Kisah gadis ekstrover bertemu dengan dokter introvert..
Awal pertemuan mereka, sang gadis tidak sengaja melukai dokter itu. Namun siapa sangka, dari insiden itu keduanya semakin dekat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
*********
Edo kembali kerumah sakit, dan mulai sibuk dengan pekerjaanya.
Pria itu berusaha untuk fokus walaupun fikiranya sedang tidak baik baik saja.
Sehingga Edo memilih untuk sibuk seharian agar fikiranya bisa teralihkan sejenak.
Sementara di kediaman kakek dan nenek Suina, mereka terlihat bingung karena gadis itu sudah tidak datang berkunjung lagi beberapa hari belakangan ini.
Terutama sang kakek, ia selalu melihat kearah pintu menunggu kedatangan cucuknya.
" Sejak tadi ibu perhatiin, bapak kayak lagi tungguin seseorang deh. Jangan-jangan bapak lagi nunggu Suina ya?" tanya sang istri dengan nada gurau.
"Apaan sih, bu? Jangan ngarang. Bapak nggak nunggu siapa-siapa." jawab sang suami, mencoba mengelak sambil mengalihkan pandangannya.
"Yakin nih, pak? Nggak usah bohong deh sama ibu," cecar sang istri, masih menggoda.
"Udah, udah, ngapain juga kita ngomongin hal itu. Bapak lagi sibuk. " Jawab sang suami mencoba mengalihkan topik, sambil mulai mengutak-atik barang-barang di depannya agar terlihat sibuk.
Sementara istrinya terus tersenyum melihat tingkah suaminya itu yang tidak ingin terlihat sedang menunggu kedatangan sang cucu.
Di kediaman Edo, pria itu tiba di rumahnya sekitar pukul 8 malam.
" Huuff... " gumam Edo yang lagi lagi menghela nafas panjang.
Sambil di temani putih, pria itu duduk di balkon kamarnya menatap kearah langit yang terlihat mendung.
Tiba tiba ia terfikir satu ide.
Dengan cepat Edo turun kebawah menuju ruang tengah, dan langsung mendudukan si putih di sofa sambil di apit dua bantal sofanya.
Setelah itu Edo mengambil ponselnya kemudian mengabadikan beberapa foto kucing itu.
" Putih! lihat kamera! putih! putih! " ucap Edo yang berusaha membuat kucing itu terlihat bagus di kameranya.
" Sekali lagi, kamu harus terlihat sedih putih, biar lebih meyakinkan. " lanjut Edo agar foto fotonya itu terlihat sedih ketika Suina melihatnya.
" Okey! " gumam pria itu yang langsung memilih beberapa foto dan mengirimkannya pada Suina.
Di rumah sang ayah, Suina terlihat sedang duduk bermalas malasan di sofa ruang tengah.
Gadis itu tampak gelisah seperti menunggu kabar dari seseorang.
" Kenapa tuh anak bang? aku perhatiin semenjak datang kesini, selalu suntuk? " tanya bibi Yan penasaran.
" Maklum, namanya juga anak muda. pasti lagi galau karena cinta. " jawab abangnya.
" Ohh.. " ucap bibi Yan mengangguk faham, kemudian lanjut menyelesaikan beberapa pekerjaanya.
Tiba tiba ponselnya berdering tanda pesan masuk.
Dengan cepat Suina meraih ponselnya, kemudian melihat pesan tersebut.
Seketika raut wajah gadis itu berubah senang, begitu melihat foto foto yang Edo kirimkan.
" Syukurlah, ternyata putih baik baik aja. " gumam Suina lega.
" Aku kangen banget dengan kamu putih. " ucap Suina sambil terus menatap foto foto itu.
" Lah! tadi senyum, kok tiba tiba cemberut lagi? tuh bocah aneh banget. " gumam bibi Yan terheran heran,
Keesokan harinya, setelah selesai dengan kegiatan olah raga paginya, Edo menyempatkan diri untuk mampir kerumah Suina.
Dengan berharap gadis itu sudah kembali kerumahnya.
Namun begitu ia sampai, rumah itu terlihat sangat sepi seperti tidak perpenghuni.
Pagar rumahnya masih terkunci dengan rapi, menandakan jika gadis itu belum kembali.
Edo hanya bisa menghela nafas panjangnya sambil menatap kearah rumah yang sedang tertutup rapat.
Tiba tiba salah satu tetangga Suina datang menghampirinya.
" Dokter cari Suina ya? " tanya tetangganya itu.
" Iya buk. " jawab Edo tersenyum ramah.
" Suina belum pulang dok, dia pulang kebali bersama bibinya. katanya ada urusan mendadak. " ucap tetangganya itu.
" Terima kasih buk. " jawab Edo.
Setelah mendapatkan informasi kemana gadis itu pergi, dengan cepat Edo pulang kerumahnya dan langsung bersiap siap.
Dua jam kemudian pria itu sudah berada di pesawat, dengan penerbangan menuju bali.
" Kesedihan yang paling menyakitkan adalah kehilangan seseorang. " kata kata sahabatnya itu selalu terngiyang di fikiran Edo selama ia dalam perjalanan.
Di tambah lagi dengan ucapan teman temanya, agar ia memperjuangkan kebahagiannya. dan menemukan jika sejati.
Sehingga begitu mendapatkan informasi di mana Suina berada, dengan cepat pria itu pergi untuk mencarinya.
Sementara di dalam kamarnya, Suina terlihat duduk sambil memainkan ponselnya.
Tiba tiba ayahnya masuk sambil bertanya.
" Anak ayah lagi ngapain? " tanya pria paruh baya itu yang ikut duduk di samping Suina.
" Nggak sedang ngapa ngapain kok yah. " jawab Suina tersenyum.
Namun ayahnya tetap faham, jika putrinya itu sedang sedih karena sesuatu.
" Cerita keayah, siapa tau ayah bisa kasih kamu solusi. nggak baik di pendam sendiri. " ucap ayahnya.
Suina hanya diam saja sambil memikirkan hal yang sedang menganggu fikiranya itu.
" Sebenarnya Suina punya banyak hal yang ingin di bicarakan dengan ayah, tapi Suina bingung harus mulai dari mana. " jawab Suina.
" Nggak apa apa, pelan pelan aja sayang. ayah punya banyak waktu kok untuk mendengarkan semuanya. " ucap ayahnya.
Namun Suina terlihat semakin bingung harus menjelaskannya.
" Apa ini tentang Dr.Edo? " tanya ayahnya menebak.
Suina langsung mengangkat pandanganya menatap ayahnya itu sejenak sebelum menjawabnya.
""Yah, kayaknya... Suina mulai suka sama Dr. Edo lebih dari sekedar teman. " ungkap Suina dengan jujur sambil memandang ayahnya.
Ayah Suina pun tersenyum lebar, mendengar pengakuan tulus dari putrinya.
"Oh ya? Kapan hal itu di mulai? " Tanya ayahnya penasaran.
"Suina nggak tau pasti, Yah. Tapi tiap kali dekat sama dia, jantung Suina rasanya berdegup kencang banget," Suina menggaruk-garuk kepala, bingung.
"Bahkan cuma liat Dr. Edo senyum aja, Suina udah bahagia banget," sambungnya lagi.
Suina menatap ayahnya, mencari jawaban.
"Menurut Ayah, Suina bener-bener suka ya sama dia?" Tanyanya lagi.
Ayahnya mengangguk pasti, memegang tangan Suina.
"Sudah tentu, Sayang. Perasaan seperti itu nggak bisa bohong." Jawab ayahnya.
" Coba kamu fikir, jika seorang gadis merasa nyaman berada di dekat pria, bahkan jantungnya berdetak semakin kencang. kalau bukan cinta, apa lagi? " jelas ayahnya.
" Perasaanmu sudah menunjukan yang sebenarnya, tapi fikiranmu masih ragu. jadi sebaiknya kamu bicara dengannya secara langsung. " lanjut Ayahnya.
" Tapi ayah! " ucap Suina bingung.
" Yan! " panggil ayahnya pada bibi Yan.
Dengan cepat bibi Yan masuk, karena sudah tidak sabar ingin ikut membahasnya sejak ia berdiri di pintu kamar mendengarkan pembicaraan mereka.
" Bibi sudah nggak tahan lagi. " ucap bibi Yan yang langsung memeluk Suina.
" Ayah yakin kamu pasti bisa mengatasi perasaanmu sendiri sayang, ayah dan bibimu membesarkanmu agar kamu bisa mandiri dalam menentukan pilihanmu sendiri. kita tidak mengajarkanmu untuk mengandalkan kabahagianmu pada orang lain, dunia sangat kejam sayang. " ucap ayahnya berpesan.
" Kita semua ada di sini dan selalu mendukungmu. " imbuh bibi Yan.
" Dr.Edo adalah pria yang baik dan realistis, jangan terlalu berharap ketika kamu mencintainya, tapi tidak bisa mengutarakan perasaanmu padanya. Sampai kapan pun kamu tidak akan pernah tau sebelum melakukannya, percuma kamu punya perasaan padanya tapi hanya memendamnya sendiri. " jelas ayahnya panjang lebar.
Suina mulai terlihat faham dengan maksud penjelasan ayahnya itu.
" Apa Dr.Edo selalu menghubungimu semenjak kamu tiba di sini? " tanya ayahnya.
" Em! tapi nggak pernah Suina jawab. " jawab Suina.
" Mungkin pria itu sudah terbiasa dengan kehadiranmu, makanya dia selalu berusaha untuk menghubungimu. karena dia tidak ingin kamu menghilang dari kehidupanya. " jelas ayahnya.
" Tapi itu belum termasuk cinta sayang, makanya saran ayah. kamu harus berani mengutarakan apa yang kamu rasakan sekarang, agar semuanya jelas. percuma mengurung diri di sini, tapi fikiranmu selalu tertuju pada pria itu. " lanjut ayahnya.
" Terus apa yang harus Suina lakukan? " tanya Suina bingung.
" Temui dia, bicara padanya, dan jujurlah tentang perasaanmu saat ini. jangan terus menghindar seperti ini, ayah tidak mengajarimu untuk lari dari masalah. " jawab ayahnya.
" Tapi bang, gimana kalau jawaban Dr.Edo menyakiti perasaannya? " tanya bibi Yan cemas.
" Kamu hanya perlu menghadapinya, kamu berhak bertanya, dan dia punya hak untuk menjawab. mungkin awanya sakit, tapi kamu akan menemukan kebenaran dan belajar untuk menerimanya. tapi ingat, jangan biarkan kata kata seseorang merendahkanmu, atau membuatmu kehilangan harga diri. " jelas ayahnya.
" Em! Suian faham ayah, terima kasih, Suina benar benar sangat beruntung memiliki kalian. " jawab Suina tersenyum bahagia.
" Terus apa yang akan kamu lakukan? " tanya bibi Yan cemas.
" Suina akan bicara dengan jujur pada Dr.Edo, Suina tidak akan lari lagi. " jawab Suina yakin.
" Nah! itu baru anak ayah. " ucap ayahnya tersenyum bangga.
Dengan penuh semangat, Suina keluar menuju salah satu caffe milik ayahnya untuk menenangkan dirinya sejenak.
" Bang! " ucap bibi Yan menatap kakak iparnya itu.
" Yan! apa kita membesarkanya terlalu baik? " tanyanya tiba tiba.
" Hah? kenapa abang tiba tiba tanya seperti itu? " ucap bibi Yan kaget.
" Aku benar benar tidak bisa tidak menghawatirkan gadis itu. " jawabnya.
" Kamu bisa lihat kan tadi, sepertinya Suina benar benar mencintai pria itu dengan tulus. " lanjutnya lagi.
" Bang! Suina bukan anak kecil lagi, dan dia tidak bodoh. dia pasti tau mana yang terbaik untuknya. " jawab bibi Yan yakin.
" Aku harap juga seperti itu. " ucap ayahnya penuh harap.
Walaupun mereka membiyarkan Suina memilih pasangan hidupnya sendiri, namun tidak bisa mereka pungkiri. jika ada perasaan takut, jika gadis itu memilih pasangan yang salah.
Dan hal itu akan membuat hidupnya berat dan hancur.
###NEXT###