NovelToon NovelToon
Istri Yang Ternistakan

Istri Yang Ternistakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Penyesalan Suami
Popularitas:791
Nilai: 5
Nama Author: F A N A

Menjadi istri tapi sama sekali tak di anggap? Bahkan dijual untuk mempermudah karir suaminya? Awalnya Aiza berusaha patuh, namun ketidakadilan yang ia dapatkan dari suaminya—Bachtiar membuat Aiza memutuskan kabur dari pernikahannya. Tapi sepertinya hal itu tidak mudah, Bachtiar tak semudah itu melepaskannya. Bachtiar seperti sosok yang berbeda. Perawakan lembut, santun, manis, serta penuh kasih sayang yang dulu terpancar dari wajahnya, mendadak berubah penuh kebencian. Aiza tak mengerti, namun yang pasti sikap Bachtiar membuat Aiza menyerah.

Akankah Aiza bisa lepas dari pernikahannya. Atau malah sebaliknya? Ada rahasia apa sebenarnya sehingga membuat sikap Bachtiar mendadak berubah? Penasaran? Yuk ikuti kisah selengkapnya hanya di NovelToon!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F A N A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter —10

Sorak sorai terdengar berisik menyapa indera pendengaran Aiza begitu wanita muda itu menapakkan kakinya ke dalam tempat tersebut. Gemerlap cahaya dari aneka ragam warna-warni lampu yang berkedap-kedip, di ikuti sorakan anak manusia yang sedang menari di bawahnya.

Alunan musik DJ mengiringi joget para lautan manusia tersebut. Tidak ada yang jaim. Semua menggerakkan badan sesuka mereka. Bahkan beberapa wanita tanpa malu ada yang sampai menanggalkan pakaian mereka, menyisakan tanktop saja.

Tempat apa ini? Aiza memicing. Sebagai gadis yang berasal dari desa ia baru pertama kali masuk ke tempat seperti ini. Merasa asing. Namun, perlahan paham—mengingat dari beberapa adegan film yang pernah ia tonton di youtobe.

Kelab. Itulah yang biasa ia dengar. Tempat maksiat dipenuhi oleh ragam manusia mesum yang bertindak bebas. Membuat Aiza tidak nyaman, ingin segera keluar. Namun saat netra pekatnya melirik ke arah Bachtiar—suaminya itu malah sedang bertegur sapa dengan seorang wanita cantik nan seksi sembari berkecup ria!

Deg!

Jantung Aiza langsung berdegup kencang. Desiran darah seolah naik ke ubun-ubun kepala. Aiza tepekur melihat suasana di depannya. Terlebih saat bibir Bachtiar mulai meraup bibir wanita seksi tersebut, membuat suhu tubuh Aiza semakin memanas!

Reflek, Aiza lantas bergegas menuju ke arah mereka. Namun setibanya di sana gadis itu malah tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya terdiam dengan tangan terkepal sambil terus melihat ketidak-pantasan yang dua orang itu lakukan?

“Kau sudah di sini? Ck, kenapa cuma diam saja?! Seharusnya kau ulurkan tanganmu untuk berkenalan dengannya.” Bachtiar mencebik. Tidak ada raut terkejut saat ia mendapati Aiza melihatnya melakukan adegan tidak pantas itu dengan teman wanitanya.

Malahan lelaki itu menyuruh Aiza untuk berkenalan dengan nada memerintah!

Apa ia gila?

Belum lagi Aiza mengulurkan tangannya, Bachtiar sudah menariknya. Lalu memperkenalkan Aiza pada teman wanitanya yang tak lain adalah Fanya.

“Fanya.” Fanya tersenyum hangat. Memperkenalkan diri pada Aiza dengan suaranya yang lembut.

Gemetar Aiza menjawab,- “Aiza.” Sambil terus menatap wajah Fanya yang ia anggap sebagai saingan cintanya?

Sakit. Rasanya sungguh pedih. Harus tersenyum di tengah gempuran air mata yang memaksa untuk keluar. Kedua manik Aiza berkaca-kaca, tapi ia harus menahan agar tidak menangis. Takut Bachtiar akan semakin marah, melakukan lagi tindakan kasar, bahkan mungkin akan semakin membencinya?

“Nama yang sangat cantik, sama seperti orangnya,” puji Fanya tulus dengan suara lembut. Namun ditanggapi lain oleh Aiza.

Bagaimana pun wanita itu barusan sudah melakukan hal yang tidak pantas dengan suaminya. Lalu, bagaimana ia bisa merasa tersanjung dengan sanjungannya?

“Apa yang barusan kami lakukan itu adalah hal biasa. Umum terjadi di kota-kota besar. Aku harap kau tidak terkejut, juga mulai sekarang kau harus terbiasa dengan cara bergaul aku yang seperti tadi.” Kali ini Bachtiar yang berbicara.

Aiza terkesiap. Keningnya berkerut menatap Bachtiar. Barusan lelaki itu mengatakan jika ia harus terbiasa dengan cara bergaul yang seperti tadi, apa ia tidak salah dengar?

Bagaimana … bagaimana jika itu Aiza yang melakukannya. Apakah lelaki itu masih bisa berkata seperti itu? Dan juga … bisa berdiri setenang ini?

Ini tidak benar! Aiza merasa apa yang disampaikan Bachtiar barusan sama sekali tidak benar! Ingin menyuarakan ketidaksukaannya, tapi lidahnya terasa kelu saat hendak berucap. Membuat wanita muda itu lagi-lagi harus menelan sendiri kepahitannya, kesakitannya, atas tindak tanduk yang dilakukan oleh suami yang baru beberapa hari lalu menikahinya?

‘Jika aku yang melakukan hal ini, apa kamu masih bisa mengatakan hal itu, Bang? Aku yakin kau akan langsung membunuhku jika mendapatiku melakukan hal tidak pantas seperti tadi.’

“Tunggu di sini, dan jangan kemana-mana. Aku akan ke sana sebentar menemui klien-ku,” kata Bachtiar kepada Fanya sembari menarik tangan Aiza agar mengikutinya.

Fanya mengangguk. Sementara Aiza harus terhuyung ketika mengikuti gerakan Bachtiar, menyelaraskan kesimbangan dengan kedua kaki agar tidak terjatuh ke lantai.

Memakai heels setebal 8cm cukup membuat Aiza gamang dalam melangkah. Apalagi sampai ditarik seperti tadi, membuat Aiza hampir saja jatuh. Beruntung ia cepat mengkondisikan diri sehingga hal itu tidak terjadi.

Lorong panjang terbentang disepanjang netra Aiza memandang. Meninggalkan keramaian, serta kehiruk- pikukan  dari gemerlapnya dunia malam. Di depan sebuah pintu kamar saat ini Aiza berada tepat di belakang Bachtiar yang mengulurkan tangan membuka pintu tersebut.

Tiga orang lelaki. Dua di antaranya memiliki wajah asing khas negeri ginseng. Sementara satu lainnya memiliki rupa tegas dengan sepasang rahang yang terlihat kokoh. Ber-aura dingin dengan mata elang ke abu-abuan menatap tajam ke arah Aiza saat wanita muda itu mengiringi langkah Bachtiar masuk ke dalam ruang vip tersebut.

‘Kenapa pria ini terus melihatku? Apa ada yang salah denganku? Atau mungkin ia sedang memandang mesum ke arah aku karena penampilanku?’

Dress satin super ketat itu membuat Aiza tidak nyaman. Aiza semakin menggeser duduknya mepet dengan Bachtiar. Sampai-sampai membuat lelaki yang saat ini sedang berbicara dengan ketiga orang lelaki asing itu merasa tidak nyaman. Bachtiar berpaling menatap istrinya. Kernyitan di dahi menunjukkan ketidaksenangannya. Membuat Aiza langsung melepaskan tangannya yang saat ini sedang melingkar erat para lipatan lengan Bachtiar.

“Tuangkan minuman itu ke dalam gelas,” titah Bachtiar dengan sorot mata tajam.

Aiza tertegun. Tuangkan minuman? Apa maksudnya? Namun belum lagi ia mengangkat suara, Bachtiar sudah menyerahkan satu botol minuman bewarna pekat tersebut yang sudah ia buka tutupnya pada Aiza.

Tidak bisa membantah. Aiza mengikuti perintah Bachtiar. Duduk berjongkok di antara empat orang laki-laki tersebut menuangkan minuman beraroma pekat itu dengan gerakan hati-hati. Aiza semakin tidak nyaman. Berulang kali membetulkan roknya. Dress satin super ketat itu membuat ia agak kesulitan melakukan pekerjaannya karena sibuk membetulkan posisi dressnya agar tidak mengeskpos tubuhnya.

Tindakan yang mencuri atensi ke empat lelaki yang berada di sekitar Aiza. Termasuk Bachtiar sendiri yang saat ini ikut merasakan ketidaknyamana, gerah, karena sedari tadi matanya tak lepas memandang ke arah istrinya.

Kulit putih bersih Aiza, bagian depan yang begitu sekal padat menonjol membuat setiap lelaki yang melihatnya pasti memiliki pemikiran yang sama. Siap menerkam, melahap, menikmati seluruh keindahan serta kemolekan daksa yang dimiliki Aiza.

“Wanita ini begitu cantik dak seksi, Tuan Bachtiar,” celetuk salah satu dari lelaki tersebut.

Bachtiar tersenyum. “Setiap wanita yang dekat denganku pasti memiliki daya tarik yang sama. Termasuk wanita ini.”

Aiza tercenung. Ia berusaha mencerna kalimat yang barusan keluar dari mulut suaminya. Wanita ini? Cantik dan seksi? Apa maksudnya? Kenapa orang-orang ini, terkhususnya Bachtiar seolah menggambarkan jika ia merupakan seorang wanita yang bisa ….

Aiza buru-buru menyingkirkan prasangka yang muncul pada benak. Bachtiar suaminya. Mereka sudah sah dimata hukum agama dan negara. Bagaimana pun sikap Bachtiar selama ini dengannya, Aiza yakin Bachtiar tidak akan setega itu terhadapnya.

Ia kemudian bangkit usai melakukan pekerjaannya. Duduk kembali disamping Bachtiar yang langsung meraih telapak tangannya, menggenggam erat.

‘Tuh kan … nggak mungkin Bang Bachtiar  setega itu denganku. Barusan ia menyuruhku menuangkan minuman itu pasti hanya karena ia ingin aku menjamu rekan bisnisnya,’ batin Aiza lega. Ia merasa tindakan Bachtiar saat ini seolah menunjukkan keromantisan hubungan mereka, selayaknya sang suami pada istrinya.

“Aiza.”

“Ya.”

“Aku ingin ke toilet sebentar. Kau tetap di sini ya, menemani mereka,” kata Bachtiar, membuat Aiza seketika tersentak.

“T- tapi, Bang,  aku—”

“Tidak akan lama kok, hanya sebentar. Masih banyak hal yang harus kami bicarakan tentang pekerjaan, jadi aku tidak mungkin meninggalkanmu terlalu lama di sini dengan mereka,” sambut Bachtiar berusaha menekan ke khawatiran Aiza yang terlihat enggan ditinggal sendirian.

Perlahan Aiza menggerakkan wajah. Mengangguk pelan, terpaksa melakukan hal tersebut karena tidak ingin menyulitkan Bachtiar. Sepanjang pembahasan yang ia dengar, sepertinya kerjasama yang akan terjalin dengan dua orang asing tersebut sangat penting bagi Bachtiar.

Aiza tidak ingin Bachtiar kembali marah.  Wanita muda itu hanya ingin kembali disayang serta dicintai seperti saat keduanya belum menikah. Bachtiar lalu meninggalkannya, bersama ketiga orang itu.

“Bagaimana, siapa yang akan memulainya terlebih dahulu? Aku, atau anda ,Tuan Hiroshi?” ucap salah satu dari dua orang Jepang tersebut yang membuat Aiza langsung tertegun!

BERSAMBUNG.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!