NovelToon NovelToon
Suamiku Posesif

Suamiku Posesif

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:10.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Sebuah novel tentang kebucinan suami bernama Ren pada istrinya Ayana, Ini kisah tentang cinta suami berbeda usia. Ini tentang suami yang jauh lebih muda.

Ayana : Tokoh aku, istri yang bekerja sebagai guru SMU. Dia dipanggil kakak oleh suaminya karena perbedaan usia mereka.
Yang gak suka dan ngerasa aneh dengan panggilan Ren pada istrinya, sepertinya ini novel bukan selera kamu kayaknya ya. Karena keuwunan, keimutan dan kegemasan Ren saat memanggil istrinya kakak menjadi titik poinku dalam menceritakan kebucinan Ren. Kalau kalian gak ngerasa fell imut dan mengemaskannya maka fix kita tidak satu aliran. Aku suka cerita ala noona korea soalnya. Hehe.

Renan : Dia biasa di panggil Ren( cuma aya yang panggil begitu) kenapa? suka-suka kak Aya ya. Biar lebih keliatan imutnya. hehe.

Hanya cerita kebucinan suami dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada konflik menegangkan atau apalah. Apalagi pelakor agresif, jauh-jauh dari mereka. Silahkan di baca dan nikmati alurnya ya ^_^

Terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Makan Siang Bersama

Hemmm. Aku mengerjapkan mata saat sesuatu menusuk-nusuk pipi. Jari Ren masih menempel di pipi kananku. Dia tertawa saat aku sudah membuka mata. Memasang wajah bengong.

“Bangun, sudah waktunya makan.”

“Sudah selesai masaknya?” tanyaku masih setengah bergumam. Mengumpulkan separuh nyawa yang tertidur.

“Heem. Bangun dulu.” Dia menarik tanganku agar aku duduk. Safina masih terlelap seperti bayi di sampingku. “Buka mata Kakak,” mengacak-acak rambutku yang memang sudah berantakan.

“Aku ke kamar mandi dulu ya.” Berapa lama ya aku tidur, bergumam sendiri. “Bude sudah pulang belum?”

“Belum.” Ren sudah kembali berjalan ke dapur.

Berarti aku tidur tidak terlalu lama. Masuk ke kamar mandi, kubasuh air mengusir kantuk. Saat aku kembali Ren sudah duduk di ruang makan. Wahhh, makanan sudah terhidang dengan sangat baik di meja makan. Seperti yang sudah aku bilang, Ren jauh lebih teliti dan cermat. Cenderung perfeksionis, kapan-kapan aku akan ceritakan bagaimana kami bertengkar karena masalah ini.

“Waaah, terimakasih Sayang. Menu spesial makan siang kita. Boleh pisahkan buat bude.” Aku menarik kursi dan duduk di sampingnya.

“Sudah.” Dia menunjuk dua kotak makan di dekat kompor. Ahhh, manisnya, dia selalu tahu bahkan sebelum aku mengatakannya.

“Foto dulu donk, mana hpmu.” Ren menyerahkan hpnya. “Ambil sambal di lemari Sayang.” Aku sudah duduk dan mencoba mencari angel yang paling pas.

Ren bangun dari duduk dan melihat isi lemari, ada beberapa botol sambal yang aku beli online. Rasanya enak seperti sambal rumahan. Jauh lebih praktis daripada harus membuat sambal sendiri. Alasan, bilang aja malas. Hehe.

“Mau rasa apa? Terasi sama teri ya.” Masih ada tiga botol di lemari seingatku.

“Boleh.”

Cekrek, cekrek, foto dengan berbagai gaya. Aku yang banyak gaya, miring kanan, miring kiri untuk mendapatkan posisi yang sempurna. Jongkok, nungging, segala macamlah diladeni. Siapa yang begitu. Bukan objeknya yang gaya tapi yang mengambil foto yang banyak gaya.

“Ini yang paling bagus deh kayaknya.”

“Semua bagus, kan Kakak yang foto.”

Dasar bucin.

Posting foto dulu di sosmednya Ren.  Sedang dibajak @Ayana_Wijaya. Makan siang hasil masakan suami tercinta, selamat makan semuanya. Gambar hati dua biji.

“Hehe.”

Dia cuma geleng kepala melihat kelakuanku dengan hpnya.  “Enak?” Ren menyuapiku. Saat aku masih melihat-lihat hp.

“Hemmm, jauh lebih enak dari pada masakanku.”

“Siapa bilang?” Aku bisa merasakan ketidaksukaan pada kalimatnya.

“Aku barusan, hehe. Sering-sering ya.”

“Tergantung Kakak.” Ditowelnya daguku dengan tangan kirinya.

“Apa?” Apa, memang apa hubungannya denganku.

“Hahaha.” Dia tertawa nakal.

“Dasar mesum.” Setelah aku nyambung dengan apa yang dia maksud.

“Ih, suami sendiri dibilang mesum.”

“Ia, ia . Maaf.”

Sekali lagi dia menyuapiku. Aku tertawa saat dia menunggu aku melakukan hal yang sama, tapi aku pura-pura tidak menyadarinya. Saat dia sudah merengut baru kusuapi dia. Masakan Ren memang jauh lebih enak dari masakanku. Itu fakta.

“Haaa aku lupa, sudah bilang tadi belum ya. Ibu minta kita pulang tadi, dia bikin tekwan sama mpek-mpek.”

“Dasar Kakak pelupa.” Dijentikan tangan kirinya ke keningku.

“Nanti ke rumah ibu ya?”

“Ia. Habiskan dulu makanannya.”

Aku benar-benar menikmati makan siangku. Mengobrol dengan Ren. Bicara apa saja dengannya. Aku rasa inilah yang dibutuhkan seorang pasangan. Pernikahan itu adalah sebuah lembaga legal untuk menyatukan cinta. Dan setelahnya individu yang terlibat di didalamnya yang harus menjaganya. Menjaga agar tetap harmonis. Menjaga agar apa yang dicita-citakan sebelum menikah akan tetap terjaga. Mungkin akan ada yang berubah, namun semuanya seharusnya perubahan yang lebih baik kan. Kalo mau jadi romantis jangan lakukan sebelum menikah, berpestalah dan rayakan cinta kalian dengan keromantisan setelah pernikahan. Ups, yang jomblo banyak berdoa aja dulu kali ya.

“Sebelum kita ke rumah ibu kita makan es cream dulu.”

“Es apa?” Aku benar-benar tidak ingat tentang pembicaraan tentang es. Kapan ya dia bilang.

“Tuh kan, yang waktu itu. Toko yang baru buka di dekat kantorku.” Ternyata waktu aku melamun di dalam mobil.

“Kenapa nggak coba sama temen-temen kantormu aja kan deket.”

“Aku mau cobanya sama Kakak.”

Dia mulai gusar.

“Ia, ia. Aku juga ingin coba.” Aku melihat Safina yang masih terlelap. “Safina kalau tidur manis banget ya, imut kayak bayi. Hehe.” Tunjukku pada bocah kecil mungil yang asik dengan mimpinya di karpet di ruang tv.

“Tadi mamanya Safina ke sini.” Fakta mengejutkan.

“Haaa, kapan?” Berhenti makan.

“Pas Kakak tidur.” Menjawab santai, sambil meneruskan suapannya.

“Kok nggak dibangunin” protes.

“Kakak kan tidur tadi, Safina juga tidur, jadi aku bilang nanti diantar kalau Kakak bangun.”

“Sayang, mamanya Safina liat aku tidur nggak.”

“Lihat.”

“Serius.” Beberapa pikiran melintas di kepalaku. Yang pasti malu. Suami sibuk masak istrinya tidur, mungkin orang yang melihat akan merasa aneh.

“Ia, dia masuk lewat pintu samping.”

“Aaaaa malunya.”

“Kenapa?”

“Dia liat kamu masak?”

“Ya lihatlah, diakan nggak buta.”

“Sayang!” jawabanmu membuatku ingin mencubitmu.

“Apa?”

“Dia bilang apa waktu liat kamu masak dan aku tidur?”

“Lupa, tidak penting juga.”

Hemm, seenaknya menjawab. Sudahlah, memang tidak terlalu penting juga. Entah kenapa aku jadi merasa sedikit malu. Makan sambil mengobrol, kami sudah menghabiskan ayam panggang buatan Ren. Sambalnya juga enak, orang indonesia makan memang harus pakai sambal. Biar komplit, citarasa nusantara. Apapun makanannya sambalnya tetap pakai cabai juga. Hahaha.

Bude muncul sambil membawa nampan yang kupakai membawa donat dan jus tadi. “Saya sudah selesai setrikanya Mbak, ada yang mau dikerjakan lagi?”

“Sudah Bude, sudah semua.” Jawabku cepat.

“Biar saya yang cuci piring kalau sudah selesai.” Saat dia melihat piring di atas meja makan, dan tahu kami sudah selesai makan.

“Tidak usah Bude, biar saya yang cuci. Ren juga belum selesai makan.” Membuat alasan.  Cepat aku mencuci tanganku yang belepotan. Kukeringkan secepat kilat, lalu mengambil plastik dan memasukan dua kotak makan yang sudah di siapkan Ren di dekat kompor. “Ini buat makan siang di rumah nanti Bude.”

“Mbak Aya repot-repot.” Dia malu menerima.

“Ren yang masak Bude. Ia kan sayang.” Ren hanya berhemm, sambil sedikit tersenyum.

Diterimanya kantong plastik, sebelumnya kumasukkan donat yang masih tersisa dan juga jus buah. Aku mengantarnya sampai ke depan pintu. “Hati-hati ya Bude, makasih sudah dibantu.”

“Ia Mbak sama-sama, saya juga terimakasih makanannya.”

Setelah bude keluar gerbang, aku memasuki rumah lagi, Ren sudah membereskan piring dan mencucinya. Kudekati dia di tempatnya berdiri, memeluknya dari belakang. Adegan ini banyak muncul di drama kan, percayalah, kalau kau cukup tidak tahu malu cobalah dengan pasanganmu. Ini menyenangkan.  “Makasih ya Ren untuk makan siangnya.”

“Katakan  i love you.” Sambil masih membilas gelas penuh sabun.

“Love you Ren.”

Dia tersenyum, walaupun aku tidak melihat wajahnya. Lama aku memeluknya.

Kulepaskan pelukanku saat mendengar hpku berbunyi. Setelah duduk  di kursi tempatku makan tadi kuangkat telfon, adik laki-lakiku memanggil.

“Assalaualaikum kak.” Antusias.

“Waalaikumsalam.”

“Sambal mpok Judessnya masih nggak?”

“Sambal apa?” aku mengeryit, sambil melihat botol sambal di atas meja.

“Itu sambal yang kakak posting di sosmed Bang Renan. Abang yang masak ya, kayaknya enak.”

“Hehe, tahu aja kamu.”

“Sambelnya masih nggak?”

“Ia masih, memang kenapa?”

Aku bingung sendiri, kenapa anak ini tiba-tiba ngomongin sambel. Sementara itu Ren sudah duduk di hadapanku setelah membersihkan sisa air di tangannya. Dia menatapku tajam, penasaran sekaligus ingin merebut hpku sepertinya.

“Kakak nggak lihat sosmed abang ya? Lagi rame ngomongin sambal yang ada di foto.”

“Apaan deh, gak ngerti kakak.”

“Buka sosmednya abang donk. Nanti ke rumah bawa sambalnya ya, masih berapa?”

“Berapa ya, tiga sepertinya tapi yang dua sudah dibuka.”

“Bawa semua ya.”

“Buat apa?”

“Bawa aja. Abang di mana Kak?”

Ren menggenggam tangan kiriku, matanya masih menatapku tajam. Tidak tahu apa yang ingin diirisnya dengan pandangannya itu.

“Duduk di depanku.”

“Apa! Yang benar. Dia pasti sedang menatap tajam dan berwajah masam kan.”

“Kok tahu?” aku mengeryit, memang pandangannya tembus lewat hp ya.

“Ya tahu, suami kakak kan posesif. Hahaha.” Tertawanya penuh makna.

“Hahaha.” Gila ya bagaimana orang lain bisa sadar begitu. Keposesifan Ren yang tergambar jelas dalam setiap tingkah lakunya.

“Sudah ya Kak, kalau lama-lama telepon kakak nanti nggak dikasih uang jajan aku sama Bang Renan. Hehe. Salam sama abang, bilang sama dia kalau aku lebih sayang sama abang dari pada kakak.”

“Hei kok begitu.” Aku protes sekaligus sakit hati, siapa coba yang kakaknya.

“Kalo dia tanya kenapa, jawab karena kakak sudah mendapat cinta yang melimpah ruah dari abang.”

“Apa!” gila ya kamu. “Aww” Ren meremas tanganku.

“Jangan lupa sambalnya ya. Assalamualaikum.”

Dia bahkan menutup teleponnya sebelum aku menjawab salam. Dasar anak kemana sopan santunmu pada kakakmu. Dan apa itu tadi, aku lebih sayang abang dari pada kakak. Eh, Bukan itu masalahnya sekarang, masalahku adalah laki-laki di hadapanku ini. Dia masih memegang tanganku.

“Sayang.” Aku Goyangkan tangan supaya dia melepaskan cengkeramannya.

“Siapa?”

“Haikal.” Jawabku cepat.

“Apa katanya?”

“Awww, lepaskan tanganku dulu.” Aku benar-benar meringis, walaupun dia tidak terlalu keras meremas tanganku, tapi aku berakting seperti kesakitan.

“Apa katanya?” ternyata dia tahu aku cuma pura-pura. Suaranya tidak berubah.

“Katanya dia lebih sayang sama kamu daripada aku.” Menunggu reaksi perubahan wajahnya.

“Kenapa?” masih datar.

“Katanya karena aku sudah mendapat cinta yang melimpah ruah dari kamu.”

“Haha, berapa nomor rekening adikmu, sepertinya aku harus memberinya uang jajan lebih.”

Gila ya kalian berdua ini.

Bersambung................

Cat : walaupun Ren termasuk orang yang jarang memasak, tapi masakannya memang enak. Hiks, hiks, entah kenapa rasanya dia punya segalanya.

1
𝖌𝖆𝖉𝖎𝖘
. aaaaaaaa /Facepalm//Facepalm//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Dwi Cahyaningsih
aku mampir ya kak
Tamao Mirai
andrian kan ibunya udh gak ada. ayahnya nikah lagi. dia gak mau ikut orangtuanya. andrian tinggal sama keluarga ibunya. sepertinya andrian mengagumi ayana sebagai sosok ibu.
Tamao Mirai
masih ada stok gak? laki laki begini.. 🤣🤣🤣
Tamao Mirai
haha.. lucunya pasangan ini..
Tamao Mirai
wkwkw... aku mau lah jd adiknya.. supaya dpt uang jajan.. wkwkw..
Tamao Mirai
gemees..
Tamao Mirai
gemes sama ren.. asli pengen nampol.. 🤣
Tamao Mirai
pengen nabok ren.. 🤣🤣🤣
ummi rama
aku sdh menebak nya pasti Bagas salah ngk mkin lah Andrian main pukul aja..
Ida Miswanti
Janji ku pada mu Thor selalu membaca karya mu lebih dari 3x
Aryan Khan
aku gak mau punya suami posesif kaya ren, maunya posesif nya tuan saga 😅
Wahyu Kasep
cerita nya biasa aja 😏 garing banget tidak rame " nya


membaggongkan
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
seneng yahh ren lihat kak Aya cemburu gitu , kalian pasangan unik ihh
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
sumpah renan hidup mu tertata banget sampai masalah baju sedetail itu
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
wkwkwkw maulah kayak Haikal punya kakak ipar macam ren yang paket lengkap gini walaupun bucinnya minta ampun /Joyful//Joyful/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
wkwkwkw nah renan ngaku kalo dia ngerepotin, lagian emang sudah siap punya anak gitu/Facepalm/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
ren ya ampun kak Aya ketawa ada tukang roti disitu aja kamu cemburu sampai kayak gitu /Joyful//Joyful/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
kasian Bu ayu angannya udah tinggi taunya cuma semangkok mie instan yang disediakan pak Wahyu mana pakai bumbu nya ketinggalan
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
makin bucin sama Ren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!