NovelToon NovelToon
My Secret Agent

My Secret Agent

Status: sedang berlangsung
Genre:SPYxFAMILY / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:109.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Feylindita adalah seorang wanita cantik yang berprofesi sebagai seorang agen rahasia yang bekerja di bawah pusat keamanan negara. Keahlian menembak dan bela diri yang luar biasa, membuatnya menjadi salah satu agen rahasia yang sangat di andalkan. Tak ada yang mengetahui tentang pekerjaannya, termasuk keluarga bahkan suaminya sendiri.

Ia menikah dengan Giantara Aditama seorang CEO sebuah Mall ternama melalui perjodohan. Tepatnya Feylin 'Dijual' pada keluarga Aditama oleh sang paman yang merawatnya sejak kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan.

Namun ia beruntung karena memiliki mertua dan ipar yang baik. Cobaannya hanyalah suami yang selalu bersikap dingin dan cuek padanya.

Apakah hubungan pernikahan mereka akan membaik?
Apakah keluarganya akan mengetahui pekerjaannya yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Kedekatan Berkat Kia

Perjalanan pulang mereka terasa lebih ceria. Suara celoteh Kiana yang menceritakan banyak hal dan juga menanyakan banyak hal, membawa kehangatan tersendiri.

Hingga sampai di rumah, gadis kecil itu masih saja on fire seolah tenaganya tak berkurang setelah berceloteh panjang lebar.

Fey langsung membawa Kia ke kamarnya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Di kamar Fey memang ada stok pakaian Kia, karna Kia cukup sering bermain hingga menginap di rumah mereka.

Tentu saja untuk menemani Fey saat ia sedang libur bertugas. Tak hanya pakaian, barang lain seperti sepatu, aksesoris dan mainan Kia pun ada di rumah mereka.

"Kia, ayo pakai baju dulu." Ajak Fey.

"Kia mau tidur sama Aunty dan Uncle." Kata Kia yang masih saja sibuk bermain.

"Iya, nanti kita tidur sama Uncle juga." Jawab Fey.

"Tapi, Kia mau tidur di kamar yang ada di bawah. Di sana kan lebih luas." Pinta Kia.

"Iya Sayang, tapi Kia pakai baju dulu. Nanti Kia kedinginan kalau gak pakai baju." Bujuk Fey.

"Uncle dimana?"

"Ada di bawah." Jawab Fey.

"Ayo kita pakai di bawah saja sama Uncle." Ajak Kia.

"Pakai baju di sini dulu, kalau sudah pakai baju, baru kita turun ke kamar Uncle." Rayu Fey.

"Gak mau! Maunya pakai baju di bawah." Tolak Kia.

"Nanti kamu kedinginan, Kia. Ayo cepat, Aunty pakaikan baju." Ujar Fey yang tetap sabar membujuk keponakannya.

"Gak mau, Aunty!"

"Nanti kalau Uncle marah, gimana? Memang Kia gak takut kalau Uncle marah?" Tanya Fey, namun gadis kecil itu hanya terdiam.

"Ayo sini, anak manis. Anak cantik kesayangan Aunty." Fey kembali membujuk. Namun, Kia malah berlari kesana dan kemari di atas tempat tidur untuk menghindari tangan Fey.

Mendengar kegaduhan di atas, Gian yang sudah berganti pakaian itu segera naik untuk melihat apa yang sedang terjadi di sana.

"Astaga Kia! Kenapa belum pakai baju?" Tanya Gian ketika ia membuka pintu kamar Fey.

"Ayo cepat pakai baju sama Aunty!" Perintah Gian.

"O.K Uncle." Lirih Kia.

"Tapi, Kia mau tidur sama Aunty dan Uncle." Pinta Kia.

"Iya, tapi pakai baju dulu sama Aunty. Setelah itu kita turun. Kita bertiga tidur di bawah." Jawab Gian.

"Yeey! Yuhuuu! Ayo cepat pakein baju, Aunty." Pinta Kia yang langsung mendekat ke arah Fey.

"Aunty juga kan bilang kayak gitu dari tadi, Kia. Giliran Uncle yang bilang, Kia baru mau nurut." Gerutu Fey sambil memakaikan baju Kia.

Gian yang masih berdiri di belakang Fey, tersenyum tipis mendengar gerutuan Fey pada keponakannya. Setelah selesai memakai baju, dengan susah payah Kia turun dari ranjang Fey dan menghampiri Gian.

"Gendong, Uncle!" Pinta Kia.

Gian pun segera menggendong keponakannya dan mengecupi pipi gembil gadis kecil yang sudah kembali wangi itu.

"Ayo kita turun dan tidur sama Uncle, Aunty." Ajak Kia yang sepertinya sudah tidak sabar.

Fey pun tersenyum, kemudian mengekor pada Gian yang menggendong Kia setelah merapikan handuk milik Kia.

"Uncle, nanti bacakan Kia cerita, ya." Pinta Kia saat mereka hendak menuruni anak tangga.

"Iya." Jawab Gian.

"Ee... Woo.." Fey tiba - tiba tersandung.

Ia pasti akan terjatuh andai tak menabrak punggung Gian yang berada di depannya. Tangan Fey secara refleks memeluk pinggang Gian, begitu pula Gian juga memegangi tubuh Fey yang menempel di punggungnya.

"Hati - hati, Aunty! Aunty gak apa - apa, kan?" Tanya Kia yang melihat ke arah Fey dari gendongan Gian.

"Iya, Aunty gak apa - apa." Jawab Fey sambil cengar - cengir.

"Maaf, Kak." Ujar Fey sambil melepaskan tangannya yang melingkar di pingggang Gian.

"Hati - hati." Jawab Gian yang kemudian melanjutkan langkah menyusuri anak tangga setelah melepaskan tangannya dari punggung Fey.

"Uncle, STOP!" Perintah Kia saat Gian baru menuruni satu anak tangga.

"Kenapa lagi, Kia?" Tanya Gian.

"Pegang Aunty Fey, Uncle. Kia takut nanti Aunty jatuh lagi." Titah Kia.

"Kia jangan khawatir, Aunty gak akan jatuh lagi, kok." Fey buru - buru menjawab.

"No! Aunty pasti sudah ngantuk, kan? Makanya tadi hampir jatuh. Jadi Aunty harus di pegangi. Ayo Uncle, pegangi Aunty." Kia kembali mendesak.

Gian hanya bisa menghela nafas panjang, mendengar permintaan keponakannya. Tak ingin membuang - buang waktu, ia segera berbalik badan lalu merangkul Fey dengan tangan kanannya. Fey sendiri justru mematung saat tangan kokoh Gian kembali merangkulnya.

"Gak mau jalan? Mau aku gendong juga?" Tanya Gian yang langsung menyadarkan Fey.

"Jangan ngasih ide aneh - aneh, Kak. Aku bisa jalan sendiri kok." Jawab Fey sambil melirik ke arah Kia yang memperhatikan mereka berdua.

Fey kemudian mengikuti langkah Gian yang di sampingnya. Melihat sikap canggung istrinya, Gian justru membuang muka dan menahan tawanya. Tingkah Fey yang seperti ini, sangat lucu menurut Gian.

Begitu sampai di kamar, Kia segera mengambil posisi di tengah tempat tidur. Sementara, Gian dan Fey mengapitnya di bagian kanan dan kiri.

"Ayo bacain cerita, Uncle." Kia menagih janjinya.

Gian pun mengambil buku berisi dongeng dari nakas dan mulai membacakan dongeng. Perlahan, netra Kia mulai terpejam saat cerita yang di bacakan Gian baru setengah. Tak hanya Kia, Fey pun tampak sangat mengantuk. Wanita cantik itu mulai memejamkan mata sembari menepuk nepuk paha Kia.

Setelah memastikan Kia dan Fey tidur, Gian lantas menaikan selimut di tubuh Kia dan Fey. Ia juga mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur sebelum kembali merebahkan diri dan tertidur.

Fey terbangun saat gordyn kamar Gian secara otomatis terbuka di pukul enam pagi. Perlahan ia membuka mata dan merasakan sesuatu yang berat menahan pinggangnya. Ia terkejut dan hampir memekik saat sadar kalau Gian tidur sembari memeluk pinggangnya.

Perlahan, Fey menyingkirkan tangan Gian dari pinggangnya dan mencari keberadaan Kia yang ternyata ada di belakang punggung Gian dan masih tertidur dengan posisi memeluk Unclenya.

"Ini gimana bisa jadi pindah gini tidurnya?" Batin Fey bertanya - tanya.

Ia menggelengkan kepalanya dan segera beranjak dari tempat tidur. Fey kemudian keluar dari kamar Gian dan segera menuju ke kamarnya untuk mencuci wajah dan menyikat gigi.

Setelahnya, Fey segera menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga. Fey membuat sandwich daging kesukaan Kia untuk sarapan.

"Aunty! Aunty lagi apa?" Tanya Kia yang keluar bersama Gian.

"Aunty bikin sarapan untuk kita." Jawab Fey sambil meletakkan piring berisi beberapa potong sandwich di atas meja makan.

"Yeey! Aunty bikin sandwich." Girang Kia saat melihat sandwich kesukaannya.

"Kia mau susu?" Tawar Fey.

"Mau. Kia mau susu, Aunty." Jawab Kia.

"Uncle juga mau kopi moka panas." Imbuh Kia sambil mendengarkan bisikan Gian.

"O.K. Tunggu sebentar, ya." Ujar Fey sambil tersenyum dan geleng - geleng kepala.

Sementara Gian mengajak Tos Kia dan tertawa tanpa suara karna Kia berhasil menyampaikan kepada Fey, apa yang ia bisikkan.

Tak butuh waktu lama, segelas susu dan dua gelas kopi moka instan yang masih mengepulkan asap sudah siap.

"Terima Kasih." Ucap Gian saat Fey meletakkan segelas kopi moka di depannya.

"Sama - sama." Jawab Fey yang kemudian beranjak meletakkan segelas susu di hadapan Kia.

"Thank you, Aunty." Ucap Kia.

"You're welcome, Princess kesayangan Aunty." Jawab Fey sembari membawa segelas kopi moka miliknya dan duduk di sebelah Kia.

1
budiman_tulungagung
gass... 🌹 mawar satu
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹 lagi
Ari Sawitri
lama lama kesan nya berlebihan ya ..🤔🤨
Heni Eriska: wkwkwk iya kak, agak gimana gitu ya kak😄
total 1 replies
Leli Suryani
hahaha sama2 jail🤣🤣
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
fix sih, dikerjain ini mah
Rusi Rusi
lanjut lagi thor
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
ini siapa dah
budiman_tulungagung
gass... dua mawar 🌹
budiman_tulungagung
masih satu mawar 🌹
Leli Suryani
mampus,bunuh aja sekalian
Maryati
seru banget Thor
bunda kk
lanjut thor
Rusi Rusi
seru bgt Thor. lanjut
Rusi Rusi
lanjut Thor, semangat
bunda kk
lanjut thor
budiman_tulungagung
masih mawar 🌹 satu
budiman_tulungagung
gass satu mawar 🌹 sabet semua disitu...
Rusi Rusi
emang enak gimana rasa nya tongkat kematian nya fey. semangat lanjut Thor.
Leli Suryani
hahaha rasain tu gian😄😄
bunda kk
dihukum semaua kan sm fey🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!