NovelToon NovelToon
Sad Wedding

Sad Wedding

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Hal yang paling menyakitkan dalam kehidupan kita adalah bertemu dengan orang yang selama ini kita benci akan menjadi seseorang yang menemani hidup kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Aldi mengerjapakan kedua bola matanya. Kepalanya terasa pusing, akibat meminum minuman yang tadi malam dia minum, dan tubuhnya seakan remuk, dan tak bertulang. Dia menatap wajah lugu yang kini berada di sampingnya. Anna, tertidur damai di dalam pelukannya, dan tubuhnya pun telah naked. Tak menyisahkan satu benang pun. Apa yang aku lakukan? Ucap Aldi dalam hati. Dia seakan tak percaya jika dia yang melakukan semua ini kepada Anna.

Perlahan Aldi telah mendapatkan kesadarannya dari kejadian kemarin malam. "Damn it, aku telah melakukan kesalahan besar." gumam Aldi sambil meraih kembali pakaiannya yang pada berserakan di lantai dan turun dari ranjang queen size milik Anna. "Bodoh, bodoh. Dan bodoh. Kenapa aku melakukan hal itu pada Anna? Dan juga aku mengatakan hal yang tak harus ku katakan. Akh. Sialan." ucapnya lagi sambil menuju ke kamarnya.

Dia segera mandi dan mengganti bajunya dengan baju casual lalu ke kantor sambil mulutnya terus merutuki kebodohan dirinya. Dirinya yang tergoda saat Anna baru selesai mandi dengan jubah handuknya dan juga air yang membasahi rambutnya masih menetes. Oh sialan, memikirkan itu saja dia sudah merasakan miliknya sudah tegang kembali.

"Brengsek!" ucapnya sambil memukul kemudi mobil yang dia pakai. "Kenapa aku bisa lepas kontrol begitu? Bagaimana jika aku merindukan lagi tubuhnya? Sialan. Kau bodoh Aldi. Kau sudah melakukan hal yang salah." ucapnya lagi sambil mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Jika Aldi sedang menuju ke kantornya dengan raut wajah yang dingin dan juga aneh. Di dalam kamarnya Anna yang sudah bangun dengan wajah cerianya. Mukanya bersemu merah karena mengingat kembali kejadian tadi malam. Anna membelit tubuhnya dengan selimut yang kini dia lilitkan di tubuhnya. Dia turun dari ranjang dan mendapati noda kemerahan di seprai putih miliknya. Dan kembali wajahnya bersemu merah. "Aku tak percaya dengan kejadian tadi malam." ucapnya sambil masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan seluruh tubuhnya.

Anna keluar dari kamar mandi dan menuju walk in closednya. Dia meraih dress selututnya yang berwarna gold.

Lalu keluar dari kamarnya, untuk menuju ke kamar Aldi. "Apa Aldi sudah bangun ya?" ucapnya dengan pelan sambil mencoba membuka pintu kamar Aldi. "Di kunci." lirihnya. Dirinya bertanya-tanya kemana Aldi pergi sepagi ini? Dasar bodoh kau Anna, kau tidak lihat sekarang jam berapa?? Dewi batinnya merutuki kebodohan Anna. Dia melirik jam yang berada di dinding ruang tamu. "Jm 09.00 pantas saja dia tak ada." ucapnya lirih tapi senyumnya masih menghiasi bibir indahnya.

Anna menghibur dirinya dengan memasak untuk sarapan paginya. Sebuah Omlette dan segelas susu cukuplah untuk mengganjal rasa lapar di perutnya. Jam sarapan memang sudah terlewat tapi Anna masih tetap memakan sarapannya dengan tenang. "Apa yang dia lakukan tadi malam itu sungguh membuatku terkesan." lagi-lagi senyum tercetak dengan jelas di bibir Anna.

Aldi Pov

Bodoh! Hanya itu yang dapat ku katakan. Apa yang sebenarnya ada di otak ku? Aku tadi malam merasa tak mabuk sama sekali, tapi bagaimana bisa aku tergoda dengan tubuh Anna? Apa lagi sampai bercinta dengannya. Ayolah, dia hanya orang bodoh yang selalu saja mencintaiku. Padahal, dia sangat tahu dengan jelas, bahwa aku tidak mencintainya. Bohong! Setan dalam hati ku selalu saja merutuki apa yang aku ucapkan. Apa aku memang telah tergoda dengannya? Iya! Lagi dan lagi setan dalam hatiku selalu saja menjawab semua pertanyaan yang tak seharusnya dia jawab. Sialan.

"Al. Lo kenapa?" Vio datang dengan perlengkapan seperti biasa, tab kecil, laptop dan juga beberapa dokumen. Akh, sial aku lupa. "Lo kenapa sih? Muka di tekuk seperti itu? Lo mau nakutin seluruh bawahan Lo?" ucapnya sambil menaik turunkan alisnya. Aldi tahu dengan apa yang dibicarakan oleh bawahannya. Tapi Aldi mencoba bersikap acuh tak acuh pada setiap perkataan bawahannya.

"Diamlah!" desis ku mencoba untuk tak perduli dengan perkataan Vio.

"Ada apa Dude? Tidak biasany kau seperti ini. Ayo katakan kepadaku, siapa tahu aku bisa membantumu." ujarnya manis mencoba membujuk ku. Tapi ntah kenapa aku tak bisa membicarakan ini kepada Vio. Aku yakin, jika dia nanti mendengar ceritaku aku pasti akan di buat bahan tertawanya. Dan aku tak mau.

Drrtt.. Drrtt..

"Ada apa Santi?" tanyaku kepada sekretaris pribadiku. "Maaf pak, di luar ada Bu Mila ingin bertemu." ujarnya. "Suruh dia masuk." ujarku lalu menutup telvon dari sekretaris pribadiku itu. "Baiklah, aku rasa pengganggumu sudah datang. Aku pergi." ucap Vio sambil membereskan beberapa keperluan kerja yang tadi ingin dia diskusikan denganku tapi malah membahas moodku yang sungguh membuatku tak senang.

"Kalau bisa segeralah akhiri hubunganmu dengan Mila, sungguh aku sangat tidak meenyukainya." imbuhnya sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruanganku.

Aku tertegun dengan perkataan Vio, dia memang terkesan pria yang selalu To the point atas apa yang dia fikirkan. "Aldi." Mila masuk dan dengan sigap memelukku. Dia selalu tak berubah. "Aku merindukanmu sayang." imbuhnya lagi. Mendengar kata Sayang yang tadi dia ucapkan, ntah kenapa aku mengingat Anna dan aku yang tadi malam kami lakukan. Jujur saja 'Bangga' itulah yang aku rasakan. Dia memberikannya hanya kepadaku. Aku yang menjadi satu satunya ketika aku merenggut sesuatu yang berharga dari dirinya.

"Al, kau kenapa?" pertanyaannya membuatku tersadar dari lamunanku. "Ah, tidak. Hanya memikirkan pekerjaan saja." ucapku bohong. Aku tak tahu jika Anna sudah mampu memasuki kehidupanku.

"Aku lapar, ayo makan." ajakku karena sungguh aku sekarang sangat lapar. Dia menggangguk dan aku berdiri dari kursi kebesaranku. Dia langsung mengapit lenganku dengan senyuman yang terukir di wajahnya. Aku harap sekarang itu kamu Anna. Dasar bodoh. Aku merutuki fikiran ku yang sangat bodoh ini. Bagaimana bisa aku teringat dengan Anna? Bahkan saat aku dengan Mila? Bodoh. Sangat bodoh.

Aldi sengaja pulang larut malam ini. Dia tak ingin bertemu dengan Anna. Dia masuk ke dalam Penthousenya secara perlahan. "Aman." ucapnya lega setelah melihat seluruh ruangan telah gelap, yang artinya Anna sudah tidur.

"Dari mana saja kamu Al?" ucap Anna yg berhasil menghentikan langkah Aldi, dan lampu ruangan itu kini menyala seluruhnya. Sialan. Bagaimana bisa dia jam segini belum tidur? Rutuknya dalam hati yang melihat jam sudah jam 00.45. Aldi memutar tubuhnya dan menghadap Anna yang telah berdecak pinggang.

"Apa urusanmu?" ucapnya dengan dingin. Yah itulah Aldi, dia akan menutupi perasaannya dengan sikapnya yang dingin dan masih ketus kepadanya. "Aku istrimu, jadi aku berhak tahu kau dari mana saja.? Jam segini baru pulang?" tanya Anna yang kini semakin berani memajukan langkahnya mendekat ke Aldi. Aldi diam tapi dia masih memasang wajah datar dan juga dingin. Dia memang memikirkan Anna selama ini, tapi dia tak mau jika karena itu menjadi alasan untuk menjadikannya lemah dihadapan wanita.

"Lalu? Jika kau istriku apa kau pantas untuk mencampuri semua urusanku, hm?" ucapnya masih dengan nada dingin dan ketus. Padahal kini dia merasa ada yang salah dengan jantungnya yang berdetak semakin kencang saat Anna mendekat ke arahnya. Aldi mengangkat tangan kanannya sebagai pertanda jika dia tak mau di jawab lagi oleh Anna.

"Cukup Anna, aku lelah, aku mau tidur. Jika kau ingin berdebat masalah ini lagi, jangan sekarang." ucapnya lalu memutar tubuhnya dan berjalan menaiki anak tangga satu per satu.

Anna terdiam dengan ucapan Aldi yang baru saja dia ucapkan dia tak tahu jika Aldi masih tak berubah dengan sikapnya yang dingin. "Aku kira kau beneran tulus saat kau bicara jika kau mencintaiku Al, tapi ternyata aku salah." ucap Anna lirih saat Aldi mau menaiki anak tangga kesepuluh. Aldi terpaku atas ucapan Anna, dia diam tak bersuara hingga Anna bersuara lagi. "Aku salah, pernah beranggapan jika kau benar-benar melakukan hal kemarin malam karena kau mencintaiku. Aku saja yang bodoh, maafkan aku Al, aku tak akan menanyakan apapun lagi kepadamu. Dan juga anggap saja yang kita lakukan kemarin malam adalah sebuah kesalahan yang tak seharusnya kita ingat." ucapan Anna menusuk hati Aldi, dia sedari tadi ingin berbicara akan hal itu kepada Anna. Tapi dia masih tak mau menyakiti Anna jadi dia memilih untuk diam dan mengatakannya, berlalu. Tapi Anna telah mengatakan apa yang dia inginkan.

"Aku harap kau tak akan hamil An, karena aku tak mau mempunyai anak darimu." ucap Aldi yang membuat Anna menghentikan langkahnya ketika dia telah sampai di titik anak tangga yang terakhir. Setetes air mata bening itu kembali jatuh di wajah Anna, tapi dia menghapusnya secara kasar dan berbalik menatap mata Aldi dengan tatapan tajam. "Kau tak perlu menghkawatirkan itu Tuan, jika nanti aku hamil maka aku sendiri yang akan membunuhnya." desis Anna dan kemudian melanjutkan lagi jalannya untuk menuju kamar yang berada tepat di depan kamar Aldi.

Anna merasakan hatinya tercabik, dan tersayat ketika dia mendengar ucapan Aldi. Aku harap kau tidak akan hamil An. Karena aku tidak mau punya anak darimu. Ucapan Aldi itu maaih terngiang di telinga Anna. Sakit? Jelaslah! Siapa yang tak sakit mendengar ucapan pria yang sangat dia cintai berkata seperti itu. Anna lagi dan lagi harus menitikkan air matanya. Dia kembali menangisi lelaki yang tak pernah mencintainya. Kau bodoh An, kenapa kau selalu menyangka jika Aldi akan mencintaimu? Sedangkan kau saja tak pernah Aldi harapkan. Dewi iblisnya merutuki tingkah laku Anna yang sudah kelewat senang ketika Aldi kemarin malam menyentuhnya. Dia tak sadar jika ketika Aldi menciumnya dia merasakan bau alkohol yang menyengat di indera penciumannya. Jadi ini jelas bukan salahnya Aldi. Ini salahnya dia, kenapa dia mau melayani Aldi malam itu.

"Aaarrggghh, Brengsek!!!!" teriak Anna sambil memecahkan beberapa vas bunga yang ada di meja riasnya. Vas yang selama ini dia sayangi. Setelah puas menangis. Anna memejamkan matanya. Mencoba untuk tidur, karena jam yang ada di dalam kamarnya telah menunjukkan pukul 01.30 pagi.

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!