Pernikahan yang batal membuat Namira harus menikah dengan sepupunya. Untuk menjaga nama baik keluarganya dan juga pesantren Namira tidak punya pilihan lain.
Bian, yang merupakan sepupu Namira dan juga teman masa kecilnya harus mengikuti kemauan ibunya yang memang sangat menginginkan Namira sebagai calon menantunya sejak dulu.
Karena sudah lama tidak bertemu membuat pertemuan mereka sedikit canggung dan apalagi dihadapkan pada pernikahan. Tetapi bagaimanapun keduanya pernah menghabiskan waktu di masa kecil.
Namira dan Bian sama-sama memiliki pasangan di masa lalu. Bian memiliki kekasih yang tidak direstui oleh ibunya dan sementara Namira yang memiliki calon suami dan seharusnya menikah tetapi digantikan oleh Bian. Karena perzinaan yang dilakukan calon suaminya menjelang 1 hari pernikahannya.
Bagaimana Namira menjalani pernikahannya bersama Bian yang tidak dia cintai dan sebaliknya dengan Bian.
Jangan lupa untuk membaca dari bab 1 sampai bab akhir dan jangan suka menabung Bab....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9 Pergi Bersama.
"Kamu mau ke mana Bian? bukankah ini hari Minggu?" tanya Farah.
"Aku mau keluar sebentar yang kebetulan ada yang harus diselesaikan sedikit," jawab Bian.
"Tetapi bukan masalah pekerjaan yang serius, kan?" tanya Farah yang membuat Bian menganggukkan kepala.
"Hmmmm, kalau begitu kamu ajak Namira. Waktu Namira ke Jakarta juga tidak memiliki banyak waktu untuk melihat kota Jakarta. Jadi kamu sebaiknya ajak Namira jalan-jalan," ucap Farah.
Bian tidak menjawab dan melihat ke arah Namira.
"Namira daripada jenuh di rumah dan mumpung suami kamu lagi libur kerja. Jadi tidak ada salahnya kamu sebaiknya jalan-jalan," ucap Farah.
"Kalau begitu Namira mau ganti pakaian dulu," ucap Namira.
"Tidak perlu kamu memakai pakaian itu saja," sahut Bian.
"Tidak apa-apa?" tanya Namira.
"Namira kamu sudah cantik memakai pakaian itu dan jangan dibuat cantik lagi, nanti banyak orang yang naksir dengan kamu," ucap Farah.
"Baiklah kalau begitu," sahut Namira dengan tersenyum yang langsung berdiri dari tempat duduknya.
Namira dan Bian sama-sama mencium punggung tangan Farah.
"Kalian berdua Happy ya," ucap Farah tersenyum melihat anak dan menantunya itu.
Namira dan Bian yang berjalan keluar dari rumah.
"Namira tidak apa-apa ikut?" tanyanya yang membuat Bian menggelengkan kepala.
"Kenapa harus menjadi masalah. Ayo masuk!" jawab Bian yang membuka pintu mobil untuk Namira dan Namira menganggukkan kepala.
Tinnong
Farah yang baru saja ingin meninggalkan ruang tamu yang tiba-tiba melihat kearah pintu.
"Apa mereka ketinggalan sesuatu?" tanya Farah kebingungan yang langsung berjalan menuju pintu dan membuka daun pintu.
"Ada yang....."
Farah tidak melanjutkan kalimatnya dan ekspresi wajahnya berubah menjadi kaget ketika melihat orang yang berdiri di depan pintu itu yang ternyata bukan anak dan menantunya.
Seorang wanita dengan rambut panjang sebahunya memakai dress berwarna coklat di bawah lututnya dengan wajahnya yang penuh melihat ke arah Farah.
"Kamu..." ucap Farah.
Farah dan wanita itu sekarang sudah berada di ruang tamu.
"Untuk apa kamu datang ke rumah ini?" tanya Farah.
"Saya ingin bertemu dengan Bian," jawab Farah.
"Angela saya harus memberitahu kamu bahwa Bian sudah....."
"Saya tahu dia sudah menikah dan akan memberitahu saya tentang pernikahannya," jawab Farah.
"Saya juga sudah melihat siapa istrinya, Saya melihat mereka keluar dari mobil," jawab Farah.
"Berarti kamu juga melihat bagaimana putra Saya sangat bahagia dengan pernikahannya?" tanya Farah yang membuat Angela terdiam.
Tiba-tiba dia terbayang yang bersembunyi di balik pohon bonsai ketika melihat pasangan suami istri itu keluar dari rumah dan memang Namira dan Bian tampak sangat dekat dengan keduanya berbicara, dia juga bisa melihat senyum Bian.
"Jika kamu juga menyadari bahwa putra saya sangat bahagia dengan pernikahannya yang artinya kamu sudah tidak ada gunanya datang ke rumah saya. Kamu hanya masa lalu Angela dan untuk semua pertanyaan kamu yang selalu bertanya kepada saya kenapa saya tidak memberikan restu untuk kamu dan Bian dan maka jawabannya adalah menantu yang saya inginkan seperti Namira," ucap Farah.
"Kenapa? tante harus melakukan semua ini kepada saya. Apa kesalahan saya sehingga menjalin hubungan begitu lama dengan Bian dan tidak mendapat kesempatan apapun dan sementara Bian dan dia hanya dijodohkan," ucap Angela dengan air mata yang sudah keluar.
"Kamu tidak tahu apa-apa tentang menantu saya dan jika kamu merasa paling lama mengenal Bian, maka Namira jauh lebih lama mengenal Bian. Jadi saya minta sama kamu untuk melupakan Bian dan jangan datang lagi ke rumah ini atau mengganggu mereka. Bian sudah bahagia dengan istrinya!" tegas Farah yang membuat Angela tidak mampu berkata-kata yang penuh dengan kekecewaan.
***
Sementara Namira yang berada di dalam mobil yang menunggu suaminya itu bertemu dengan pelayan sebentar. Tidak lama Bian memasuki mobil kembali.
"Menunggu lama?" tanya Bian yang membuat Namira menggelengkan kepala.
"Apa sudah selesai?" tanya Namira.
"Hanya saling bertukar berkas dan mengisi tanda tangan dan maka semuanya sudah selesai," jawab Bian.
"Begitu," sahut Namira.
"Hmmmm, kamu mau diajak ke mana setelah ini?" tanya Bian
"Terserah Kakak saja. Kakak mengetahui bagaimana Jakarta. Namira ikut saja ke mana diajak," jawabnya.
"Hmmm, bagaimana kalau kita cari makan dulu?" tanya Bian yang membuat Namira menganggukkan kepala yang mengikuti kemana suaminya itu mengajaknya.
Mungkin itu hal yang harus mereka lakukan untuk membangun kedekatan, walau dulu keduanya adalah orang yang sangat dekat tetapi setelah dewasa mereka berubah menjadi canggung satu sama lain.
Bian membawa istrinya itu ke salah satu restoran dengan nuansa order yang bisa melihat pantai.
"Kalau tidak salah, sepertinya kita pernah liburan di pantai itu?" tanya Namira memastikan.
"Benarkah?" tanya Bian.
Namira bersama Umi dan Abi dan juga kak Ilham datang ke Jakarta untuk menghadiri acara kelulusan Kakak saat lulus SMP dan Mama mengajak kita liburan di pantai itu," ucap Namira.
"Kakak lupa?" tanyanya ketika tidak mendapatkan reaksi apapun dari Bian.
"Ingat," jawab Bian.
"Huhhhh, itu sangat seru sekali dan Namira masih memiliki foto-foto itu tetapi masih ada di rumah. Namira juga lupa membawanya," ucap Namira.
"Kakak bagaimana? Apa mempunyai foto-foto kita waktu dulu?" tanya Namira.
"Pasti ada. Tetapi saya juga tidak membawa ke Luar Negeri dan mungkin ada di kamar. Nanti kita akan cari bersama," jawab Bian yang membuat Namira melakukan kepala yang terlihat dari wajahnya begitu sangat senang.
Pelayan yang menghampiri mereka berdua dan memberi menu makanan.
"Kamu mau pesan apa?" tanya Bian.
Namira melihat menu makanan itu dan menunjuk apa yang dia mau.
"Sup kepiting satu, dan steak satu, minumnya orens jus. Apa masih ada lagi?" tanya pelayan itu.
"Itu saja, nanti kami akan memesan lagi," jawab Bian.
"Baiklah! kalau begitu silakan ditunggu makanannya," ucap pelayan tersebut
"Tunggu dulu!" Bian menghentikan pelayan itu.
"Untuk soup kepitingnya jangan ditaburi daun bawang cukup daun seledri saja," ucap Bian yang membuat pelayan itu mengangguk dan Namira menoleh ke arah suaminya
Pelayan kemudian meninggalkan meja pasangan suami istri itu.
"Kak Bian ternyata masih ingat kalau Namira sangat geli dengan daun bawang," ucap Namira.
"Namira aku tidak pernah kecelakaan dan mengalami lupa ingatan. Kamu sangat berlebihan sekali jika menganggap aku tidak ingat apa-apa," ucap Bian.
"Tetapi Kak. Bian sudah lama berada di Luar Negeri dan kita juga tidak pernah saling kabar-kabaran. Jadi Namira pikir. Kakak pasti sudah lupa dengan Namira," jawab Namira.
"Padahal seingat Namira dulu kita pernah berpikir dulu apakah Bian berada di Luar Negeri yang akan sering mengabari Namira, mengirim surat untuk Namira dan ternyata tidak ada sama sekali," ucap Namira.
"Tidak ada?" tanya Bian memastikan yang membuat Namira menganggukkan kepala.
"Memang Kakak mengirim surat untuk Namira?" tanya Namira.
"Tidak!" jawab Bian.
Akhirnya pesanan makan mereka sudah tiba, keduanya tampak makan dan tidak ada canggung lagi satu sama lain yang juga sesekali mengobrol. Bian memang pria yang sangat hangat dan hanya dari wajahnya saja tampak dingin yang tidak peduli. Tetapi pada kenyataannya dia adalah orang yang sangat baik dan memperlakukan Namira juga baik
Dia harus menunda makannya untuk melepaskan daging kepiting dari cangkangnya yang memberikan kepada Namira. Bian sangat berusaha untuk pernikahannya agar terjadi kenyamanan di antara mereka berdua dan seperti apa yang dikatakan Namira mereka bukan hanya hidup satu dua hari kedepannya saja.
Bersambung....
duhh zahra jgn sampe gagal ya petnikahanmu ilham pria baik dan ga bakal mengungkit kisahmu yg telah di perkosa si ferdi