Karya ini orisinal, bukan buatan AI sama sekali. Konten *** Kencana adalah sang kakak yang ingin menikah beberapa waktu lagi. Namun kejadian tak terduga malah membalikkan keadaan. Laut Bening Xhabiru, menggantikannya menjadi istri pria dingin berusia 30 tahun yang bahkan belum pernah berciuman dengan wanita lain sebelumnya. Akankah mereka bahagia dalam pernikahan tanpa cinta ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Air Chery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesona
Segara dan Bening kompak membuka kamar masing-masing. Segara mengenakan setelan jas hitam dan dasi hitam bercorak dua garis diagonal kecil berwarna putih.
Sedang Bening mengenakan gaun simmer pembelian Segara lusa lalu. Dengan riasan wajah flawless dan rambut panjang yang digelung membuat rambut hitam itu tampak lebih bervolume, Bening semakin mempesona. Ia juga memakai heels berwarna krim.
Segara menatap lekat istrinya. Ia akui, dengan ataupun tanpa riasan, wanita ini memang sangat cantik. Terlebih hari ini, ia begitu memukau bak manekin hidup.
Segara bagai terhipnotis. Ia bahkan tidak dapat mengendalikan matanya yang terus memandang Bening.
Sedang Bening, ia pun merasakan hal yang sama. Setiap hari suaminya tampak keren dan gagah. Ditambah hari ini Segara merubah model rambutnya menjadi pompadour, menciptakan volume rambut bagian depan lebih terlihat, memberikan kesan klasik dan elegan.
‘Seperti tokoh dalam drama,’ batin Bening.
Bening akhirnya sadar terlebih dahulu. Ia seketika merasa canggung karena ditatap Segara lekat. Bening menelan saliva dan tersenyum kecil untuk menutupi kecanggungannya.
“Ada yang salah dengan riasan Bening?” tanya Bening, membuat Segara buyar dengan keterpanaannya.
“T-tidak, gaunmu cocok sekali,” kata Segara berusaha menutupi kekagumannya.
“Kalau begitu kapan kita akan pergi?” tanya Bening lagi.
“Sekarang.”
...🍬🍬🍬...
Mereka sampai di pesta pernikahan yang sangat mewah. Bening berjalan di samping Segara. Semua orang pun memperhatikan mereka.
Ada yang terpukau, tidak sedikit juga yang iri. Mereka bertanya-tanya tentang sosok di sebelah Segara. Tidak pernah terlihat di golongan atas. Bukan artis, bukan pembisnis. Mereka benar-benar tidak mengenalnya.
“Apa lo akan mempublikkan gadis cantik itu sebagai pasangan?” bisik Garlie yang datang mendekati mereka, diikuti Shaka.
“Halo, gue Garlie, mitra bisnis sekaligus sepupu laki-laki bermulut pedas ini,” kata Garlie sambil merangkul Segara. Segara menatapnya murka.
“Halo Bening, kalau di luar gue musuh bebuyutan suamimu,” timpal Shaka.
Bening tersenyum mendengar ocehan keduanya. Ia yakin keduanya teman dekat suaminya. Kalau tidak, mana mungkin mereka berani menyinggung lelaki bermulut pedas itu.
“Tapi tenang, Bening. Di pernikahan lo kemarin sebagian besar hanya mitra dan kolega pak Jedan, sebagian lainnya sudah lansia. Hahaha… jadi mereka tidak ada di sini. Lo bebas memilih hadir sebagai pasangan Segara atau pasangan gue,” kata Garlie dengan ciri khasnya yang menggoda. Segara mendengus kesal.
“Benarkah?” kata Bening, sedikit gembira jika orang-orang di sana tidak mengenalnya sebagai istri Segara.
Bening lekas-lekas memajukan langkahnya. Ia tidak ingin terlihat berjalan beriringan dengan Segara. Segara menatap Bening dengan tajam.
Garlie tersenyum puas ingin merangkul Bening, namun Bening menjauh. Ia tidak ingin terlihat sebagai pasangan siapa pun. Shaka tertawa melihat Garlie yang ditolak, sementara Segara menyeringai halus.
“Kamu tau Bening? Syarat Segara menerima pernikahan adalah tidak mengundang kolega atau mitra bisnis yang mengenalnya,” imbuh Shaka.
“Syukurlah,” balas Bening. Segara mengangkat alis.
“Segara, terima kasih sudah datang. Dan ini?” Laki-laki bernama Coki melirik Bening. “Kau berganti wanita lagi?” katanya mengejek.
“Oh tidak, gadis ini adalah pac…,” ucapan Garlie terpotong.
“Selamat Coki atas pernikahanmu,” kata Segara sambil berjabat tangan. Ia menatap tajam Garlie, yang tersenyum puas lalu mundur.
Ini pengalaman pertama Bening menghadiri jamuan mewah, dihadiri orang-orang kaya dan terpandang. Ia merasa canggung karena berada dekat Segara, semua orang memperhatikannya.
“Itu pacar baru Bumi Segara?” ricau orang-orang.
“Wah, lebih teramat cantik,” masih terdengar ricau mereka.
Bening melihat suaminya yang hanya diam dan memasang wajah tidak peduli. Ia makin merasa ini bukan tempatnya. Ia ingin pulang.
“Segara, boleh aku mengobrol sebentar?” kata seorang pria mendatangi Segara.
Segara mengangguk, berjalan mengikuti pria itu ke tempat agak jauh dari Bening, Shaka, dan Garlie.
Shaka dan Garlie berada di belakang Bening. Mereka tidak ingin mengganggu istri Segara yang pemarah itu.
“Bumi Segara membawa wanita lain lagi,” kata seorang wanita yang melewati Bening.
“Sepertinya sudah putus dengan Grace.”
“Atau perempuan yang dibawanya malam ini hanya permainannya saja.”
Shaka dan Garlie yang tengah asyik obrolan dan wine, tidak menyadari Bening mendengar gosip tentang dirinya dan Segara. Pasangan penggosip itu berlalu, namun bekasnya tertinggal di hati Bening. Entah mengapa ia kesal karenanya.
“Bening, lo sudah berbaikan dengan Segara?” tanya Shaka menghentikan lamunan Bening.
“Ya, dia meminta maaf,” balas Bening.
“Apa!” Shaka dan Garlie tersentak kaget. Mereka saling bertukar pandang.
“Segara meminta maaf ke lo?” tanya Garlie sekali lagi.
“Iya,” jawab Bening.
“Wah, apa yang terjadi dengan bos lo itu,” kata Garlie sambil menggeleng.
“Gue rasa ada yang salah dengan sepupu lo itu,” timpal Shaka. Bening hanya keheranan dengan respon mereka.
“Kalian sudah selesai?” tanya Segara yang baru datang.
“Gue rasa kita perlu perayaan, bro,” kata Garlie menepuk bahu Segara.
“Ya, harus ada perayaan besar,” imbuh Shaka.
Segara menatap mereka bingung, terlebih Bening yang baru berada di tengah pertemanan tiga lelaki itu.
...🥜🥜🥜...
“Ada masalah dengan Shaka dan Garlie? Jangan dengarkan mereka,” kata Segara dalam perjalanan pulang.
Ia melihat Bening yang diam sejak ia meninggalkannya untuk mengobrol dengan kolega. Wajah Bening tergambar kesal.
“Nggak ada, Bening hanya capek dan mengantuk,” sahut Bening.
Bening merasa malu untuk jujur. Entah bagaimana, gosipan pesta membuatnya kesal.
“Tidurlah, aku akan membangunkanmu jika sampai,” kata Segara. Bening mengangguk. Ia menyandarkan kepala dan menutup mata.
Segara memperhatikan Bening yang tampak terlelap. Wajah teduh dan hangat itu membuatnya tenang.
Bola mata Segara hilang kendali. Ia tidak fokus pada wajah itu lagi. Dada Bening mencuat karena posisinya bersandar di headrest, juga paha mulus terpampang jelas karena aksen slit gaunnya. Ia cepat-cepat melepas jas dan menutupi tubuh Bening.
Bening adalah istrinya, namun mereka menikah tanpa kemauan. Ia merasa tidak pantas jika tidak mengendalikan nafsunya.
Ia sadar kejantanannya sering bangkit saat berhadapan dengan Bening. Dari itu, ia sebisa mungkin mengalihkan perhatian.
Beberapa waktu kemudian, mobil sampai di mansion. Segara menyentuh lengan Bening dan mencoba menggerakkannya.
“Bening,” kata Segara berusaha membangunkan.
“Hem, Bening capek, jangan ganggu,” kata Bening meracau.
Segara serba salah, tapi akhirnya menggendong Bening. Supir yang memperhatikan majikannya kesusahan tersenyum simpul. Menyentuh istri majikan sama dengan bunuh diri.
Dengan susah payah, Segara menggendong Bening ke kamar. Ia kesusahan membuka pintu kamar. Hingga “bugg!” Kepala Bening mengenai pintu.
“Awww!” pekiknya tersadar. “Pak, turunin!” kata Bening. Segara menurunkan tubuhnya.
“Kenapa nggak dibangunin aja, sih!” gerutu Bening.
Segara menghela nafas kasar, lalu masuk kamar terlebih dahulu, meninggalkan Bening yang masih memijat kepalanya.
...🍭🍭🍭...
bab ini sangat pendek sedikit😁
ok thax u🙏
karya mu sangat bagus thor,
ga gersang
bening²😆
berani negur segara langsung😅
tapi segara masih cuek guys😂
thx u thor 🙏