NovelToon NovelToon
Suara Dari Balik Sajadah

Suara Dari Balik Sajadah

Status: tamat
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Trauma masa lalu / Cintapertama / Balas Dendam / Tamat
Popularitas:21.8k
Nilai: 5
Nama Author: Caeli20

Maheswara merasakan sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya ketika bersentuhan dengan wanita berhijab itu. Setelah delapan tahun dia tidak merasakan sensasi kelaki-laki-annya itu bangun. Maheswara pun mencari tahu sosok wanita berhijab pemilik senyum meneduhkan itu. Dan kenyataan yang Maheswara temukan ternyata di luar dugaannya. Membongkar sebuah masa lalu yang kalem. Menyembuhkan sekaligus membangkitkan luka baru yang lebih menganga.
Sebuah sajadah akan menjadi saksi pergulatan batin seorang dengan masa lalu kelam, melawan suara-suara dari kepalanya sendiri, melawan penghakiman sesama, dan memenangkan pertandingan batin itu dengan mendengar suara merdu dari Bali sajadahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caeli20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 : Telpon dari Ratna Dewi

"Assalamualaikum," sapa Ratna Dewi begitu menjawab telpon dari nomor baru.

"Waalaikumsalam, Bu Ratna. Ini Nyai,"

"Ooh, Bu Nyai," Ratna menepikan mobilnya, "Iya, bagaiman Bu Nyai?,"

"Bu, kami sudah dapat buku tamu delapan tahun lalu. Ibu mau lihat langsung atau bagaimana?,"

"Benarkah? Ah, baiklah, saya ke sana sekarang,"

"Baik, Bu. Hati-hati di jalan,"

Ratna Dewi buru-buru mengakhiri panggilan dan membuat panggilan baru,

"Ayah, izin sekarang. Kita ke pesantren. Mereka sudah menemukan buku tamu," Ratna menunggu jawaban suaminya, "Ya, nanti bunda saja yang singgah ke situ. Kebetulan bunda di jalan yang melewati rumah sakit,"

Ratna bergegas menjalankan mobilnya.

FLASHBACK ON

Ratna Dewi mondar-mandir memegang hp nya. Di depannya Ammar duduk dengan tatapan tidak paham dengan yang terjadi. Usia anak SMP belum bisa mencerna kegelisahan wajah ibunya saat itu.

Suara deruan mesin mobil membuat Ratna Dewi berlari kecil ke arah pintu masuk.

Dokter Farid berjalan masuk ke rumah menuntun Hana. Ratna Dewi menutup mulutnya dengan tangan. Terkejut melihat penampilan anaknya yang kacau balau. Dokter Farid menyerahkan tas kresek yang dibawanya pada istrinya,

"Apa ini, Ayah?," Ratna memandang tas dalam genggamannya.

"Sprei. Di situ ada bercak darah,"

Tas itu terjatuh dari tangan Ratna. Dia terundur. Pikirannya kalut.

"Hana, siapa pelakunya," Ratna menarik lengan Hana. Hana menatap nya dengan sayu.

"Katakan! Jangan diam! Siapa laki-laki biadab itu?! Apa dia penghuni pesantren? Apa kamu mengenalnya?," tanya Ratna dengan suara tinggi.

"Bunda, jangan begitu. Tidak baik bertanya marah-marah kepada seseorang yang sedang mengalami syok. Bunda akan membuat Hana semakin tergoncang," ujar dr. Farid. Sementara Ammar menonton adegan itu sambil terduduk diam. Tidak berani bicara.

"Hah? Ayah pikir hanya dia yang syok? Bunda tidak syok, begitu? Bunda dari keluarga terhormat. Ayah tahu itu. Apa kata dunia kalau tahu Hana mengalami ini. Mau ditaruh di mana muka keluarga bunda?,"

"Ratna! Di situasi begini bukannya mencari jalan keluar, kamu malah sibuk memikirkan nama baik kalian. Hana juga tidak minta ini terjadi padanya. Musibah mana ada yang tahu," wajah dr. Farid memerah.

Ratna menatap Hana yang masih berdiri dirangkul dr. Farid.

"Katakan Hana. Bagaimana kejadiannya? Apa di kamar mu?,"

Hana mengangguk lemah.

"Kenapa pria itu bisa masuk? Apa kamu mengunci pintu kamarmu?,"

Hana menggeleng.

"Nah, lihat kan ayah. Tidak ada asap kalau tidak ada api. Bagaimana mungkin laki-laki iblis itu bisa masuk kalau pintunya dikunci. Berarti kamu sengaja," Ratna memukul lengan Hana, "Gadis 20 tahun, tidur tidak mengunci pintu. Apa itu namanya kalau bukan sengaja, hah?!, Ratna memukul terus.

Dokter Farid menjadi geram. Dia mendorong pundah Ratna agar berhenti memukul. Ratna terdorong dan hampir terjungkal.

"Ayah membelanya? Begitu saja terus ayah. Bela kelakuan anak-anak mu. Buat supaya mereka tidak respek sama bunda," teriak Ratna.

"Bukan begini caranya, Ratna! Kamu semakin merusak mentalnya!," teriak dr. Farid.

"Kenapa tangan kakak?," seru Ammar sambil beranjak berdiri.

Ratna dan dr. Farid sama menoleh melihat tangan Hana.

Tangannya bergetar cukup parah. Tidak bisa berhenti.

FLASHBACK OFF

**

Ratna membunyikan klakson agar dr. Farid menengok ke arahnya.

Mendengar bunyi klakson yang tidak asing, dr. Farid yang sedang berdiri di koridor depan rumah sakit segera menoleh. Dia melihat mobil istrinya dan bergegas menuju mobil itu.

"Bu Nyai menelpon bunda?," tanya dr. Farid begitu masuk mobil.

"Iya, tadi. Bunda berharap kita bisa segera mendapat petunjuk tentang laki-laki itu," Ratna menjalankan mobilnya.

**

"Fadlan," seru Zahra begitu melihat Fadlan baru selesai mengajar di kelas yang berada tepat di sebelah kelasnya.

Fadlan berhenti. Menoleh ke arah Zahra.

"Ya?,"

"Jadi benar Hana sudah punya calon suami?," Zahra berjalan mendekati Fadlan.

Raut wajah Fadlan berubah,

"Kenapa memangnya?,"

"Yah, tidak apa-apa. Aku senang mendengarnya. Berarti mereka akan segera menikah," pancing Zahra.

"Kalau Allah mentakdirkan dua insan untuk berjodoh maka takdir Allah itu yang akan terjadi sekalipun berbeda dari yang direncanakan," Fadlan menghembuskan napas dan melanjutkan, "Wa Allāhu khayru al-mākirīn, dan Allah ada sebaik-baik perencana,"

Fadlan menatap wajah Zahra lalu beranjak meninggalkan Zahra yang terdiam.

Sepertinya dia tidak akan menyerah mendapatkan Hana. Aku tidak bisa tinggal diam. (Zahra).

**

Hari itu Maheswara berkantor kembali. Tapi ada yang beda. Raut wajahnya bukan lagi sangar dan dingin seperti biasanya. Sejak turun dari mobilnya, menaiki lift, berjalan dari ruangan ke ruangan, senyuman tak lepas dari bibirnya.

Bahkan beberapa orang mulai saling berbisik membahas perubahan pada Maheswara.

"Anda yakin akan melamarnya, Tuan?,"

"Sangat yakin, El. Aku harus memilikinya seutuhnya,"

"Tapi proses ini terlalu cepat. Tuan harus benar-benar memastikan bahwa Hana sudah jatuh cinta pada Anda. Jangan hanya cinta bertepuk sebelah tangan," Elmo mengingatkan.

Maheswara mengetuk-ngetuk pulpennya ke meja sambil berpikir,

"Itulah yang sekarang sementara aku usahakan. Mungkin kalau kami tidak berjauhan usaha ini akan lebih mudah,"

"Bagaimana kalau Anda melakukan pendekatan pada orang tuanya. Sebagian besar anak-anak yang dididik dalam lingkungan pesantren sangat penurut pada orang tuanya. Siapa tahu dengan mengambil hati orang tuanya, nanti orang tuanya yang akan mendesak Hana menikah dengan Tuan,"

Maheswara menatap Elmo,

"Sejak kapan kamu jadi pintar soal percintaan Elmo? padahal kamu sendiri kan belum menikah,"

Elmo terkekeh,

"Saya hanya menyampaikan apa yang saya pikirkan Tuan,"

"Tapi masuk akal juga. Hana di jauh, kenapa tidak mengambil hati orang tuanya yang dekat,"

Sejurus kemudian hp Maheswara berdering. Maheswara melirik. Nomor tanpa nama kontak. Maheswara mengabaikannya. Dia tidak begitu suka menjawab panggilan yang tidak dikenal.

"Coba saja dulu Tuan. Sambil Tuan tunjukan perubahan hijrah Tuan untuk menjadi Islam yang taat,"

Maheswara tertawa geli,

"Kalau bukan karena cinta, aku tidak mau melakoni ini Elmo. Mana mungkin laki-laki banyak dosa ku seperti ku bisa hijrah, iya kan?,"

Keduanya tertawa serempak.

Hp Maheswara kembali berdering. Penasaran, dia pun menjawab telepon itu.

"Halo,"

"Halo, benar dengan Tuan Maheswara Dastan?,"

Maheswara mengernyitkan keningnya.

Ini pasti urusan bisnis. (Maheswara).

"Ya, saya sendiri, dari mana ini?,"

"Maaf mengganggu. Ini saya, ibunya Hana Hasyim. Masih ingat?,"

Maheswara kaget. Dia segera memperbaiki posisi duduknya,

"Eh, iya Tante. Tentu saja. Aku tidak lupa,"

"Alhamdulillah. Saya ingin bicara empat mata dengan Mahes bisa?,"

Maheswara lebih kaget lagi,

"Bi..bisa Tante. Kapan?,"

Elmo menatap heran melihat sikap Maheswara seperti orang grogi. Sikap jumawa nya seolah pudar karena panggilan itu. Bahkan Nyonya Salimar pun menelpon, Maheswara akan tetap menanggapi dengan sikap jumawa nya.

"Besok sore. Mungkin Mahes kerja kan, jadi sore saja sepulang kerja,"

"Eh..saya..saya fleksibel Tante. Lebih cepat juga lebih baik. Dimana?,"

"Baiklah. Besok sore saja jam 4 sore di kafe Fores dekat rumah sakit Hermina,"

"Oh ya, baik Tante. Saya pasti datang,"

"Terima kasih, Mahes, Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, Tante,"

Maheswara menurunkan hp nya dengan wajah tegang.

"Tuan, tuan kenapa? Siapa yang menelpon?,"

Maheswara menelan ludahnya, jakunnya bergerak.

"Elmo, ibunya Hana ingin bertemu dengan ku,"

Elmo terperanjat,

"Benarkah, Tuan?,"

"Apa jangan-jangan mereka sudah tahu tentang aku,"

"Kalau sudah tahu bagaimana, Tuan?,"

Maheswara hening.

Kemudian berdehem sambil melonggarkan dasinya,

"Mau tidak mau aku harus hadapi. Entah aku akan dipukul, dilaporkan ke polisi, atau apapun. Aku pasrah,"

"Tidak mungkin melapor Tuan. Saksi tidak begitu kuat karena tidak ada yang mengenali Tuan. kecuali.... Mereka menemukan kepala proyek. Dan itu mustahil. Kita saja tidak bisa menemukannya apalagi mereka,"

Maheswara merenung....

1
Ruben
terbaik. ini baru karya.
Caeli: makasih supportnya kak ruben😍🙏

jangan lupa mampir di karyaku yang lain ya kak🙏 sedang on going :
- Pada Ibu Pertiwi Kutitipkan Cintaku
- Ketika Matahari Terbenam

makasih kak🙏
total 1 replies
Sri Wahyuni
kak kasih ending yang g sad donk..... masyaallah 💪💓
Caeli: hehehe.. masih ada kelanjutannya kak Sri di Suara dari Balik Sajadah 2. terbit bulan depan. Kasih jalan berliku dulu untuk Mahes supaya jadi pembelajaran bagi orang di luar sana agar mikir2 dulu sebelum melakukan sesuatu🤗

Sambil tunggu kelanjutannya, mampir juga di novelku yang lain ya kak, yang lagi on going :
- Kutitipkan Cintaku Pada Ibu Pertiwi
- Ketika Matahari Terbenam.

makasih sudah berkontribusi dalam karya2ku kak😍🤗🙏
total 1 replies
Wiwi Mulkay
ini masih ada lanjutan lagi ngak
Caeli: terbaik kak wiwi😍🤗
total 6 replies
Syafrinel Edi Bote
lanjut dong,,,, aqu suka karyamu thoor,, lanjut ya, ya, ya..... 😄
Caeli: gaskeeunn kak syaf🙏😍
total 1 replies
charista
akhrnya brnapas stlh baca novel ini 3hri.endingnya gantung tapi suka.aku ikuti novel barumu thorrr.ganbatte
Caeli: makasih supportnya kak😍🙏
nanti kelanjutannya ya🤗

mampir juga di novelku yang lain ya kak, yang lagi on going sekarang:
- Pada Ibu Pertiwi Kutitipkan Cintaku
- Ketika Matahari Terbenam 🤗🙏
total 1 replies
Trifosa Property
Baru berani kasih komentar setelah baca endingnya ini. satu kata : keren💪
ini bukan karya picisan.dari hati banget nulisnya.
ada unsur syiar agama tapi tidak monoton.menyatu dgn cerita. pembahasan mudah dimengerti. aku curiga Thor nya udah banyak nulis buku nih.
Trifosa Property
Thoorr lanjutkan karyamu aku suka tulisanmu😍🙏
Caeli: Gaskeeunn kaknl Rini😍 tunggu seru dua Suara dari Balik Sajadah tahun depan ya. sambil menunggu, mampir di novel ku yang lain juga ya kak Rin. sementara on going, ada Pada Ibu Pertiwi Kutitipkan Cintaku dan Ketika Matahari Terbenam 🤗🙏
total 3 replies
Trifosa Property
Keren sih. Gaya penulisannya beda. Ini bukan karya picisan. Ide ceritanya brilian. Lanjutkan karya karyanya thor
Caeli
tamat di bab 98 ya kak🤗
Wiwi Mulkay
masa udh tamat
Asriani Rini: Iya ko tamat suh ceritanya masih gantung
total 1 replies
Wiwi Mulkay
kapan up lagi
Wiwi Mulkay
ini kapan up lagi
Wiwi Mulkay: sdh di baca ini ngak ada lanjutannya
total 2 replies
Wiwi Mulkay
ini tdk ada lagi lanjutannya
Wiwi Mulkay
knp belum up lagi
Wiwi Mulkay
Thor ini belum up lagi ya
Wiwi Mulkay
hari ini ngak ada lanjutan lagi
Wiwi Mulkay
lanjut
Wiwi Mulkay
lanjut lagi dong
Wiwi Mulkay
oke 🫰🫰
Wiwi Mulkay
lanjut lagi
Caeli: gas kak Wiwi😍..
sudah ada 2 bab yang dipost, masih sedang direview🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!