NovelToon NovelToon
Obsession Deril

Obsession Deril

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dela Siti padilah

"Kak please jangan kayak gini" cicitnya saat deril memeluk Almira dari belakang dan mengendus ceruk lehernya menghadap jendela kelas yang tembus ke lapangan sekolah.

"Why? padahal lo nikmatin posisi ini kan?" ucap Deril sambil menyunggingkan bibirnya.

"Aku mohon kak ja- hmmmptt" ucapannya terpotong dan tesumpal oleh benda kenyal milik Deril.

Deril melumat bibir Almira dengan rakus dan menuntut, yang membuat si empu terbelalak kaget tak bisa bergerak.

-----
Yahhhh, bagaimana ceritanya ketika seorang Almira yang pindah sekolah tujuan ingin mencari ketenangan tetapi malah menemukan kemalangan dengan bertemu dan mengenal seorang Deril sendiri.

Mau tau kelanjutannya? yukkk baca novel Obsession Deril ini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Siti padilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Kelepasan

"Rasain lo, lo sadar diri kalo lo harus berhenti buat deketin Deril. Karena cuman gue yang cocok sama dia."

"Siapa bilang?" Suara dingin itu menginterupsi.

Seluruh siswa melihat siapa orang yang telah menolong Almira. Mereka terkaget karena orang itu adalah....

"Deril" Mata Amora membelalak saat melihat Deril berada disana dan melihat adegan tersebut.

"I-Ini gak seperti yang ka-kamu kira." Amora mencoba membela dirinya meskipun dirinya merasa gugup dan gelisah secara bersamaan.

"Lo, harus sadar diri berapa kali gue nolak." Matanya menghunus ke arah Amora.

Kemudian Deril menghampiri Almira dan memeluknya setelah itu.

"Hari ini, gue tegasin jangan ada seorangpun yang nyentuh dia! Kalo gue denger dia tergores sedikit pun, awas aja gue cari lo semua." Nadanya tenang tapi dalam, menandakan bahwa semakin dalam suaranya, maka semakin dalam juga bahayanya.

Setelah mengungkapkan hal itu. Deril berjongkok dan menggendong Launa ala Braid style, lalu mereka pergi meninggalkan kantin.

Deril membawa Almira menuju ruangan yang berada di ujung lorong yang dekat dengan gudang belakang. Setelah masuk Almira terpesona dengan penampakan ruangan tersebut.

Ruangan tersebut terlihat rapih, terdapat meja dengan kursinya, sofa, pantry, dan lemari yang penuh dengan buku-buku tebal.

"I-Ini ruangan apa?" Tanya Almira lirih, takut Deril tersinggung dengan pertanyaan nya.

"Ini ruang pribadi gue, lo ganti bersihin badan dulu gih, di toilet ada bathrobe punya gue lo pake dulu aja."

"Terus nanti gue pake apa kalo harus ganti?"

"Entar gue nyuruh anak-anak buat bawa baju kesini." Almirapun mengangguk paham.

"Emhhh kalo toiletnya sebelah mana?"

"Lo masuk aja ke pintu sebelah sana, disana ada kamar pribadi gue, disana ada toilet pribadi gue juga."

Almira cukup kaget karena Deril se pengaruh itu di sekolah ini sampai punya ruangan pribadi. Almira pun berjalan menuju kamar.

Di dalam kamar, Almira tidak berhenti kagum dengan furnitur ruangan tersebut. Karena, warna hitam dan emas yang menghiasi ruangan tersebut cukup membuat Almira tenang.

Cukup aneh memang, meskipun Almira selalu memiliki hal-hal yang berwarna tapi dia lebih menyukai warna-warna gelap dengan aksen aesthetic.

Almira mencari Bathrobe nya terlebih dahulu agar dia gunakan di toilet. Tapi saat dirinya mencari, Almira melihat bahwa Bathrobe nya berada di keranjang cucian.

"Gimana sih, katanya ada tapi kok ditempat cucian si." Almira menggerutu kesal.

Karena dirinya sempat melihat kemeja yang ada di lemari akhirnya dia menggunakan kemeja putih yang oversize, lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

-----

Deril sedang menunggu di luar sambil mengerjakan pekerjaannya yang baru di berikan oleh sang papah. Hingga tiba-tiba suara pintu terdengar di ketuk.

"Masuk."

Hingga muncul lah Theo yang membawa paper bag berisi kebutuhan Almira.

"Muke gila lu, nyuruh gue beli ginian kan gue tengsin. Buat siapa si? Masa buat Almira?" Theo mengucapkan seperti itu hanya untuk memancing saja.

"Hemm buat dia." Ucapnya santai bahkan sepertinya terlalu santai.

"Lo serius suka sama dia?" Theo makin penasaran.

"Gak usah sok tau, sana pergi!" Deril mengusir Theo karena dirinya merasa salting sebenarnya.

"Caelah bang tu muka merah bener." Goda Theo yang mendapatkan tatapan tajam dari Deril. Setelahnya Theo keluar meninggalkan Deril yang sedang tak karuan.

Deril langsung berdiri di mejanya berjalan menuju kamar pribadinya. Setelah masuk dirinya terpesona oleh pemandangan yang tak pernah ia bayangkan.

Di depan sana Almira menggunakan kemeja putih di depan jendela yang terpapar sinar matahari sehingga tubuh molek Almira dari balik kain putih yang menerawang.

Deril menelan ludahnya saat melihat hal tersebut. Tanpa peringatan Deril mendekati Almira dan memeluknya dari belakang. Kepala Deril menyusup di ceruk leher Almira.

Kaget? Tentu saja. Almira kaget hingga membuat sekujur tubuhnya merasa kaku saat kedua tangan tersebut bertengger di perutnya dan kepala yang menelusup ke ceruk lehernya.

"So beautiful and sweet baby." Bisik Deril di samping telinga Almira.

Almira melotot kaget saat mendengar bisikan yang sangat seksi dari Deril ini. Pipinya merah, detak jantungnya berdegup lebih kencang dan tangannya meremas kemeja bawah.

Belum selesai dengan keterkejutan nya. Deril memutar tubuh Almira dan memagut ciuman panas dan tergesa pada bibir ranum Almira. Almira semakin kaget dan mencoba mendorong.

Tapi, alih-alih berhenti Deril malah menarik tubuh Almira semakin menempel pada tubunya dan mendorong Almira ke arah ranjang.

"Hah K-ak ja-ngan beg..." Belum selesai Deril sudah memagut kembali benda kenyal pink itu.

Ciuman ini berlangsung lama dan sangat menuntut. Karena Almira terus mendorong tubuh Deril, dia mengunci tangan Almira menjadi satu dan disimpan di atas kepalanya.

Tangan Deril yang sebelah tak tinggal diam, tangannya menelusuri paha mulus Almira sangat sensual membuat sang empu mendesah tak karuan di balik ciuman yang memabukkan itu.

Tanpa sadar tangan Deril meraba bagian inti Almira. Hanya usapan lembut tapi hal itu membuat Almira panik bukan main. Dia belum siap jika harus kehilangan keperawanannya. Disini, dia tidak bisa melakukan apapun, bahkan bernapas sekalipun.

Air mata Almira jatuh sejatuh jatuhnya membasahi pipi putihnya. Dia merasa sudah tidak ada harga diri jika mahkotanya direbut secara tiba-tiba tanpa ikatan.

Deril melihat buliran air mata memenuhi mata Almira. Deril segera tersadar dan berhenti dari pagutannya serta tangannya ia keluarkan dari balik selangkangan Almira.

"Maaf." Deril merasa bersalah atas apa yang dia lakukan.

"Arghhhh, lo kenapa bikin gue kayak gini hah? Lo mau kotorin gue? Gue udah kotor. Arghhhh...." Teriak Almira merasa frustasi.

"Sorry, gue kelepasan sorry gue janji gak kayak gitu lagi. Tapi lo juga jangan mancing, gue gak bakal buas kalo lo gak berpakaian transparan kayak gini." Deril memeluk Almira meskipun awalnya Almira menolak pelukan tersebut.

"Please keluar."

Tanpa membantah Deril keluar dari kamar tersebut.

"Gila arghhh, Deril brengsek gue benci looooo arghhh. Gue makin gak percaya sama lo dan gue makin takut Deril." Almira terus berteriak di dalam kamar.

1
Dede Azwa
bagus..lanjjuttt kak👍🥰
Delpapa: makasih kakak tetap stay buat nunggu up yahhh
total 1 replies
Hiro Takachiho
Bikin baper, deh!
Delpapa: Makasih kak
total 1 replies
Setsuna F. Seiei
Bikin baper 😍
rofik 1234
Ceritanya menghibur sekali.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!