NovelToon NovelToon
Pembalasan Lewat Tubuh Yang Ku Pinjam.

Pembalasan Lewat Tubuh Yang Ku Pinjam.

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Anara gadis 25 tahun mengalami kecelakaan setelah mengetahui perselingkuhan calon suaminya dengan kakak tirinya. Tubuhnya yang tidak berdaya dan dinyatakan koma, tetapi ternyata arwahnya gentayangan. Arwah bisu itu harus menyaksikan banyaknya kepalsuan yang terjadi selama hidupnya. Ibu diri yang dianggap sudah sebagai ibu kandungnya yang ternyata juga selama ini hanya berpura-pura baik kepadanya. Tetapi takdir berkata lain, Dokter tidak bisa menyelamatkan Anara.
Anara menangis meminta keadilan untuk hidupnya, meminta kesempatan agar diberi kehidupan kembali untuk membalaskan dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Siapa sangka di saat matanya terbuka, Anara
berubah menjadi anak kecil yang berusia 6 tahun, walau tubuh Itu tampak kecil, tapi sisi dewasanya masih ada. Anara gunakan kesempatan itu untuk membongkar kepalsuan ibu tirinya.

Jangan lupa untuk ikuti terus novel saya.

Follow Ig saya : Ainuncefenis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10 Memang Enak.

Nara yang keluar dari ruangan Nesya, Dia benar-benar sangat penasaran apa yang terjadi pada rapat. Baru juga Nara melangkahkan kakinya yang tiba-tiba saja dia melihat Nindy dan Heri keluar dari ruangan rapat.

"Karena semua itu kebodohan kamu!" tegas Nindy tampak begitu kesal pada Heri. Nara yang melihat hal itu langsung bersembunyi.

"Kamu jangan menyalahkanku seperti itu Nindy. Aku juga tidak tahu kenapa dokumen yang sudah aku siapkan bisa berubah seperti itu. Bukankah aku juga sudah mengatakan kepada tante Tami dan tante Tami juga sudah memeriksanya dan dia mengatakan tidak ada masalah sama sekali," jawab Heri.

"Jadi kamu sekarang menyalahkan mama hah! sudah jelas-jelas kamu yang salah!" tegas Nindy mengumpat dengan penuh kekesalan

"Sekarang mau lihat akibat kecerobohan kamu, tidak mendapatkan anak perusahaan dan papa kan semakin ragu jika memberikan tugas pada kamu. Pada akhirnya apa hah! Tidak akan ada satupun yang kita dapatkan dan wanita itu akan kembali bangun!" tegas Nindy dengan penuh kekesalan.

"Jadi rencanaku berhasil," batin Nara tersenyum penuh dengan kemenangan.

"Nindy kamu jangan marah padaku. Aku benar-benar minta maaf dan berjanji tidak akan melakukan hal itu lagi. Aku akan mencoba untuk memperbaiki semuanya. Aku pasti akan mengembalikan kepercayaan Om Haris," bujuk Heri dengan memegang lengan Nindy dan wajah Nindy tampak menoleh ke samping yang tampak begitu marah yang tidak ingin melihat Heri yang sudah membuatnya kesal.

Nara melihat Haris berbicara di depan pintu ruangan rapat dan Nara yang tiba-tiba saja meninggalkan persembunyiannya yang menghampiri Haris.

"Om, kemarilah sebentar!" Nara menarik paksa tangan Haris.

"Nara sebentar!" Haris tidak sempat berpamitan pada pria yang diajaknya bicara itu.

"Maafkan aku sayang!" Heri yang membujuk Nindy dengan memeluk Nindy.

"Kamu harus percaya padaku jika aku bisa menyelesaikan semua ini. Aku janji akan mengembalikan kepercayaan Om Haris dan kita akan mendapatkan anak perusahaan dan juga yang lainnya," ucap Heri meyakinkan Nindy yang sejak tadi wajah Nindy masih tampak cemberut.

"Heri, Nindy!" pasangan itu tampak kaget ketika mendengar suara itu dan yang benar saja membuat Nindy melotot sampai bola matanya ingin keluar saat di sana sudah ada Haris bersama dengan Nara.

Heri juga tampak panik seolah tertangkap basah dan apalagi posisi mereka berpelukan dan mungkin itu maksud Nara dengan cepat menarik Haris agar mengetahui bagaimana hubungan mereka sebenarnya.

"Om!" sahut Heri.

"Papa!" kedua orang itu sama-sama panik dan sementara Nara merasa sangat puas rencananya berhasil.

"Kalian terlihat sangat dekat sekali?" tanya Haris dengan nada penuh kecurigaan.

"Hmmmm.... tidak pah!" ucap Nindy dengan panik.

"Tadi tiba-tiba saja Heri teringat pada Anara dan Nindy hanya berusaha untuk menenangkan hati saja," ucap Nindy yang langsung klarifikasi yang takut jika Haris salah paham.

"Benar Om, saya tadi tiba-tiba saja kepikiran Anara dan mungkin saja karena saya merindukan Anara," ucap Heri yang sekarang memperlihatkan wajah sedihnya.

"Mereka benar-benar orang yang paling pintar bersandiwara dan sudah jelas-jelas mereka ketangkap basah," batin Nara kesal.

"Kalau kamu benar-benar merindukan Anara, kamu sebaiknya melihat dia ke rumah sakit, Om juga sudah lama kamu tidak melihat kamu ke rumah sakit mengunjungi Anara," ucap Haris.

"Saya selalu tidak sanggup jika sudah ke rumah sakit. Saya sangat lemah Om. Saya tidak tahu kapan Anara akan kembali bangun. Saya benar-benar sangat merindukannya," ucap Heri yang sudah terlihat menangis yang terisak seolah Dia benar-benar sangat mencintai Anara.

"Dasar penipu!" batin Anara yang terlihat emosi yang bahkan dia ingin sekali muntah mendengar perkataan Heri.

"Saya mengerti perasaan kamu. Saya juga ketika ke rumah sakit akan merasakan hal yang sama dan pasti menginginkan Anara cepatnya bangun. Kamu harus lebih bersabar lagi," ucap Haris dengan menepuk bahu Heri yang memberi kekuatan kepada Heri.

"Nindy mau pulang sebentar," ucap Haris yang membuat Nindy menganggukkan kepala. Haris tidak lupa mengajak Nara. Wajah Nara masih terlihat begitu sangat kesal, bagaimana dia tidak kesal melihat sandiwara pasangan itu.

Memang apa yang mereka lakukan tidak membuat Haris terlalu curiga, tapi paling tidak Nara sudah merasa puas karena Haris sudah melihat hal itu dan dia sangat yakin jika Haris lama-kelamaan akan curiga mengenai hubungan mereka.

*****

Rumah sakit.

"Nara kamu sebaiknya tunggu di sini. Dokter tidak menyarankan anak kecil untuk masuk ke dalam. Ini juga nanti akan berpengaruh pada kesehatan kamu," ucap Haris.

"Baik Om. Nara akan menunggu di sini," ucap Nara.

"Om, tidak akan lama-lama," ucap Haris mengusap-usap pucuk kepala Nara yang membuat Nara mengangguk dan hari langsung meninggalkan Nara.

Nara mengambil tempat duduk dengan kakinya yang tampak lucu menggantung dengan bergoyang-goyang.

"Anak kecil!" tiba-tiba saja ada yang menegurnya membuat Nara menoleh ke samping.

"Hey, kamu ternyata masih ada di sini," ucap Dokter tampan itu dengan tersenyum.

"Bukankah Dokter ini yang kemarin aku temui pertama kali?" tanyanya mencoba untuk mengingat.

"Kamu sudah menemukan orang tua kamu?" tanya Sagara dengan tubuhnya membungkuk sedikit agar lebih jelas melihat anak kecil yang menggemaskan itu.

"Sudah," jawab Nara.

"Syukurlah kalau begitu! Lalu Kamu kenapa ada di sini? apa kamu sedang menunggu sesuatu?" tanya Sagara.

"Benar! Nara sedang menunggu Om yang ada di ruangan itu," jawab Nara.

"Hmmmmm, begitu! jadi nama kamu Nara?" tanya Sagara membuat Nara menganggukkan kepala.

"Nama kamu begitu cantik sama seperti wajah kamu yang sangat lucu dan menggemaskan," ucap Sagara.

"Hmmmm, ini Om mempunyai permen lolipop untuk kamu," Sagara memberikan permen berwarna pink tersebut.

Nara langsung mengambilnya, "terima kasih Dokter," ucap Nara yang membuat Sagara menganggukkan kepala.

"Kamu menyukai permennya?" tanya Sagara.

"Nara belum mencobanya. Nara nanti akan mencobanya," jawab Nara.

"Baiklah Ara," sahut Sagara.

"Kenapa Dokter memanggil Nara dengan Ara dan nama saya adalah Nara," jawab Nara

"Saya suka saja memanggil kamu dengan Ara, saya rasa kamu tidak keberatan dengan hal itu," jawab Sagara yang membuat Ara menganggukkan kepala.

"Dokter kebetulan ada pasien, jadi Dokter harus pergi. Senang sekali bertemu dengan kamu," ucap Sagara mengusap-usap pipi Nara dan Sagara langsung pergi dari hadapan Nara.

"Isss, kenapa juga harus mengusap-usap pipiku segala, untung saja dia tidak mencubitnya," ucap Nara yang tampak begitu tidak suka.

"Apa Dokter itu berpikiran bahwa aku anak kecil 5 tahun," ucapnya melihat permen lolipop tersebut.

"Memang aku dilihat oleh orang lain masih seorang bocah, jadi wajar saja dia tampak gemes pada aku dan bahkan sampai memberiku permen. Untung saja aku berada di tubuh anak kecil yang tampak lucu," ucapnya yang merasa memiliki keuntungan tersendiri.

Nara menghela nafas, "Hari Aku merasa benar-benar sangat puas. Aku berhasil menyabotase dokumen tersebut dan akhirnya mereka tidak mendapatkan apa yang mereka mau. Ini baru permulaan dan lihat saja lama-kelamaan papa akan tahu siapa kalian sebenarnya dan bukan hanya itu saja, orang yang selama ini bersikap baik di depan papa juga kelakuan kalian akan terbongkar," batin Nara yang tampak sudah tidak sabaran jika hal itu akan datang.

Bersambung.....

1
Osie
penulisnya msh byk typo tapi gpp ceritanya bagus
Nur Adam
lnjut
Osie
msh awal awal moga ke depannya tdk mengecewakan
Osie
moga antara bisa balas dendam ke orang orang yg udah jahat dia
Osie
aku mampiiirrr..selalu suka ceeita transmigrasi..apalagi MC nya sosok tangguh n gak cengeng..
dan pastinya ku harap ini cerita sp end..sumpeh capek bgt baca cerita udah baca berbab" eh diujung malah diganting kayak jemuran...gariiinngggg bookk
ChikoRamadani
kenapa tiba" om haris menghilang?
ChikoRamadani
Akhirnya terbongkar sudah kebusukan tami, yang sudah menggelapkan uang perusahaan melalui perantara rudi yg sering sekali mentransfer ke rekening tami....
apa setelah ini ada kejutan lainnya yang akan terbongkar??? wah, pasti seru ini...
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
bagus sekali 🥰🥰🥰❤️❤️❤️
Naufal Affiq
lanjut thor
ChikoRamadani
Sangat menarik...
Ceritanya bagus, Konfliknya tidak terlalu bertele2 dan Sesuai alurnya jadi gak buat bosan ...
Penyampaian kosakatanya mudah dipahami....

Semoga sukses kakk othor❤️
ChikoRamadani
lanjut dong thor, seru nih ceritanya...
kasian anara dikeliling orang jahat yang suka berkhianat apalagi ibu tiri & kakak tirinya, ingin menguasai apa yg dimiliki anara... termasuk heri, berselingkuh dgn kakak tiri anara.
Angga Gati
cuz meluncur baca kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!