NovelToon NovelToon
Absurd Couple

Absurd Couple

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Idola sekolah
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: felyaklueva

Hanya menceritakan tentang dua sejoli yang awalnya sebatas teman sekelas yang sering menganggu dan di ganggu, kemudian berakhir menjadi sepasang kekasih yang sulit di pisahkan, entah alasan apa cowok bernama lengkap Jendra Natawiratama tiba-tiba jatuh cinta pada gadis sekelasnya yang bernama Aprilia Yuswan atau kerap di sapa Lia. Banyak hal yang terjadi setelah mereka menjadi sepasang kekasih, mulai dari hal Absurd nya Jendra pada Lia sampai orang ketiga yang terus mencoba merusak hubungan mereka.




Apakah mereka bisa menghadapi segala lika-liku hubungan nya? Bagaimana cara mereka berdua saling menguatkan? Dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Ikuti kisah mereka sampai tuntas ya..


See you.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon felyaklueva, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9. Simulasi di usir istri

Jendra tau ini kesalahannya, kurang cepat mengejar Lia dan tak sempat pula menceritakan jika murid baru di kelasnya itu. Yang tak lain seorang gadis yang pernah mengisi hari-hari nya jauh sebelum bertemu dengan Lia, tapi suer.. Jendra gak tau kalau dia bakal ke serang diare dan sekelas sama tuh cewek.

Setelah Lia pergi dari UKS, Lia benar-benar gak menampakkan dirinya lagi. Sampai Jendra bela-belain ikut pergi dari UKS juga cuma buat temuin Lia ke kelas, tapi sayangnya pas Lia ada di kelas bersama para sahabatnya. Pacarnya itu gak mau ketemu sama dia, boro-boro ketemu. Noleh aja kagak. Malah Jendra dapet tamparan dari si Novi pas mau nerobos masuk kelas XI IPA 1 buat ketemu Lia, di usir Jendra Cok.

Kalau begitu caranya, Jendra akan membujuk Lia setelah pulang sekolah saja. Kenapa harus pulang sekolah? Soalnya dia mau balik lagi ke UKS, mending turu dulu supaya pikiran kembali jernih. Mumpung si Windi juga ikut ngilang dari UKS, gak tau itu cewek kemana, yang jelas Jendra gak peduli.

Di karenakan Jendra kalau tidur dah kaya simulasi meninggoy, dia tidur kebablasan cuy. Bangun-bangun pas dia lirik jam tangannya, waktu udah menunjukkan pukul 16.10 buset dah. Pantesan aja sekolah udah sepi, punya temen gak guna kagak ada tuh yang berinisiatif bangunin Jendra tidur. Sungguh Ter.. lalu.. kalau kata bang haji Rhoma irama mah.

Sekarang ia tengah berada di parkiran, duduk di jok dengan helm telah dipakainya. Jendra terlihat sedang mengotak-atik ponselnya, entah yang keberapa kali ia menghubungi Lia tetapi masih tidak ada balasan dari gadis itu.

Jendra segera memasukkan ponselnya ke saku, menyalakan mesin motor dan buru-buru meninggalkan perkarangan sekolah. Rumah Lia lah yang ia pikirkan saat ini.

Sesampainya di depan rumah sang pacar, Jendra menghentikan laju motornya. Mematikan mesin serta melepaskan helmnya, meletakkan nya di tangki bensin.

Ia melihat di halaman rumah Lia, nampak seorang wanita paruh baya sedang menyapu halaman rumah menggunakan sapu lidi. Tante Yusi, mamahnya Lia.

Lantas Jendra pun menghampiri Tante Yusi, mengucapkan salam sembari menyalami wanita itu.

"Sore, Tante" sapa Jendra.

"Sore juga.." timpal Tante Yusi, ada jeda sebentar. Tampaknya Tante Yusi sedang menelisik siapa gerangan yang datang ke rumahnya, sembari kedua alis bertautan serta matanya menyipit "mas.. sales panci ya, aduh.. cicilan saya masih ada berapa lagi emang?" Sambungnya.

Jendra hanya tersenyum miris, masa ganteng gini di sebut sales panci. Padahal kan dari tampilan, dia masih pake seragam sekolah. Jendra memaklumi, abis Tante Yusi lagi gak pake kacamata. Mata beliau burem Cok. Kagak tau udah minus berapa itu.

"Tante maaf, saya mau ketemu sama Lia, Lia nya ada?" Tanya Jendra to the point langsung nanyain anak gadis buk Yusi.

"Lia ngutang panci ke mas nya? Bener-bener tuh anak, bentar ya mas, saya panggil dulu anaknya. Motor mas nya masukin aja dulu" ucap Tante Yusi sembari berceloteh ala emak-emak dengan melangkah menuju pintu rumahnya.

Jendra bergegas memasukkan motornya ke dalam halaman rumah Lia yang luas dan banyak bunga di dalam nya, sekaligus menunggu Lia di kursi depan sementara Tante Yusi teriak-teriak manggilin anaknya.

"LIA.. ADA YANG NYARIIN" teriak Tante Yusi di dalam rumah.

Dan keluar lah seorang gadis dari balik dapur, Lia melangkah menuju sang ibunda nya.

"Siapa buk?" Tanya Lia.

"Sales panci, samperin sana kamu ada ambil panci?" Timpal sang ibunda sembari bertanya.

Dahi Lia mengkerut bingung, kapan dia ngutang panci ke abang-abang sales? Di intip nya ke arah pintu luar dan dari balik jendela, sesosok lelaki sedang duduk di kursi depan rumahnya. Dari belakang saja Lia sudah tau siapa dia, dia bukan sales panci tapi Jendra, pacarnya.

"Aku samperin dulu ya buk" pamit Lia pada ibunya.

Tante Yusi mengangguk, lantas Lia mulai melangkah ke pintu rumahnya. Dia berdiri di depan pintu kala melihat Jendra telah berdiri dari duduknya, kini mereka saling menatap.

"Ngapain lo ke sini?" Tanya jutek Lia.

"Numpang makan mbak" batin Jendra "Li, dengerin gue dulu yang tadi lo lihat di UKS gak seperti yang lo bayangin" jelasnya.

"Bohong!" Pekik Lia.

"Suer... Bohong, nih langit keluar guntur" ucap Jendra sembari mengacungkan 2 jari nya.

Namun, nampaknya semesta tidak memihak padanya. Setelah Jendra ngomong gitu bener aja, suara gemuruh petir terdengar tanda sebentar lagi akan turun hujan. Ente sih, ngomong gitu pas langit mendung. Dasar Jendra.

"Tuh kan, Lo bohong. JAHAT!" Ujar Lia diakhir kalimat gadis itu berteriak kesal.

"Keluar lo dari rumah gue!" Sambung Lia marah sembari membalikkan tubuhnya hendak menutup pintu rumahnya.

Jendra yang berhasil menahan pintu itu agar tak tertutup, ia kembali berucap "dengerin dulu Li, please.. bentar aja gak nyampe 2 hari 2 malem kok"

"Bodo amat, Lo jahat!" Pekik Lia dengan sekuat tenaga dia mendorong gagang pintu agar pintu itu tertutup.

"Gue gak jahat. Li Li bentar, kejepit ini" ringgis Jendra.

Bukannya kasihan, Lia malah semakin galak. Ia menjambak rambut Jendra sampai di empu meringis.

"Iya-iya ini gue keluar, jangan di Jambak" Jendra mengalah dan merasa sakit di bagian kepalanya.

Lelaki itu lalu menarik kepalanya agar keluar dari jambakan dan jepitan maut, dan...

BLAM

pintu baru saja di tutup dengan kasar, Jendra hanya tersenyum miris sembari mengusap dadanya ia merasa seperti seorang suami yang baru saja di usir istri.

1
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!