, bibirnya meraih pucuk gundukan Luna, lalu melumatnya.
Di bawa sana, jari-jari Alex terus menari menyentuh benjolan milik Luna, membuat tubuh Luna gemetar hebat dan lupa dengan apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
"Kamu, menyukainya Luna?" bisik Alex, mencium pipi Luna.
Luna menggeleng pelan menatap Alex."Aku membencinya, Alex... sangat membencinya," balas Luna.
Mendengar hal itu, nafas Alex langsung memburu marah, dengan kasar ia meraih pinggang Luna dan mendudukkan Luna secara paksa diatas miliknya.
"Akkkhhh!" pekik Luna mendongak, kedua matanya membulat, reflek ia melingkarkan keduanya lengannya di leher Alex.
"Kau membencinya? Maka aku akan membuatmu basah dengan benda yang kamu benci ini, Luna," desis Alex bangkit membawa Luna dalam gendongannya berjalan menuju kasur.
Bruk!
"Akhhhk!" ringis Luna terkejut menatap Alex.
Alex ikut naik keatas rajang meraih pergelangan kaki Luna, lalu menariknya mendekat ke arahnya.
"Berani sekali kamu mengatakan kalau kamu membenci milikku? Apa saat aku pergi, ada pria lain yang telah memasuki dirimu? Hingga kamu membenci milikku, karena milikku kurang memuaskanmu," desis Alex kembali menusuk Luna.
"Alex... sakit," lirih Luna menahan perut Alex yang terus mendorong miliknya masuk.
"Singkirkan tanganmu," bentak Alex menyingkirkan tangan Luna, dan kembali mendorongnya masuk lebih dalam."Ah... sial, padahal aku sudah melonggarkan nya, tapi kenapa masih sempit," bisik Alex, merem melek saat miliknya diurut dengan lembut didalam sana.
"Alex... kau bajingan sialan, hentikan sakit!" jerit Luna meronta kesakitan.
"Sialan, kubilang diam!" Dengan gerakan cepat, Alex membalikan tubuh Luna, lalu menekan kelapanya diatas kasur.
Lalu Alex kembali memasuki Luna yang sedang meronta. Alex terus bergerak liar dan panas sambil mengucap nama Luna, namun tidak dengan Luna yang terdiam menahan rasa sakit dan nikmat yang terus menghantamnya. Melihat itu, Alex tersenyum smirk menggeser rambut Luna ke arah samping, lalu mulai menjilat dan mencium tengkuk Luna, karena disitulah spot kelemahan Luna.
Tubuh Luna seketika menegang dan melipat rapat kedua kakinya menjepit milik Alex, membuat Alex mengetahui kalau ia sudah berhasil membawa Luna masuk ke dalam permainannya.
"Sayang...." bisik Alex mencium telinga Luna yang kini memerah terang, sambil bergerak maju mundur dengan lembut.
"Aku membencimu, Alex..." bisik Luna tak mampu menahan gejolak hasrat yang mulai menyelimutinya.
"Benci aku sepuasmu, Luna." Alex terus bergerak, menyentuh kedua gundukan Luna, sedangkan bibirnya tak henti mencium dan meninggalkan bekas merah di setiap inci tengkuk Luna.
Desahan demi desahan pun lolos dari bibir Luna, pikirannya kosong menikmati setiap hentakan dan sentuhan Alex, padahal ia sudah bertekad tidak akan terpengaruh oleh sentuhan Alex, hingga pada akhirnya ia gagal dan hanyut dalam permainan Alex yang sudah mengetahui dimana letak spot sensitifnya.
Membuat Luna berkali-kali mencapai puncak membasahi kasur yang awalnya kering. Hal itu membuat Alex semakin bersemangat menghajar Luna hingga Luna kecapean tertidur di tengah permainan mereka yang ketiga kalinya, akan tetapi tidak dengan Alex yang tidak puas dan terus bergerak hingga ia mencapai puncak, lalu ikut tertidur sambil memeluk Luna tanpa melepaskan miliknya dari milik Luna.
(Bersambung)