"Oi Margaretha! Retha!"
"Apa sih?"
"Jangan galak-galak dong sama Aa Ken yang handsome ini"
"Hoekk!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Keesokkan harinya. Ken sudah berada di depan kost Nando dengan malas-malasan. Niat hati ingin meminta tumpangan pada Nando di mobil, tapi ternyata malah Nando yang nebeng pada nya.
"Hari apes gue ngga ada yang tau, tapi masa apes mulu sih" keluh Ken, ia masih ingin tidur jika bukan karena hari ini harus sekolah.
Karena selain di hukum tidak mendapat uang bulanan full, ia juga di beri tugas untuk selalu hadir ke sekolah dari pagi hingga sore tanpa terlewat satu hari pun, kecuali ia sedang sakit.
"Rajin mulu sumpah ni bocah, alarm di rumah lo pakai jam bom ya? Yang sekali bunyi ngeledakin satu komplek" ujar Nando, ia rasanya ingin izin saja hari ini.
Ken tak menyahuti, jika bukan karena ia butuh teman selama di sekolah, tak akan mau ia menjemput Nando.
"Kata Rimba lo pulang malam banget sama dedek manis, lo bawa kemana dia?" tanya Nando sembari memakai helm nya.
"Ngga kemana-mana, cuma ke pasar malam aja" jawab Ken dengan jujur.
"Lo bilang jam 8 itu malam banget?" tanya Ken balik membuat Nando membeo.
"Lah? Kata Rimba lo jalan sama dedek manis sampe jam 1 malam cok, gue ngira nya lo mau buat jahat" jawab Nando membuat Ken menghela nafas berat.
"Ngga lah ege, gue ngajak sampe jam 8 aja dia udah sempet tidur di motor, untung ngga jatuh" sahut Ken, lalu ia mendesak Nando untuk naik.
"Lama banget ge! Cepetan ah, ngomong di motor kan bisa pakai segala jadi patung gitu" cibir Ken membuat Nando mencebik dan segera naik ke atas motor.
Sampai di sekolah, Ken dan Nando berjalan beriringan dengan menenteng tas masing-masing yang isi nya ringan.
"Terus lo langsung pulang habis jalan dedek manis?" tanya Nando lagi beberapa saat setelah melewati kerumunan yang memang sering berkumpul di koridor.
"Ngga" jawab Ken seadanya, ia ingin memejamkan mata nya di atas meja nya supaya mata nya tidak lelah terus menerus.
"Kemana lagi lo? Ngga ngajak gue" tanya Nando mengoceh dengan mata memicing pada Ken yang berjalan santai di sebelah nya.
"Di apartemen nya Rimba aja, cuma ya gue minta temenin ngobrol sama Rimba. Retha udah tidur duluan" jawab Ken agar Nando tak makin bertanya hingga ke akar-akarnya.
Nando paham Ken sedang di landa banyak pikiran, apalagi Ken baru saja memecahkan piring kesayangan Retha yang bernilai fantastis.
"Gue tau lo kuat Ken, lo bisa hadapin semua ini" ucap Nando memberi semangat dengan menepuk pundak Ken.
"Hm. Ya gue bisa hadapin nya dengan cara tidur. Bye!" Ken langsung masuk ke dalam kelas mendahului Nando yang membeku di depan kelas.
"Santai bener anjir sampe mau hadapin masalah pake cara tidur" cibir Nando segera menyusul Ken masuk ke dalam kelas.
- - - -
- - - -
- - - -
"Abang! Bangun Abang!" seru Retha sembari menggedor keras pintu kamar milik Rimba yang sejak tadi tertutup, bahkan di kunci.
"Oi bangun! Lo ngga sekolah?" seru Retha lagi, ia sudah siap untuk berangkat dengan penampilan yang begitu fresh.
Masih tak ada sahutan dari dalam kamar Rimba, hanya ada suara jam dinding berbunyi di tiap detik nya.
"Gue duluan deh ya, gue bisa pesen ojek online kok" ucap Retha memilih tak lagi membangunkan Rimba.
Retha segera memasang sepatu nya sembari mencari lokasi dari apartemen ini ke sekolah di aplikasi berwarna hijau.
Sampai di lantai utama, Retha tak langsung diam disitu. Ia berjalan untuk mempercepat sampai di sekolah.
Hingga tak lama ojek online nya pun datang, Retha naik dengan menoleh ke arah gedung tinggi di belakang nya.
"Begadang sampe jam berapa sih sama Abang Ken" gumam Retha, ia akan memanggil teman-temannya Rimba dengan panggilan yang sopan mulai sekarang.
Ojek online itu melajukan motor nya saat Retha sudah siap. Hingga sampai di sekolah dengan selamat.
"Makasih ya pak" ucap Retha sembari memberi uang berwarna biru.
"Waduh neng, ngga ada kembalian nya ini gimana? Bapak baru ngojek, eneng penumpang pertama" balas si pengendara ojek online.
"Ngga papa Pak, ambil aja kembalian nya. Soalnya Bapak bawa motor nya enak, ngga bikin saya bosan dan ngantuk" ucap Retha memberikan ulasan secara langsung.
Memang benar, sepanjang jalan Retha di beri pertanyaan yang biasa tapi membuat nya tertarik.
"Wah, baju ojek saya rasanya besar kalau di puji begitu. Kalau begitu makasih ya neng, kapanpun eneng perlu, eneng bisa hubungi Bapak" ucap pengendara ojek online itu memberikan nomor telepon nya pada Retha.
"Iya Pak, sekali lagi makasih ya Pak" Retha pun berjalan masuk setelah memberi senyuman manis pada ojek online itu dengan ramah.