NovelToon NovelToon
Revano

Revano

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sari Rusida

"Revano! Papa minta kamu menghadap sekarang!"

Sang empu yang dipanggil namanya masih setia melangkahkan kakinya keluar dari gedung megah bak istana dengan santai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Rusida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

"Hiks ... Bubu, kamu tahu nggak? Alex. Dia jahat banget sama aku." Risya bergumam dengan wajah ditelungsupkan di punggung boneka pandanya.

"Kemarin aku denger sendiri, Bubu. Alex bilang mau nikahi selingkuhannya itu waktu aku di Jakarta. Padahal aku aku udah bela-belain kabur dari rumah biar bisa menghindari perjodohan yang Papa minta, biar aku bisa bahagia sama dia. Tapi ternyata ... dia milih bahagia sama cewek barunya. Huaaa ... Bubu, Alex jahat!"

Revano hanya menyimak 'obrolan' Risya dengan Bubunya. Seperti yang memang terjadi, Risya benar-benar down akibat putus dengan Alex. Dan itu ia pendam sendiri tanpa ingin bercerita pada siapa pun, termasuk sahabat dan orangtuanya.

"Pan, menurut kamu Alex itu gimana?" Risya mengintip Revano dari balik boneka berbulunya.

Revano menggidikkan bahunya, ia tidak memiliki pendapat tentang Alex.

"Alex itu ganteng, tapi tukang selingkuh. Aku jijik banget sama dia."

Revano memilih diam.

"Nyesel aku punya perasaan sama Alex. Kalau tahu akhirnya bakal putus, lebih baik aku nggak pernah kenal sama dia."

Revano masih diam.

"Pan, menurut kamu kalau waktu bisa diputar, apa yang kamu minta? Atau nggak, kalau kita bisa memilih takdir, takdir seperti apa yang kamu inginkan?" tanya Risya sambil menghadap ke arah Revano sepenuhnya, dengan tangan masih memeluk Bubu.

Revano ikut menoleh ke arah Risya. Dalam hati ia bertanya, 'Takdir apa yang aku inginkan? Mungkinkah aku akan meminta untuk dilahirkan dari keluarga sederhana saja? Aku tidak menyukai kedudukan Papa sebagai mafia terbesar di dunia.'

"Kalau aku, mungkin aku akan minta sama Tuhan, untuk tidak dipertemukan dengan orang seperti Alex. Takdir macam apa yang ini? Alex datang untukku karena dia hanya ingin memanfaatkanku. Sedangkan aku? Aku benar-benar tulus cinta sama dia."

Revano menggeleng pelan mendengar ucapan Risya. Risya yang melihat itu mengernyitkan alisnya. "Kenapa kamu menggeleng?"

"Anda salah."

"Salah? Di mana letak salahku? Salah karena mencintai Alex? Hey! Cinta itu datang bukan karena keinginanku. Dia datang dengan pesonanya yang luar biasa, dan apakah aku sebagai makhluk lemah ini bisa menahan gejolak rasa di dalam sana?"

"Anda salah karena merasa mencintainya."

"Aku memang mencintainya!" Risya bicara dengan nada emosi.

"Anda hanya terbuai akan nafsu sesaat."

Risya berdecak kesal. "Nafsu bagaimana maksudmu?"

"Wajahnya yang rupawan tidak menjamin hatinya juga rupawan. Anda sudah dimanfaatkan olehnya, tapi anda seolah buta oleh itu. Anda seolah benar-benar mencintainya, padahal anda hanya termakan nafsu sesaat dalam diri anda. Nafsu apa? Nafsu yang mengatakan lelaki itu begitu tampan, bukan begitu?"

Risya terdiam. Tidak sepenuhnya ucapan Revano dalam dicerna olehnya.

"Anda seolah buta oleh kekurangan yang terlihat jelas dalam dirinya. Mengelu-elukan-nya seolah dialah yang paling hebat. Seolah tuli saat mendengar setiap nasehat orang terdekat anda. Itu semua karena apa? Karena Anda begitu terobsesi dengan nafsu yang mengatakan ia begitu tampan."

Risya kembali mencerna ucapan Revano. Mengelu-elukan Alex? Dari mana bodyguardnya ini tahu? Memang benar jika Risya sangat mengelu-elukan Alex di depan sahabatnya, teman sekampusnya, bahkan keluarga. Tapi, dari mana lelaki itu tahu?

'Apa aku begitu terlihat menjunjung tinggi ketampanan Alex?' batin Risya bertanya.

"Lagi. Anda salah jika memilih takdir untuk tidak dipertemukan dengan Alex. Seharusnya anda bersyukur karena telah bertemu dengan Alex ..."

"Bersyukur katamu? Apa yang patut disyukuri, Pan? Bersyukur karena Alex begitu hebat memporak-porandakan perasaanku? Bersyukur karena Alex begitu hebat mendapat ganti yang lebih bagus dariku, bahkan sebelum dia melepasku?!" Risya berucap dengan penuh kemarahan.

"Bersyukur karena anda bisa menjadikan itu pelajaran. Mengenal Alex bisa membuat anda berfikir kembali untuk tidak menilai seseorang dari penampilannya, dari caranya pertama kali mengenal anda."

Revano menatap danau yang airnya terlihat begitu jernih. Tumbuhan teratai terlihat dipinggir danau itu.

"Aku bingung, Pan. Aku nggak bisa mengendalikan perasaanku," lirih Risya kembali menelungsupkan wajahnya di punggung Bubu, boneka pandanya.

"Anda harus merenung sejenak. Memikirkan keuntungan apa yang anda dapat dari berpisah dengan Alex. Ingat! Keuntungan, bukan kerugian." Revano berdiri dari duduknya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Risya dengan mata masih berkaca.

"Beli minum."

Revano langsung berjalan meninggalkan Risya yang tidak kembali bertanya padanya, hanya menatap punggungnya hingga menghilang di pembelokan jalan.

***

Revano berhenti di warung untuk membeli air dingin untuk Risya. Sejenak ia terdiam saat selesai membayar air di dalam botol itu.

Revano mengeluarkan handphone-nya saat merasakan benda persegi itu berdering. Tertera nama 'Reyna Sayang' tengah memanggil. Revano menempelkan benda persegi tersebut di telinganya.

"Bang Van! Bang Van! Ada berita buruk!"

Revano menjauhkan telinganya dari handphone itu ketika mendengar suara teriakan Reyna.

"Pelan-pelan, Rey, kalau bicara. Apanya yang buruk?" tanya Revano kembali mendekatkan handphone itu ke telinganya.

"Papa, Bang! Papa!"

"Papa kenapa?"

"Papa minta Bang Reno untuk datang ke Surabaya! Untuk mencari Abang!"

Revano terdiam demi bisa mencerna ucapan adiknya. Reno? Kembaran yang tidak memiliki wajah mirip dengannya itu akan datang ke sini? Untuk apa?

"Kapan Papa meminta Reno ke sini, Rey?" tanya Revano akhirnya.

"Barusan, Bang! Sekarang Bang Reno udah di dalam mobil! Udah mau berangkat ke sana! Ini gimana, Bang Van?!" Suara Reyna terdengar panik. Ia tidak menyadari suaranya itu hampir membuat gendang telinga Abangnya di sini hampir pecah.

"Kamu tenang, jangan teriak-teriak. Untuk apa Papa meminta Reno ke sini?" tanya Revano.

Reyna berusaha menetralkan suaranya. "Katanya Papa, Abang harus udah pulang ke rumah seminggu dari sekarang. Jadi Papa langsung meminta Bang Reno turun tangan langsung, biar abang cepet ketemu."

"Papa masih minta Abang untuk menjalankan perusahaan itu, Rey?!" Suara Revano mulau terdengar kesal.

"Kalau Rey nggak salah denger, Bang. Papa udah serahin perusahaan itu untuk dikelola Bang Reno atau Bang Rifki. Atau mungkin untuk Bang Reno sama Bang Rifki, ya?" Reyna di seberang sana tengah berfikir tentang sesuatu.

"Lalu untuk apa Papa meminta Abang pulang?!" tanya Revano kesal.

"Selain karena Mama sakit dan nggak mau makan sebelum Abang pulang, juga karena masalah perjodohan Abang yang sempat ditunda itu, Bang."

Revano mengusap wajahnya kasar. Mungkin ia terlalu egois masih tidak mau kembali meskipun Mamanya dalam kondisi tidak baik. Tapi mau bagaimana? Keluarga Pratama sudah terkenal dengan keegoisannya dan kekeraskepalaannya.

"A-abang ada usul, Rey."

"Apa, Bang? Kasih tahu Rey! Rey pasti bisa bantu!" ucap Reyna semangat, bahkan ia hampir tidak sadar bahwa sedang berteriak.

"Kamu bujuk Mama ikut dengan Reno ke Surabaya. Abang akan atur jadwal untuk menemui Mama diam-diam."

"Seriously?!"

"Ya."

••••

Bersambung

1
Roxanne MA
keren thor aku suka
Roxanne MA
lucu banget jadi cemburuan gini
Roxanne MA
bagus banget ceritanya ka
Nami/Namiko
Emosinya terasa begitu dalam dan nyata. 😢❤️
Gohan
Bikin baper, deh!
Pacar_piliks
iihh suka sama narasi yang diselipin humor kayak gini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!