NovelToon NovelToon
Cinta Sang Mafia

Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lili Syakura

Sinopsis
Jovan, seorang pria muda pewaris perusahaan besar, harus menjalani hidup yang penuh intrik dan bahaya karena persaingan bisnis ayahnya membuat musuh-musuhnya ingin menjatuhkannya. Suatu malam, ketika Jovan dikejar oleh orang-orang suruhan pesaing, ia terluka parah dan berlari tanpa arah hingga terjebak di sebuah gang sempit di pinggiran kota.
Di saat genting itu, hadir Viola, seorang wanita sederhana yang baru pulang dari shift panjangnya bekerja di pabrik garmen. Kehidupannya keras, dibesarkan di panti asuhan sejak kecil tanpa pernah mengenal kasih sayang keluarga kandung. Namun meski hidupnya sulit, Viola tumbuh menjadi sosok kuat, penuh empati, dan berhati lembut.
Melihat Jovan yang berdarah dan terpojok, naluri Viola untuk menolong muncul. Ia membawanya bersembunyi di rumah kontrakan kecilnya yang sederhana. Malam itu menjadi titik balik dua dunia yang sangat berbeda.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Syakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9 Bayangan dalam gelap

Malam itu, hujan turun dengan deras, membasahi jalanan sempit di sekitar kontrakan Viola. Suasana kota kecil yang biasanya tenang terasa mencekam, seperti menyimpan sesuatu yang tak kasatmata.

Viola baru saja pulang dari lembur di pabrik. Langkah kakinya cepat, menyusuri jalanan basah yang hanya diterangi lampu jalan redup. Dalam hati ia terus mengulang kata-kata Maya siang tadi.

 "Kalau kau keras kepala, aku tidak akan segan menggunakan cara lain."

Awalnya ia menganggap itu hanya ancaman kosong. Tapi kini, entah kenapa… ia merasa sedang diawasi.

Saat ia mendekati pintu kontrakannya, Viola berhenti.

Ada suara langkah kaki pelan di belakangnya.

Perlahan ia menoleh. Tak ada siapa-siapa. Jalanan kosong. Hanya suara hujan yang menghantam genting dan tiupan angin malam. Tapi jantungnya berdetak kencang.

 Ia mempercepat langkah, mengambil kunci dan membuka pintu rumahnya dengan tangan gemetar.

Begitu masuk, ia segera menutup pintu rapat-rapat, mengunci semua jendela, dan menyalakan lampu kecil di ruang tengah.

"Tenang, Viola… mungkin itu cuma perasaanmu saja," gumamnya meyakinkan diri.

Namun saat ia berbalik… selembar kertas basah menempel di pintu kayu rumahnya.

Ia meraihnya perlahan. Tulisan tinta hitam di kertas itu terlihat jelas meski basah oleh hujan:

"Kau seharusnya pergi saat punya kesempatan. Kami akan pastikan kau menyesal."

Tangannya langsung gemetar hebat. Nafasnya memburu. Kertas itu jatuh dari genggamannya.

Rasa takut yang menyiksanya, membuat Viola tak bisa tidur malam itu. Ia menutup semua tirai jendela, mematikan lampu luar, dan duduk di pojok ruangan dengan selimut menutupi tubuhnya.

Pikirannya berputar

Kenapa hidupnya selalu seperti ini? Sejak kecil di panti asuhan, Viola sudah terbiasa dengan rasa takut dan kesendirian. Tapi kali ini… ancaman ini berbeda. Nyata. Dekat.

 "Apa salahku sampai harus hidup seperti ini?" bisiknya pelan, air mata mengalir di pipinya.

Ponselnya bergetar. Nomor tak dikenal. Ia ragu mengangkat. Tapi saat panggilan itu masuk kedua kalinya, ia memberanikan diri.

 "Halo?" suaranya bergetar.

Hening. Tidak ada jawaban. Hanya suara nafas berat di seberang.

 Lalu tiba-tiba… suara berat seorang pria terdengar lirih:

 "Pergi… sebelum semuanya terlambat."

Panggilan terputus. Viola menjatuhkan ponselnya. Tubuhnya lemas. Ketakutan menelannya bulat-bulat.

Keesokan harinya, matahari belum sepenuhnya terbit saat Viola membuka tirai jendela depan rumah. Tapi sesuatu membuatnya membeku.

Ada bekas sepatu berlumpur di tanah, tepat di depan jendelanya. Bekas itu baru, sangat jelas dan hanya satu arah mengarah ke rumahnya.

Air matanya mulai menetes lagi. Ia tahu… seseorang benar-benar mengikutinya. Bukan hanya mengancam dari jauh. Mereka datang mengawasi, dan mungkin akan melakukan sesuatu yang lebih.

"Kenapa… selalu seperti ini…” gumamnya lirih, menggenggam erat ujung bajunya.

Saat ini, Viola benar-benar berada di dalam keterpurukan dan kebimbangan.

Sepanjang hari di pabrik, Viola tak bisa berkonsentrasi. Setiap suara langkah kaki membuatnya menoleh panik. Setiap bayangan membuat dadanya sesak. Ia mulai berpikir keras,Apakah ia harus menyerah dan pergi seperti permintaan Maya?

Tapi… di satu sisi, hatinya menolak. Ia tak mau hidupnya dikendalikan oleh ketakutan. Terlebih lagi, perasaan yang tumbuh untuk Jovan semakin dalam dan ia tak ingin lari hanya karena diancam.

Namun ketakutan terus menghantuinya.

Malam itu saat ia menyalakan lampu kamar, sebuah bayangan orang sempat terlihat sekilas di luar jendela. Viola menjerit, menutup tirai, dan berlari ke sudut kamar sambil menelpon polisi — tapi tidak ada yang datang.

Iya benar-benar berada dalam bayangan ketakutan..

Viola menyadari bahwa dirinya sedang diburu secara perlahan, bukan hanya secara fisik, tapi juga mental. Ketakutan itu merayap, membuatnya sulit bernapas, membuatnya bertanya-tanya mengapa nasibnya selalu dipenuhi bayangan orang-orang yang memburunya.

"Sampai kapan aku harus hidup seperti ini…?"

Dan tanpa ia sadari, dari seberang jalan, seseorang sedang memperhatikannya dengan mata tajam dari balik mobil hitam.

Ketika cintanya mulai tumbuh, bayangan kekuasaan mulai menghimpitnya.

1
Kaylin
Lanjut dong, ceritanya makin seru!
Lili Syakura: asiap kakak 😍😍😍
total 1 replies
🚨🌹maly20🌹🏵️
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
Lili Syakura: thanks kakak, sehat terus 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!