NovelToon NovelToon
Suamiku Dokter Sultan

Suamiku Dokter Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Yang sudah baca novelku sebelumnya, ini kelanjutan cerita Brayn dan Alina.

Setelah menikah, Brayn baru mengetahui kalau ternyata Alina menderita sebuah penyakit yang cukup serius dan mengancam jiwa.

Akankah mereka mampu melewati ujian berat itu?

Yuk baca kelanjutan ceritanya 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

"Maksudnya... Alina Putri Khoirunnisa adalah menantu Pak Vino, begitu?" tanya wanita itu hendak memastikan. Nama Alina tentu banyak, bukan?

"Benar," jawab Mirza mengangguk.

Mata sang supervisor membulat penuh. Bak tersambar petir, tubuhnya gemetar. Perasaan khawatir seketika menyusup ke hati.

Ia sama sekali tak menyangka jika bawahannya yang sering ia marahi adalah menantu keluarga Hadiwijaya.

Apakah itu artinya, lelaki yang ia tegur tadi adalah anak laki-lakinya dari seorang Vino Hadiwijaya?

"Oh tidak! Bagaimana ini?" Ia pasti akan ditegur sang atasan dengan keras, atau kemungkinan paling buruk dipecat karena sudah membuat menantu keluarga Hadiwijaya bekerja berat sampai kelelahan dan pingsan.

"Maafkan saya, Pak. Saya benar-benar tidak tahu kalau Alina adalah menantu Anda. Beliau tidak pernah bercerita apapun sejak pertama kali bekerja di sini." Wanita bernama Melani itu menunduk takut-takut. Tamat sudah riwayatnya.

"Kalau begitu, di mana Mbak Alina sekarang?" tanya Mirza lagi.

"Ma.. mari saya antar. Tadi, kami sedang bekerja di gudang untuk memeriksa barang yang akan dikirim dan beliau pingsan di sana." Wanita itu menunjuk sebuah ruangan yang berada di bagian paling belakang.

Pak Vino dan sekretarisnya mengikuti di belakang.

Sesekali wanita itu menoleh dan melihat betapa khawatirnya wajah Pak Vino.

Bahkan sejak memasuki ruangan itu ia tak bicara sepatah kata pun. Hanya sekretarisnya yang berbicara.

"Mereka di sana," ucap wanita itu menunjuk ke arah sofa.

Di sana terlihat Brayn yang duduk di tepi sofa sementara Alina terbaring dan masih belum sadarkan diri.

Brayn pun tampak cukup terkejut setelah melihat siapa yang baru saja masuk ke ruangan itu.

"Papa?" sapa Brayn langsung berdiri menyambut.

Wajah Melani tampak semakin pucat mendengar panggilan papa dari lelaki itu. Kepalanya menunduk, matanya tertuju pada Alina yang masih terpejam.

"Apa yang terjadi? Bagaimana Alina bisa pingsan?" tanya Pak Vino, langsung mendekat dan mengusap kepala menantunya.

Brayn melirik sang supervisor galak. Ia bisa melihat raut wajah panik wanita itu.

Sebenarnya, ia bisa saja mengadukan perbuatan wanita itu. Namun, Brayn memilih tidak melakukannya karena tidak ingin memanfaatkan kedudukan sang рара.

"Sepertinya Alina pingsan karena kelelahan, Pa. Kata Ibu beberapa hari ini memang dia kurang istirahat," jawab Brayn.

"Kenapa kamu biarkan dia bekerja? Setidaknya kalian baru menikah kemarin, kenapa tidak ambil cuti dulu?"

"Papa kan tahu seperti apa Alina," papar Brayn.

Sang supervisor masih menunjukkan raut wajah yang sama. Ia perlahan maju dan membuka suara.

"Maafkan saya, Pak. Saya mengaku salah, karena tidak tahu kondisi Mbak Alina, saya membuatnya melakukan pekerjaan berat. Kami sedang dikejar waktu."

Brayn menggaruk kepala, padahal ia tidak ingin mengadu, malah wanita itu yang mengadu duluan.

"Saya juga minta maaf sudah membentak Mbak Alina dan menegur Anda," ucap wanita itu membungkuk sopan di hadapan Brayn.

Pak Vino melirik mereka penuh tanya, sebab tidak tahu ada kejadian apa sebelum pingsannya Alina. Namun, dari ucapan wanita itu, ia bisa menarik sedikit kesimpulan.

Pada saat yang sama seorang pria seusia Pak Vino tiba di gudang. Ia tampak terburu-buru dan langsung mendekat.

"Pak Vino .. apa kabar? Maaf, saya baru menerima informasi kalau karyawan kami yang pingsan di gudang adalah menantu Anda," ucap pria yang merupakan manager itu.

Pak Vino mengulas senyum tipis menyambut uluran tangan pria tersebut.

"Maaf, kalau kedatangan saya mengejutkan. Saya juga baru mendapat informasi ini, jadi segera datang. Kebetulan saya sedang di luar dan posisinya tidak jauh dari sini."

"Saya tidak menyangka kalau menantu Pak Vino bekerja di tempat kami."

Pak Vino masih tersenyum tipis. "Anak saya ini memang suka bekerja semasa kuliah. Dia bekerja apa saja dan suka mencari pengalaman baru."

Pria itu melirik sang supervisor yang masih menunduk. "Mela, bagaimana kejadiannya?"

"Maafkan saya, Pak. Ini salah saya juga. Saya tidak tahu kondisi beliau dan membuatnya bekerja berat," jawab wanita itu takut-takut.

"Kamu ini bagaimana? Seharusnya kamu bisa lebih memperhatikan. Kalau seperti ini jadinya, saya tidak bisa memaklumi kelalaian kamu."

"Saya minta maaf, Pak," jawab Melani. "Saya menegur Mbak Alina karena baru kemarin cuti dan tadi terlambat masuk."

Dahi Brayn berkerut tipis mendengar ucapan wanita itu. Setahunya, tadi Alina berangkat pagi-pagi sekali.

Jika dia sampai terlambat ke tempat kerja, berarti sebelumnya ia mendatangi tempat lain. Tetapi, ke mana?

"Tidak usah diperpanjang, Pak," potong Pak Vino. "Lagi pula belaiu tidak sepenuhnya salah. Alina terlambat dan wajar atasannya menegur, hanya saja mungkin caranya terlalu keras." Lagi pula, Pak Vino tidak ingin memanfaatkan relasinya untuk memutus rezeki orang.

"Saya jadi tidak enak dengan Pak Vino," ucap pria tersebut.

"Untuk kali ini tidak apa-apa. Semoga kedepannya lebih baik lagi."

"Terima kasih, Pak. Sekali lagi saya minta maaf," ucap Melani menunduk.

Brayn hanya mendengar pembicaraan mereka tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Jemari Alina yang bergerak pelan mengalihkan perhatian.

Kelopak mata wanita itu mengerjap, menunjukkan tanda akan terbangun.

Ketika membuka mata, orang pertama yang ia lihat adalah suaminya yang duduk tepat di sisinya.

Usapan lembut dari jemari hangat ia rasakan pada pipinya. Alina sempat menatap Pak Vino yang juga menatapnya khawatir.

"Khumayrah ... kamu sudah bangun?"

"Alina ... Nak, kamu bisa dengar Papa?"

Suara suami dan ayah mertuanya menyapa menanyakan apa yang ia rasakan.

Samar-samar ia bisa mendengar pembicaraan mereka, suara Mbak Mela yang sedang meminta maaf pada Pak Vino dan Brayn. Juga teguran sang manager pada wanita itu.

Namun, tubuhnya terasa sangat lemah dan tak kuasa berucap sepatah kata pun. Bahkan saat Brayn menggendongnya menuju mobil.

"Mirza, tolong bawa motornya ke rumah," ucap Brayn menyerahkan kunci motornya ke tangan Mirza.

Sepanjang perjalanan Alina tertidur di pelukan suaminya.

Sementara Pak Vino mengemudikan mobil.

"Yakin Alina tidak perlu dibawa ke rumah sakit?" Pak Vino melirik ke belakang melalui kaca spion.

"Iya, Pa. Alina tidak apa-apa. Hanya butuh istirahat."

"Ya sudah kalau begitu."

Setibanya di rumah, Brayn membawa Alina beristirahat di kamar.

Bagas dan Maya sempat panik mengetahui putrinya pingsan di tempat kerja. Namun, Brayn berhasil meyakinkan bahwa Alina tidak apa-apa.

Sementara Pak Vino, Setelah memastikan segalanya membaik segera meninggalkan rumah bersama Mirza.

Ia masih ada banyak pekerjaan yang tertunda.

**

**

Brayn menatap wajah istrinya yang pucat. Sudah dua jam Alina tertidur.

Pikiran lelaki itu masih dipenuhi pertanyaan setelah membuka buku catatan Alina yang ia temukan pagi tadi.

Sepintas buku catatan tersebut terasa biasa. Menyerupai diary berisi keseharian.

Anehnya, Alina menuliskan beberapa gelaja, seperti sebuah jurnal kesehatan.

"Apa sebenarnya yang kamu sembunyikan?" Ia membelai wajah pucat istrinya.

Bangkit dari pembaringan, Brayn melangkah menuju lemari.

Ingin mengganti pakaian Alina dengan piyama sebab pakaiannya tampak kotor dan berdebu setelah pingsan di gudang tadi.

Sebuah piyama bergambar boneka dipilih Brayn.

Namun, saat ia duduk di tepi tempat tidur tanpa sengaja menyenggol tas milik Alina yang tergeletak di meja, sebuah map tiba-tiba terjatuh.

Map berlogo sebuah rumah sakit dengan keterangan nama lengkap Alina itu mengalihkan perhatiannya.

************

************

1
Maulida Maulida
seru bgt
Maulida Maulida
sedih banget part ini😭 suka bgt cerita nya thor
Yasmin Natasya
up dong thor...
Endang 💖
pasti itu akal2n Siska tu hasilnya
DozkyCrazy
dasar siskamling
Endang 💖
jahat juga rupanya si Siska itu

up lagi thor
DozkyCrazy
pasti si siskamling
DozkyCrazy
syukaaa sama cerita author 😘
DozkyCrazy
Alhamdulillah
ovi eliani
Ya Allah semoga benar cuma anemia aja, tidak ada penyakit yg lain, cepat sembuh ya pengantin baru sehat 2, ya, semangat thor
Yasmin Natasya
lanjut Thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!