NovelToon NovelToon
Vira Legend Of The Tree

Vira Legend Of The Tree

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Isekai
Popularitas:854
Nilai: 5
Nama Author: Sofiatun anjani

Vira, seorang anak perempuan yang polos dan cantik selalu dikurung oleh ayahnya untuk menghasilkan uang dengan menjual tubuhnya.
Hingga suatu malam itu Vira mendapatkan pelanggan yang sangat berbeda dan cukup unik, berbicara lembut padanya dan bahkan memakaikan baju untuknya.
Namun, Vira tidak menduga bahwa pertemuannya itu justru mengubah nasibnya di masa depan nanti.
Siapakah sebenarnya laki-laki itu? dan takdir nasib apa yang tengah menunggunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Anak laki-laki sekitar umur 20-an, lebih tua dari Vira tapi lebih muda dari Sen. Dengan wajah yang lumayan tampan walau dipenuhi dengan bekas luka lebam, rambut coklatnya yang berantakan dan pakaiannya pun berantakan dan kotor oleh tanah dan darah.

Seperti preman.

Dengan telaten Sen membuka satu persatu pakaian anak laki-laki itu dan mulai membersihkan tubuhnya dengan air hangat, setelah memastikan semuanya bersih Sen pun memakaikannya baju ganti.

"Vira... Apa anda yakin anda baik-baik saja, tidak apa kalau anda ingin beristirahat di kamar, saya akan kesana setelah selesai" ucap Sen sedikit khawatir dengan Vira yang masih tidak mau pergi ke kamarnya untuk istirahat.

"Baiklah anda bisa menunggu saya, kalau begitu duduklah di kursi itu dengan baik" Sen menunjuk kursi yang ada di sudut ruangan yang langsung Vira turuti dan duduk disana tanpa keberatan.

Sen pun mulai melanjutkan pekerjaannya kembali, merawat luka-luka di sekujur tubuh anak laki-laki itu yang beberapa terus mengeluarkan darah.

Hari pun menjelang malam dan Sen kembali ke kamarnya setelah membuatkan bubur untuk anak laki-laki itu yang masih belum sadar.

"Vira... Anda juga sebaiknya pergi ke tempat tidur anda, hari sudah malam, besok kita akan pergi" ucap Sen pada Vira yang memang seharian ini terus menemaninya tanpa istirahat, seakan ia tidak punya rasa lelah sama sekali setelah perjalanan kemarin, atau mungkin kejadian tadi siang.

Vira pun akhirnya menurut dan kembali ke tempat tidurnya yang berada di samping kamar Sen.

Malam hari, tepatnya jam 12 malam Vira terbangun karena ingin ke kamar mandi, dan karena ia juga tidak bisa tidur malam ini membuatnya tidak harus membangunkan Sen untuk menemaninya.

Namun saat ia baru membuka pintu kamarnya, Vira langsung mendapati sosok laki-laki yang tadi sore ia dan Sen selamatkan tengah mengendap-endap seperti pencuri di kegelapan.

Vira pun tidak jadi pergi ke kamar mandi dan hanya berdiri diam saja menatap gerak gerik laki-laki itu yang ternyata bukan menuju pintu keluar untuk kabur, melainkan pintu kamar Sen yang ada di samping kamarnya.

Dengan hati-hati laki-laki itu berusaha membuka pintu kamar Sen tanpa menimbulkan suara.

Dan Vira pun tidak melakukan apa-apa dan hanya menonton dari jarak yang cukup dekat, tapi masih belum disadari.

Namun saat Vira pikir keberadaannya benar-benar tidak disadarinya, laki-laki itu berhenti menatap ke arah tempatnya berdiri, Vira tidak tahu apa yang laki-laki itu lihat di dalam kegelapan ini, dan laki-laki itu juga tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di depannya, karena Vira yang juga masih diam tanpa pergerakan apapun.

"Siapa di sana?..." tanya laki-laki itu dengan suara lirih, sambil menyipitkan matanya agar bisa melihat dengan jelas.

Dia melihatnya?

Vira pikir ia sama sekali tidak bisa dilihat di kegelapan seperti ini, tapi ia pikir laki-laki itu sudah mengetahui keberadaannya.

Vira pun akhirnya tak punya pilihan selain keluar dari tempatnya ke tempat yang terkena cahaya bulan dari jendela, dan membuat sosoknya terlihat jelas di bawah sinar bulan.

Dengan tatapan kosong dan wajah datar Vira yang bermandikan cahaya bulan, laki-laki itu menatap sosok Vira yang tiba-tiba membuatnya sangat terkejut.

Bukan hanya karena dirinya yang ketahuan seseorang, tapi juga karena sosok Vira yang tak asing di matanya.

"Kau..."

Vira masih setia dengan diamnya tapi Laki-laki itu justru seperti baru saja melihat hantu, tubuhnya sampai bergetar karenanya. Vira tidak tahu apa yang terjadi padanya, tapi ia juga tahu bahwa ia hanya harus diam saja.

"Kau... enyah kau dari sini!!" tiba-tiba saja ia berteriak dan mencekik Vira tanpa alasan.

"Dimana kau selama 17 tahun ini?! Kau sudah merencanakan ini semua kan!! Kau tidak bisa menyelamatkan siapapun!! Bagaimana kau bisa ada disini setelah semua yang terjadi pada negeri ini!!" ia terus bicara dengan nada tinggi bahkan tidak peduli jika ia akan ketahuan.

Vira pun tak kuasa mendorong laki-laki itu ataupun melepaskan tangannya dari lehernya yang semakin kuat dan membuat nafasnya tercekat.

"Kau bukan anak dalam ramalan! Tapi kenapa kau punya mata itu! Kenapa?! Aku tidak percaya pada ramalan itu!! Anak dalam ramalan itu tidak pernah adaaa...!!!"

Bruk!

Dan sebelum dia berhasil membuat Vira kehilangan kesadarannya karena kehabisan nafas, Sen datang dan memukul tengkuknya, membuatnya seketika jatuh pingsan.

"Apa anda tidak apa-apa Vira?" tanya Sen cemas, segera ia membantu Vira untuk tetap berdiri, namun tubuhnya terlalu lemas untuk sekadar berdiri dan akhirnya terduduk di lantai.

"Maaf saya datang terlambat, jika saja saya menyadarinya lebih awal" ucapnya merasa sangat bersalah melihat kondisi Vira yang sepertinya tidak baik-baik saja.

"Saya akan membawa anda ke tempat tidur" Sen pun menggendong Vira untuk ke tempat tidurnya.

"Apa ada yang sakit?" tanya Sen memastikan setelah membantu Vira untuk berbaring di kasurnya.

Sementara Vira yang masih belum bisa mengatakan apapun hanya bisa meraih lengan baju Sen dan menggenggamnya dengan erat, seakan menunjukan kalau dirinya merasakan kesakitan.

Nafasnya memburu dengan cepat, kepalanya perputaran seperti bola, namun kesadarannya tetap tidak mau hilang, dan itu membuatnya sangat sakit.

"Bertahanlah, saya yakin menaruh aromaterapi di sini" Sen pun menyadari kondisi Vira yang sama seperti pertama kali ia melihat Vira seperti itu, dan segera ia mengambil aromaterapi yang sengaja Eli siapkan untuk keadaan seperti ini, lalu membakarnya hingga asapnya segera menyebar ke seluruh ruangan.

Vira pun mulai menghirup aroma yang tak asing, aroma yang membuatnya merasa lebih tenang dan nyaman. Berangsur-angsur deru nafasnya mulai mereda, dan tubuhnya tak lagi bergetar hebat.

Melihat hal itu Sen pun akhirnya bisa bernafas lega, ia benar-benar sangat ketakutan saat melihat Vira tak terkendali seperti itu. Namun, semuanya bisa berakhir berkat aromaterapi yang Eli berikan padanya.

Sen pun hendak pergi untuk mengurus anak laki-laki yang tadi mencekik Vira dan masih tergeletak di depan sana, saat tiba-tiba Vira menarik ujung baju Sen, dan menatapnya seakan bilang jangan pergi.

"Apa masih ada yang sakit?" tanya Sen kembali memperhatikan Vira yang seperti ingin mengatakan sesuatu.

Melihat bagaimana mulut Vira terbuka beberapa kali seperti tengah berbicara, namun tidak ada suara yang terdengar, Sen pun mendekatkan dirinya agar bisa mendengar lebih jelas.

Tampak Vira cukup kesusahan mengatakannya, tapi Sen masih belum bisa mendengarnya dengan jelas, ia pun lebih mendekatkan telinganya tepat di depan mulut Vira hingga terdengarlah suaranya walau samar tapi terdengar seperti...

"Apa... Saya... Ja... Hat...?"

***

1
Helen Dorty
Gak bisa berhenti!
Lan Yumi
Boss banget deh thor, jangan lupa terus semangat nulis ya!
Naruto Uzumaki
Baca ini sambil minum teh hangat, perfect combo ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!