NovelToon NovelToon
Kisah Kita

Kisah Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:552
Nilai: 5
Nama Author: RJ Moms

Apa yang kalian percaya tentang takdir? Bahwa sesuatu hal yang tidak akan pernah bisa kita hindari bukan? Takdir adalah hal yang mungkin saja tidak bisa diterima karena berbeda dengan apa yang kita harapkan. Tapi percayalah, rencana Allah itu jauh lebih indah meski kadang hati kita sangat sulit menerima nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RJ Moms, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Demam cinta

“Coba sini es krimnya.”

“Mau ngapain?”

“Foto.”

“Ih buat apa coba foto es krim segala? Buat pamer di medsos? Atau buat wa story?”

“Buat foto profil.”

“Gaje banget. Kalau mau juga lakuin sama pasangan. Nanti kalau pacar kakak curiga terus nanya-nanya, gimana? Berantem kalian nanti.”

“Saya gak punya pacar.”

“Tapi calon istri.”

“Nggak juga.”

“Halaaah, kak Rehan bilang begitu sama aku.”

“Rehan gak tau kalau saya dan tunangan saya sudah lama putus. Kami batal menikah dan saya yang memutuskannya,” ujar Harlan sambil asik memainkan ponselnya. Dia sedang mengganti foto profilnya sesuai dengan apa yang dia ucapkan sebelumnya.

Amelia terdiam. Dia masih mencoba mencerna ucapan Harlan yang terasa bias di telinganya. Amelia tidak yakin apakah Harlan berkata jujur atau hanya dia yang terlalu berharap.

“Kenapa kalian putus?” Tanyanya penasaran sambil memastikan bahwa dia benar-benar yakin akan ucapan Harlan.

“Ada sesuatu hal yang sangat privacy dan mungkin itu akan menjadi aib untuk dia.”

“Owh.”

Dengan malu-malu Amelia menjilat es krim itu. Tanpa dia sadari bibirnya tersenyum tipis tanpa henti. Wajahnya yang ditekuk sejak pagi, mulai kembali pada Amelia yang pertama Harlan lihat. Cantik dan imut.

“Pinjem ponselnya dong.”

Amelia memberikan ponsel miliknya tanpa ragu dan tanpa bertanya.

“Itu nomor saya. Save ya.”

Amelia mengambil kembali ponsel miliknya. Dia menatap nomor cantik yang ada di layar benda pipih tersebut. Dia masih tidak percaya dia akan berada di tahap ini.

Aku kasih nama apa ya?

“Kenapa malah dipelototin. Gak di save? Call me.”

“Ah, iya.” Amelia mulai mengetik sebuah nama untuk menyimpan nomor Harlan.

Kak Harlan.

“Aku save ya,” ujar Harlan setelah Amelia mencoba menelpon nomornya.

“Kakak simpan nama aku apa?”

Laki-laki itu memperlihatkan layar ponselnya agar Amelia membaca sendiri.

My little sugar

“Ih, kok gula kecilku?”

“Karena kamu manis.”

Amelia merasa bukan hanya wajahnya yang terasa panas. Tapi sekujur tubuhnya terasa mendidih. Kecuali telapak tangan dan kaki yang terasa dingin.

Harlan tersenyum sumringah melihat ekspresi yang ditunjukkan gulanya tersebut.

“Ayo pulang,” ajak Harlan mengingat mereka sudah cukup lama pergi.

“Hmm, ayo.”

“Ck, makan es krim aja kok belepotan.”

Harlan berdiri di hadapan Amelia. Dia mengusap noda es krim yang ada di ujung bibir Amelia. Tidak di sangka, sisa es krim itu dimakan oleh Harlan. Sontak jantung Amelia seolah berhenti berfungsi detik itu juga. Dada nya terasa sesak, dan kakiknya seolah mati rasa. Susah melangkah.

“Ayo.” Harlan tau jika Amelia sedang termangu. Dia menarik jemari gadis itu berjalan menuju motor.

Lagi-lagi Amelia tidak bisa berkutik sama sekali. Dia melihat bagaimana tangannya digenggam erat oleh tangan Harlan. Matanya berbinar dengan dada yang berdegup kencang.

Jantung, plissss ya. Jangan loncat dulu.

Sesampainya depan rumah, Harlan membantu Amelia melepaskan tali helmnya. Untuk ke sekian kalinya gadis itu merasa seakan mati berdiri.

“Coba kendalikan diri kamu. Jika tidak, orang rumah akan curiga.”

“Hmm?”

“Senyuman kamu kurangi sedikit. Ck! Dasar bocah, kalau lagi marah, keliatan banget marahnya. Kalau lagi sedih, matanya bengkak. Kalau lagi bahagia, senyumnya gak ilang-ilang.”

“Aku emang gak bisa menyembunyikan perasan kak.”

“Lalu apa yang sekarang sedang kamu rasakan?”

Ih apa sih maksudnya kak Harlan. Malu ihhh.

“Dek, udah pulang?” Tanya Ira dari dalam rumah, membuat Amelia dan Harlan saling melepaskan tatapan mereka satu sama lain.

“Iya, Mama. Adek lagi lepas sepatu.”

Amelia segera masuk, di ikuti Harlan dari belakang. Mereka berdua mencium punggung tangan Ira dan Alex.

“Maaf ya, tan. Agak lama.”

“Gak apa-apa, tadi Rehan udah bilang kalau kalian sedang beli es krim. Syukurlah. Si adek sekarang jadi tersenyum lagi. Dia emang paling suka sama es krim. Kayaknya masalah seberat apapun akan hilang oleh es krim.”

Bukan, tante. Anak tante sedang jatuh cinta. Jantung cinta sama saya.

“Kenapa, Lan? Ada yang lucu? Kok kamu senyum-senyum?”

“Ah, itu. Em, iya. Tadi waktu Amelia keluar gerbang, mukanya kusut banget. Pas dibeliin es krim, berubah 360 derajat.”

“Nah, bener kan? Ya sudah, kamu mandi dulu sana. Nanti kita makan bareng.”

“Iya, tante.”

Kini gantian Harlan yang senyum-senyum tanpa henti sampai dia masuk ke kamar Rehan.

“Broh, kita kapan ke Semarang?”

“Gue ikut lo aja. tapi sebelum berangkat, gue ke rumah dulu bentar. Pamit sama ibu.”

“Sekalian sama tunangan lo itu?”

Harlan menyimpan jaketnya, lalu duduk di samping Rehan yang sedang asik bermain mobil legend.

“Gue udah putus lama sama dia?”

“What? kenapa?”

“Dia selingkuh, broh. Mungkin orang tuanya berpikir dua kali setelah bokap gue pergi, ekonomi keluarga gak kayak dulu lagi. Lagian siapa sih yang mau sama cowok kere kayak gue.”

“Jangan gitu lah, men. Lo punya tampang, lo juga pinter. Gue yakin, setelah wisuda nanti lo gak akan susah nyari kerja.”

“Jaman sekarang ijazah dan nilai pengaruhnya berapa persen sih, broh? Selama ada ordal, otak akan kalah.”

“Iya juga, sih. Tapi nasib kan siapa yang tau. Siapa tau lo nanti sukses, cewek mana yang gak mau sama lo.”

Harlan tersenyum

Semoga aja. Biar suatu saat nanti gue gak malu memperkenalkan diri sebagai kekasih adik lo, broh. Sorry.

Solat, makan malam, ngobrol dan begitulah aktivitas yang terjadi di rumah Amelia. Sampai malam pun tiba dan semua orang kembali ke kamar masing-masing. Kecuali Rehan yang masih duduk santai di balkon.

Sebuah pesan masuk. Amelia yang sedang belajar, melirik ponsel yang ada di samping. Wajahnya tersenyum bahagia setelah melihat nama di notifikasi.

[Lagi apa?]

[Balajar, besok ada ulangan harian matematika]

[oh, ganggu dong.]

[Boleh tunggu sebentar gak? Tanggung soalnya mau menyelesaikan soal dulu]

[Fighting]

[🤗🤗🤗🤗]

Harlan tertawa melihat emot hug yang dikirim oleh Amelia.

“Hmmm, seandainya memang bisa dipeluk erat. Tapi jangan. Kamu adalah anak yang paling berharga di keluarga kamu. Maka saya akan melakukan hal yang sama. Menjaga dan melindungi kamu, litle sugar.”

Harlan buru-buru menyimpan ponselnya saat pintu kamar Rehan terbuka. Pria itu muncul dari balik pintu.

“Kenapa lo?” Tanya Rehan.

“Kenapa apanya?”

“Muka lo merah. Lo demam?”

Iya, gue demam cinta sama adek lo.

1
The first child
iya bang re, habis manis banget/Drool/
The first child
baca novel dapet bonus belajar agama/Smile/
Emak RJ: Hanya sikit. Aku juga masih belajar hehehe
total 1 replies
Scar
Tengkiuuu thor, bikin liburanku jadi lebih seru!
Emak RJ: Makasih ya udah mampir. Sehat selalu kakak 🫶🏻
total 1 replies
Yoko Littner
karya ini layak dijadikan film, semoga sukses terus thor ❤️
Emak RJ: Masya Allah terharu banget aku. Tanchuuuu ya kakak 🥹🫶🏻
total 1 replies
Mamah Mput(Bilanoure)
wah, ibunya gak suka apa gimana sebenernya? penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!