PIL KB DIKAMAR IBU

Selama bekerja Alina terlihat sangat fokus, dia berusaha melupakan masalah yang terjadi di rumah tangganya pada pekerjaan di depannya.

“Lin, makan dulu yuk..! Udah jam istirahat” Ucap Irma.

“Hah...? Masak sih kok cepet banget” Tanya Alina.

“Itu semua karena kamu terlalu fokus pada pekerjaan dan tidak memperdulikan apa yang ada di sekitarmu” Jawab Irma.

Sontak saja Alina menoleh ke sekelilingnya dan ternyata benar..!

Teman-temannya yang lain sudah meninggalkan meja kerjanya.

“Makan di luar yuk..” Ajak Alina.

“Tumben..?” Ucap Irma.

“Pengen aja cari suasana beda, lagian baru lima menit ini istirahatnya..! Kirain udah setengah jam haha” Jawab Alina dengan sedikit tertawa.

“Oke kita ke cafe yang di tunjungan..! Disana ada menu yang pedes-pedes cocok sama lu yang lagi galau” Goda Irma.

“Resek lo..! Oke lah ayo, gue mau melupakan masalah dengan makan dan bekerja. Udah gak urus lagi tuh dua manusia lakn4t..!!” Ucap Alina dengan sangat keras, dia merasa jika sudah tak ada orang lain lagi di sekitarnya.

Tapi ternyata Alina salah, di sana masih ada David yang baru saja keluar dari lift.

“Kenapa dia, kok seperti lagi banyak masalah begitu..” Gumam David menatap Alina dan Irma yang berjalan keluar.

David pun mengikuti kedua wanita itu pergi, David dulu merupakan anak dari bos di tempat ayahnya Alina bekerja di perkebunan.

Tapi Alina hingga saat ini tak menyadari jika David yang saat ini menjadi bosnya adalah David yang selama ini sering memberinya cokelat ketika dia mengantarkan makanan ke tempat ayahnya bekerja.

Tentu saja Alina lupa karena hal itu terjadi sewaktu Alina masih kecil.

“Ke cafe ini ternyata..” Gumam David.

Dia pun ikut turun, karena dia juga pecinta makanan pedas.

David sengaja memilih tempat duduk yang jauh dari Alina dan Irma agar dua karyawannya itu tak canggung.

Bahkan David memilih di lantai atas yang merupakan tempat VIP di cafe tersebut.

Tapi saat David baru mendaratkan bokongnya di sofa yang ada dicafe, pandangan matanya tertuju pada ibu tiri Alina yang sedang berada disana juga.

Tepat di sebrang David, dia sedang bersama Rizal bahkan tak segan-segan Nurma menyuapi makanan pada Rizal.

"Brengs3k..!!" Umpat David melihat kemesraan yang ditunjukkan oleh Nurma dan Rizal di tempat umum itu.

“Silahkan mau pesan apa pak..” Ucap pegawai yang tiba-tiba berdiri di depan mejanya.

“Hmm saya mau bebek mercon level dua, minumnya lemon tea sama air mineral satu” Jawab David.

Pegawai tersebut segera pergi dari hadapan David untuk menyiapkan pesanannya.

“Apa ini yang membuat Alina beberapa kali terlihat murung di kantor saat sendirian..?” Gumam David.

David pun segera memfoto dengan bolpoint miliknya, bollpoint yang punya kamera mini yang langsung tersambung dengan ponselnya.

David selalu membawa bollpoint itu di saku jasnya.

Beberapa saat kemudian pesanan David sudah tiba, dia segera menikmati bebek bumbu hitam mercon itu dengan lahap tanpa memperdulikan duo sejoli yang sedang mabuk kasmaran itu.

“Sayang... Beneran kamu ngajakin Alina ke puncak” Tanya Rizal yang masih bisa di dengar David.

“Iya..! Dia nawarin aku kesana, lagian aku emang belum puas tahu kemarin main sama kamu disana” Jawab Nurma dengan nada yang dibuat sedikit manja.

“Tapi bagaimana kita main disana kalau ada Alina..?” Tanya Rizal.

“Kita berikan dia 0bat tidur seperti biasanya saja” Jawab Nurma.

David yang mendengarnya langsung tersedak makanan di mulutnya.

Uhukkk uhukkk uhukkk...

Buru-buru dia meminum air mineral miliknya.

“Sialan..! Gara-gara mereka gue tersedak” Gerutu David dalam hati.

Rizal dan Nurma lantas menoleh ke arah David, beruntungnya kedua manusia itu tak kenal dengan David jadi mereka merasa aman.

“Mungkin saja kebanyakan makan sambalnya jadi tersedak..” Bisik Nurma.

David segera mengecek file di ponselnya ternyata dia tak merekam percakapan tadi, karena David lebih fokus pada makanannya dari pada duo sejoli itu.

“Astagaa..! Harusnya ku rekam tadi pembicaraan mereka..” Gumam David dan geleng-geleng.

Dia segera membersihkan tangannya serta membayar billnya dan pergi dari cafe itu karena muak melihat pemandangan di depanya.

“Pak David..” Sapa Irma saat dia berada di lantai satu.

“Loh kalian ada disini..?” Tanya David pura-pura tidak tahu.

Padahal dia yang mengikuti, hanya saja tadi David saat masuk lewat jalan samping.

“Iya pak, bapak sudah selesai..” Tanya Alina.

“Iya ini, kalian kalau sudah ayo segera kembali. Ada yang mau saya bahas dengan divisi kalian” Jawab David berbohong karena David tak mau jika Alina melihat perselingkuhan suami dan ibu tirinya itu.

"Harus sekarang banget pak?" tanya Irma.

"Iya soalnya penting tapi kalau kalian udah selesai makan sih, tapi kalau belum ya udah nggak apa-apa lanjutin aja dulu. Ya palingan nanti tinggal potong gaji aja, gampang kan?" ucap David.

"Hmmm jangan gitu dong pak, oke kita berdua kembali ke kantor sekarang" ucap Irma dan mengajak Alina untuk berdiri dari duduknya.

Kini mereka bertiga pun kembali ke kantor, sedangkan di tempat berbeda Rizal dan Nurma masih saja bermesraan di restoran itu padahal ini di tempat umum.

Benar-benar mereka tidak tahu malu.

"Ayo sayang" ajak Rizal dengan melihat jam yang ada di pergelangan tangannya.

"Kemana?" tanya Nurma.

"Terserah kamu mau ke mana, tapi aku mau kembali ke kantor soalnya jam istirahat tinggal sebentar lagi" ucap Rizal.

"Jadi kamu nggak ada niatan untuk nganterin aku pulang gitu?" tanya Nurma.

"Maaf ya sayang aku nggak bisa nganterin kamu pulang, kamu kan tahu sendiri kalau aku harus kembali bekerja. Nanti kamu pulang naik taksi online aja ya, hmm apa kamu mau sekalian perawatan?" Tawar Rizal.

"Kalau dikasih uangnya sih mau" Jawab Nurma.

"Oke aku transfer lima ratus ribu buat kamu perawatan hari ini" ucap Rizal dan segera mentransfer uang untuk kekasihnya itu.

"Kok cuma segitu sih?" Tanya Nurma.

"Sudah gak apa-apa, daripada nggak aku kasih sama sekali" ucap Rizal dan memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya.

"Selalu aja kayak gitu kamu ini, ya udah deh aku mau perawatan aja kamu semangat kerjanya" ucap Nurma dan segera memesan taksi online lewat ponselnya.

"Iya, ya udah aku duluan ya kamu hati-hati" jawab Rizal dan berdiri dari duduknya serta pergi duluan dari restoran itu karena dia harus segera kembali ke kantor.

Tak lama kemudian, Nurma juga keluar dari restoran itu karena taksi yang sudah dia pesan telah menunggunya di luar untuk mengantarkan dia ke salah satu salon langganannya.