NovelToon NovelToon
Gadis Jalanan Pewaris Mahkota

Gadis Jalanan Pewaris Mahkota

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kim Yuna

Setelah terusir dari rumah dan nyaris menjadi korban kebejatan ayah tirinya, Lisa terpaksa hidup di jalanan, berjuang mati-matian demi bertahan.

Ketika kehormatannya terancam, takdir mempertemukannya dengan Javier Maxim, CEO muda nan arogan, yang muncul sebagai penyelamat tak terduga.

Namun, kebaikan Javier tak datang cuma-cuma. "Tuan bisa menjadikan saya pelayan Anda," tawar Lisa putus asa.

Javier hanya menyeringai, "Pelayanku sudah banyak. Aku hanya memerlukan istri, tapi jangan berharap cinta dariku."

Dan begitulah, sebuah pernikahan kontrak pun dimulai. Sebuah ikatan tanpa cinta, yang hanya berfungsi sebagai kunci bagi Javier untuk mengklaim warisannya. Namun, seiring waktu, pesona dan kecantikan Lisa perlahan menyentuh hati sang CEO.

Seiring kebersamaan mereka, sebuah rahasia besar terkuak: Lisa bukanlah wanita sembarangan, melainkan pewaris tersembunyi dari keluarga yang tak kalah terpandang.

Mampukah cinta sejati bersemi di tengah perjanjian tanpa hati ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesta

Lisa membuka mata, napasnya terasa berat, seolah udara pagi ini dipenuhi beban yang tak terlihat. Ia mencoba untuk bangkit, namun tubuhnya terasa enggan. Kasur empuk ini, bantal berbulu angsa, selimut tebal yang membalutnya, semuanya terasa asing dan hampa.

Sejak kapan kenyamanan fisik tak lagi bisa menghadirkan kedamaian?

Pikirannya melayang kembali ke malam sebelumnya, dan setiap ucapan Javier bagaikan gema yang terus berputar di benaknya.

"Pernikahan kita hanya pernikahan pura-pura, jadi jangan pernah berpikir kalau aku menyukaimu. Jadi kau tidak perlu mengharapkan ku." Kalimat-kalimat itu menusuk, merobek sisa-sisa harapan yang mungkin secara tak sadar ia simpan. Hatinya perih, tapi ia berusaha mengabaikannya.

Apakah ia akan kuat menjalani kepura-puraan ini? Hidup dalam kebohongan yang setiap detiknya terasa seperti teater yang tak berkesudahan?

Ia harus tersenyum, harus berinteraksi, harus bertindak seolah-olah semuanya baik-baik saja, seolah-olah ia adalah istri sejati dari pria dingin yang memperlakukannya tak lebih dari sekadar alat.

Dibandingkan hidup terlantar di jalanan, kelaparan, ketakutan akan ancaman preman, dan tidur beratapkan langit. Tentu saja, ini jauh lebih baik.

Setidaknya, ia memiliki tempat tinggal yang layak, makanan, dan keamanan yang semu. Namun, apakah itu cukup?

Apakah ia bisa menukar kebebasan dan harga dirinya dengan kenyamanan yang didikte oleh Javier?

Ia memejamkan mata, mencoba mengusir bayangan-bayangan itu. Udara di kamar ini terasa dingin, mencekik, meskipun pendingin ruangan mati.

Lisa tahu ia tidak bisa terus-menerus terpuruk. Ia sudah ada di sini, di dalam sangkar emas ini, dan ia harus menemukan cara untuk bertahan.

Lisa bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Jangan sampai laki-laki bergelar suami nya itu marah hanya karena dirinya terlambat untuk sarapan.

.

Lisa dan Javier duduk berhadapan di meja makan marmer yang luas. Hanya bunyi dentingan sendok yang beradu dengan piring porselen mewah, mengisi keheningan yang menyesakkan.

Lisa berusaha bersikap tenang, menikmati hidangan lezat yang disajikan, meski perutnya terasa mual. Ia sesekali mencuri pandang ke arah Javier yang tampak acuh tak acuh, sibuk dengan makanannya sendiri. Aura dingin pria itu seolah membekukan udara di sekitar mereka.

Setelah beberapa saat, Javier meletakkan sendoknya.

Suaranya memecah keheningan, dingin dan penuh otoritas. "Setelah ini, kau belajarlah dengan Bi Sumi tentang tata krama kalangan atas. Jangan sampai kau membuat malu suamimu ini."

Ucapan Javier menghentikan Lisa dari kegiatan makannya. Ia menunduk, mencoba menyembunyikan keterkejutannya.

Rasanya ada yang mengganjal, namun ia tak berani menyela. Ia tahu ia harus menuruti semua perintah Javier, setidaknya untuk saat ini.

Kemudian, Javier melanjutkan, kalimat berikutnya membuat jantung Lisa seolah berhenti berdetak.

"Dan dua hari kedepan," ucapnya, jeda sesaat, "Aku akan mengajakmu ke pesta ulang tahunku dan memperkenalkanmu sebagai istriku."

'Deg!' membuat Lisa terkejut. Pesta ulang tahun? Memperkenalkan sebagai istri? Ini lebih cepat dari dugaannya. Ia bahkan belum sempat mencerna pernikahan palsu ini sepenuhnya, dan kini ia harus berhadapan dengan sorotan publik.

Bayangan ratusan pasang mata yang akan menatapnya, menuntut senyuman dan interaksi yang sempurna, membuat Lisa merasa cemas.

☘️☘️

Dua hari kemudian pesta ulang tahun Javier.

Javier menatap pantulan dirinya di cermin, jas mahal membalut tubuh atletisnya dengan sempurna. Tangannya membenarkan dasi kupu-kupu hitam, lalu beralih menata rambutnya yang sedikit acak-acakan. Hari ini adalah awal dari 'sandiwara' yang lebih besar. Ia harus memperkenalkan Lisa sebagai istrinya di depan lingkaran sosialnya.

Bukan hanya untuk mengamankan warisan, tapi juga untuk mengirimkan pesan yang jelas kepada Angelina dan siapa pun yang mencoba ikut campur.

Tak lama, ketukan pelan terdengar di pintu. Javier menoleh, dan Lisa muncul dari balik pintu, ditemani oleh Bi Sumi, asisten rumah tangga senior Javier yang ditugaskan khusus untuk membantunya.

Javier sempat terkejut melihat perubahan pada diri Lisa. Gadis itu mengenakan gaun malam berwarna navy gelap, dengan potongan sederhana namun elegan yang menonjolkan siluet tubuhnya yang ramping dan jenjang.

Leher gaun yang berpotongan halter-neck memperlihatkan tulang selangka Lisa yang indah, sementara kainnya yang jatuh bebas hingga mata kaki memberikan kesan anggun dan misterius.

Rambut Lisa disanggul rapi ke atas, menyisakan beberapa helai poni tipis yang membingkai wajahnya dengan lembut. Riasan tipis yang memulas wajahnya berhasil menyembunyikan sisa-sisa kegugupan.

Namun, Javier bisa melihat dengan jelas bagaimana Lisa meremas ujung dompet kecil di tangannya, tanda bahwa ia masih merasa tegang.

Sejenak, Javier terpaku. Ia tak menyangka Lisa bisa terlihat secantik itu. Dalam benaknya terlintas pertanyaan, "Apa benar dia istriku? Istri yang kupungut di jalanan?"

Ada sesuatu yang bergejolak dalam diri Javier, perasaan aneh yang sulit ia definisikan. Ia telah bertemu dengan banyak wanita cantik di kalangan atas, tetapi Lisa, dengan kesederhanaan dan kecantikannya yang tak terduga, mampu menarik perhatiannya. Javier dengan cepat menepis pikiran itu, mengingatkan dirinya bahwa semua ini hanyalah bagian dari rencana.

"Sudah siap?" tanya Javier, suaranya sedikit lebih lembut dari biasanya, meskipun ia berusaha menyembunyikannya.

Lisa mengangguk pelan, berusaha mengendalikan detak jantungnya yang berpacu kencang. Matanya bertemu pandang dengan Javier. Ada secercah kekaguman di sana, yang membuat pipi Lisa sedikit merona.

Namun, ia juga melihat tatapan dingin yang familiar, seolah Javier segera membangun kembali tembok di antara mereka.

"Baiklah," kata Javier, berbalik menuju pintu. "Ayo. Jangan sampai kita terlambat."

Lisa mengangguk kaku.

"Ingat apa yang sudah diajarkan Bi Sumi?" Javier mengingatkan.

Lisa menghela napas pelan. "Ya, Tuan. Tersenyum, sedikit bicara, dan jangan membuat masalah."

Javier hanya mengangguk tipis, lalu berbalik dan berjalan keluar kamar. Lisa mengikutinya, jantungnya berdegup kencang seolah akan melompat keluar.

.

Pesta itu riuh rendah dengan suara obrolan, dentingan gelas, dan tawa renyah. Aroma parfum mahal dan hidangan mewah bercampur memenuhi ruangan. Begitu Javier dan Lisa memasuki aula megah itu, pandangan mata langsung tertuju pada mereka, terutama pada Lisa. Kebingungan, kecurigaan, dan bisikan-bisikan mulai terdengar.

"Siapa wanita itu?"

"Itu... istri Javier?"

"Sejak kapan dia menikah? Aku tidak pernah dengar!"

"Siapa dia? Aku belum pernah melihatnya di kalangan kita."

Javier tersenyum tipis, senyum formal yang tak pernah mencapai matanya. Ia melingkarkan lengannya di pinggang Lisa, menariknya sedikit lebih dekat. Lisa merasakan sentuhan dingin itu, namun memaksakan diri untuk tersenyum, persis seperti yang diajarkan Bi Sumi.

Pertemuan pertama dengan kenalan Javier terasa paling sulit. Seorang wanita paruh baya dengan dandanan mencolok dan perhiasan berkilauan mendekat, matanya menelisik Lisa dari atas ke bawah.

"Javier! Astaga, kau mengejutkan kami semua! Siapa ini?" tanyanya, suaranya sedikit sengau.

"Tante Susan, perkenalkan. Ini Lisa, istriku," jawab Javier singkat, nada suaranya tanpa emosi.

Tante Susan mengangkat alisnya, pandangan matanya beralih dari Javier ke Lisa, lalu kembali lagi ke Javier. "Istrimu? Sejak kapan? Kenapa tidak ada kabar?"

"Pernikahan yang sederhana, Tante. Kami tidak ingin terlalu banyak keramaian," Javier beralasan, sambil tersenyum tipis.

Lisa hanya bisa tersenyum kaku, persis seperti patung. Ia ingin sekali mengatakan sesuatu, menjelaskan bahwa ini semua sandiwara, namun tatapan tajam Javier di sebelahnya cukup untuk membungkamnya. Ia merasa seperti objek pameran, bukan seorang manusia.

Sepanjang malam, Lisa terus-menerus menghadapi pertanyaan-pertanyaan serupa. Ia menjawab seadanya, dengan senyum yang dipaksakan. Ia harus mengingat nama-nama yang disebutkan Javier, mengenali wajah-wajah yang asing, dan yang terpenting, tidak melakukan kesalahan fatal.

Bi Sumi ternyata adalah penyelamatnya. Wanita paruh baya yang tenang dan sabar itu telah mengajarinya banyak hal dalam waktu singkat. Mulai dari etiket makan, cara berjalan anggun dengan gaun panjang, hingga teknik percakapan dasar di kalangan sosialita.

"Nona Lisa, ingat. Jika Anda tidak yakin harus bicara apa, tersenyumlah dan dengarkan. Biarkan mereka berbicara. Orang-orang di sini senang berbicara tentang diri mereka sendiri," kata Bi Sumi saat mereka berlatih di ruang makan kemarin sore.

"Dan jangan pernah menunjukkan kelemahan atau ketidaknyamanan Anda. Pertahankan aura percaya diri, meskipun Anda tidak merasakannya."

Malam itu, Lisa terus mengulang nasihat itu dalam benaknya. Ia berusaha menyerap semua informasi, mengamati cara bicara dan gerak-gerik para wanita di sekitarnya. Ia melihat bagaimana mereka saling melempar senyum palsu, bagaimana pujian yang diucapkan seringkali disisipi sindiran halus. Lingkungan ini adalah hutan belantara, dan ia harus belajar bertahan hidup.

"Kak Javier!" seru seseorang dari belakang mereka.

Baik Javier maupun Lisa menoleh serentak. Seorang wanita muda yang cantik, dengan rambut panjang tergerai dan gaun merah menyala yang menarik perhatian, menerobos kerumunan.

Senyum lebarnya terpancar jelas, dan tanpa menunggu, ia langsung menubruk tubuh Javier, memeluknya erat. Aromanya yang manis dan menusuk seketika menguasai indra penciuman Lisa, menenggelamkan wangi parfum Javier yang familiar.

'Siapa wanita ini.'Batin Lisa bertanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Reaz
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
yuniati sri
saya sangat mengapresiasi tulisan anda sangat berkesan
yuniati sri: lanjut thor, semangat 45
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!