NovelToon NovelToon
REINKARNASI MAFIA

REINKARNASI MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Preman / Fantasi / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:822
Nilai: 5
Nama Author: ridwan jujun

menceritakan tentang seorang wanita yang terlahir lagi menjadi seorang mafia untuk membalaskan dendam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ridwan jujun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GYM

1 minggu kemudian.

Sekarang Liana sudah diperbolehkan pulang, ia sudah dinyatakan sembuh dan beraktivitas seperti biasa. Hanya saja ia perlu olahraga untuk menurunkan berat badan.

Sepulang dari rumah sakit, Kevin sudah merasa tidak khawatir lagi karena ia sudah tahu bahwa mereka akan memperlakukan Liana dengan baik jadi ia bisa kerja, tidur dan makan dengan tenang.

"Bi Desfa!" Liana menghampiri wanita yang sedang menyapu lantai.

"Non Liana!"

Liana dan Bi Desfa saling berpelukan, mereka sama-sama memiliki kekhawatiran atas kejadian yang menimpa minggu lalu.

"Bibi baik-baik saja?!"

"Bibi baik, bagaimana dengan Non?"

"Syukurlah, Liana juga baik! Liana khawatir pada Bibi, tapi senang kalau Bibi baik-baik saja!" Liana mengusap pipinya yang di banjiri air mata.

"Maafkan Bibi karena tidak bisa membantu Non waktu itu,"

"Tidak! Liana tidak apa,"

"Bibi dengar dari Tuan Arion Non sakit sampai dirawat yah?!"

"Iya, tapi Liana baik-baik saja kok," senyum Liana.

"Syukurlah, juga sekarang Non semakin sehat,"

"Bukan sehat lagi, tapi ke-sehatan,"

Bi Desfa terkekeh.

"Liana, kau harus istirahat lagi," suruh Lucas.

"Hmm. Bibi, kalau begitu Liana ke kamar dulu,"

"Iya, banyak-banyak istirahat agar semakin sehat dan kuat!" menyemangati.

"Ai ai kapten!" Liana hormat, Bi Desfa terkekeh dan di ikuti oleh Liana juga.

Liana pun pergi ke kamar dan di antar oleh mereka.

Sesampainya di kamar, Elvano membuka pintu kamar Liana.

"Istirahatlah, jika kau membutuhkan sesuatu katakan pada ku,"

Kamar Liana dan Elvano bisa di bilang satu lorong dan jaraknya cuma beberapa meter saja.

Liana duduk di tepi kasur, "Terima kasih atas semuanya, aku tidak tahu cara membalas budi pada kalian. Kalian selalu membantu ku sampai melakukan sesuatu yang berbahaya hanya demi menyelamatkan ku,"

"Apa pun untuk mu, kami selalu sedia," Elvano mengecvp lembut kening Liana.

"Membicarakan soal balas budi, kau bisa melakukannya," Carlos.

Liana dan yang lain menatap Carlos, entah mengapa perasaan Liana selalu tidak enak jika Carlos atau Felix meminta sesuatu padanya.

Liana dan Elvano saling melirik.

"Apa?" ragu Liana.

"Jatah malam,"

𝘛𝘈𝘈𝘒𝘒!

"Aghk!"

Carlos mendapatkan pukvlan dari Edgar, Carlos mengusap kepalanya sambil diusapnya.

"Apa-apaan kau ini, hah?!" Carlos kesal.

"Apa kau tidak waras?! Seandainya kau baru sembuh dari sakit kemudian ku beri tugas angkut barang berat, mau?!"

"Apa sih aku cuma bercanda!"

"Candaan kau ini tidak lucu!"

Yang lain hanya melirik datar pada Carlos, pria ini memang tidak waras.

"Jangan terlalu memikirkan hal lain, sebaiknya kau segera istirahat dan kita akan keluar!" datar Arion.

Liana mengangguk, kemudian mereka pun keluar dari kamarnya.

-

-

-

Keesokkan harinya.

Arion keluar dari lift kemudian ia melihat Liana dengan pakaian rapih dan tas selempang yang digantung di bahunya. Arion menatap Liana dari atas hingga bawah sambil berjalan mendekati Liana, Liana sedang berdiri sembari menatap ponsel.

"Kau mau kemana?!"

"ASTAGA!" Liana terkejut dan langsung berbalik. "A–arion?!"

"Kau mau kemana?!"

"Kuliah lah!"

"Siapa yang mengizinkan mu?!"

Liana terdiam, apakah Arion melarangnya kuliah?

"Kau ini baru saja sembuh dan sekarang kau ingin pergi sekolah?!"

"Tapi, aku sudah sembuh,"

"Masih belum! Sekarang masuk ke kamar dan ganti pakaian mu, kau tidak boleh kuliah selama beberapa hari lagi!"

"Bagaimana bisa begitu? Sudah setengah bulan aku tidak masuk kuliah, kalau aku di–"

"Nurut perintah ku! Kembali ke kamar dan ganti pakaian mu!"

"Kau berlebihan, aku baik-baik saja–"

"Liana!"

Liana mengalihkan pandangan dengan kesal lalu pergi untuk kembali ke kamar meninggalkan Arion, Arion mengusap kedua matanya dengan jarinya. Arion tidak ingin sampai Liana kenapa-kenapa apalagi Liana baru dinyatakan sembuh, sembuh bukan berarti bisa beraktivitas lagi seperti biasa.

Bagi Arion istirahat seminggu belum cukup, jadi ia harus memperhatikan Liana lagi lebih ketat.

"Loh, Liana? Kau ma– eh Li?" Elvano hendak menyapa namun Liana melewatinya begitu saja dengan raut wajah yang kesal dan marah.

Elvano menatap pintu lift yang sudah tertutup, kemudian ia melihat Arion yang sedang berdiri di sana.

"Arion, itu ... Liana kenapa?" tanya Elvano.

"Aku melarangnya untuk tidak kuliah hari ini,"

"Kenapa?"

Seketika Arion melirik sinis, "Apa maksud pertanyaan mu?! Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan sekarang dia mau pergi keluar?!"

"Eh, iya sih ...."

"Dia bisa kuliah setelah kondisinya jauh lebih baik, berikan dia waktu selama beberapa hari lagi!" lalu Arion pergi.

Ada benarnya juga kata Arion, hanya saja itu bisa membuat Liana kesal atau merasa tidak nyaman atas tindakan Arion. Tapi ia tidak bisa berdebat dengan Arion, bahkan jika Arion dilawan mereka cuma untuk berdebat, Arion tetap menang sendiri.

-

𝘉𝘳𝘢𝘢𝘬!

Liana membanting pintu dan menghentikan kakinya kesal, ia melempar tasnya ke kasur.

"Menyebalkan! Apa-apaan sih dia? Kalau aku masih terlihat tidak semangat iya bisa ditunda kuliahnya, orang aku sehat-sehat saja!" dumelnya.

Liana duduk di tepi kasur dengan kesal.

"Duhh! Gimana dong, aku sudah tidak masuk setengah bulan jika aku masuk 1 minggu lagi bisa-bisa 1 bulan lagi aku tak masuk kuliah! Bagaimana cara ku jelaskan pada dosen?" Liana gelisah sambil menggigit kukunya.

"Surat keterangan Dokter saja tidak cukup, tapi Ayah bilang surat itu berlaku sampai aku sembuh total, bisa di bilang tergantung kapan aku masuknya,"

"Hwaaaa! Menyebalkan! Menyebalkan!" Liana berguling-guling di atas kasur.

Setelah puas memaki, Liana langsung terduduk dengan rambut yang berantakan.

"Apa karena aku gemukan? Makanya terlihat seperti orang tidak sehat? Kalau di pikir-pikir lagi memang benar, 'kan aku baru keluar dari rumah sakit jadi wajar dong gemuk orang seharian makan tidur makan tidur dan mengkonsumsi obat-obatan!" cemberut.

Liana menunduk melihat pervtnya yang melipat, padahal sebelumnya pervtnya ini rata dan kecil sekarang jadi berlemak.

"Sepertinya aku perlu olahraga untuk menurunkan berat badan, itung-itung ku gunakan hari libur kuliah ku untuk olahraga."

Liana beranjak untuk mengganti pakaian.

-

Liana berpikir, tadi ia bertemu dengan Elvano bisa jadi pria itu ada di bawah bersama Arion. Tadinya kalau Elvano masih di kamar ia minta tolong untuk menunjukkan tempat olahraga di Mansion ini, setahunya di sini ada tempat GYM jadi ia berolahraga saja di sana.

Ia menuruni tangga karena ia ingin menuju lantai 2 kalau pakai lift hanya berlaku pada lantai atas atau lantai 3 menuju lantai paling bawah yaitu lantai utama.

Dan kebetulan ia melihat Lucas yang baru saja menuruni anak tangga sama sepertinya.

"Lucas, tunggu!"

Lucas menoleh ke belakang lalu tersenyum, "Ada apa?"

Liana menuruni anak tangga sedikit lebih cepat.

"Pelan-pelan jika menuruni anak tangga, lagian aku akan menunggu di sini,"

"Apa, apa kau sibuk?" mengabaikan perkataan Lucas tadi.

"Tidak, memangnya kenapa?"

"Emm ... gini, aku ... ah maksud ku, di Mansion ini ada tempat olahraga gak?"

"Ya~ ada, memangnya kenapa?"

"Bisa kau tunjukkan dimana tempatnya?"

"Bisa, apa kau ingin berolahraga?" tanya Lucas sekalian menebak.

"Em, hehehe iya,"

"Untuk apa?"

"Menurunkan berat badan, selama aku sakit berat badan ku bertambah dan kau bisa lihat sendiri tubvh ku jadi mengembang,"

Lucas terkekeh geli lalu mencubit pipi Liana tapi tidak ia tarik.

"Asal kau tahu, aku lebih suka melihat mu yang ini. Jadi ada tempat untuk menggigit mu,"

"Apa sih!" Liana kesal menepis tangan Lucas.

Pria itu tertawa kecil, "Kau yakin? Kau belum bisa beraktivitas berat,"

"Tidak kok, aku akan mencari olahraga yang ringan-ringan saja,"

"Baiklah, aku akan menunjukkan nya,"

Begitu sampai di tempat ruangan gym, Liana terkagum pada tempat tersebut. Sangat lah luas, banyak alat-alat berat yang tersusun rapih.

Pantas saja mereka mempunyai tubvh yang bagus ternyata semua alat inilah penyebab mereka menjadi gagah dan berotot, bahkan tangan Lucas pun walaupun tertutup lengan kemeja masih terlihat jelas bentuk ototnya, apalagi tubvhnya pasti sama dengan Edgar kalau tanpa pakaian.

“𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘬𝘰𝘵𝘰𝘳 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶?! 𝘚𝘢𝘥𝘢𝘳𝘭𝘢𝘩!!” menepuk kepalanya.

"Apa kau baik-baik saja? Apakah ada yang sakit?!" khawatir Lucas karena sedari tadi ia perhatikan Liana diam sampai memegang kepala.

"A–ah, ya ... aku baik-baik saja kok,"

"Jika masih sakit sebaiknya kau istirahat!"

"Tidak, tidak apa. Aku hanya kepikiran sesuatu,"

"Jangan memikirkan sesuatu yang berat, ingat kau belum sembuh total!"

“𝘚𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪-𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘯𝘤𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯 0𝘵𝘢𝘬 𝘬𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘦𝘩-𝘢𝘯𝘦𝘩 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘦𝘴𝘷𝘮 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘪𝘩?!” mengalihkan pandangan.

"Apakah ada olahraga yang bisa ku pakai? Maksud ku yang ringan-ringan saja," mengalihkan pembicaraan.

"Entahlah, ku pikir semua alat di sini sangat tidak cocok untuk mu karena ini bukan tempat olahraga seperti yang ada di sekolah mu,"

"Iya juga sih," Liana berjalan melihat alat olahraga yang siapa tahu bisa ia gunakan.

"Treadmill?" Liana melirik alat olahraga yang bisa berjalan di tempat layaknya seperti berlari joging.

"Kau ingin pakai?"

"Tentu, tapi aku tidak tahu caranya,"

"Aku akan membantu mu, tapi dengan kecepatan pelan!" peringat Lucas.

"Baiklah–"

"Eh! Sebelum kamu mulai kau harus melakukan pemanasan! Jika langsung berjalan di atas Treadmill kau bisa mengalami cidera!"

"Oh iya ya, aku lupa," senyum tanpa dosa.

"Itulah kenapa kau memerlukan istirahat daripada olahraga!" Lucas menekan kening Liana.

"Duh~ kenapa harus kening juga?!" Liana memegang keningnya.

"Lalu apa? Bib1r?"

𝘉𝘭𝘶𝘴𝘩~

Pipi Liana memerah.

"Wajah mu memerah, kau baik-baik saja?"

"Y–YA! A–aku baik-baik saja!" mengalihkan pandangan.

Lucas tersenyum miring menatap Liana penuh selidik.

"Kau yakin?"

"A–apa ...? Y–ya!"

"Bukan karena kau malu?" Lucas mendekatkan wajahnya.

"Apa sih! Kita mulai pemanasan! Kau harus memberitahu ku cara menggunakan Treadmill ini setelah itu kau pergi jangan ganggu aku!" kesal Liana mendorong dad4 Lucas.

Lucas terkekeh lucu melihat Liana.

"Baiklah, tapi aku minta imbalan loh," senyum miring.

"LUCAS!"

•••

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!