NovelToon NovelToon
KU HARAMKAN AIR SUSUKU

KU HARAMKAN AIR SUSUKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Balas Dendam / CEO / One Night Stand / Anak Kembar / Dokter
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: akos

Rindi, seorang perempuan berusia 40 tahun, harus menelan pahitnya kehidupan setelah menjual seluruh hartanya di kampung demi membiayai pendidikan dua anaknya, Rudy (21 tahun) dan Melda (18 tahun), yang menempuh pendidikan di kota.

Sejak kepergian mereka, Rindi dan suaminya, Tony, berjuang keras demi memenuhi kebutuhan kedua anaknya agar mereka bisa menggapai cita-cita. Setiap bulan, Rindi dan Tony mengirimkan uang tanpa mempedulikan kondisi mereka sendiri. Harta telah habis—hanya tersisa sebuah rumah sederhana tempat mereka berteduh.

Hari demi hari berlalu. Tony mulai jatuh sakit, namun sayangnya, Rudy dan Melda sama sekali tidak peduli dengan kondisi ayah mereka. Hingga akhirnya, Tony menghembuskan napas terakhirnya dalam kesedihan yang dalam.

Di tengah duka dan kesepian, Rindi yang kini tak punya siapa-siapa di kampung memutuskan untuk pergi ke kota. Ia ingin bertemu kedua anaknya, melepas rindu, dan menanyakan kabar mereka. Namun sayang… apa yang dia temukan di sana.........

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. 100 JUTA.

Teman-temannya segera menolong Weni. Wajah Weni memerah, bukan hanya karena sakit akibat terkena nampan, tetapi juga karena malu dilihat banyak orang.

“Weni, kamu baik-baik saja?” tanya salah satu temannya sambil berusaha menyentuh wajah Weni. Dengan kasar Weni menepis tangan itu.

“Kurang ajar! Dasar pelayan sialan! Berani-beraninya kamu merusak make up-ku dan memukulku dengan nampan!” Weni berteriak lantang, suaranya menggema di seluruh ruangan restoran.

“Aku akan mengadukanmu pada manajer restoran! Kamu pasti dipecat!”

Semua pengunjung menatap ke arah mereka. Beberapa saling berbisik, ada yang menggelengkan kepala.

Rindi hanya bisa pasrah jika memang harus dipecat dari restoran. Namun, setidaknya ia sudah memberi pelajaran pada Weni atas mulut lancangnya.

Weni berteriak sambil menunjuk-nunjuk Rindi. Tak lama kemudian, Pak Anton, staf restoran datang tergesa-gesa.

“Ada apa ini? Tolong jangan buat keributan di sini,” katanya dengan nada tegas namun tetap berusaha tenang.

Weni langsung menunjuk Rindi dengan marah.

“Lihat, pelayan sialan ini menumpahkan minuman ke bajuku dan memukul wajahku dengan nampan! Pecat dia sekarang juga!”

Pak Anton menatap Rindi yang tidak gentar menghadapi tuduhan Weni.

“Rindi, apa benar yang dia katakan itu?” Pak Anton dengan nada tegas.

Rindi menelan ludah, lalu menjawab

“Benar, Pak... saya memang sengaja melakukannya. Tapi sebelumnya, Mbaknya lebih dulu menyiram saya dengan minuman.”

“Bohong!” potong Weni tajam.

“Dia duluan yang mulai! Aku ini pelanggan tetap di sini! Kalau dia tidak dipecat sekarang juga, aku akan menulis review buruk dan viralkan restoran ini!”

Suasana semakin tegang. Beberapa pengunjung mengeluarkan ponsel dan merekam dari jarak dekat.

“Weni, hentikan,” bisik salah satu teman Weni dengan panik.

“Lihat orang-orang itu, mereka merekam kita. Jika pihak restoran memeriksa CCTV dan tahu kejadian sebenarnya, bukan hanya nama kita yang tercoreng, tapi juga nama perusahaan kita akan terkena dampaknya.”

Weni menatap sekeliling. Orang-orang kini benar-benar fokus merekam kejadian itu. Sebagian bahkan berbisik sambil menunjuk ke arahnya.

Pak Anton menarik napas panjang. Ia tahu, satu keputusan yang salah bisa memperburuk keadaan.

“Baiklah,” ucapnya akhirnya dengan tenang namun tegas.

“Saya, sebagai perwakilan restoran, memohon maaf atas kejadian ini. Kami juga bersedia mengganti Rugi atas semua kerugian yang Anda alami. Namun, untuk soal pemecatan, kami akan menindaklanjuti setelah memeriksa rekaman CCTV dan mendengar keterangan semua pihak.”

Mata Weni dan teman-temannya terbelalak. Rasa amarah mereka perlahan berubah menjadi kepanikan.

“Benar! Jangan hanya percaya pada satu pihak saja. Zaman sekarang banyak orang yang ingin merusak reputasi orang lain dengan cara licik!” teriak salah seorang pelanggan sambil terus merekam Weni dengan ponselnya.

Beberapa pelanggan lain ikut bersuara dan mengiyakan. Weni dan teman-temannya pun semakin terpojok. Melihat keadaan semakin memanas, Pak Anton segera menyuruh salah satu pelayan untuk mengambil rekaman CCTV.

Belum sempat pelayan itu kembali, Weni dan teman-temannya sudah lebih dulu mengambil tas mereka dari atas meja.

“Awas kamu! Ini belum berakhir! Aku akan buat perhitungan denganmu!” ancam Weni sambil menunjuk ke arah Rindi, lalu pergi diikuti teman-temannya.

“Huuu…!” teriak para pengunjung restoran, mengejek Weni dan kawan-kawannya yang pergi dengan wajah kesal.

Setelah mereka pergi, para pengunjung restoran kembali ke meja masing-masing. Suasana restoran perlahan kembali kondusif.

Pak Anton menatap Rindi dan memerintahkan untuk mengganti pakaian dan melanjutkan pekerjaannya seperti semula.

Rindi mengangguk pelan, lalu berjalan menuju ruang ganti dengan napas lega.

Beberapa jam setelah kejadian itu, video keributan Weni sudah tersebar di media sosial. Salah satu pelanggan yang merekam mengunggahnya dengan keterangan:

“Pelanggan arogan marah-marah pada pelayan, padahal dia yang mulai duluan.”

Hanya dalam hitungan menit, video itu viral. Kolom komentar dipenuhi hujatan untuk Weni dan teman-temannya. Banyak warganet yang merasa geram melihat sikap mereka.

“Ini sih bukan pelanggan, tapi ratu drama!” tulis salah satu komentar.

“Kasihan pelayannya, sabar banget,”

"Mau makan gratis gak ngini juga caranya." tambah yang lain.

Di kamar apartemennya, Weni menatap layar ponselnya dengan wajah pucat. Jumlah notifikasi terus bertambah, dan nama perusahaannya mulai disebut-sebut di media sosial.

“Weni… ini semua gara-gara kamu marah berlebihan!” keluh salah satu temannya dengan cemas.

“Kantor pasti tahu soal ini.”

Weni menggigit bibirnya, matanya berkaca-kaca.

“Aku nggak nyangka semuanya bakal sejauh ini… Ini semua gara-gara pelayan sialan itu. Sampai kapan pun, aku nggak akan membiarkan hidupnya tenang,” gumamnya dengan mata memerah.

Di sisi lain, Rindi duduk di ruang istirahat restoran. Salah satu rekan kerjanya datang membawa ponsel dan memperlihatkan video yang sedang viral.

“Rin, lihat… kamu jadi bahan pembicaraan di mana-mana. Semua orang bela kamu,” katanya dengan senyum bangga.

Rindi terdiam sesaat. Ia masih belum percaya kejadian memalukan tadi pagi kini jadi sorotan publik.

“Aku berharap semua cepat tenang,” ucapnya pelan.

Pak Anton kemudian masuk ke ruang istirahat dan menatap Rindi dengan wajah lega.

“Kamu sudah bekerja dengan baik hari ini, Rindi. Terima kasih karena tetap sabar. Jangan khawatir, pihak manajemen sudah tahu kejadian sebenarnya.”

Rindi mengangguk, perasaannya campur aduk antara lega dan haru. Ia menatap ke luar jendela restoran, sinar sore menembus kaca, hangat dan tenang.

Untuk pertama kalinya, ia merasa keadilan berpihak padanya.

Tak terasa malam pun tiba. Rindi buru-buru berganti pakaian dan menuju hotel di samping restoran tempatnya bekerja.

Seperti biasa, suasana hotel tampak ramai dengan tamu yang datang untuk menginap. Sebagian besar dari mereka adalah para pebisnis dan orang-orang tersohor.

Tarif sewa kamar di hotel itu pun tidak main-main — mencapai puluhan juta per malam.

Rindi mengambil perlengkapan kerjanya — mulai dari pel, sapu, hingga ember — lalu menuju ke toilet.

Meski lelah setelah seharian melayani para tamu restoran, ia tetap menjalankan pekerjaannya dengan profesional.

Di tengah kesibukannya, tiba-tiba ponselnya berdering. Di layar tertera nama Bu Tuti, tetangganya Di kampung.

“Halo, Bu Tuti…ada apa? sapa Rindi dengan suara lembut.

“Rin, kamu sehat, Nak?” suara di seberang terdengar cemas.

“Tadi siang pihak bank datang bersama Pak RT. Katanya, kalau besok kamu belum melunasi sisa hutangmu, rumahmu akan digusur.”

Jantung Rindi seketika berdegup kencang. Ia terdiam sesaat.

“Iya, Bu… nanti saya usahakan." ucap Rindi dengan menahan tangis.

Harapan untuk mempertahankan rumah peninggalan Tony_ almarhum suaminya terasa sia-sia. Rudy dan Melda, dua anaknya yang selama ini ia andalkan, justru tak menganggapnya ada.

Setelah panggilan berakhir, Rindi menatap layar ponselnya lama. Air matanya jatuh perlahan, membasahi pipinya yang pucat. Ia berjalan menuju toilet dan menyandarkan tubuh lelahnya di dinding dingin.

“Tuhan… dari mana aku bisa mendapatkan uang seratus juta itu dalam semalam?” bisiknya lirih, suaranya nyaris tak terdengar namun masih bergema di ruangan sepi itu.

“Kalau kamu mau uang seratus juta… datanglah ke kamar 202.”

Suara berat namun tenang terdengar dari arah bilik sebelah.

Rindi terkejut. Ia segera keluar dari bilik dan memeriksa toilet di sebelahnya. Namun, bilik itu sudah kosong.

Hanya terdengar suara pintu toilet yang masih berayun pelan, menandakan seseorang baru saja pergi dari tempat itu.

1
Purnama Pasedu
Rara mana?
Widia: tidur
total 1 replies
Ayesha Almira
semoga rindi selamat...
lin s
ckck sirudi GK tau bls budi, kpn kena krma, ibu sendiri mau dimusnahin, apa gk ada rasa ksih sayang,/Right Bah!/
Erchapram
Kak Othor, 40 tahun sudah punya anak yang menjadi pengusaha sukses dan punya bayi. Apa si Rindi menikah muda umur 15 thn, atau bagaimana? Menurutku 47 thn - 50 thn lebih ideal usia untuk Rindi.
Ma Em
Dasar anak durhaka kamu Rudy demi harta kamu malah jadi anak yg tdk akan dapat keberkahan dlm hidupmu karena kamu tdk mau mengakui ibu kandungmu sendiri pasti azab akan datang untuk menghukum mu .
Ayesha Almira
kejamnya Kamu Rudy...mata hati mu sudah tertutup
Ma Em
Semoga Rindi dan anak dlm kandungan ya baik baik saja dan selamat .
Ayesha Almira
ceritanya menarik bagus
Ayesha Almira
smga janinnya baik2 ja...
Ma Em
Tegang Thor deg degan baca bab ini , semoga Rindi bisa tertolong dan bisa sehat kembali agar bisa menyaksikan kehancuran Rudy dan Melda si anak durhaka .
Ma Em
Thor hukuman apa nanti yg akan diterima anak durhaka seperti Rudy dan Melda , jgn langsung mati Thor buat Rudy dan Melda karma yg sangat pedih .
Purnama Pasedu
tuan Luis ya
Ayesha Almira
saking udh g bisa mahn sesk di dada rindi mengeluarkan kata2 sakral.smga rindi sembuh..
Jordan Nbx
Rasakan Rudy dan melda, sudah dapat kutuk.
Ayesha Almira
smga rindi g bersujud...d bersarkan dengan kasih sayang...tp pa blsnnya...yg kuat rindi,ambaikan mereka suatu saat penyesalan dtng
Ayesha Almira
ibu kandungpun ingn mempermalukan sebegitunya Melda ma Rudy...dsaat penyesalan dtng smga hati rindi tertutup buat anak durhaka sprt Melda jg rindi
Ayesha Almira
slh tangkap Aldo...smga Luis BS melindungi rindi
Ayesha Almira
slh tangkap Aldo...smga Luis BS melindungi rindi
Purnama Pasedu
waduh,,,rindi gimana ya
Ayesha Almira
duh smga rindi selamet,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!