NovelToon NovelToon
HOT POLICE VS DOKTER MAFIA

HOT POLICE VS DOKTER MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:409.9k
Nilai: 5
Nama Author: zarin.violetta

Menjadi seorang dokter bedah ilegal di dalam sebuah organisasi penjualan organ milik mafia berbahaya, membuat AVALONA CARRIE menjadi incaran perburuan polisi. Dan polisi yang ditugaskan untuk menangani kasus itu adalah DEVON REVELTON. Pertemuan mereka dalam sebuah insiden penangkapan membuat hubungan mereka menjadi di luar perkiraan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terjebak Di Dalam Gua

Ava menatap tajam mata gelap Devon yang terlihat terkejut melihatnya.

“Kau?” Desisnya lagi.

“Aku tak mengenalmu,” bisik Ava dan berusaha melepaskan dekapan Devon.

“Kita sudah pernah bertemu dua kali dan ini ketiga kalinya. Ingatanku sangat tajam, Dokter Ava.” Devon masih terpaku melihat wanita itu.

Gua itu lembap dan begitu hening. Hanya suara tetesan air yang memecah keheningan gua. Devon menarik Ava ke daratan yang lebih kering, lalu mengikat pergelangan tangannya dengan tali serat tanaman yang dia temukan.

"Aku harus mengikatmu agar kau tidak bisa kabur lagi," katanya, duduk di sampingnya dengan luka di seluruh tubuhnya.

Wanita itu hanya menatapnya, mata hijau kebiruannya berkilat dalam kegelapan.

“Aku tak menyangka kau adalah dokter yang kejam, Ava.” Devon masih menenangkan napasnya yang masih tersengal.

“Ya, aku memang kejam.” Ava tak mengelaknya. Namun pandangan matanya mengarah ke lubang gua di atasnya. “Bagaimana kita bisa keluar dari sini? Bahkan di atas sana, lubang besar itu tertutup semak belukar yang rimbun.”

“Bagaimana kau bisa mengenal Don Vittorio? Apakah karena uang yang ditawarkannya? Kau tak tahu betapa kejamnya dia?” Devon kembali bertanya, karena dia begitu penasaran.

“Bukan urusanmu.” Ava kemudian melihat Devon. Dia melihat luka di pinggang pria itu. “Lepaskan tanganku, akan kutangani lukamu.”

“Lalu kau lari lagi?”

“Aku tak akan bisa lari. Bagaimana bisa aku naik ke atas tanpa tali. Aku harus merawat lukamu dulu karena kau yang bisa membawaku ke atas lagi,” jawab Ava.

Devon terdiam sejenak lalu melepaskan tali yang mengikat kedua tangan Ava. Lalu Ava membuka tas kecil yang disampirkannya sejak tadi di bahunya.

“Untunglah tas ini tak jatuh, jadi aku bisa menolongmu,” lirih Ava sambil mengambil sesuatu di dalamnya.

Ava mengeluarkan beberapa peralatan kecil. Gunting bedah, kain kasa, sebotol alkohol, dan sejenis krim obat berwarna kecoklatan.

"Jangan bergerak," bisiknya, suaranya datar.

Devon mengamatinya dengan waspada. "Berapa yang Vittorio berikan padamu?”

Ava tidak menjawab. Tangannya bergerak mahir, merobek bagian baju Devon yang menempel di luka.

Saat kain tersingkap, luka tembus yang menganga terlihat jelas.

"Kau beruntung. Peluru tidak masuk ke dalam tubuhmu," gumamnya sambil membersihkan area luka dengan alkohol dari botol kecil yang selalu dia bawa.

Devon mengatupkan gigi menahan sakit. "Kenapa tak bekerja di rumah sakit saja?”

"Bukan urusanmu,” jawabnya pendek.

“Itu akan menjadi urusanku nanti di ruang interogasi.”

“Ini di gua, bukan di kantor polisi,” sahut Ava.

Ava mengoleskan krim berwarna krem itu ke luka. Aromanya begitu aneh, seperti bau tanah dan rempah.

"Apa ini?" tanya Devon, mencium bau yang tidak biasa.

"Ramuan tradisional. Lebih efektif dari antibiotik modern untuk luka tembak," jawabnya tanpa menatap pria itu.

Devon memperhatikan cara Ava membalut lukanya dengan kain kasa.

"Kau akan ditangkap, Ava. Cepat atau lambat karena kau terkait dengan kegiatan ilegal organisasi mafia.”

Ava berhenti sejenak. Matanya yang hijau kebiruan berkedip dalam cahaya redup di dalam gua. “Bagus. Kita lihat nanti.”

Mereka saling menatap.

*

*

Setelah luka Devon tertutup kasa, Ava duduk bersandar di dinding gua. Dan ekspresinya lebih tenang.

“Kenapa memilih jalan gelap itu, Ava?” tanya Devon, yang tak menyerah untuk mengorek informasi.

“Tak ada pilihan,” sahut Ava dengan lirih, tanpa melihat ke arah Devon.

“Hidup selalu ada pilihan.”

“Mengucapkannya memang terkesan lebih gampang.” Ava kemudian menoleh pada Devon.

Wajahnya begitu dingin dan sama sekali tak ada ekspresi.

1
dewi_nie
kok lama up nya thor
Arman Despi
lanjut thorrr
Dania
semangat
Matthew Keane
huhuhu kok Lama banget g update
Maya Sari
ini GK ada kelanjutannya lg kak Shin? kok gk d up ya
Muchamad Ridho: iyaa lama bngt up nya..udh lupa ceritanya..
total 1 replies
Yunlan Sari
setiap karyanya selalu the best.
Dewi Novita
kelamaan up, pegel nungguin
@lfh
donovan revelton ada d mana yak ceritanya.. aku gak ngikutin ke sana soalnya
HR_junior
Lom ada up ya
enur 🍀⚘
Alex apa kabar y ,, koq menghilang tanpa kabar sama sekali 🤭
enur 🍀⚘
Anya kamu orang baik dan tulus menyayangi Kate,, maka itu semua menjadi hak mu , tolong terima 0k 😚
enur 🍀⚘
Anya dan Kate sama2 saling memberikan rasa damai dan kenyamanan yang di cari mereka selama ini 🤧
Isma Isma
inilah manusia yang tidak tau malu pas udah miskin baru inget ke anakk usirrr Ajja benalu ².itu anyaa
leo azzura
kapan update lgi thor
Maa Yanti Maa Yanti
sedih thoor aku liht andrian 🥹🥹
Maa Yanti Maa Yanti
Devon udh geraaang inggin pulng aplgi klau tahu ada dokter muda dn gnteng suka sma ava 🤣🤣🤣🤣
Maa Yanti Maa Yanti
Devon cept pulng saingan mu beratt 🥹🥹🥹
Maa Yanti Maa Yanti
Devon cpt pulng saingan udh dtang 🤣🤣🤣🤣
Maa Yanti Maa Yanti
Devon dn avs 😍♥️ love you skebon 🤣🤣🤣
Maa Yanti Maa Yanti
kereen bangett Devon 😍♥️ cinta nya tuk ava
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!