Cinta Palsu adalah hal yang amat menyakitkan dibanding apapun. Setidaknya itulah yang Lucyana rasakan. Bukan penghianatan tapi kebohongan yang di ciptakan dengan sengaja oleh orang yang paling dia sayangi.
Lucyana Shava Herman alias Lucy adalah wanita mandiri, kuat dan penuh percaya diri. Namun hidup Lucy mendadak berubah 180 derajat setelah mengetahui sebuah fakta yang di sembunyikan suami nya selama bertahun-tahun.
Apakah Lucy akan bertahan dengan pernikahan nya seteleh mengetahui fakta kelam tersebut....
Happy Reading ✨
Enjoy 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Lucy masuk kembali ke dalam Villa, disana masih ada Garuda. Langkah Lucy berbelok ke arah dapur kotor.
"Mbok. Ini hapenya. Terimakasih, ya ?!" Ucap Lucy menampilkan wajah yang ceria.
"Sama-sama, Non. Oh iya. Tadi pagi Tuan titip pesen, katanya nanti sore Non di minta untuk siap-siap, karena ada supir dari Villa Oasis yang mau jemput Non Lucy."
Lucy mengangguk, "Iya, Mbok." Setelah mengiyakan, Lucy pun kembali ke kamar nya melewati Garuda.
Garuda merasa ada perasaan tidak nyaman di hati ketika melihat wajah Lucy yang tiba-tiba kembali murung setelah mendapatkan telepon.
"Ada apa dengan wanita itu...??!!!" Gumam Garuda.
"Perlu saya cari tahu, Tuan ??"
Garuda kaget saat Calvin tiba-tiba datang,
"Tidak perlu!!" Ucap Garuda dingin. Garuda berlalu meninggalkan Calvin menuju ke lantai atas.
Calvin hanya bisa menahan senyum nya ketika menyadari ada sesuatu yang baru dari diri sang Tuan..
Di dalam kamar, Garuda terlihat uring-uringan. Ternyata dia mendengar pembicaraan Lucy dan si Mbok.
"Aneh sekali! Kemarin aku ingin sekali dia pergi, tapi hari ini saat hal itu akan terwujud, kenapa rasanya tak rela, ya ?!" Batin Garuda kebingungan.
"Kau tidak boleh jatuh cinta, Garuda!! Lihat, di jari manisnya tersemat cincin pernikahan. Tentu saja, wanita secantik dia pasti sudah memiliki pasangan. Mungkin saja dia kabur kesini karena sedang bertengkar dengan suami nya.."
Sementara itu, di kamar Lucy.
"Fajar! Saat aku kembali ke Jakarta, Kau akan melihat sisi lain dari diri ku yang tidak pernah aku tunjukkan pada siapapun!!" Lucy memandangi diri nya di cermin meja rias. Tak ada air mata. Hanya ada tekad. Tekad untuk menghancurkan Fajar yang sudah berkhianat.
Konyol memang. Jika saja pengkhianatan itu di lakukan oleh Fajar dan seorang wanita, mungkin saja rasanya hanya menyakitkan. Tapi saat tau bahwa suami nya menyimpang, bukan hanya menyakitkan tapi juga merasa terhinakan.
Ada banyak cara untuk menipu seorang wanita, namun yang paling kotor adalah berpura-pura mencintai nya.
Meskipun terlambat, tapi Lucy merasa sangat bersyukur. Tak terbayang jika dia sudah melakukan hubungan suami istri dengan Fajar, entah penyakit seperti apa yang akan Lucy derita.
Niatnya nanti, saat sudah sampai Jakarta, hal pertama yang akan Lucy lakukan adalah mengecek kesehatan nya ke rumah sakit besar. Jaga-jaga saja, meskipun belum pernah melakukan hubungan badan, tapi mereka setiap hari selalu berinteraksi selayak nya suami istri.
Pada akhirnya, Semesta selalu ikut bekerja akan ketentuan Tuhan-Nya. Tak perlu susah-susah Lucy mencari, sehebat apapun Fajar menyembunyikan, kebenaran akan dan pasti menemukan jalan nya sendiri.
Sore hari nya hujan turun semakin deras. Rintik-rintik yang sejak siang hanya sekedar gerimis, kini berubah jadi suara gemuruh yang menimpa atap Villa.
Lucy duduk di sofa kamar yang dia hadapkan ke dekat jendela. Di sela tirai tipis, Lucy melihat jalanan basah berkilat di terangi lampu jalan.
Tok!
Tok!
Suara ketukan di pintu kamar Lucy.
Lucy beranjak. Dia sudah siap untuk pergi. Tak ada barang yang di bawa, Lucy hanya memakai pakaian seperti saat dia datang ke Villa tempo hari. Celana Jeans dengan kaos berwarna putih ketat membentuk tubuh nya. Pakaian nya bersih, si Mbok yang mencucikan nya.
"Non... Supir Villa Oasis sudah datang." ucap Si Mbok berdiri di depan pintu kamar Lucy.
Lucy mengangguk, "Ayo, Mbok."
Tiba-tiba...
"Where are you going ?"
Suara seseorang menghentikan langkah Lucy dan si Mbok.
Lucy menoleh sekilas pada si pemilik suara, lalu tanpa berniat menjawab pertanyaan itu Lucy kembali mengajak si Mbok mempercepat langkah mereka.
Namun Lucy kaget dan hampir terjatuh di tangga ketika tangan Garuda mencekal nya.
"Aku bertanya padamu!! Kamu mau pergi kemana ?"
Lucy menghempaskan tangan Garuda dengan kasar.
"Don't touch me!!" Bentak Lucy dengan tatapan tajam.
Si Mbok melerai, "Sudah, Non... Jangan bertengkar."
"Tunggu!! Kamu belum membayar sewa!!"
Deg!
Lucy menatap geram.
"Aku akan membayarnya!! Tapi tidak sekarang, ponsel ku rusak!!" Lucy memperlihatkan layar ponsel nya yang gelap.
Garuda ikut menatap ke ponsel Lucy.
"Berapa yang harus aku bayar ?" tanya Lucy lagi.
"Give me your phone number! I'll contact you.." Garuda menyerahkan ponsel nya, Lucy segera mengetik nomor kontak pribadi nya di benda pilih itu.
Lucy memberikan kembali ponsel tersebut pada pemiliknya.
Bergegas Lucy meninggalkan Garuda. Setelah berpamitan pada si Mbok, Lucy pun masuk ke dalam mobil berjenis SUV yang terparkir di depan Villa nya.
Perlahan mobil itu bergerak menuju Villa Oasis yang jarak nya 1 kilometer dari Villa Senja Biru.
Dalam perjalanan Lucy justru meminta supir untuk merubah rute mobil.
"Pak. Tolong antarkan saya ke Bandara." Ucap Lucy membuat supir meliriknya dari spion.
"Ke bandara, Non ?" tanya nya memastikan.
"Iya, Pak. Saya mau kembali ke Jakarta."
Supir itu pun mengikuti titah Lucy.
Lucy memandangi ponsel nya yang masih mati. Ragu untuk mengaktifkan kembali, tapi saat ini dia sedang butuh sekali ponsel nya.
Pertama untuk membayar supir, membeli tiket pesawat serta membeli makanan untuk mengganjal perutnya sambil menunggu penerbangan nanti.
Setelah banyak pertimbangan, akhirnya ponsel nya kini kembali aktif.
Ada puluhan panggilan tak terjawab dan paling banyak tentu saja dari suami nya, Fajar, sampai 47 panggilan dan 15 pesan singkat di aplikasi hijau.
Lucy tidak ada niat sedikit pun untuk membalas apalagi menelepon balik. Nama Fajar sudah terhapus sepenuhnya di hati Lucy. Tinggal perasaan jijik saja yang kini tersisa.
Tiket berhasil di pesan. Masih ada waktu beberapa jam sebelum dia melakukan penerbangan ke Jakarta. Lucy pun memutuskan untuk mengisi energinya terlebih dahulu.
Baru saja Lucy menjatuhkan bokongnya di kursi restoran, ponsel nya berdering. Lucy melirik layar ponsel nya untuk melihat siapa yang menghubungi.
Ayah
Calling....
Lucy segera mengangkat telepon dari sang Ayah.
"Halo ?"
"Halo, nak ?? Ya ampun... Ayah khawatir sekali sama keadaan kamu. Kata supir Oasis kamu minta di antar ke bandara. Apa betul ?"
"Iya, Yah. Lucy mau balik ke Jakarta sekarang. Jam 9 atau jam 10 malam kayanya Lucy sampai."
"Oh. Yasudah. Ayah dan Ibu tunggu.. Kamu harus cerita semuanya pada kami."
Lucy menghembuskan napas..
"Iya, Ayah. Lucy akan cerita semuanya."
"Yasudah. Kamu hati-hati. Nanti supir Ayah jemput kamu di bandara."
"Terimakasih, Yah.."
Setelah sambungan dengan ayah nya terputus, kini giliran suami nya yang menelepon. Sepertinya Fajar sudah sadar ponsel Lucy sudah kembali aktif.
Lucy membiarkan saja ponsel nya terus meraung. Di letakkan nya di atas meja dengan posisi terbalik, layarnya menghadap permukaan meja.
Menu sore yang Lucy makan hari ini sangat sederhana. Hanya salad dan jus buah.
Skip penerbangan....
Sampai di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Lucy naik ke mobil milik sang Ayah lalu meminta supir pribadi ayah nya untuk mengantarkan ke rumah sakit Citra Medika. Rumah Sakit terbesar dan termegah serta memiliki sejarah panjang.
Sat set biar cepat Lucy menemukan kebahagiannya dengan orang lain (Garuda) 🤭
Kasihan Fajar, lama banget pingsannya 😛
Jangan kelamaan untuk menghempaskan suamimu & keluarganya Lucy 😉