Serra gadis 24 tahun harus menerima takdirnya menikah dengan seorang pria yang bernama Damar. Tetapi tidak pernah di anggap sebagai istri. Tinggal bersama mertua dan juga adik ipar yang ternyata selama pernikahan Serra hanya dimanfaatkan untuk menjadi pelayan di rumah itu.
Hatinya semakin hancur mengetahui perselingkuhan suaminya dengan sepupu sang suami yang juga tinggal di rumah yang sama dengannya. Segala usaha telah dia lakukan agar keluarga suaminya bisa berpihak kepadanya. Tetapi di saat membongkar hubungan itu dan justru dia yang disalahkan.
Serra merasa sudah cukup dengan semua penderitaan yang dia dapatkan selama pernikahan, Akhirnya memutuskan untuk membalas secara impas semuanya dengan menggunakan Askara paman dari suaminya yang bersedia membantunya memberi pelajaran kepada orang-orang yang hanya memanfaatkannya.
Jangan lupa untuk terus baca dari bab 1 sampai akhir agar mengetahui ceritanya.
follow ainuncefeniss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10 Berusaha Meminta Keadilan.
Askara saya akan sedang menunggu reaksi dari Serra dan entah apa yang akan di lakukan Serra.
Serra tiba-tiba saja mengambil ponselnya dan mengambil gambar dari kejadian itu. Askara mengerutkan dahi melihat reaksi Serra.
"Tidak ingin sekalian keluar?" tanya Askara yang membuat Serra menoleh ke arahnya.
Askara bahkan membantu membuka pintu mobil. Askara memberikan kesempatan wanita itu untuk keluar dari mobil yang mungkin harus melabrak dengan suaminya bersama Maya yang tertangkap basah yang sudah jelas dari apa yang dilihat di depan matanya itu bukan lagi masalah persekutuan tetapi sudah ada hubungan gelap.
Serra ternyata tidak keluar mobil yang mungkin tidak memiliki keberanian untuk menghampiri suaminya atau dia juga masih punya rasa malu yang harus ribut di tempat umum yang membuat Serra menutup pintu mobil kembali.
"Kita sebaiknya pulang saja," ucap Serra dengan gugup.
Askara tidak mempermasalahkan hal itu yang kembali mengemudi. Sepanjang perjalanan Serra dan Askara seperti biasa yang masih tetap diam saja. Namun sesekali Askara menoleh ke arah Serra yang terlihat begitu murung.
Istri mana yang tidak kepikiran dengan suaminya yang tertangkap basah di depannya berciuman ditempat umum. Kecurigaan Serra tentang hubungan suaminya bersama dengan sepupunya bukan hanya sebatas sekretaris dan atasan bener apa adanya.
Askara juga tidak menegur Serra yang mungkin tidak berani berbicara banyak dengan Serra dan memilih hanya diam saja. Apa itu alasan Askara yang akhirnya tidak pulang yang mungkin dia menginginkan Serra melihat apa yang terjadi di depan matanya.
***
Karena kejadian yang baru saja terjadi membuat Serra kurang fokus mengerjakan pekerjaan rumah. Sudah jam 2 siang Serra masih berada di dapur yang terlihat sangat berantakan.
"Makan siangnya belum selesai?" Serra yang sejak tadi melamun kaget mendengar suara itu yang ternyata Andre sudah pulang sekolah.
"Kamu sudah pulang?" tanya Serra.
"Aku udah sejak 1 jam yang lalu pulang. Kakak belum menyiapkan makan siang sama sekali?" tanya Andre lagi yang membuat Serra melihat dapur benar-benar sangat kacau.
Pikirannya yang tidak tenang dan tidak tahu apa yang dia lakukan sejak tadi di dapur sehingga tidak ada satupun yang selesai.
"Kak bagaimana sih. Aku lapar tahu, sudah lama pulang sekolah dan tidak ada belum makanan. Aku bahkan sudah menunggu sejak tadi sembari bermain PS. Kakak ini makin lama semakin malas. Benar-benar," Andre yang terlihat begitu kesal.
"Andre kamu tunggu sebentar ya, Kakak akan membuatkan makanan untuk kamu. Kakak baru saja pulang dari Supermarket," ucap Serra.
"Mau jam berapa lagi aku harus menunggu, kenapa tidak tahu aturan,"
"Yang tidak tahu aturan itu kamu!" tiba-tiba saja terdengar suara itu yang membuat Andre menoleh dan siapa lagi jika bukan Askara.
"Kamu sudah besar, 17 tahun, pulang sekolah marah-marah, bermain PS dan bukan kepikiran untuk membuat makanan. Jika kamu lapar seharusnya membuat makanan sendiri dan bukan memerintahkan orang lain," tegas Askara.
"Hmmm, paman bukan begitu, biasanya juga Kak Serra yang selalu menyiapkan makanan di rumah ini," ucapnya yang mencari pembelaan.
"Kalau begitu kamu harus mulai menghilangkan kebiasaan itu, jangan apa-apa hanya memerintahkan orang saja. Kamu pikir dia pembantu di rumah ini," ucap Askara secara terang-terangan membela Serra yang sejak tadi diam saja.
"Ya sudah kalau begitu Kakak buatlah makanannya. Aku akan menunggu di kamar dan panggil aku kalau sudah selesai," ucap Andre dengan suara pelan, dia juga terlihat takut dengan Askara.
"Tidak akan ada makanan yang dibuat lagi," tegas Askara yang membuat Andre mengerutkan dahi.
"Maksud Kakak apa?" tanya Andre
"Jika kamu lapar gunakan otak untuk mengisi perut kamu," jawab Askara dengan jari telunjuknya memegang bagian pinggir kepala Andre.
"Kamu jangan membuat makanan apapun dan bersihkan dapur ini!" tegas Askara memberikan perintah pertama kali kepada Serra yang membuat Serra menganggukkan kepala.
"Kamu mau membuat makanan atau tetap berdiri sampai makanan itu jadi sendiri?" tanya Askara.
"Aku sebaiknya memesan makanan dari go food saja," ucapnya dengan terbata yang tampak takut-takut dan tidak ada lagi yang dikatakan Andre yang membuatnya langsung buru-buru berlalu dari hadapan Askara dari pada semakin mendapatkan sasaran dari Askara.
Askara melihat ke arah Serra yang membersihkan dapur itu. Askara juga tidak mengatakan apapun dan langsung pergi.
Andre yang memasuki kamar terlihat begitu kesal.
"Kenapa aku jadi dimarahi paman. Ini semua gara-gara Kak Serra. Lagi pula Mama kenapa tidak memperkerjakan pelayan di rumah ini. Lihatlah aku jadi korban yang kelaparan seperti ini," ucapnya dengan kesal.
Mau tidak mau Andre harus memesan makanan secara online agar dapat mengisi perutnya yang sejak tadi kelaparan.
***
"Serra buatkan Mama teh?" suara ini kan sudah terdengar yang baru saja pulang di sore hari.
"Iya Ma," jawab Serra dari dapur.
"Mama sudah pulang, sebaiknya aku langsung saja membahas masalah ini dengan Mama, bagaimanapun Mama harus tahu bagaimana kelakuan Maya yang sudah sangat kelewat batas yang tidak wajar bersama dengan Mas Damar. Jika aku diam saja maka mereka akan semakin menjadi-jadi," ucap Serra dengan semua rencana yang ingin dia lakukan.
Dengan buru-buru Serra membuat minuman itu dan setelah selesai membuatnya kemudian dia membawa ke ruang tamu yang mana Niken ternyata masih ada di sana. Bukan hanya ada Niken dan Bram juga ada di sana.
"Ini. Ma!" ucapnya meletakkan di atas meja.
"Papa mau dibuatkan juga teh?" tanya Serra.
"Tidak perlu Serra. Saya baru saja minum," jawab Bram.
"Bukankah Papa mengatakan tidak ada meeting dengan klien hari ini," ucap Niken yang sudah meneguk teh tersebut.
"Memang jika minum di luar apa harus bertemu dengan klien," sahut Bram.
"Ya, tidak juga," sahut Niken.
Mata Niken melihat ke arah Serra yang tiba-tiba saja duduk membuat Niken mengerutkan dahi.
"Ada apa?" tanya Niken.
"Serra ingin berbicara serius dengan Mama dan juga Papa," ucapnya dengan gugup.
"Kamu bicaranya nanti saja. Saya sangat lelah, kamu tidak melihat jika kami baru saja pulang dan seharusnya kamu sebagai menantu jangan mengganggu waktu istirahat kami," ucap Niken yang belum saja Serra menyampaikan apa yang ingin dia bicarakan dan sudah mendapatkan penolakan.
"Sebentar saja. Ma Serra mohon," ucapnya yang pasti harus membicarakan hal itu karena sangat penting.
"Memang apa yang ingin kamu bicarakan Serra. Katakan saja," sahut Bram yang memberi kesempatan yang tidak mempermasalahkan hal itu.
"Mama capek. Papa saja yang mendengarkan apa yang dia katakan," ucap Niken berdiri dari tempat duduknya.
"Niken. Tidak ada salahnya mendengarkan Serra sebentar saja," ucap Bram membuat Niken menghela nafas yang mau tidak mau akhirnya kembali duduk.
"Ayo buruan kamu katakan dan jangan membuang waktu saya," tegas Niken yang membuat Serra menganggukkan kepala dengan cepat.
"Serra ingin membicarakan tentang Mas Damar dan juga Maya," ucapnya gugup namun sudah mengumpulkan keberanian yang begitu besar sejak tadi.
"Ada apa dengan mereka berdua?" tanya Bram memberikan waktunya sejak tadi untuk menantunya itu.
"Hubungan mereka berdua sudah tidak sehat. Maya dan Mas Damar memiliki hubungan spesial yang tidak pantas," ucap Serra yang membuat Bram kaget dan sementara Niken bereaksi tampak datar dengan dahi mengkerut.
Bersambung.....