NovelToon NovelToon
Dendam Di Balik Gaun Pengantin

Dendam Di Balik Gaun Pengantin

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Balas Dendam / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Anya gadis cantik berusia 24 tahun, terpaksa harus menikahi Revan CEO muda anak dari rekan bisnis orangtuanya.

Anya tidak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan kesepakatan kedua keluarga itu demi membayar hutang keluarganya.

Awalnya ia mengira Revan mencintai tulus tapi ternyata modus, ia hanya di jadikan sebagai Aset, untuk mencapai tujuannya.

Apakah Anya bisa membebaskan diri dari jeratan Revan yang kejam?

Jika ingin tahu kisah Anya selanjutnya? Langsung kepoin aja ya kak!

Happy Reading...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Di hadapannya berdiri dua orang pria berbadan tegap, berpakaian serba hitam. Wajah mereka sedingin es, tanpa ekspresi sedikit pun. Anya tahu, mereka adalah orang-orang Revan.

"Nona Anya?" tanya salah satu pria itu dengan suara datar, seperti robot.

"Kami diperintahkan untuk mengantar Nona pulang," lanjutnya, nada bicaranya tidak memberi ruang untuk bantahan.

Anya berusaha untuk tetap tenang, meskipun ketakutan mulai mencengkeram hatinya. Ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan mereka.

"Tidak perlu," jawab Anya, berusaha terdengar setenang mungkin. "Aku bisa pulang sendiri." Anya menegaskan, berharap mereka akan membiarkannya pergi.

"Maaf, Nona," ujar pria itu lagi, masih dengan nada tanpa emosi. "Ini perintah."

Tanpa membuang waktu, pria itu meraih tangan Anya, mencengkeramnya dengan kasar. Anya berusaha memberontak, namun kekuatannya tidak sebanding dengan mereka. Kedua pria itu menyeret Anya keluar dari bus, membawanya menuju mobil van hitam yang terparkir di seberang jalan.

Anya berteriak minta tolong, "Tolong ....!!" Namun suaranya tenggelam di tengah hiruk pikuk kota. Orang-orang di sekitar hanya menatapnya sekilas dengan tatapan kosong, tanpa simpati sedikit pun, lalu melanjutkan aktivitas mereka masing-masing. Seolah-olah, kejadian ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari.

Anya dimasukkan paksa ke dalam mobil. Pintu ditutup dengan kasar, dan mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, meninggalkan debu dan harapan. Anya hanya bisa terisak, air matanya mengalir deras tanpa suara. Ia tahu, ia dalam bahaya besar.

Ia merutuki kebodohannya. Ia terlalu percaya diri, terlalu gegabah. Seharusnya ia tahu, Revan selalu mengawasinya. Ia tidak menyadari bahwa ia telah memasuki perangkap Revan.

Mobil van hitam itu berhenti tepat di depan sebuah gudang tua yang terletak di pinggiran kota. Bangunan itu tampak usang dan terbengkalai, dengan jendela-jendela yang pecah dan dinding yang berlumut dan kotor.

Anya ditarik keluar dari mobil, digiring masuk ke dalam gudang. Udara di dalam gudang terasa dingin dan lembap, baunya pengap dan menyengat memenuhi indra penciumannya. Bau karat, debu, dan sesuatu yang membusuk bercampur menjadi satu, menciptakan aroma yang membuat Anya mual. Ia merinding ketakutan, bulu kuduknya meremang seketika. Mereka terus menyeret Anya menelusuri lorong gelap tanpa rasa kasihan sedikit pun.

Begitu sampai di tengah gudang, Anya mendapati Revan berdiri di bawah sorot lampu remang-remang, sambil menyeringai sinis. Matanya memancarkan aura dingin dan berbahaya.

"Selamat datang kembali, sayang," kata Revan, suaranya dingin dan menusuk, seperti pisau yang mengiris kulit. "Sepertinya kau sudah bermain-main di belakangku, ya?"

Anya menatap Revan dengan tatapan penuh kebencian. Rasa takutnya bercampur dengan amarah yang membara. Ia tidak akan membiarkan Revan menang.

"Kau tidak akan bisa menghentikanku," desisnya dengan sisa keberanian yang ia punya. Suaranya bergetar, namun tekadnya kuat. Ia ingin membalas dendam atas semua yang telah Revan lakukan padanya dan keluarganya. Revan telah menghancurkan hidupnya, dan ia tidak akan tinggal diam.

Revan tertawa, suara yang membuat Anya semakin merinding. Tawa itu terdengar palsu dan mengancam.

"Oh, benarkah? Kau yakin?" Revan melangkah mendekat, setiap langkahnya terasa berat dan mengintimidasi. Tap! Tap! Tap! Suara langkah kaki Revan bergema memenuhi ruangan itu, dengan tatapan tajam yang mengintimidasi tak lepas dari Anya. Seperti binatang buas yang siap menerkam mangsanya.

"Kau pikir kau bisa menjatuhkanku? Kau tidak tahu dengan siapa kau berurusan." Revan berhenti tepat di depan Anya, wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari wajah Anya.

Revan mengisyaratkan sesuatu kepada kedua pria yang membawanya. Mereka mendekat, memegang kedua

lengan Anya dengan erat. Cengkeraman mereka begitu kuat hingga membuat Anya meringis kesakitan. Anya meronta, mencoba melepaskan diri, namun usahanya sia-sia.

"Lepas! Bajingan!" umpat Anya dengan perasaan campur aduk. Ia merasa marah, takut, dan frustrasi. Ia tidak menyangka rencananya akan gagal secepat ini.

"Kau tahu, Anya," lanjut Revan, suaranya berbisik di telinga Anya. Napasnya yang hangat menerpa leher Anya, membuat bulu kuduknya meremang.

"Aku sangat menyayangimu. Aku tidak ingin menyakitimu. Tapi kalau kau memaksa..." Revan menghela napas, memasang ekspresi pura-pura sedih. Matanya yang gelap menatap Anya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Maka aku tidak punya pilihan lain."

Setelah berbisik, Revan membalikkan badannya, melangkah sedikit menjauh dari posisi Anya, lalu duduk di sebuah kursi reyot yang terletak di sudut gudang. Kursi itu tampak tua dan rapuh, seolah akan ambruk kapan saja. Ia menyilangkan kakinya, lalu kembali menatap Anya dengan tatapan mengejek.

"Kalian," perintah Revan kepada kedua pria itu. "Pastikan dia tidak bisa melakukan apa pun lagi."

Kedua pria itu mengangguk patuh, lalu mulai mendekati Anya. Mereka mengeluarkan tali dari saku mereka dan mulai mengikat tangan dan kaki Anya.

"Revan, lepasin aku, aku janji tidak akan melakukannya lagi," mohon Anya, mencoba membujuk Revan. Air matanya mulai mengalir deras, membasahi pipinya. Ia merasa putus asa dan takut.

"Tidak ada kesempatan kedua untuk pengkhianat," tekan Revan, lalu langsung pergi dari ruangan itu. Ia meninggalkan Anya sendirian di dalam gudang yang gelap dan menakutkan itu.

Anya berteriak, memohon ampun, namun tidak ada yang mendengarkannya. Suaranya hanya bergema di dalam gudang yang kosong itu. Ia tahu, inilah akhir dari segalanya. Rencananya telah gagal, dan ia akan membayar mahal untuk itu.

Namun tiba-tiba, suara deru mesin mobil terdengar dari luar gudang. Suara itu semakin mendekat, hingga akhirnya berhenti tepat di depan gudang. Lampu mobil menyorot masuk ke dalam gudang, membuat semua orang yang ada di dalam gedung terkejut.

Pintu gudang terbuka lebar, dan seorang pria berjaket kulit hitam dengan postur tegap masuk, diikuti oleh beberapa orang lainnya di belakangnya.

Pria itu tampak seperti keluar dari film action. Jaket kulitnya tampak mahal dan terawat, dan gerakannya menunjukkan bahwa ia terlatih dalam pertempuran.

Pria itu membuka kacamatanya, menatap Revan dengan tatapan dingin. Matanya setajam elang, mampu menembus kegelapan dan ketakutan.

"Revan," katanya dengan suara berat, namun penuh otoritas. Suaranya menggema di dalam gudang, membuat semua orang terdiam.

"Waktumu sudah habis," desisnya dengan tatapan elangnya. Ia melangkah maju, siap menghadapi Revan.

# Bersambung ....

1
Rita
mulai penasaran yah
Rita
mengerti kekhawatiran Damian soalnya yg dihadapi berbahaya
Rita
lg bantuin nenek kakak Anya nya
Rita
untung ada yg nolong
Rita
milikmu tapi g dijaga layaknya pasangan yg disayang dicintai ini mlh bikin trauma
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏😄
Apriyanti
knp gak lgsg kamu ungkapin aja Damian KLO kamu mencintai Anya,,biar Anya gak salah paham,, lanjut thor 🙏
Rita
semoga berhasil lolos
Rita
sdh ditraining
Rita
istri atau boneka
Rita
duh Van kerjaan mu marah2 mulu awas meledak
Rita
jgn takut Anya lawan
Rita
firasat itu
Marsya
penyesalan Revan sudah terlambat
Rita
kmu sdh terlalu menyakiti
Rita
hayoloh
Marsya
semangat Thor karyanya sangat menarik,
Rita
tinggal ungkapin aja drpd salah paham lagian rumah tangga Anya sdh salah dr awal
Rita
ternyata sdh lama suka /mengagumi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!