NovelToon NovelToon
Once Mine

Once Mine

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Obsesi / Romansa / Slice of Life / Dark Romance
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Just_Loa

Sara Elowen, pemilik butik eksklusif di Paris, hidup dalam ketenangan semu setelah meninggalkan suaminya-pria yang hanya ia nikahi karena perjanjian.

Nicko Armano Velmier bukan pria biasa. Ia adalah pewaris dingin dari keluarga penguasa industri, pria yang tak pernah benar-benar hadir... sampai malam itu.

Di apartemen yang seharusnya aman, suara langkah itu kembali.
Dan Sara tahu-masa lalu yang ia kubur perlahan datang mengetuk pintu.

Sebuah pernikahan kontrak, rahasia yang lebih dalam dari sekadar kesepakatan, dan cinta yang mungkin... tak pernah mati.

"Apa ini hanya soal kontrak... atau ada hal lain yang belum kau katakan?"

Dark romance. Obsesif. Rahasia. Dan dua jiwa yang terikat oleh takdir yang tak pernah mereka pilih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Just_Loa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Man behind the Mask

Sara mengerjapkan mata perlahan. Rasa lelah menekan tubuhnya, sementara cahaya hangat dari lampu plafon tersembunyi menyambut pandangan pertamanya. Ia menatap langit-langit tinggi berbingkai emas lembut, lalu beralih ke jendela kaca besar setinggi dua lantai yang memperlihatkan langit senja dari balkon luar.

Ruangan itu luas, bernuansa beige hangat dan cokelat keemasan. Tempat tidur besar di tengah ruangan terlihat elegan dengan seprai linen lembut dan deretan bantal krem-cokelat. Di seberangnya, sofa panjang dan meja marmer kecil berdiri rapi di atas permadani hangat. Tanaman indoor ditempatkan di sudut-sudut, memberi kesan hidup di tengah kemewahan.

Di atas sana, sebuah mezzanine dengan railing logam gelap tampak menyatu dengan perpustakaan dan meja kerja. Tangga spiral kayu yang mengarah ke atas memantulkan cahaya keemasan dari lampu tersembunyi.

"Dimana ini?" Sara duduk perlahan, dadanya berdegup cepat. Ruangan ini... terasa asing tapi penuh detail yang seolah dirancang untuknya.

Sara memaksa tubuhnya bangun, meski kepalanya masih berdenyut dan pandangannya belum sepenuhnya fokus. Ia duduk perlahan di pinggir ranjang, menarik napas panjang agar tetap sadar sepenuhnya.

Di sebelah kanan tempat tidur, ada sebuah panel kayu yang hampir tidak terlihat. Sekilas tampak seperti bagian dinding, tapi saat disentuh, pintunya terbuka perlahan, memperlihatkan lorong kecil yang menuju ruang ganti.

Lorong itu cukup terang dengan lampu berwarna hangat. Rak-rak pakaian tersusun rapi di kedua sisi. Sebelah kanan berisi pakaian pria, jas, kemeja, dan sepatu berwarna gelap. Sebelah kiri berisi pakaian wanita dengan warna-warna lembut, seperti sudah disiapkan untuknya.

Di ujung lorong, kamar mandi utama terlihat bersih dan modern, dengan dinding marmer dan bathtub yang menghadap ke jendela tinggi.

Saat Sara berbalik, pandangannya tertuju pada pintu utama kamar. Berwarna hitam doff dengan panel digital kecil di tengahnya. Tidak ada gagang pintu biasa, hanya sensor sidik jari dan kode pin. Pintu itu terlihat kokoh dan tertutup rapat.

"Pintu itu... tak bisa dibuka tanpa kode," gumam Sara pelan, menatap panel digital di pintu dengan ekspresi campur aduk, antara bingung, takut, dan berusaha tetap berpikir jernih.

Ia mulai merasa panik, tapi mencoba menahannya. Napasnya pendek. Sara mundur, lalu melangkah ke arah balkon. Begitu pintu kaca terbuka, udara dingin langsung menyergap wajah dan lehernya. Ia menggigil sedikit, tapi terus melangkah.

Dari balkon, pemandangan kota terpampang luas di bawah cahaya senja. Lampu-lampu gedung berkerlap-kerlip seperti permukaan air yang bergerak pelan. Ia menatap satu titik di kejauhan, menara kaca tinggi yang berdiri mencolok di antara gedung lainnya.

Itu... Manhattan.

New York.

Dadanya bergemuruh.

Ia tak mungkin salah. Udara, langit, siluet bangunan, semuanya terlalu khas untuk disamakan dengan kota lain.

Nicko membawanya ke New York?

Kepalanya menoleh perlahan ke dalam ruangan yang mewah itu, dan kesadaran mulai merayap.

Ia tidak datang ke sini dengan kehendaknya sendiri. Ia tak pernah memesan tiket, tak pernah merencanakan perjalanan ini.

Lalu ingatan samar menyergap, wajah Nicko yang terakhir ia lihat sebelum gelap. Rasa pusing. Lelah. Tubuh yang terlalu berat untuk berdiri.

Jadi... dia menculikku?

Tangannya mencengkeram pagar balkon. Ada kemarahan yang perlahan bangkit, bercampur kebingungan dan keterkejutan yang sulit dijelaskan. New York adalah kota impiannya setelah Paris. Ia pernah menyebutkannya satu kali, entah kapan, entah dalam percakapan yang mana, dan pria itu mengingatnya?

Membawanya ke sini?

Apa yang sebenarnya dia rencanakan?

Untuk sejenak, ia tidak tahu mana yang lebih mengganggunya, fakta bahwa ia diculik... atau bahwa Nicko tahu keinginannya lebih dari yang ia sadari sendiri.

Terakhir kali ia sadar, ia masih di apartemen kecilnya di Vallée Céleste. Ia masih…

Lemonade. Ia menegang. Rasa asam manis itu seolah masih tertinggal di lidah. Lalu... semuanya gelap. Nicko berdiri di pintu. Matanya. Suaranya.

Tubuhnya gemetar. Ia buru-buru masuk lagi ke dalam kamar, matanya liar mencari sesuatu. Ponsel. Ia mengobrak-abrik tempat tidur, membuka laci-laci, mengintip ke balik sofa. Kosong. Semua kosong.

"Di mana?" gumamnya cemas. Napasnya makin cepat. Ia menatap ke arah tangga kecil di sisi ruangan, lalu tanpa berpikir panjang, langsung menaikinya.

Di lantai atas, ia tiba di sebuah ruang kerja terbuka. Rapi. Hening. Meja kayu gelap berdiri di tengah ruangan. Dan di atasnya, ponselnya. Ia langsung menuju ke sana, tapi langkahnya terhenti.

Bukan karena ponselnya.

Tapi karena sebuah benda lain di meja itu.

Sebuah map dokumen hitam.

Ia mengenalinya. Sampulnya, bahkan lipatan kecil di ujung kanan bawahnya, itu map yang sama dengan dokumen kontrak pernikahan yang ia simpan dulu.

Tapi… kenapa ada di sini?

Jari-jarinya membuka map itu dengan ragu. Matanya langsung tertuju ke bagian atas halaman pertama.

PERJANJIAN PERNIKAHAN – Antara Nathaniel Armano Velmier dan Sara Elowen

Mata Sara membelalak. Ia mundur satu langkah, memegang tepi meja untuk menjaga keseimbangan.

Nathaniel?

Bukan Nicko?

Tangannya mencengkeram dokumen itu. Ia membalik lembar demi lembar dengan terburu-buru. Formatnya sama. Isinya identik. Bahkan tanda tangannya sendiri tercetak jelas di halaman terakhir.

Tapi bukan nama itu yang ada saat ia tanda tangan dulu. Ia yakin. Seratus persen yakin. Nama di sana adalah Nicko Armano Velmier.

"Mustahil," bisiknya. Suaranya seperti runtuh bersama detak jantungnya yang kacau.

Tangannya mencengkeram tepi meja. Jemarinya pucat, menggigil. Ia menatap dokumen itu lagi—berharap matanya salah. Tapi huruf-huruf itu tak berubah.

PERJANJIAN PERNIKAHAN – Antara Nathaniel Armano Velmier dan Sara Elowen

Nathaniel.

Nama itu seperti hantaman di dadanya. Seakan udara mendadak menghilang dari ruangan.

Perutnya bergejolak. Kepalanya berat. Ia melangkah mundur tanpa sadar, dan tubuhnya hampir kehilangan keseimbangan saat punggungnya menyentuh sofa.

Dan di sanalah ia melihatnya, bingkai besar tergantung di dinding, mencolok dan tak terelakkan. Foto pernikahan mereka. Ukurannya nyaris satu meter. Tidak pernah ada di apartemennya, tidak pernah diminta.

Ia mendekat, pelan-pelan. Setiap langkah terasa berat.

Itu mereka. Ia dan Nicko. Atau... Nathaniel?

Senyuman pria itu dalam foto tak berubah: tipis, menghantui. Tatapan matanya menusuk, sama seperti malam itu.

Lalu, suara itu muncul di kepalanya, dalam gema pelan yang menggetarkan isi perutnya.

Kau...tak mengingatku sama sekali?

Kau ingat malam itu?

Saat kau memukul kepalaku dengan vas bunga?”

Dunia mendadak terasa miring. Ia memejamkan mata, berharap semuanya akan menghilang saat ia membukanya lagi. Tapi tidak. Gambar itu tetap ada. Kata-kata itu terus berputar di kepalanya.

Bukan hanya kata-kata itu. Tapi suara pria itu... caranya bicara... caranya menatapnya malam itu di apartemen... semua terasa salah. Terasa mengancam dan, familiar.

"Tidak... bukan dia," gumamnya lirih, menunduk, menggeleng cepat.

Semua itu mulai terasa seperti benang kusut yang tak bisa lagi ia uraikan. Kontrak itu... perusahaan milik Ayahnya... pernikahan yang dipaksakan... dan kini, pria itu membawanya ke sini, ke kota impiannya, bukan sebagai bentuk cinta, tapi sebagai bagian dari sesuatu yang tak pernah benar-benar ia mengerti.

"Apa ini memang rencananya dari awal...?" suara itu pecah, separuh marah, separuh putus asa.

Ia jatuh terduduk di ujung sofa. Tubuhnya gemetar, tapi bukan karena dingin. Melainkan oleh rasa takut yang mulai tumbuh perlahan. Takut pada kebenaran. Takut pada pria itu. Dan pada semua yang belum ia pahami sepenuhnya.

Ia jatuh terduduk di ujung sofa. Tubuhnya gemetar, tapi bukan karena dingin. Melainkan oleh rasa takut yang mulai tumbuh perlahan. Takut pada kebenaran. Takut pada pria itu. Dan pada semua yang belum ia pahami sepenuhnya.

Udara terasa semakin berat. Dadanya sesak, dan sebelum ia bisa menahan, air matanya jatuh, pelan, nyaris tanpa suara. Bukan tangisan keras, tapi seperti air yang mengalir dari luka yang terlalu dalam untuk dijelaskan. Ia memeluk dirinya sendiri, seolah hanya itu yang bisa ia andalkan saat ini.

1
Mar Lina
akankah sara menerima cinta, Nathaniel
es batu ...
lama" juga mencair...
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
Just_Loa: siap kak trmakasih sdh mmpir 🧡
total 1 replies
Mar Lina
aku mampir
thor
Synyster Baztiar Gates
Next kak
Synyster Baztiar Gates
lanjutt thor
Synyster Baztiar Gates
Next..
Synyster Baztiar Gates
Bagus thor
iqbal nasution
oke
Carrick Cleverly Lim
Hahahaha aku baca dari tadi sampe malam, mana next chapter nya thor?!
Just_Loa: Hahaha makasih udah baca sampai malam! 🤍 Next chapter lagi direbus pelan-pelan biar makin nendang, yaaa 😏🔥 Stay tuned!
total 1 replies
Kuro Kagami
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
Just_Loa: Makasih banyak! 🥺 Senang banget ceritanya bisa bikin deg-degan. Ditunggu bab-bab selanjutnya yaa~ 💙
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!