NovelToon NovelToon
Diagnosa Cinta Istriku

Diagnosa Cinta Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Identitas Tersembunyi / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Cchocomoy

Anindya Selira, panggil saja Anin. Mahasiswa fakultas kedokteran yang sedang menempuh gelar dokter Sp.Dv, lebih mudahnya spesialis kulit.

Dengan kemurahan hatinya dia menolong seorang pria yang mengalami luka karena dikejar oleh penjahat. Dengan terpaksa membawa pria itu pulang ke rumahnya. Pria itu adalah Raksa Wirajaya, pengusaha sukses yang memiliki pengaruh besar.

Perbuatan baiknya justru membuat Anin terlibat pernikahan paksa dengan Raksa, karena mereka berdua kepergok oleh warga komplek sekitar rumah Anin.

Bagaimana hubungan pernikahan mereka berdua?

Akankah mereka memiliki perasaan cinta satu sama lain?

Atau mereka mengakhiri pernikahannya?

Yuk baca kisah mereka. Ada 2 couple lain yang akan menambah keseruan cerita mereka!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cchocomoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belum terbiasa

“Selamat pagi!!” sapa Anin yang baru saja datang bersama dengan Raksa.

“Wuih!! Bangun juga ternyata. Aku kira kalian tidak akan bangun. Soalnya sudah sangat siang, iyakan sayang?” goda Bima.

“Betul tuh! Anin, tumben banget kesiangan. Oh iya, apa kamu tidak ada janji dengan pasien?” Larisa mengedipkan matanya berkali-kali. Tentu saja sengaja untuk menggoda Anin.

Anin mengalihkan pandangannya ke arah lain. Jika mengingat apa yang membuatnya kesiangan, pipinya terasa sangat panas. Tentu saja Anin merasa sangat malu, dan semua itu karena ulah Raksa.

“Sudah cukup, lebih baik kita ke meja makan buat sarapan. Dan untuk kalian para dokter, pasti pasien kalian sudah menantikan kedatangan kalian. Jangan buat mereka kecewa karena kalian datang terlambat,” sela Raksa.

Ardhan hanya bisa tersenyum melihat mereka saling menggoda satu sama lain.

“Setuju, jika kalian masih mau duduk bersantai silahkan saja. Mei, ayo ikut aku ke meja makan,” ajak Anin tanpa menghiraukan yang lainnya.

Meira mengangguk, berjalan menghampiri Anin. Dengan senang hati Anin menarik tangan Meira untuk menuju meja makan.

Raksa mengangkat alisnya, bingung karena Anin pergi menarik Meira begitu saja. Ia melihat ke arah yang lain.

Mereka semua hanya mengedikan bahunya lalu pergi menyusul Anin, meninggalkan Raksa yang masih berdiri dengan perasaan bingungnya.

“Really? Aku ditinggal?” Raksa bergegas menyusul yang lainnya. Sejujurnya masih ada pertanyaan dalam diri Raksa. Namun, melihat semua orang sedang menikmati makanannya, memutuskan untuk bertanya di waktu yang tepat. Mungkin nanti saat berada di dalam mobil, Raksa akan bertanya apa dirinya sudah melakukan kesalahan.

Anin mengabaikanku? Aku buat kesalahan? Bahkan dia tidak mengambilkan makanan untukku, dia hanya mendekatkannya saja, batin Raksa bertanya-tanya.

“Oke! Aku sudah selesai. Sepertinya aku sama Larisa akan pergi sekarang. Raksa, Anin, terima kasih atas sarapan dan semuanya. Kita berdua duluan.” Bima dan Larisa beranjak dari duduknya, lalu mereka berdua berangkat lebih dulu.

Tidak lama kemudian, Ardhan dan Meira juga ikut menyusul pergi, karena Meira ada pemotretan.

“Sayang…” panggil Raksa dengan suara yang dibuat manja.

“Kamu jadi antar aku atau mau buat drama lagi? Lebih baik aku berangkat sendiri.” Anin berjalan melewati Raksa yang memasang wajah cemberut.

Langkah Anin terhenti saat Raksa memegang tangannya. “Apalagi?” tanya Anin yang menahan kekesalan nya sejak tadi.

Anin belum terbiasa dengan sifat Raksa saat ini. Bukan berarti tidak menyukainya, hanya saja Anin butuh waktu untuk menyesuaikan sifat Raksa yang selalu manja dan merengek padanya.

“Aku yang antar,” lirihnya dengan mata yang memohon padanya.

Anin menghela nafasnya, lalu memperlihatkan senyumannya. “Baiklah. Kalau begitu kita berangkat sekarang?”

“Tentu saja! Silahkan, ratuku.” Raksa mempersilahkan Anin untuk berjalan lebih dulu.

Ratuku? Tidak! Tidak! I-ini… buat pipi aku panas, batin Anin yang bersusah payah untuk menahan dirinya agar tidak salah tingkah, karena saat ini pipinya terasa panas.

Anin mempercepat langkah kakinya, berharap Raksa tidak sadar jika dirinya saat ini sedang berusaha menghindarinya.

“Sayang! Kenapa buru-buru si? Tunggu dong,” ucap Raksa dengan suara yang cukup keras.

“Aku buru-buru! Jadi, cepat sedikit!” balasnya yang berjalan cepat.

Anin langsung masuk ke dalam mobil tanpa menunggu Raksa. Raksa mendengus kesal, lalu menyusul masuk ke dalam mobil

“Sayang… kamu kenapa?” Raksa menatap dunianya yang kini selalu memalingkan wajahnya ke arah lain.

“Aku tidak apa-apa. Jangan tanya apapun saat ini. Aku buru-buru, jadi apa kita bisa pergi sekarang juga?” Anin memberanikan dirinya untuk menatap Raksa, yang sedari tadi tidak melepaskan pandangannya dari dirinya.

“Tidak! Sebelum kamu mengatakan apa yang terjadi. Kamu mengabaikanku, aku tidak menyukainya. Apa aku sudah melakukan kesalahan? Jika iya, katakan saja. Aku tidak akan marah, aku juga tidak akan memaksamu. Tapi katakan yang sebenarnya, kumohon padamu.” Raksa terus memohon agar Anin bisa memberitahunya apa yang membuat dirinya diabaikan.

Anin menatap mata Raksa. “Dengar, aku tidak marah padamu. Dan kamu tidak melakukan kesalahan apapun. Aku akui, memang ada maksud lain kenapa aku mengabaikanmu.”

“Apa?”

“Aku masih belum terbiasa dengan perubahan diri kamu padaku. Aku perlu waktu untuk menyesuaikannya. Terkadang aku masih merasa malu karena kamu begitu manja padaku. Bukan karena aku tidak menyukai kamu seperti itu. Tapi itu membuatku malu, dan selalu salah tingkah. Maaf jika aku memilih untuk mengabaikanmu.”

Setelah mengungkapkan kebenarannya, Anin mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia tidak mampu untuk menatap Raksa, apalagi matanya.

Anin hanya malu? Dia tidak kesal denganku! Itu lebih baik, batin Raksa senang.

Raksa mendekati Anin, menurunkan kursi yang saat ini diduduki oleh Anin, hingga membuatnya terbaring.

“A-apa yang mau kamu lakukan? Raksa, aku sedang buru-buru! Jangan seperti ini! Jika seperti ini kamu membuatku kesal! Sudahlah, lebih baik aku pergi sendiri.” Anin mencoba menyingkirkan Raksa. Namun, Raksa tidak bergerak sama sekali. Ia masih berada di posisinya yang mengungkung Anin.

“Jangan membuatku kesal kali ini. Jika tidak, aku tidak akan pulang,” ancam Anin.

Raksa hanya tersenyum gemas karena Anin sudah salah mengira dirinya. “Aku tidak akan melakukan apapun. Aku hanya ingin memelukmu sebentar.”

Anin melotot saat Raksa menindih dan melingkarkan tangannya memeluk pinggangnya.

“Sebentar saja, biarkan aku puas memelukmu. Aku masih berharap jika kita melakukannya. Aku menginginkan duplikat dirimu versi kecilnya.”

Anin hanya diam saat Raksa mengatakan hal itu. Tidak ada yang bisa dilakukannya, selain menunggu ia siap untuk menyerahkan dirinya.

“Sudah cukup, pasienku pasti sudah datang. Aku tidak ingin mereka menunggu lama. Raksa, sudah ya? Kamu sudah janji bisa memelukku kapanpun yang kamu mau, asalkan dimalam hari,” ucap Anin mengingatkan Raksa.

“Aku tau, tapi saat ini hanya ada kita berdua. Seharusnya tidak jadi masalah. Sebentar lagi, setelah itu aku akan antarkan kamu.” Anin mengalah, untuk menghadapi Raksa saat ini memang membutuhkan kesabaran yang luas. Jika tidak, Anin tidak akan bisa bertahan saat ini.

Sejujurnya, pelukan ini juga membuat Anin sangat nyaman. Tapi ia masih belum bisa mengendalikan dirinya agar tidak salting.

“Sayang, aku mencintaimu dan akan selalu mencintaimu. Jangan pernah meninggalkanku, sekalipun terbesit dalam pikiran kamu,” lirih Raksa yang saat ini membenamkan wajahnya di ceruk leher Anin.

Anin mengusap kepala Raksa. “Semua itu tergantung dengan kamu sendiri. Semua perilakumu yang memutuskan semuanya.”

Raksa mendongak, menatap mata Anin dalam. “Apa kamu tidak bisa berjanji padaku?”

“Aku bisa saja melakukannya. Tapi aku tidak bisa terus bertahan dengan janji itu, jika hubungan ini nantinya tidak bisa kupegang erat. Lebih baik biarkan seperti ini. Dan biarkan mengalir sebagaimana mestinya.” Anin menangkup wajah Raksa, lalu mencium sudut pria di atasnya.

1
ani sumarni
bagus
ani sumarni
sy mampir thor br tambah semangat 1 vote dan 3 cangkir kopi buat mu 💪😍
partini
aneh aneh
partini
tunggu Ampe lumutan kah 😂😂😂
partini
Mai kamu gila sinting
partini
dihhh laki laki ko ngiri nanyakn perempuan dihhhh anehhh
partini
wkwkkwk lima tahun di tahan ya meledak,,aihhh ga boleh lama" yah dosa loh nolak 😂😂
partini
lah malah di suruh menjauh kemarin minta cerai gara" ga di sentuh
partini
hayo 5 tahun loh dr cuekin
partini
dah di persilahkan Kokop mengkokop 😂
partini
👍👍👍👍👍 lanjut thor
partini
bagaimana Rekasi mereka berdua biak bertemu dokter dan pasien pasti seru
partini
penyakit kulit Ampe segitunya penyakit kulit apa Thor
suamiku jg ada tapi ga nular tapi juga ga sembun sampe sekarang aneh segala obat udah hasil ya sama ,
partini
ruwet sekali
partini
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!