Setelah mati tertabrak truk, Li Fan bereinkarnasi menjadi seorang kultivator... yang paling tak berbakat. Tapi, ternyata ada sesuatu, sebuah System yang aneh.
"Ingin naik level? Jangan cuma duduk bersila! Pengaruhilah dunia!"
Dari menyebarkan resep tahu gejrot yang viral,menciptakan jasa kurir spiritual, hingga memulai perang informasi melawan sekte-sete tua, Li Fan melakukannya semua. Li Fan bukan pahlawan, dia hanya seorang survivor yang menggunakan pengetahuannya dari dunia modern untuk "menipu" System ini agar memberinya kekuatan.
Sementara para kultivator jagoan sibuk berebut pusaka warisan, Li Fan sibuk memonopoli pasar pil energi dan mendirikan sekte bawah tanah beranggotakan para "sampah" sepertinya. Mereka pikir kultivasi adalah tentang bakat dan warisan? Baginya, ini hanyalah masalah skala pengaruh dan manipulasi pasar!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zruk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 1: Negosiasi dengan Takdir Tua
Bau arak murah dan kesedihan memenuhi gubuk itu. Old Man Zhang terbaring di atas tikar jeraminya yang tipis, matanya yang keruh menatap langit-langit yang penuh sarang laba-laba. Ketika Li Fan masuk, dia bahkan tidak menoleh.
"Pergilah, nak," gumannya, suaranya serak. "Orang tua sepertiku tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan, bahkan kata-kata bijak sekalipun."
"Justru, Old Man," sahut Li Fan, suaranya tenang namun mengandung keyakinan yang tidak biasanya. "Aku yang datang untuk memberimu sesuatu."
Dia berjongkok di samping pria tua itu, matanya dengan cepat menilai keadaan. Persendian Zhang bengkak, napasnya terdengar berat. Ini lebih dari sekadar kelelahan; ini kelelahan yang menghabiskan seluruh kehidupan.
Layar sistemnya masih terbuka di sudut pandangannya, mengingatkannya pada misinya.
[Tugas Perkenalan: Ubah Takdir Seseorang.]
[Waktu Tersisa: 23 jam, 54 menit.]
"Aku tahu mereka akan mengusirmu," kata Li Fan langsung ke pokok persoalan.
Old Man Zhang memejamkan mata, seolah menahan rasa sakit. "Lalu? Dunia ini tidak punya tempat untuk orang yang tidak berguna. Aku sudah menerima takdirku."
"Bagaimana jika takdir bisa dinegosiasikan ulang?" tantang Li Fan. "Bagaimana jika kau masih bisa berguna, bukan untuk mereka, tapi untuk dirimu sendiri?"
Pria tua itu akhirnya menoleh, matanya menyipit memeriksa remaja di hadapannya. "Kau... kau ini Li Fan, kan? Si Kayu Rendah yang selalu murung itu. Apa yang kau pikir bisa kau lakukan?"
Lebih dari yang kau bayangkan, pikir Li Fan. Tapi yang diucapkannya adalah, "Aku punya ide. Kau tahu ladang herbal di lereng bukit barat? Yang penuh dengan Yellow Root Grass yang hampir mati?"
"Semua orang tahu. Tanah di sana sudah tandus. Bahkan rumput liar pun enggan tumbuh."
"Justru itu. Aku punya cara untuk menyuburkannya kembali."
Zhang mendengus, memalingkan muka. "Omong kosong. Bahkan Elder Pengelola pun sudah menyerah."
"Ini bukan teknik kultivasi, Old Man. Ini... pengetahuan dari kampung halamanku." Itu tidak sepenuhnya bohong. Dalam kehidupan sebelumnya, kakeknya adalah seorang petani yang piawai. Dia ingat cerita-cerita tentang rotasi tanaman, pupuk alami, dan irigasi. Hal-hal yang di dunia sebelumnya adalah pengetahuan umum, tapi di sini, di dunia yang terobsesi dengan energi spiritual dan teknik kultivasi rahasia, pengetahuan dasar itu mungkin saja menjadi revolusioner.
"Kau pikir aku akan percaya pada omong kosong seorang Kayu Rendah?" gerutu Zhang.
Li Fan menarik napas dalam. Ini adalah langkah pertama yang berisiko. Dia harus meyakinkan orang yang sudah putus asa dengan janji yang bahkan dia sendiri belum bisa buktikan.
"Kau akan diusir dalam beberapa hari, benar?" katanya, suaranya lebih lembut. "Apa ruginya mencoba? Jika gagal, kau tetap akan diusir. Tapi jika berhasil... mungkin mereka akan mengizinkanmu tinggal. Atau bahkan memberimu posisi yang lebih baik."
Ada cahaya sekilas di mata Old Man Zhang yang keruh. Seberkas harapan yang sangat tipis, hampir tak terlihat. Itu yang dibutuhkan Li Fan.
"Apa... rencanamu?" tanya Zhang akhirnya, dengan enggan.
Li Fan tersenyum. Ini awal yang baik.
"Sederhana saja. Kita butuh kotoran kelinci dari kandang di belakang dapur, daun-daun kering yang membusuk di hutan, dan abu dari tungku. Kita campur semuanya, biarkan selama sehari, lalu sebarkan di ladang itu."
Zhang mengerutkan kening. "Kotoran? Kau mau kita memakai kotoran?"
"Percayalah," kata Li Fan. "Ini akan mengembalikan kehidupan ke tanah itu."
[Peringatan: Tindakan pengguna berpotensi mengubah Takdir Subyek 'Old Man Zhang'. Perkiraan Poin Pengaruh: 50-100 poin, tergantung tingkat keberhasilan.]
Lima puluh poin? Itu hanya setengah dari yang dijanjikan tugas. Tapi itu logis. Mengubah nasib seseorang sepenuhnya mungkin membutuhkan lebih dari sekadar memberi mereka harapan. Dia perlu membuktikan bahwa harapan itu nyata.
"Baiklah," desis Old Man Zhang akhirnya, mendorong dirinya untuk duduk. "Aku tidak punya hal lain untuk dilakukan. Tapi kau harus membantuku. Kaki tua ini tidak bisa membawa kotoran kelinci sendirian."
"Tentu saja," jawab Li Fan, merasa lega. "Kita mulai besok pagi."
---
Keesokan paginya, sebelum fajar menyingsing, Li Fan sudah membangunkan Old Man Zhang. Mereka bekerja dalam diam, menghindari perhatian. Membawa keranjang anyaman, mereka mengumpulkan kotoran kelinci, mengais daun busuk, dan menyelundupkan abu dari tungku dapur.
Beberapa murid yang melihat mereka menertawakan "si Kayu Rendah dan si Tua Bangka yang main-main dengan kotoran." Li Fan mengabaikan mereka. Fokusnya tertuju pada tugasnya, pada sistem yang menanti di sudut pandangnya.
Setelah mencampur semua bahan dalam sebuah lubang yang mereka gali, mereka menutupnya dan menunggu. Old Man Zhang duduk di dekatnya, keraguan jelas terpancar dari wajahnya.
"Hanya sehari?" tanyanya untuk kesepuluh kalinya. "Tidak mungkin ini bekerja hanya dalam sehari."
"Percayalah," ulang Li Fan, meski di dalam hatinya sendiri juga ada keraguan. Apa pengetahuan dunia lamanya benar-benar bisa bekerja di dunia yang aneh ini?
Hari berganti malam. Li Fan hampir tidak bisa tidur. Keesokan paginya, ketika mereka membuka lubang kompos, sebuah aroma tanah yang segar dan kaya menyambut mereka, sangat berbeda dengan bau busuk yang mereka harapkan.
"Luar biasa," gumam Old Man Zhang, merasakan tekstur kompos itu dengan jemarinya yang gemetar. "Bahkan tanah di kebun Elder tidak seharum ini."
Mereka dengan cepat menyebarkan kompos itu di sepetak tanah kecil di ladang herbal yang tandus. Mereka memilih area yang paling gersang, sebagai ujian.
Kemudian, mereka menunggu.
Hari itu berlalu tanpa perubahan. Old Man Zhang mulai kehilangan harapan lagi. Bahkan Li Fan mulai bertanya-tanya apakah sistemnya hanya halusinasi.
Tapi ketika fajar menyingsing pada hari ketiga, sesuatu yang ajaib terjadi.
Tunas-tunas hijau muda, penuh kehidupan, menembus permukaan tanah yang sebelumnya keras dan retak. Tidak hanya itu, tunas-tunas itu tumbuh dengan kecepatan yang terlihat mata, dalam beberapa jam saja sudah mencapai ketinggian beberapa inci, dengan warna hijau yang cerah dan penuh vitalitas.
"Itu... itu tidak mungkin!" teriak Old Man Zhang, suaranya pecah antara rasa takjub dan tidak percaya. "Yellow Root Grass... tumbuh di tanah mati! Dan secepat ini!"
Kegembiraannya menarik perhatian. Beberapa murid yang lewat berhenti, mata mereka terbelalak. Kabar itu menyebar seperti api.
Tak lama kemudian, Elder Pengelola yang bertanggung jawab atas perkebunan datang, wajahnya berkerut karena kesal karena terganggu. Tapi ketika dia melihat sepetak tanah subur yang hijau di tengah lahan gersang, ekspresinya berubah dari marah menjadi takjub, lalu penuh kecurigaan.
"Zhang! Apa yang kau lakukan?" hardiknya.
Old Man Zhang, yang tadinya penuh kegembiraan, langsung gemetar ketakutan. Dia menatap Li Fan, matanya memohon.
Saat itulah Li Fan melangkah maju. Jantungnya berdebar kencang, tapi suaranya tetap tenang.
"Elder, ini adalah teknik yang kubawa dari kampung halamanku. Old Man Zhang membantuku mengujinya."
Elder itu memandang Li Fan dengan tajam, matanya menyelidik. "Kau? Si Kayu Rendah? Kau mengharapkanku percaya bahwa kau, yang bahkan tidak bisa merasakan energi spiritual, menemukan cara untuk menghidupkan kembali tanah yang mati?"
"Ini bukan masalah energi spiritual, Elder," jawab Li Fan, mempertahankan kontak mata. "Ini masalah memahami tanah itu sendiri. Memberinya apa yang dibutuhkannya, bukan memaksanya dengan energi."
Elder itu terdiam sejenak, memandangi ladang herbal yang subur itu. Lalu, dia mendekat, merasakan daun-daun hijau itu dengan jarinya. Energi spiritual kecil tapi stabil terpancar dari tanaman itu.
"Hmm," dengusnya akhirnya. Dia menoleh ke Old Man Zhang. "Zhang, karena kau berperan dalam hal ini, posisimu aman. Bahkan, aku menugaskanmu untuk mengawasi perluasan teknik ini ke area lain. Kau akan mendapat jatah makan ganda."
Wajah Old Man Zhang berubah karena lega dan sukacita yang tak terbendung. Air mata mengalir di pipinya yang berkerut. Dia membungkuk berulang-ulang. "Terima kasih, Elder! Terima kasih!"
Lalu dia menoleh ke Li Fan, dan dalam matanya ada sesuatu yang lebih dari sekadar rasa terima kasih. Ada kekaguman. Keyakinan. Dia melihat bukan pada seorang remaja Kayu Rendah, tapi pada seseorang yang telah mengulurkan tangan dan menariknya dari jurang.
[Tugas Perkenalan Selesai!]
[Takdir Old Man Zhang telah diubah secara signifikan: Dari diusir dan mati dalam kemiskinan, menjadi dihormati dan aman secara finansial.]
[Menghitung Poin Pengaruh...]
[+120 Poin Pengaruh!]
[Total Poin Pengaruh: 120]
[Peringatan: Tindakan pengguna telah menarik perhatian faksi kecil dalam sekte. Perkiraan dampak jangka panjang: Sedang.]
Li Fan hampir tersedak melihat angka itu. Seratus dua puluh! Lebih dari yang dijanjikan! Sistem ini jelas menghargai hasil nyata, bukan hanya niat.
Dia menatap Old Man Zhang yang masih terus membungkuk-bungkuk, lalu ke Elder yang masih memeriksa tanaman itu dengan takjub, dan akhirnya ke murid-murid lain yang berkumpul, sekarang memandangnya dengan ekspresi bingung dan penuh rasa ingin tahu, bukan lagi hinaan.
Dia mengulurkan tangan dan mengubah hidup seorang pria. Sebagai imbalannya, dia mendapat poin yang bisa mengubah hidupnya sendiri.
Dia tersenyum, kali ini bukan senyum getap, tapi senyum penuh keyakinan. Jalan di depannya masih panjang. Dari 120 poin menuju 1000 poin yang dibutuhkan untuk meningkatkan akarnya. Tapi dia telah membuktikan konsepnya.
Kultivasi terlalu sulit? pikirnya, melihat layar sistemnya yang sekarang menunjukkan Akar Spiritual Saat Ini: Kayu Rendah (120/1000 Poin). Tidak masalah. Aku akan mereformasi dunia ini sebagai gantinya, satu langkah kecil pada satu waktu.
Dia berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan kerumunan yang bingung, langkahnya ringan dan penuh tujuan untuk pertama kalinya sejak datang ke dunia ini. Perjalanan sang Pembangun Pengaruh baru saja dimulai.
Kayu (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
Silver (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
Emas (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
Berlian (Rendah, Menengah, Atas, Puncak)
setelah itu ada..
Estability (1,2,3,4,5)
untuk saat ini hanya ini saja yang kira kira penting, dimasa depan akan ku tambahkan lagi seiring berjalannya cerita. terimakasih.