Laki laki itu begitu menyebalkan, CEO yang sombong dan selalu galak padamu yang seorang asisten pengantin saja.
"Awas saja ya, lihat aku akan membuatmu jatuh cinta dan aku akan menyiksamu setiap hari"
Jdor, tiba-tiba suara guntur terdengar, ini tak ada tanda-tanda hujan, tapi kenapa ada suara guntur sungguh menakutkan, segera aku masuk kedalam mobil taksi. Aku mulai merinding padahal kan hanya main-main saja mengatakan itu.
Aku juga tak mau kalau sampai benar-benar menjadi istrinya bisa-bisa aku mati berdiri kalau ada disampingnya sampai tua. Menyeramkan sekali sungguh.
Apakah semua kata-kata itu bisa di cabut ?
Disini aku pake sudut pandang pemeran perempuan ya. Semoga kalian suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririn dewi88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lebih baik mundur
Aku yang baru saja akan melangkah keluar dari gedung perkantoran ini dikagetkan dengan tarikan seseorang, langkahku sampai terseok-seok.
"Tuan kenapa anda menarik saya, saya ingin pulang"
"Memangnya bisa masuk kedalam rumah"
"Kunci, ya kunci rumah saya mana Tuan, apakah ada pada Tuan" aku baru ingat tentang kunci rumah itu.
"Ikut dulu saja sekarang"
Tubuhku sedikit didorong masuk kedalam mobil, lalu melaju dengan cepat, ingin bertanya namun saat melihat wajah Tuan Farhan menyeramkan membuat aku ketakutan.
Tidak butuh waktu lama kami sampai disebuah restoran yang cukup mewah, dan tanganku kembali ditarik, dibawa masuk dan.
"Farhan kenapa kamu membawa perempuan ini, sudah Ibu bilang kan kamu akan bertemu dengan Indy calon istrimu, malah membawa perempuan rendahan ini"
Tuan Farhan menarikan kursi dan membantuku untuk duduk, sungguh aku di sini merasa seperti serba salah dan aku juga tidak berpikir akan dibawa ke pertemuan ini.
Dan Farhan juga duduk di sampingku lalu menggenggam tanganku dan menciumnya. Tubuhku langsung merinding, aku tidak bisa berkata apa-apa sekarang bingung dengan semua keadaan ini. Apakah ini benar-benar nyata atau hanyalah sebuah mimpi atau mungkin aku sedang berkhayal saja.
"Dia kan calon istriku maka kemanapun aku pergi harus ikut, aku sudah bilang Bu kalau aku ini punya calon istri"
"Tetap saja kamu harus menikah dengan Indy, Ibu sudah merencanakan segalanya dan perjodohan kamu tidak boleh sampai berakhir. Semua harus terlaksana seperti yang apa sudah Ibu rencanakan"
"Tante sepertinya memang Farhan sudah memiliki calon istri. Indy tidak mau kalau menikah karena terpaksa. Farhan sudah punya pilihannya sendiri, sepertinya Tante harus segera dekat dengan calon istri Farhan, agar kalian bisa saling menyayangi" timpal Indy.
"Tidak bisa seperti itu. Kamu yang berhak menjadi istrinya Indy" sekarang tatapannya beralih padaku
"Dan kamu asisten jangan bermimpi untuk menjadi istrinya Farhan, seharusnya kamu tahu diri dan mundur saat Farhan melamarmu. Kamu tidak pantas menjadi istri anakku dan menjadi menantuku sampai kapanpun"
"Ini adalah pilihan Farhan Bu jangan terus menyudutkan calon istriku, jangan membuat dia menjadi tak nyaman ada disampingku. Sudah aku bilang kan kalau ingin menjodohkan Indy maka dengan Arhan saja. Aku tidak suka di jodoh-jodohkan. Jadi apakah kita akan lanjut makan malam"
Ibunya itu malah membanting tasnya dan langsung menarik tangan Indy pergi dari sana, Farhan sendiri hanya diam menatap kepergian Ibunya yang marah tak peduli akan seperti apa nantinya.
"Pasti ini hanya untuk menutupi segalanya kan Tuan, agar anda tidak dijodohkan maka anda berbicara pada Ibu anda kalau saya ini calon istrimu" akhirnya aku bersuara juga. Aku sudah muak diam saja.
"Sudah saya bilang bukan saya akan menikahi kamu Karina. Kalaupun tidak ada pertunangan itu saya tetap akan menikahi kamu"
"Tapi Tuan" sungguh aku tak bisa bicara saat ditatap dengan sangat tajam, aku hanya bisa menunduk merutuki sumpahku saat itu. Kenapa begitu menyebalkan sekali.
Aku disini ingin bekerja, tapi kenapa jadi malah menikah. Padahal sejak awal aku tak pernah mengharapkan untuk dinikahi oleh atasanku sendiri, aku hanya ingin bekerja dan membuat bahagia kedua orang tuaku hanya itu saja.
...----------------...
"Terima kasih Tante sudah mengantarkan Indy sampai rumah, hanya satu yang ingin Indy minta kalau memang Farhan tidak mau dengan Indy tolong jangan dipaksa" kembali Indy mengungkap apa yang ada dalam hatinya.
"Tidak bisa Indy sudah Tante bilang Tante hanya ingin kamu yang menjadi istrinya Farhan tidak dengan orang lain. Cukup kamu yang akan menjadi istri Farhan sampai kapanpun"
"Aku hanya tidak ingin memaksakan yang bukan milikku, aku tidak mau perjodohan ini malah membuat persahabatan Tante dan juga Mamaku berantakan. Bagaimana jika nanti rumah tanggaku dengan Farhan tidak akan berakhir bahagia. Aku hanya tidak ingin menghabiskan waktu dengan orang yang tidak mencintaiku"
"Tante akan menjamin semuanya Farhan akan mencintai kamu, dia akan memujamu dengan sangat dalam. Dia tidak akan pernah berpaling pada perempuan manapun. Jangan pernah takut Farhan tidak akan mencintaimu semuanya akan baik-baik saja kamu hanya perlu mengikuti apa yang sudah Tante susun"
Indy diam cukup lama, menghela nafas dan hanya bisa mengangguk pasrah saja. Indy tak bisa membantah lagi. Bagaimana dirinya agar bisa keluar dari situasi yang rumit ini. Indy benar-benar tak mau menikah tanpa cinta dari awal saja sudah tak diinginkan bagaimana nanti coba kalau sudah menikah pasti akan banyak dianggurkan.
"Kalau begitu aku masuk dulu Tante, apakah ingin mampir dulu"
"Tidak sayang, Tante langsung pulang saja. Kamu baik-baik ya dan salam untuk Mama kamu"
"Baik Tante"
Indy segera keluar dari dalam mobil, setelah itu mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah Indy.
...----------------...
"Alea, sudah malam kenapa masih diluar tak baik untuk Ibu hamil"
Alea hanya tersenyum saat Kakaknya menegurnya, hanya Kak Farhan yang perhatian dan sanggup menerima dirinya yang kotor ini. Bahkan Kak Farhan melarangnya untuk menggugurkan bayi ini, dia meminta dirinya untuk mempertahankan dan membesarkannya.
Katanya jangan sampai aku menyesal karena telah membunuh bayi yang tak berdosa ini. Yang jahat itu laki-laki yang telah menodainya sedangkan bayi yang ada dalam kandungannya ini tak tahu apa-apa.
"Aku hanya ingin menenangkan diri"
"Semuanya akan baik-baik saja selama Kakak ada di samping kamu dunia akan baik-baik saja tidak akan pernah ada yang mengusik kamu"
Alea berjalan kearah Kakaknya dan memeluknya dengan erat, tak terasa air matanya mengalir mendengar begitu tulus Kakaknya menyayanginya.
"Tapi Ibu dan Kak Arhan tidak menerimanya. Aku benar-benar bingung harus bagaimana, mereka tetap tidak percaya dengan cerita aku. Aku ini diperkosa mereka menganggap ku adalah wanita nakal yang memberikan keperawananku pada laki-laki"
"Jangan dengarkan mereka cukup Kakak saja yang kamu dengarkan. Kamu sudah tahu kan mereka dari dulu seperti itu. Kamu bertahan saja untuk anakmu dan juga Kakak Alea. Kakak di sini berjuang untukmu dan jangan pernah takut tentang siapa yang akan menjadi Ayah dari anakmu. Ada Kakak di sini dan jangan pernah mengharapkan laki-laki manapun untuk bisa menerima kamu dan juga anakmu. Kakak yang akan mengurus kamu dan juga anakmu nanti tak usah takut, bahkan Kakak yang akan menjadi Ayahnya"
"Terimakasih Kak, kalau tidak ada Kakak mungkin aku sudah hancur, aku tak akan sanggup menghadapi semuanya sendirian"
Farhan mencium kening adiknya, memeluknya makin erat. Farhan begitu menyayangi adik perempuannya ini. Sampai kapan pun Farhan akan melindunginya tak akan Farhan biarkan ada yang menyakitinya lagi.