Malam itu Rifanza baru saja menutup bagasi mobilnya sehabis berbelanja di sebuah minimarket. Dia dikejutlan oleh seseorang yang masuk ke dalam mobilnya.
Bersamaan dengan itu tampak banyak laki laki kekar yang berlari ke arahnya. Yang membuat Rifanza kaget mereka membawa pistol.
"Dia tidak ada di sini!" ucap salah seorang diantaranya dengan bahasa asing yang cukup Rifanza pahami. Dia memang aedang berada di negara orang.
Dengan tubuh gemetar, Rifanza memasuki mobil. Di sampingnya, seorang laki laki yang wajahnya tertutup rambut berbaring di jok kursinya. Tangannya memegang perutnya yang mengeluarkan darah.
"Antar aku ke apartemen xxx. Cepat!" perintahnya sambil menahan sakit.
Dia bukan orang asing? batin Rifanza kaget.
"Kenapa kita ngga ke rumah sakit aja?" Rifanza panik, takut laki laki itu mati di dalam mobilnya. Akan panjang urusannya.
"Ikuti saja apa kata kataku," ucapnya sambil berpaling pada Rifanza. Mereka saling bertatapan. Wajahnya sangat tampan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekarang sudah tau
Ketika Rifanza sedang berdiskusi dengan dosennya, pintu ruangannya terbuka, menampilkan gadis bule cantik yang tadi menci um pipi Shaka.
"Mom....," sapanya manja sambil memeluk mrs. Watson.
Anaknya? batin Rifanza sambil melirik dosennya yang tetap fokus dengan detil skripsinya.
"Hemm.... " Mrs. Watson hanya menoleh sekilas.
"Tadi aku ketemu Shaka." Wajahnya tampak sumringah.
"Hemmm...." Mrs. Watson tetap cuek.
"Mom, kita undang dia ke rumah kita, ya? Daddy sudah setuju," rayu gadis bule itu dengan suara manjanya.
Ada debar yang ngga mengenakkan di dada Rifanza saat mendengarnya.
"Paling daddymu setuju dalam masalah pekerjaan," ucap mrs. Watson tetap cuek.
Pekerjaan? Masa suami mrs. Watson berbisnis obat obat terlarang? batin Rifanza sangsi.
Teringat lagi orang orang yang yang dilihatnya mengobrol dengan Shaka tadi.
"Ya, ngga apa, mom. Apa pun alasannya. Yang penting kita makan malam bersama. Dan Aku bisa bersamanya." Wajah putrinya sangat sumringah.
Mrs. Watson menghela nafas panjang.
"Shaka itu hanya menganggapmu adiknya saja. Jangan terlalu berharap dengan dia," ucap mrs. Watson menasehati.
Gadis bule itu langsung cemberut . Sementara Rifanza terus menyimak dengan jantung yang berdebar cepat.
"Tapi aku mencintai dia, mam."
DEG
Jantung Rifanza berdebar keras.
"Ana, kamu boleh mencintai dia. Tapi jangan terlalu berharap."
Ana-gadis bule itu menghela nafas kesal karena mommynya tidak mendukung keinginannya.
"Loh, di sini, ya?"
Mereka bertiga sama sama menoleh mendengar suara berat yang barusan menegur.
Wajah Ana langsung ceria lagi, senyumnya mengembang melihat laki laki yang dia bicarakan dengan mommynya ada bersama daddynya.
Wajah Rifanza agak pias ketika tatapnya saling beradu pandang dengan Shaka
Shaka tampak tenang dengan pertemuan tak terduga ini.
Awalnya dia akan menolak ajakan teman daddynya-Om Jack Watson untuk memperkenalkannya dengan istrinya. Karena dia ingin mencari keberadaan Rifanza
Tapi dia terpaksa ikut karena ada berkas kerja sama mereka yang tertinggal di ruangan mr. Jack Watson.
Ngga disangkanya malah melihat ada Rifanza di sini.
Ana pun dengan spontan mendekati Shaka dan mencium pipi laki laki itu lagi. Seakan itu candunya.
Shaka hanya tersenyum dengan tatapan lurus pada Rifanza yang sedang menatapnya.
Daddy dan mommy Ana menggelengkan kepala melihat kelakuan putrinya.
Rifanza yang merasa ngga enak segera pamit undur diri.
"Oke. Pelajari yang kita diskusikan tadi. Mrs Riple pasti akan banyak menayaimu tentang itu."
"Thank you, mrs."
Setelah menganggukkan kepala pada Mr Jack Watson dan Shaka, Rifanza bergegas pergi.
"Sukses besok, ya," ucap mr. Jack Watson ketika Rifanza melewatinya
"Thank you, mr."
Ada apa dengan besok? batin Shaka bertanya.
"Itu mahasiswi mommy," jelas Ana pada Shaka, walaupun laki laki itu tidak bertanya.
Shaka hanya mengangguk sekadarnya.
"Mahasiswi magister kesayangan istriku. Besok dia mau sidang," tambah mr. Jack Watson menjelaskan.
Magister? Jadi dia S2? batin Shaka tersenyum. Dia mengira Rifanza dengan wajah seimut itu baru semester awal. Ternyata wajahnya menyembunyikan jejak usianya yang sebenarnya.
Shaka mulai menghitung jarak umur mereka yang jadinya tidak terpaut terlalu jauh.
"Putriku malah ogah ogahan ngambil master," sindir mrs. Watson dengan tatapan lembut pada putrinya.
"Aku ingin break dulu, mom," sangkal Ana cepat membela diri.
Mr. Jack Watson hanya tersenyum melihat perdebatan istri dan putri tunggal mereka. Sudah biasa.
Kemudian beliau berjalan ke arah mejanya dan mengambil berkas yang tertinggal dan menyerahkannya pada Shaka.
"Kalo begitu saya permisi dulu, mr, mrs."
"Salam buat orang tuamu. Semoga kamu cepat menikah." Mr. Jack Watson mengakhiri ucapannya dengan senyum lebarnya.
Shaka dan istrinya tertawa mendengarnya.
"Aku, kan, daddy, calon istrinya," sela Ana cepat memanfaatkan momen.
Mr. Jack Watson tergelak.
"Itu obsesinya sekian lama.".
Shaka hanya mengangguk anggukkan kepalanya dalam tawanya.
"Kamu masih terlalu kecil buat Shaka, honey," timpal Mrs. Watson dalam tawanya.
"Kuliah magister dulu buat ngimbangin Shaka. Dia bahkan phd," sambung daddynya lagi.
Ana tambah mengerucutkan bibirnya.
*
*
*
Dia.siapa sebenarnya? Rifanza berjalan dengan semua tanya di dalam pikirannya.
Dia menatap orang orang yang ada di sekitarnya. Dia yakin senuanya pembisnis handal.
Tidak hanya dari Eropa, juga ada dari negara Arab dan benua Asia.
Kemudian dia menyandar sejenak di salah satu pilar dan mengeluarkan tabletnya.
Nama panjang laki laki itu masih diingatnya sampai sekarang dan mulai dia ketikkan di kotak pencarian.
Rifanza terkejut melihat informasi yang ditampilkan oleh situs pencarian terbesar yang sudah dijamin keabsahannya.
Ternyata dia sudah salah menduga. Salah besar.
Wajar kalo laki laki itu sudah sangat kaya raya di usianya sekarang. Bahkan dari sebelum dilahirkan pun keluarganya sudah sangat kaya raya.
Jadi sangat wajar kalo dia tinggal di penthouse yang super duper mewah itu.
Tapi salah satu informasi yang tertera membuat dia ngga merasa terlalu menyesal memilih menjauh darinya. Laki laki itu ternyata terkenal mempunyai banyak teman perempuan.
Banyak foto foto mesranya dengan para perempuan cantik dan seksi yang tertangkap kamera.
Ditambah dua perempuan yang sudah dia ketahui.
Tapi dada Rifanza berdesir saat melihat foto foto Shaka di sana. Dia tidak peduli dengan para perempuan cantik yang berada di dekatnya. Tapi dia hanya fokus pada penampilan dan wajah laki laki itu saja.
Dia memang sangat tampan. Tanpa sadar dia mengingat lagi ci uman yang sudah mereka lakukan.
Setidaknya yang menciumku bukan bos bandar obat, senyumnya dalam hati sambil menyimpan tabletnya.
Langkah Rifanza menjadi lebih ringan saat dia menuju mobilnya di parkiran.
Dia ngga tau apa penyebabnya. Karena sudah tau kalo Shaka ternyata anak konglomerat dan pengusaha muda yang sangat diunggulkan?
Entahlah.
Kalo memang benar pun dia sudah tidak ada harapan. Tadi juga dia melihat tatap laki laki itu sangat datar padanya.
Mungkin sekarang dia bisa bangga sudah menolak laki laki yang sangat diinginkan perempuan di luar sana.
Tapi langkah bahagianya terhenti dengan detak jantung yang sangat kuat.
Di depannya dia melihat Shaka, si player itu sedang dipeluk oleh seorang perempuan bule yang lagi lagi cantik dan seksi.
Saat mata mereka bertemu Shaka seperti sengaja ingin membuat hatinya merasa patah berkeping keping. Laki laki itu malah membiarkan saja dirinya di ci um oleh perempuan itu.
Ci uman yang sangat panas, karena perempuan bule yang bukan Ana-anak dosennya, sampai mendorong tubuh Shaka hingga terduduk di kap depan mobilnya.
Rifanza bergeming, kakinya seakan dipaku di lantai basemen melihat adegan panas di depannya.
Sorot matanya pun ngga bisa dialihkan dari pemandangan itu.
Sementara itu dalam hatinya, Shaka tersenyum miring melihat keterperangahan Rifanza.
Dia membalas ci uman rekan bisnisnya sambil terus melayangkan tatap datarnya pada gadis itu.
fix ya rifa emg gadis yg mau di jodohin sm shaka
Gimana reaksi mereka y'jadi penasaran.
sehat selalu thorrr