"Devan, ini aku bawain makanan lo buat kamu...sengaja aku masakkin buat kamu tadi pagi."
Pyarr!!!
Dengan tak merasa kasihan sedikitpun, cowok tampan membuang begitu saja kotak bekal yang ada diatas mejanya. Hal itu membuat beberapa teman sekelasnya menoleh dan menatapnya termasuk cewek yang memberikan bekal itu.
"Devan kok dibuang sihh? Aku sengaja bikinin ini buat kamu loh, kamu ngga suka nasi goreng ya? Atau mau aku bikinin yang lainnya aja besok pagi??"
"Stop ganggu gue dan ngga usah nampakin wajah lo didepan gue! Gue muak sama lo!"
"Tapi aku suka sama kamu Devan..."
"Gue ngga peduli sama perasaan sampah lo sialan!"
Kalaluna, gadis cantik yang bahkan menjadi primadona sekolah SMA Kesatria ini seharusnya gampang saat akan mencari pacar. Fisiknya yang cantik dengan tubuh yang ideal, nyatanya tak membuat Devan tertarik dengan Kalaluna dan ada anak baru yang tiba-tiba dekat dengan Devan. Kalaluna kesal sampai akhirnya masalah pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Dilangit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
“Haha ... ngga gitu juga kali Fan, kan ceritanya lo yang ngelakuin itu dan gue sama Maurin cuma nyuruh lo doang.”
“Lah, males lag gue kalau gitu caran nya, mending kita lakuin bareng-bareng aja deh.”
“Eh, itu ngapain anak IPS ada di koridor wilayah kelas IPA?” celetuk Maurin yang membuat Kalaluna dan Tiffany melihat kearah yang di tunjuk oleh Maurin.
Benar saja kalau di koridor, tepatnya di sekitar kelas Kalaluna ada beberapa anak IPS. Kenapa tau kalau mereka anak IPS? Tentu saja dari penampilannya yang jauh dari kata rapi. Dasi yang tak terpasang, seragam yang keluar dari celananya, tanpa memaki ikat pinggang, dan rambutnya yang acak-acakkan.
Meskipun mereka berlima tampan dan tak ada yang berwajah pas-pasan, namun tetap saja penampilan yang urakkan seperti itu membuat Kalaluna tak suka. Kalaluna lebih menyukai cowok yang selalu berpenampilan rapi seperti Devan dan memiliki segudang prestasi. Kalau mereka berlima? Kalaluna yakin mereka memiliki segudang masalah termasuk kembarannya.
“Jalan aja girls, ngga usah di pedul in,”ucap Kalaluna yang di angguki kedua sahabatnya.
Seperti biasa Kalaluna akan berjalan di paling depan lalu disusul Maurin dan Tiffany yang bersampingan. Ketiga primadona sekolah itu berjalan dengan penuh percaya diri, tak lupa Kalaluna memasang wajah angkuh nya saat akan melewati kelima cowok disana.
“Wah wah Luna mau lewat nih....”Rasya langsung menampilkan senyum lebarnya saat melihat Kalaluna.
“Makin sexy aja sih Lun,”Cakra menjilat bibirnya sendiri sambil terus melihat Kalaluna.
“Eh, tapi kayaknya Tiffany boleh juga tuh,”ucap Rasya.
“Hm, Maurin juga ngga kalah oke tuh...”sahut Cakra.
Kenzo sama sekali tak tertarik dengan kembarannya, cowok itu memilih asik memainkan ponselnya. Berbeda dengan Kaivan dan Galen yang hanya memperhatikan ketiga cewek itu lewat dan sedang digoda oleh Cakra dan Rasya.
“Eh Maurin, boleh minta nomor ponsel lo ngga?”tanya Rasya sembari menaik-turunkan kedua alisnya.
Maurin menatapnya datar, “Gak.” Setelah mengatakan itu Maurin menarik tangan Tiffany.
“Hahahaha ditolak ngga tuh ....” Cakra tertawa puas melihat Rasya yang di tolak oleh Maurin.
Kaivan tersenyum miring, kakinya maju lalu berhenti tepat didepan Kalaluna ketika Maurin dan Tiffany sudah berjalan lebih dulu. Kalaluna memutar bola matanya malas, kedua tangannya terlipat didepan dada dan kepalanya mendongak keatas untuk menatap cowok tinggi yang sudah ada didepannya.
“Minggir.” Ucap Kalaluna.
Kaivan malah tersenyum miring, kedua matanya melihat sesuatu yang menurutnya lumayan menarik disana. Kepalanya sedikit maju dan merendah supaya bisa sejajar dengan wajah Kalaluna. Jaraknya sangat dekat, bahkan beberapa orang yang melihatnya pun melongo tak percaya dengan apa yang sedang di lihatnya.
“Kalau mau pamer, sama gue aja. Jangan di umbar-umbar,”bisik Kaivan di atas telinga Kalaluna.
Kening Kalaluna mengerut, “Maksud lo apa?”tanyanya tak mengerti.
Kaivan tersenyum smirk lalu menunjuk kearah yang dilihatnya dengan dagunya, “Merah hm? Cukup menarik.”
Kalaluna menunduk untuk melihat apa yang di maksud oleh Kaivan, seketika kedua matanya melebar saat melihat dalamannya sedikit terlihat karena kancing atas seragamnya dilepas. Kalaluna langsung menutupinya dan kembali mendongak untuk melihat cowok yang tengah tersenyum smirk kearahnya.
“Brengsek!” kesal Kalaluna, kakinya menginjak kuat kaki Kaivan lalu menabrak pelan dan melewatinya begitu saja.
Kaivan semakin tersenyum smirk melihat kepergian gadis cantik itu dengan kesal. Sedangkan teman-temanya pun bersorak, kecuali Galen dan Kenzo tentunya.
“Wah lo apain cewek cantik itu, Bos?”tanya Cakra penasaran.
“Kayaknya dia marah banget tuh sama lo, lo bisik in apa?”tambah Rasya.
Kaivan masih tersenyum miring, “Gue ajak ke hotel.”
Jawaban asal dari Kaivan mampu membuat keempat temannya melongo terutama Kenzo.
“Anjirlah. Langsung banget nih ke hotel, Bos?”tanya Cakra tak percaya.
Kenzo yang awalnya masih asik bersandar di tembok pun kini sudah berjalan mendekati Kaivan. Ekspresi wajah Kenzo antara datar dan tak percaya bercampur menjadi satu, semakin membuatnya terlihat lucu di mata Kaivan.
“L-lo beneran ajak Luna ke hotel, Bos?”tanya Kenzo.
Kaivan terkekeh pelan sambil menepuk-nepuk pundak Kenzo, “Lo ngijin in ngga? Kalau iya nanti gue bikin in lo ponakan?”tanyanya.
“Hah?”
*****
Brak!
“Akhh...sialan!” Kalaluna terkejut saat tiba-tiba saja Pretya masuk ke dalam kamar mandi dan mendorong tubuh Kalaluna yang sedang mencuci tangan.
Pretya melipat kedua tangannya didepan dada, tatapannya berbeda dari biasanya saat ada Devan. Ekspresi wajah dan tatapannya yang polos dan manis, kini berubah seperti seorang iblis yang tengah membenci orang. Kalaluna sendiri memutar bola matanya malas, sudah tak kaget dengan Pretya yang memang memiliki 2 wajah berbeda.
“Masalah lo sebenernya apa sih sama gue, hah?!”
Kalaluna sama sekali tak takut dengan cewek seperti Pretya, apalagi saat sekarang sedang berada di toilet sendirian.
Senyum sinis terbit dibibir Pretya, perlu Kalaluna akui kalau Pretya cukup berani juga kepadanya. Anak baru yang langsung berani dengan sang primadona disekolah ini, padahal yang lainnya sekalipun kakak kelas memilih tak berurusan dengan Kalaluna.
“Gue akan terus ganggu lo dan bikin lo semakin salah di mata Devan kalau lo masih berusaha buat deketin Devan. Dan asal lo tau kalau Devan itu cuma suka sama gue, dan sampe kapanpun lo ngga bakalan bisa dapetin Devan. Nanti setelah gue jadian sama Devan, gue sama Devan bakalan jadi couple populer dan gue bisa singkirin posisi lo ini,” ucap Pretya.
Kalaluna tertawa pelan, merasa lucu dengan ucapan Pretya yang begitu percaya diri. Baru kali ini Kalaluna mendapati orang yang memiliki kepercayaan diri yang luas tapi tidak melihat situasi. Menjadi populer seperti Kalaluna dan kedua temannya itu bukan mengakui, tapi karena di akui. Orang-orang disekolah ini lah yang mengakui dan menjuluki Kalaluna sebagai primadona sekolah.
“Haha ... ngga salah lo ngomong gitu?”tanya Kalaluna.
Pretya masih diam santai dan menatap penuh ketidak sukaan kearah Kalaluna. “Yah, kenapa ngga? Cewek sok kayak lo dan temen-temen lo, masanya udah selesai dan bakalan berakhir sebentar lagi. Digantikan gue sama Devan yang bakalan jadi couple goals di sekolah ini dan orang-orang mulai lupa sama lo. Lo bahkan ngga lebih dari sebuah sampah yang selalu dibuang dan ngga di liat sama Devan.”
Apakah Kalaluna marah mendengar ucapan dari Pretya? Tentu saja tidak. Kalaluna tidak selemah itu dan tidak akan muda terpancing oleh omongan orang seperti Pretya.
“Terus, gue harus bilang wow gitu? Iya nanti gue bakal bikin semua orang tau siapa lo sebenernya. Bahkan gue juga bakalan bikin Devan liat kalau cewek yang selama ini di kira lemah lembut, polos dan baik hati, ternyata ngga lebih dari sekedar iblis yang menjijihkan. Gue ngga pernah main-main sama ucapan gue. Kalaupun gue gabisa dapetin Devan, setidaknya gue bakal bikin lo enyah dari sekolah ini dan bikin semua orang tau siapa lo sebenernya!” Kalaluna tersenyum sinis saat melihat perubahan ekspresi wajah Pretya yang mulai tersulut emosi karena perkataannya.
Pretya mengepalkan kedua tangannya lalu berjalan semakin mendekati Kalaluna, kini kedua matanya sudah menatap penuh kebencian kearah Kalaluna. Gigi-giginya bergesekkan kasar satu sama lain karena merasa tak terima dengan apa yang Kalaluna katakan.
“Lo! Jangan pernah sekali-kali lo berbuat melebih batas atau,”
“Atau apa hm? Atau lo bakal bunuh gue?”tanya Kalaluna memotong ucapan Pretya yang belum selesai.
“Hey Pretya, gue bahkan sama sekali ngga takut sama lo. Lo bukan apa-apa dimata gue dan menurut gue lo hanyalah hama atau sampah kecil yang harus segera gue singkirkan.”Kalaluna berbicara tepat didepan wajah Pretya lengkap dengan wajah tegasnya.
Pretya mengangkat tangannya dan hendak menampar wajah Kalaluna, namun sayangnya sudah terlebih dulu dicekal oleh Kalaluna sambil tersenyum miring.
“Lo ngga bisa semudah itu nyentuh wajah gue Pretya. Lo bukan siapa-siapa yang berhak nampar gue.”
Kalaluna menghempaskan begitu saja tangan Pretya, setelah itu Kalaluna berjalan santai keluar dari toilet. Meninggalkan Pretya yang tengah menggeram kesal karena ucapan Kalaluna yang begitu berani dan sama sekali tak takut dengannya.
“Sialan. Gue ngga akan biarin lo hidup tenang!”
Cuman ini bau² nya Keivan mungkin bkln dibikin jadi punya sifat manja gitu kan? Misal kayak pas disekolah terkenal brandal, eh pas dirumah taunya manja bgt sama ortunya! Sumpah yg kayak gini tuh udh sering bet loh gw nemuin, dan semoga aja ini beda...