Anastasya yang sering di sapa Ana selalu mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya akibat kecemburuan saudara tirinya. Elen selalu merasa tersaingi dengan kecerdasan dan kecantikan Ana hingga di sekolah laki-laki yang Elen sukai ternyata menyukai Ana.
Hingga suatu hari Ana di paksa menikah dengan laki-laki yang Ana tidak kenal yang tak lain adalah kekasih Elen, Elen sengaja menyuruh kekasihnya menikahi adik tirinya untuk memajukan perusahaan sang kekasih karena dengan kecerdasan Ana perusahaan kekasih Elen akan maju dan melambung tinggi.
Namun penderitaan Ana bermula saat dirinya menikah dengan Kevin kekasih Elen, selama menikah Kevin selalu bersikap dingin ke Ana dan Kevin tidak segan untuk menunjukkan keromantisan nya terhadap Elen bahkan Kevin sampai berhubungan badan di depan Ana.
Ana yang sakit hati dan tidak terima dia langsung menampar Elen dan itu membuat Kevin murka dan dari situlah Ana di sekap hingga akhirnya meninggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah sakit part 2
Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit akhirnya Elen dan keluarganya sampai di rumah sakit tempat Ana di rawat. Mereka langsung pergi ke ruangan Ana dan di sana sudah ada Kevin dan juga keluarganya.
"Bagaimana keadaan Ana?" Tanya Lastri.
"Dia baik-baik saja hanya luka ringan dan juga cedera di tangan kanannya." Jawab Bayu.
"Kenapa bisa dia seperti itu? Dan kalian bertemu dengan Ana di mana?" Tanya Hendra.
"Anak buah Kevin tadi melihat Ana di kejar-kejar preman dalam keadaan sudah seperti itu." Jawab Bayu.
Tak lama Ana bangun dari tidur nya dan di sana sudah banyak orang membuat Ana terkejut. Ana menormalkan keterkejutannya dan memulai aktingnya.
"Jangan bangun dulu, kamu masih sakit." Ucap Kevin. Membuat Elen terbakar cemburu.
"Aku haus." Jawab Ana lemah.
"Sebentar aku ambilkan dulu." Ucap Kevin.
Kemudian Ana minum dan kembali merebahkan tubuhnya, Lastri mendekat ke arah tempat tidur Ana. Lastri hanya menatap wajah Ana yang penuh luka dan juga melihat tangannya yang di pakai arm sling oleh dokter.
"Kamu istirahat saja, jangan banyak gerak dulu. Luka kamu masih belum sembuh." Ucap Airin.
"Benar kamu masih dalam pemulihan! Sebaiknya kamu istirahat saja." Timpal Bayu.
Hendra dan Elen sangat kesal melihat Ana yang di perhatikan oleh keluarganya Kevin sedangkan dengan Elen mereka cuek dan tidak menganggap keberadaanya.
"Benar Ana apa yang di katakan Om Bayu dan Tante Airin! Kamu harus istirahat apalagi luka kamu masih belum sembuh." Ucap Elen pura-pura perhatian.
"Sebaiknya kalian pulang saja! Aku ingin sendiri dan mau istirahat." Jawab Ana.
"Tidak bisa! Kami akan menjaga kamu di sini sampai kamu sembuh." Tolak Kevin.
"Kevin benar, kami akan menjaga kamu." Tambah Bayu.
"Biarkan Ana istirahat dulu! Sebaiknya kita di luar saja, mungkin Ana merasa terganggu karena kita berisik." Ajak Airin.
Kemudian semuanya keluar dari ruang rawat Ana dan menunggu di depan ruangan Ana. Hendra ingin sekali memarahi Ana dan mencekiknya apalagi setelah melihat respon Ana saat Elen tadi berbicara.
"Setelah Ana sembuh sebaiknya dia tinggal di rumah kami." Ucap Bayu.
"Tidak bisa! Ana masih tanggung jawab kami." Tolak Hendra tegas.
"Kami tidak ingin dia kabur lagi! Penjagaan di rumah kami sangat ketat ketimbang di rumah kalian." Jawab Bayu.
"Sebentar lagi dia juga akan menjadi bagian dari keluarga kami, tidak ada salahnya Ana tinggal bersama kami. Biar dia bisa beradaptasi di rumah kami." Tambah Airin.
"Apa tidak sebaiknya Ana tinggal bersama kami saja Tante, lagian kami juga masih keluarganya. Kami janji akan menjaga Ana dengan baik dan tidak akan membiarkan dia kabur lagi." Jawab Elen.
"Keputusan kami sudah final! Ana akan tinggal di rumah kami. Kalian setuju atau tidak itu bukan urusan kami, Setelah keadaan Ana membaik kami akan bicara dengan dia." Ucap Bayu tegas.
Hendra mengepalkan tangan nya menahan emosi karena penolakan dari keluarga Kevin. Sedangkan Elen merasa cemburu dengan Ana karena orang tua Kevin sangat menyayangi dirinya ketimbang Elen yang sudah lama berpacaran dengan Kevin.
"Sial! Kenapa Ana harus di temukan. Aku harus cari cara bagaimana caranya Ana di benci oleh orang tua Kevin, hanya aku yang boleh mereka sayang." Batin Elen sambil mengepal kan tangannya.
Sedangkan di dalam ruangan Ana dia sedang makan buah dengan santai nya tanpa memikirkan obrolan mereka. Ana sudah bisa menebak bagaimana kesalnya Hendra dan juga Elen setelah tahu Ana sudah di temukan.
Ana mencari ponselnya dan mengirim pesan kepada Revan untuk bertanya tentang alat yang Revan bawa. Tak lama Kevin dan ibunya masuk begitu juga dengan Elen dan Lastri, mereka semua masuk kedalam kamar Ana.
Sedangkan Elen merampas ponsel Ana membuat Ana melirik sinis ke arah Elen. Hal itu tentu di lihat oleh Airin membuat Airin semakin benci melihat tingkah laku Elen.
"Memalukan! Apa kamu tidak di ajarkan etitud oleh orang tuamu?" Tanya Airin ketus membuat Elen menunduk malu.
"Maaf Tante aku takut Ana nanti kabur lagi." Jawab Elen menunduk.
Sedangkan Ana menyeringai tipis dan pura-pura sedih untuk menarik simpati Airin.
"Tidak apa-apa! Sudah biasa Kak Elen seperti itu sama aku Tan." Ucap Ana sedih.
"Sudah jangan kamu hiraukan dia, mending kamu makan. Tadi Kevin belikan kamu makanan di kantin rumah sakit." Jawab Airin sambil mengelus kepala Ana.
Elen yang melihat itu mengepalkan tangannya karena tidak terima di perlakukan tidak baik oleh Ibu pujaan hatinya. Ana langsung makan makanan yang di berikan oleh Airin.
"Ana! Kamu tidak boleh seperti itu sama kakak kamu." Ucap Lastri.
"Bukannya kak Elen memang seperti itu sama aku selama ini! Dan Mama selalu membela Kak Elen meskipun dia yang salah." Jawab Ana lirih.
"Lagu pula selama ini aku sudah sering mengalah dengan kak Elen! Bahkan Mama sering menghukum ku ketika Kak Elen sedih atau sedang tidak baik-baik saja, padahal Mama tahu kalau bukan aku yang membuat dia bersedih." Lanjut Ana lirih.
Airin yang mendengar perkataan Ana semakin benci dan tidak suka terhadap Elen. Airin melirik sinis ke arah Elen sedangkan Kevin hanya terdiam dan tidak merespon atau membela Elen.
"Sudah benar kalau Ana pulang ke rumah kita saat sudah sembuh. Dia bisa menjauh dari orang-orang yang membuatnya menderita." Ucap Airin ketus.
"Tidak usah Tante! Aku lebih baik tinggal di rumah saja." Jawab Ana.
"Jangan panggil Tante! Panggil Mama saja, lagian sebentar lagi kamu akan menjadi menantuku." Ucap Airin lembut.
Elen dan Lastri kesal melihat kedekatan antara Airin dan Ana sedangkan Kevin hanya diam saja sejak dia masuk ke dalam ruangan Ana.
crazy uup dong thoor 😢