"Seharusnya dia adalah adik iparku! tapi kini malah menjadi istriku!" ABIAN NUGRAHA.
"Pria itu seharusnya menjadi kakak Iparku, tapi sekarang dia adalah suamiku!" MAHARAYA FADILLA.
bagaimana jadinya dua orang yang sebelumnya tidak saling mengenal namun tiba-tiba dinikahkan. semua itu bermula karena Andira Fadillah atau yang akrab di sapa Dira selaku kakak Maharaya atau Raya, kabur tepat di hari pernikahannya dengan seorang pria yang telah di jodohkan oleh orangtuanya bernama Abian Nugraha. Dira yang tiba-tiba saja menghilang saat akad akan di mulai membuat Ayah Faizal panik. karena insiden itu Ayah Faizal meminta Raya putri bungsunya yang masih duduk di bangku SMA kelas 12 itu untuk menjadi pengantin pengganti Kakaknya. Demi menjaga nama baik keluarga.
Bagaimana kah kelanjutan kisah keduanya. apakah mereka bisa saling menerima satu sama lain? dengan rentang usia yang lumayan jauh.
Yuk! ikuti kisah mereka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QueenShafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Mau aku bantu?" Abian menawarkan bantuan untuk melepas hiasan kepala yang belum di lepas oleh Raya. Makeup Raya juga belum sempat di hapus.
Raya diam, tidak menjawab tawaran suaminya itu. Bukan tidak suka, hanya saja rasanya aneh sekali berada di dalam kamar bersama laki-laki. Apalagi sebelumnya mereka tidak saling mengenal. Ya, walaupun laki-laki itu sudah menjadi suaminya. Tetap saja Raya merasa grogi, takut dan asing.
"Kita pulang sore ini ya, Mama sudah pulang duluan. Biar di rumah ada yang nyambut kedatangan kita katanya." Ucap Abian sembari terkekeh kecil. Abian berusaha mengakrabkan dirinya pada gadis yang telah ia nikahi itu.
"Apa secepat itu?" Tanya Raya kali ini gadis itu memberanikan diri untuk menatap wajah suaminya. Walaupun hanya sebentar. Sungguh saat ini dirinya begitu takut dan grogi.
"Iya, besok pagi Mama berangkat ke tanah suci untuk menjalankan Ibadah Umrah bersama Om dan Tante ku. Jadi kita harus pulang sore ini. Maaf ya, jika ini terlalu mendadak dan mungkin kamu kurang nyaman." Ucap Abian. Abian paham bagaimana perasaan Raya. Mungkin gadis itu masih kaget dengan apa yang di alaminya hari ini.
Siapa yang tidak syok, di paksa Menikah menggantikan saudaranya yang kabur demi menjaga nama baik kedua keluarga.
"Bukan begitu, aku nggak keberatan kok, ikut kak Bian pulang sore ini." Sahut Raya yang memutuskan untuk memanggil suaminya dengan panggilan Kakak. walaupun hati sebenarnya masih ingin tinggal di rumah orang tuanya. Jujur, Raya masih begitu syok dan tidak menyangka akan menikah hari ini. Secepat ini.
Abian menarik sudut bibirnya mendengar panggilan Raya untuknya. _Lucu juga di panggil kakak' tapi itu lebih baik daripada di panggil om._
"Baiklah terima kasih atas pengertiannya. Sini aku bantu lepas riasan kepalanya." Abian ikut berdiri mengikuti langkah Raya yang berpindah tempat duduk di depan meja riasnya.
Abian berdiri tepat di belakang punggung Raya.
"Tolong ya kak, soalnya yang bagian belakang itu susah di lepas. Tadi udah coba. Aku sambil hapus makeup, ini MUAnya terlalu tebal ngasih makeup nya. Wajah aku sampe kaku dan beda gini." Ucap Raya yang mengeluhkan makeup nya terlalu tebal sembari memulai menghapus makeupnya dengan kapas dan pembersih wajah.
"Iya, kamu fokus saja bersihin makeup mu. Yang ini biar aku yang lepasin." Ucapnya yang mulai melepaskan riasan kepala Raya satu persatu sementara Raya sibuk dengan wajahnya.
Karena fokus melepaskan riasan kepala Raya, yang sedikit rumit entah itu apa saja. Abian tidak mengerti bagaimana para MUA itu meriasnya. Sehingga tidak memperhatikan wajah Raya setelah bersih dari dempulan bedak tebal.
Sebenarnya awalnya tidak setebal itu makeup nya. Tetapi karena Raya yang menangis terus, membuat makeup nya luntur. Dan akhirnya sampai setebal ini karena beberapa kali di dempul akibat makeup yang luntur.
"Hah...! Ringan, gak kek tadi serasa di tindis bedak sekilo wajah aku." Tukas Raya dengan menangkup wajahnya dengan kedua tangannya di depan cermin.
Dan perkataan Raya itu membuat Abian yang juga sudah menyelesaikan kegiatannya mengalihkan perhatiannya memandang pantulan cermin yang ada di hadapannya.
Degh! Jantung Abian berdegup kencang mendobrak-dobrak dadanya. Reflek sebelah tangannya memegangi dadanya yang berdentum kuat.
Demi apa Abian begitu terkejut saat melihat wajah asli Raya setelah bersih dari makeup. Abian bahkan lupa bernafas sangking terkejutnya.
_"Maharaya!"_ Batin Abian yang seketika ingatannya melalang buana ke beberapa minggu lalu.
_"Maukah kau menjadi kekasihku Om!"_
_"Cukup ketua, itu sudah oke. Yuk balik kemeja! Maaf ya Om, maklum teman aku ini memang suka di luar nurul!"_
Abian menahan nafasnya ketika menyadari jika pengantin penggantinya itu adalah gadis yang sama yang telah berhasil membuatnya tidak bisa tidur beberapa Minggu yang lalu. Karena ulah konyol bersama gengnya.
"Kenapa kak? Apa ada sesuatu yang aneh di wajahku?" Tanya Raya saat melihat Abian dari pantulan cermi yang berdiri kaku di belakangnya.
"Ah, tidak apa-apa. Kamu lebih cantik tanpa make-up." Ucap Abian jujur. Raya memang lebih cantik walau pun tanpa polesan make-up.
Raya tersipu malu mendapatkan pujian dari Suaminya.
"Aku mau mandi dulu kak. Sebelum berangkat." Ucapnya seraya berdiri dari duduknya berjalan ke kamar mandi demi menyembunyikan wajahnya yang merona malu. Karena pujian yang di lontarkan Abian.
"Oke, aku juga mau menemui Ayah dulu." Sahut Abian memberitahu Raya jika dirinya akan keluar kamar untuk menemui Ayah mertuanya. Dengan perasaan berbunga-bunga serta banyak kupu-kupu yang berterbangan memenuhi dadanya.
*********
Beberapa saat kemudian Raya keluar dari kamar mandi dengan memakai bathrobe sebatas lutut. Sebelum melahirkan kakinya keluar Raya mengintip terlebih dahulu apakah Suaminya sudah kembali atau belum.
Raya sempat merutuki dirinya yang ceroboh karena lupa membawa pakaian ganti ke kamar mandi. Beruntung suaminya sedang keluar kamar menemui Ayahnya.
Setelah mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan ternyata masih sepi, berarti pria itu masih di luar. Secepat Kilat Raya keluar dari kamar mandi dengan berlari kecil menuju lemari pakaiannya.
Dengan cepat Raya memakai pakaiannya sebelum Abian kembali ke kamar. Setelah memakai oakaian lengkapnya Raya oun akhirnya bisa bernafas lega.
"Hah! Akhirnya selamat!" Ucapnya sembari menggosok-gosok rambut basahnya dengan handuk kecil seraya membalikkan tubuhnya.
Bruk!
Handuk yang di pegangnya untuk mengeringkan rambut serta Bathrobe jatuh dari tanganya saat tatapannya bertemu dengan Mata Abian yang berdiri di belakang pintu.
"Loh, ka...kapan kak Bian kembali?" Tanya nya gelagapan sembari membungkuk memungut handuknya yang jatuh tanpa ia sadari itu.
Demi apa jantung Raya seperti ingin melompat dari tempatnya karena terkejut tiba-tiba saja Abian sudah berada di dalam kamar itu. Padahal dirinya tidak mendengar suara ketukan pintu ataupun suara handel pintu di putar. Apakah dirinya sudah mulai budeg atau memang pria itu tidak mengetuk pintu saat masuk tadi.
"Mati aku! Kalau sampai dia liat semua saat aku pakai baju tadi! Lagian, kenapa nggak ketuk pintu dulu sih, sebelum masuk kamar!" Rengeknya yang hanya bisa ia teriakan dalam hatinya.
Abian yang melihat gesture Raya yang sedikit aneh itupun tersenyum miring. Pasti di otak istrinya itu sudah berpikir yang tidak-tidak tentangnya.
"Sini, handuknya biar aku bantu ambil. Sekalian pinjam, aku juga mau mandi. Gerah!" Ucapnya seraya berlalu meninggalkan Raya yang terpaku di tempatnya.
"Oya, tadi aku sudah ketuk pintu, tapi nggak ada sahutan. Jadi aku langsung masuk saja. Eh... ternyata kamu lagi fokus ngeringin rambut!" Jelas Abian yang merasa tergelitik melihat wajah memerah Raya yang mengira dirinya telah memergokinya saat memakai baju.
Sementara Raya semakin malu lah, ternyata suaminya bisa mengetahui isi pikirannya saat ini.
Sesampainya di kamar mandi Abian langsung melepaskan tawanya. Yang sejak tadi ia tahan. Saat melihat wajah istrinya memerah karena malu.
"Hah! Dasar bocil! Begitu saja sudah merah mukanya. Bagaimana jika.... Ah sial!" Abian memaki dirinya yang awalnya meledek Raya namun berujung dengan dirinya yang kepanasan saat pikiran nya ikut traveling ke mana-mana.
Abian segera mengguyur tubuhnya dengan air Dingin yang memancur dari Shower. Beruntung sang Ibu tidak lupa menyiapkan pakaian gantinya saat mereka berangkat tadi pagi dari rumah.
😂😂😂 minyak nggak salah kok dikatain jahat.. dasar Raya..
Thank you author.. 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘