NovelToon NovelToon
ISTRI MANDUL JADI IBU ANAK CEO

ISTRI MANDUL JADI IBU ANAK CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Pelakor jahat / CEO / Romantis / Ibu Pengganti / Duda
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Selama tiga tahun menikah, Elena mencintai suaminya sepenuh hati, bahkan ketika dunia menuduhnya mandul.

Namun cinta tak cukup bagi seorang pria yang haus akan "keturunan".
Tanpa sepengetahuannya, suaminya diam-diam tidur dengan wanita lain dan berkata akan menikahinya tanpa mau menceraikan Elena.

Tapi takdir membawanya bertemu dengan Hans Morelli, seorang duda, CEO dengan satu anak laki-laki. Pertemuan yang seharusnya singkat, berubah menjadi titik balik hidup Elena. ketika bocah kecil itu memanggil Elena dengan sebutan;

"Mama."

Mampukah Elena lari dari suaminya dan menemukan takdir baru sebagai seorang ibu yang tidak bisa ia dapatkan saat bersama suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11. SELAMAT TINGGAL

5 jam sebelum pesta ...

Elena menatap ponselnya yang baru bergetar. Layar menampilkan sebuah nama, nama yang membuat dahinya mengerut dan jantungnya berdebar kencang.

"Halo?" Elena mengangkat panggilan di ponselnya. "Hans, ada apa?" tanyanya langsung.

"Aku sudah mendengar kabar tentang Alvarez yang sekarang berada di ujung tanduk karena ulah suamimu itu. Aku tidak akan berbasa-basi, aku akan mengajukan penawaran untukmu agar kau dapat menyelamatkan Alvarez," kata Hans di seberang telepon.

"Penawaran apa?" tanya Elena.

"Aku akan membeli saham Alvarez dalam jumlah besar, dan Alvarez akan berada dalam naungan Morelli. Dengan begitu Raven tidak akan bisa sembarangan menjatuhkan Alvarez," jawab Hans.

"Lalu apa yang bisa aku berikan untukmu? Tentu saja kebaikanmu ini tidak gratis, 'kan," tebak Elena, dengan dahi berkerut.

Hans tertawa kecil di seberang panggilan, lalu berkata, "Jadilah Mama Theo. Menikah denganku dan jadilah ibu dari anakku."

"Hah?" Sesaat otak Elena melambat.

"Menikahlah denganku, dan jadilah ibu Theo. Aku tahu ini terdengar aneh, namun dengan menikahiku kau akan mendapatkan perlindungan Morelli dari Raven. Dan aku mendapatkan kebahagiaan anakku yang memiliki sosok ibu. Sama-sama menguntungkan, 'kan?" Hans menjelaskan.

"Kau yakin? Mungkin ini akan menjadi skandal besar untuk Morelli," konfirmasi Elena.

"Elena, kau lupa siapa aku. Morelli tidak pernah tunduk bahkan pada skandal atau pihak manapun. Aku melakukan ini demi anakku, karena dia terus menanyakanmu setiap hari sampai menolak untuk makan," kata Hans dengan nada melembutkan di akhir kalimat.

"Tapi statusku masih istri Raven saat ini, dia menolak menandatangi surat cerai" beritahu Elena.

"Aku akan urus itu dalam waktu kurang dari tiga jam. Hanya sekedar tanda tangan, bukan hal sulit untuk kudapatkan," kata Hans penuh percaya diri, lalu melanjutkan, "Bagaimana?" tanyanya lagi.

"Baiklah. Kita akan bicarakan detailnya. Malam ini Raven akan mengadakan pesta perusahaan di aula kantor untuk memperkenalkan selingkuhannya sebagai istri keduanya," beritahu Elena.

"Aku akan datang. Kau ... datanglah ke pesta dan ambil perhatian semua orang, buat suami brengsekmu itu tahu bahwa dia sudah membuang berlian untuk sebuah kerikil tak berguna," ujar Hans.

"Kau pecinta drama seperti wanita tua," ejek Elena.

"Kalau dramanya adalah kau sebagai tokoh utamanya, akan kubuat panggung yang memukau, Elena," balas Hans dengan tawa mengejek pula.

"Ingatkan aku untuk memukulmu nanti," kata Elena.

"Then ... see you later, Darling," kata Hans sebelum ia menutup panggilan.

Saat ini ....

Raven menatap Elena. Lama. Dingin. Menantang.

Elena tidak menunduk. Ia hanya mengangkat dagunya sedikit, menegakkan punggungnya, seolah ingin berkata tanpa suara bahwa Elena tidak takut pada setiap ancamannya.

Tiba-tiba suara kecil yang ceria memecah keheningan hati Elena.

"Mama?!"

Elena menoleh spontan. Matanya melebar, suaranya tercekat di tenggorokan saat sosok kecil itu berlari ke arahnya.

"Theo?" suara Elena nyaris bergetar ketika bocah itu memeluk kakinya erat.

"Mama! Theo cari Mama! Mama kemana saja?" tanya Theo dengan wajah menggemaskan dalam balutan pakaian rapih yang membuat bocah itu menjadi sangat rupawan.

Elena berlutut, memeluk tubuh mungil itu erat-erat, dadanya terasa sesak karena haru dan cemas yang menumpuk sekaligus. Ia tak pernah menyangka Theo akan muncul di tempat ini ....lebih tepatnya, ia tak pernah menyangka Hans akan membiarkan putranya datang ke pesta bisnis sebesar ini.

Ketika Elena mengangkat wajah, matanya bertemu dengan pria berjas abu-abu elegan yang berdiri tak jauh dari mereka; Hans Morelli.

Wajah Raven yang semula tenang mendadak mengeras. Rahangnya menegang, matanya menatap tajam penuh kebencian.

"Hans Morelli?" Raven melangkah maju, suaranya rendah tapi dingin. "Apa yang kau lakukan di sini, Morelli? Ini pesta perusahaan Wattson, bukan tempat bagi musuh."

Hans tersenyum pelan, tanpa sedikit pun kehilangan ketenangan. "Oh, aku rasa aku berhak berada di sini, Wattson."

"Berhak?" Raven menyipitkan mata. "Kau bukan bagian dari perusahaanku."

Hans memasukkan satu tangannya ke saku celana, lalu berkata santai, "Kau salah. Aku adalah pemegang saham Wattson, sebesar dua puluh persen."

Ruangan sontak terdiam. Beberapa tamu yang sedang berbincang menoleh, wajah mereka berubah terkejut. Bisik-bisik pelan mulai terdengar.

Raven menatap Hans dengan wajah pucat karena marah dan tidak percaya. "Apa?"

Hans menatapnya datar. "Dua puluh persen saham Wattson yang selama ini kau cari tahu pemiliknya ... milikku." Ia menatap Elena sejenak, lalu menambahkan dengan nada halus namun menyengat, "Saham itu sebelumnya milik seseorang yang sangat dekat denganmu. Tapi sepertinya dia memilih menjualnya kepada Morelli karena telah dikhianati oleh Wattson."

Semua mata beralih ke Elena.

Raven memutar tubuhnya menatap Elena, matanya memerah. "Kau-"

Elena tidak bergeming. "Benar. Aku menjualnya."

"Kau menjual saham keluarga kita ke Morelli?! Ke musuhku?" Raven hampir berteriak, nada suaranya menggema di antara kerumunan.

"Bukan keluarga kita," jawab Elena dengan dingin. "Saham itu milikku. Dan aku bebas memberikannya pada siapa pun yang kupilih. Lagi pula, kupikir Morelli lebih tahu arti kerja keras dan kepercayaan daripada seseorang yang bahkan tidak setia pada istrinya."

Suasana di aula menegang.

Raven melangkah maju, wajahnya memerah karena marah. "Elena! Jangan pikir kau bisa-"

"Mama...," suara kecil Theo memotong amarah itu, polos dan tulus. "Kenapa Uncle ini marah ke Mama?"

Elena langsung menatap bocah itu, tapi Raven sudah menatapnya duluan, wajahnya berubah pucat ketika menyadari bocah yang memanggil Elena 'Mama'.

"Anak itu ...," suara Raven dingin, penuh curiga.

Hans mendekat, menaruh tangannya di bahu Elena seolah melindunginya. "Namanya Theo. Putraku."

Tatapan Raven semakin tajam. "Putra Morelli?"

Theo menatap Hans dengan polos. "Papa, kenapa Uncle ini marah-marah? Mama bilang orang yang suka marah tidak baik."

"Karena Uncle ini memang tidak baik," jawab Hans dengan senyum arogannya, melirik ke arah Raven.

Beberapa tamu menutup mulut menahan tawa kecil. Jessy menggenggam lengan Raven canggung.

Raven kehilangan kendali, wajahnya merah padam. "Elena! Jauhkan dirimu dari anak Morelli! Kau dengar?!"

Elena mengangkat wajahnya tinggi. "Aku akan dekat dengan siapa pun yang aku mau, Raven. Itu bukan urusanmu."

"Kau masih istriku!" raung Raven

"Tidak." Suara Elena tajam seperti pisau yang memotong udara.

Hans tersenyum miring, lalu mengeluarkan selembar kertas dari dalam jasnya. Ia mengibaskannya pelan di depan wajah Raven. "Aku rasa kau lupa sesuatu."

"Apa ini?" tanya Raven.

"Surat cerai yang kau tanda tangani sendiri, hari ini," jawab Hans.

Raven terdiam sepersekian detik sebelum kemudian tertawa keras, namun penuh kemarahan. "Omong kosong! Aku tidak pernah menandatangani surat cerai apa pun!"

Hans mengangkat alis. "Lucu. Karena tanda tangan di sini adalah milikmu. Kami sudah memverifikasinya. Dan jika kau masih ragu, aku punya tim forensik yang bisa memastikan keasliannya. Mau kubuktikan di depan semua orang, Mr. Wattson?"

Bisik-bisik semakin ramai. Jessy tampak panik, memegang lengan Raven erat-erat.

"Raven… tenangkan diri. Semua orang melihatmu. Ingat nama baikmu," ujar Jessy.

"Kau benar." Raven menepuk lembut tangan Jessy lalu menatap Hans dengan pandangan membunuh. "Ini bukan urusanmu, Hans."

Hans tersenyum tajam. "Sayangnya, sekarang ini urusanku. Karena dengan sahnya perceraian Elena dan Raven Wattson, aku berniat menikahi Elena. Dia akan menjadi ibu dari keturunan Morelli."

Ruangan meledak dalam kehebohan. Suara terkejut, kamera wartawan yang mulai mengabadikan momen, dan wajah Jessy yang langsung memucat saat mendengar kata 'menikah'.

Raven tampak kehilangan kendali. "Kau berani, Hans?! Aku tidak akan membiarkanmu menyentuh Elena!"

Elena melangkah maju, matanya bersinar dingin. "Kau tidak punya hak untuk melarang siapa pun, Raven. Kau sudah kehilangan semua hak itu sejak hari kau memilih menghancurkan pernikahan kita."

"Elena?!" Raven berteriak, hampir kehilangan kendali, tapi Jessy menahannya.

"Raven, jangan! Semua orang melihat!" beritahu Jessy panik.

Elena mengeratkan gendongannya pada Theo yang kini mulai merasa takut mendengar suara keras Raven. Bocah itu menyembunyikan wajahnya di bahu Elena.

"Mama ... Theo takut," ucap Theo.

Elena membelai rambut anak itu lembut. "Tidak apa-apa, Sayang. Orang yang marah biasanya hanya belum belajar melepaskan. Jangan dengarkan, dia hanya orang jahat."

Raven menatap mereka dengan mata penuh bara. "Aku akan menghancurkan Alvarez! Kau pikir kau bisa kabur dariku, Elena?! Kau pikir dengan Morelli kau bisa selamat?! Aku akan-"

Hans menatapnya dingin. "Kau tidak bisa menyentuh Alvarez lagi, Raven. Karena sejak hari ini, Alvarez resmi menjadi anak perusahaan Morelli Corporation. Dan tidak ada yang bisa menyentuh Alvarez tanpa izin dari Morelli."

Kata-kata itu menghantam Raven seperti palu godam.

Semua tamu menatap ke arah Hans dengan kaget, beberapa di antaranya langsung berbisik pelan, mengubah nada pembicaraan dari menghormati Raven menjadi mempertanyakan kekuasaannya.

Raven kehilangan warna di wajahnya. "Kau ... kau mencurinya dariku."

Hans menatapnya tenang. "Bukan mencuri. Mengambil kembali sesuatu yang pantas dijaga, dari tangan orang yang tidak tahu cara menghargai."

Jessy memegang lengan Raven kuat-kuat, menunduk malu di hadapan tatapan tamu-tamu.

Elena memandang Raven untuk terakhir kalinya. Wajahnya tidak lagi menunjukkan marah atau dendam, hanya dingin dan lelah.

"Selamat tinggal, Raven," kata Elena tegas.

Wanita itu berbalik, membawa Theo dalam gendongannya. Langkahnya mantap, gaunnya berayun elegan seiring gerakannya menjauh dari keramaian. Hans berjalan di sisi Elena, melingkarkan tangan di pinggangnya seolah menegaskan kalau Elena mulai malam ini adlaah milik Hans Morelli.

Theo menatap ke belakang sejenak dan berkata dengan polosnya, "Mama, pria itu jahat, ya?"

Elena tersenyum lembut. "Tidak, Sayang. Dia hanya belum belajar menjadi baik."

Mereka berjalan keluar aula, meninggalkan lampu kristal yang berpendar di belakang. Musik pesta masih bergema, tapi bagi Elena, suaranya terdengar seperti gema masa lalu yang akhirnya benar-benar ia tinggalkan.

Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, langkah Elena terasa ringan. Tidak ada lagi beban cincin di jari, tidak ada lagi bayangan pengkhianatan yang mengekang.

Hanya kebebasan. Dan awal yang baru.

1
Dew666
👄🥰🔥
LB
ya ampun Hans 🤦 dari masih rival bisnis sampai sudah jadi rekan ranjang halal , masih aja debat.membuat elena dongkol itu adalah kesenangan untuk mu kan, dasar tom Jerry.
Mundri Astuti
pasangan absurd 😄
gaby
Pengantin baru masih hot2nya. Kalo dah 10thn keatas lain lagi critanya/Facepalm//Facepalm/
tia
semoga elena cepat hamil
Miss Typo
pengantin baru adu mulut trs, tapi manis sih aku tersepona jadinya 😁
masih penasaran sm mlm pertama mereka berdua, othor nih bikin penasaran aja deh 😁
mom'snya devadhamian
uuh penganten Baru jadi pengen dah ah di goda pagi,."😄suami goda aku dong🤣🤣
Miss Typo
dasar pengantin baru bikin gemes aja, kok di skip sih thor, jadi penasaran kan mlm pertama mereka 🫢
Ir
memar memar kecil di tubuh, tinggal bilang kissmark aja susah amat 🤣🤣
Archiemorarty: Jangan diperjelas donk...banyak bocil nihh 🤣
total 1 replies
Ir
cinta dan benci itu emang beda tipis Hans kadang kita saja tidak bisa membedakan, malam pertama nya di skip banyak jomblo soal nya 🤣🤣
Archiemorarty: Hahaha...kasian yg jomblo 🤭
total 1 replies
Ir
kak kemana hari minggu ko ga update
Archiemorarty: Othor lagi kurang sehat jadi nggak update 🤭
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
mom'snya devadhamian
aku penasaran dengan bisikan mu elena🤣kepooo tingkat dewa nih aku
Archiemorarty: Ohohoho....nanti diliat aja 🤭
total 1 replies
mom'snya devadhamian
uh akhirnya selamat ya elena hans💪💪 buat malam pertamanya☺️
Miss Typo
bisikan Elena ke Hans, kok aku merasa Elena sebenarnya gak mandul ya, semoga aja benar jadi Theo bisa punya adik.
kalau Elena gak mandul, semoga yg mandul Raven dan ternyata Jessy hamil dgn pria lain, pasti aku akan bersorak kegirangan 🤣
Wulan Sari: kayaknya ia deh Thor bener tuh elena ga mandul 😀lanjut penasaran
total 3 replies
Sunaryati
Selamat Hand dan istri namanya Theo, semoga kamu tidak mandul, yang mandul Raven. Menunggu kehancuran Raven dan Jessi
Archiemorarty: Hahahaha....ditunggu aja ya 🤣
total 1 replies
tia
lanjut thor
Archiemorarty: Siap kak /Determined/
total 1 replies
Miss Typo
Jessy Jessy selalu penuh drama penuh sandiwara penuh kebohongan.
selamat atas pernikahan Hans dgn Elena dan selamat untuk Theo akhirnya Elena jadi Mama nya beneran 😍
Miss Typo
semoga lancar sampai pernikahan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!