Super MOM

Tiga bulan berlalu Tari bekerja menjadi tukang cuci piring, Ia merasa sangat lelah. Gajih yang Ia terima juga tidak sesuai dengan nominal yang di sebutkan di awal Ia melamar pekerjaan di tempat itu, belum lagi Ia harus menahan diri dari kemarahan rekan kerjanya yang tidak suka padanya. Mereka seakan tidak menginginkan Tari bekerja dengan tenang di tempat itu, membuat kesalahan dan melimpahkan nya pada orang lain.

Hari ini Ia berencana mencari pekerjaan di tempat lain yang mungkin lebih memadai dari segi gajih dan pekerjaan nya yang membuat nyaman.

Tari ingin keluar dari sana namun tidak tahu harus bekerja dimana. Sementara Ia sangat membutuhkan kerjaan itu untuk biaya kebutuhan nya sehari-hari.

" Tari, tolong bawakan ini ke meja nomor dua belas " Pinta rekan kerjanya.

Tari yang sedang mencuci itu bingung, Ia bahkan tidak pernah mengerjakan hal seperti itu.

" Tapi itu bukan tugas aku kak Dew " Jawab Tari.

" Kau ! kau tidak mau, awas saja, aku akan adukan kau pada Bos dan aku pastikan kau akan di pecat dari sini dengan tidak hormat " Ancam Dewi rekan kerjanya.

Tari akhirnya meninggalkan pekerjaan nya dan mengantarkan pesanan pelanggan untuk pertama kali.

" Ah, maaf meja nomer dua belas, ini pesanan nya. Silahkan di nikmati " Tari mempersilahkan seorang wanita dengan lipstik merona yang menjadi pemilik kursi nomor dua belas itu.

" Hey ~ aku tidak memesan ini. Kenapa kau bawakan makanan murahan untukku. "

Wanita dengan postur tubuh subur itu mulai berdiri dan membuat tingkah yang membuat semua yang ada disana mengalihkan fokusnya.

" Hei, tempat macam apa ini, aku pesan lain yang di sediakan lain. Kalian bisa nggak serius dalam bekerja "

Tari memeriksa kembali nomor meja itu dan tidak ada yang salah.

" Maaf Bu, tapi saya sudah mengantarkan pesanan Anda dengan benar, tidak ada yang salah "

Tari bersikeras karena Ia memang sudah melakukan pekerjaan nya dengan benar.

" Jadi kau mengatakan kalau aku yang salah begitu, kau pikir aku miskin sehingga memesan makanan sembarangan seperti ini "

Sementara keduanya terlibat dalam perdebatan di dapur juga sedang terjadi masalah.

" Dimana Tari " Tanya pemilik Resto tempat Tari bekerja.

" Tari tadi mengantar pesanan palanggan Pak, tapi sudah sejak tadi belum balik Pak "

Raihan sang empunya Resto terkejut mendengar Tari mengantar pesanan.

" Bukankah pekerjaannya adalah mencuci, kenapa dia mengantar pesanan dan meninggalkan pekerjaannya. "

" Tadi dia yang mau Pak, mungkin dia sudah bosan jadi tukang cuci piring dan ingin pekerjaan yang lebih baik "

Sementara keduanya berbicara di luar terdengar keributan.

" Kau yang salah, cepat sediakan hidangan yang aku pesan sebagai pengganti makanan ini karena kalian sudah salah memberikan pesanan yang aku minta maka aku tidak akan bayar . "

Tari geleng geleng kepala melihat sikap pelanggan Resto itu.

" Aku tidak bisa mengganti nya karena memang yang Anda pesan adalah itu dan saya hanya di perintahkan mengantarkan nya saja "

Merasa malu wanita itu mendorong tubuh Tari dengan keras, Tari terhuyung kebelakang dan jatuh ke lantai dengan keras.

" Aww sakit " Rintih Tari.

Bukannya menolong wanita itu malah Ia meletakkan kedua tangannya di atas dada.

" Ada apa ini, kenapa ribu ribut "

Si wanita langsung menghampiri Raihan dan mengadukan semuanya.

" Pak Reihan, tolong Anda didik pegawai Anda dengan benar. Saya memesan lain dia mengantarkan lain "

Tari yang merasa tidak salah tentu tidak terima, Ia berdiri dan mencoba menjelaskan yang sebenarnya.

" Tapi saya tidak salah Pak, saya hanya mengantarkan pesanan ~

" Diam kau ha~ kau ingin mencari alasan apalagi. "

Dewi langsung mendorong tubuh Tari hingga Ia terjatuh, kali ini Ia merasakan sakit yang teramat sakit.

" Awww " Rintihnya.

Darah mengalir di kakinya juga pakaian bawah yang dia pakai, semuanya yang melihatnya terbelalak.

" Kau, kau berdarah "

Dewi mendadak pucat ketika melihat darah merembes di rok yang di kenakan Tari.

" Kau keguguran berarti kau hamil "

Tari merintih kesakitan, Ia mendadak panik ketika melihat darahnya sendiri.

" Tolong bawa aku ke rumah sakit terdekat, aku mohon "

Parahnya tidak ada seorang pun yang peduli pada keadaannya.

" Tolong siapa saja, bantu aku "

Tari menguatkan dirinya untuk berdiri, Ia tidak mau sang buah hatinya lenyap karena kejadian ini.

Ia segera berlari keluar guna untuk meminta tolong.

" Tolong, tolong anakku "

Tari mencoba menghentikan beberapa mobil yang lewat namun tidak ada satupun yang berhenti untuk menolong dan memberikan tumpangan padanya.

Sebuah mobil langsung menepi ketika sang supir melihat keadaan Tari.

" Ayo masuk Nak "

Tari melihat orang itu, ingin menolak tapi janinnya dalam keadaan bahaya. Wanita itu membantu Tari untuk berjalan.

" Tolong, selamatkan anakku. "Isak Tari.

" Sabar Nak, kita akan segera tiba sebentar lagi "

Wanita yang berada di samping kemudi mencoba menyemangati Tari karena melihat kesakitan di wajah Tari.

Klinik MC

Mereka langsung di sambut oleh beberapa perawat ketika tiba disana, di bantu brankar tubuh Tari di dorong ke ruang pemeriksaan.

Air mata mulai mengembun di mata Maudy ketika Ia sendiri yang turun tangan memeriksa Maudy, Ia mulai mengaitkan semua peristiwa yang terjadi di masa lampau.

Seorang gadis dengan wajah lebam, dalam keadaan ketakutan minta tolong tiga bulan yang lalu dan juga kehamilan yang berumur delapan belas minggu membuat Maudy ingin memeluk tubuh Tari. Ia ikut merasakan bagaimana sakitnya menjadi Tari.

Tari bangun dari tidurnya, Ia melihat tempat itu yang bukan kamar kontrakannya, di alihkan pandangannya dan melihat kehadiran wanita yang dulu pernah menolongnya.

" Anak ku, anak ku bagaimana. Apa dia baik baik saja " Tari mengelus perutnya, ada rasa takut yang besar disana.

" Tenang Nak, kamu dan juga calon anakmu keadaan nya baik baik saja "

Tari menatap Maudy yang terlihat berbeda, kini Ia menggunakan pakaian kebesaran nya yaitu pakaian putih lengkap.

" Kamu, kenapa kamu ada disini " Tanya Tari

Maudy tersenyum sebagai ciri khasnya.

" Kamu sangat lemah sekali dan kamu juga tidak mendapatkan asupan yang cukup, padahal kamu sedang hamil. Kamu harus memperhatikan semuanya itu demi kebaikan kalian berdua"

Tari menatap Maudy heran, kenapa wanita itu mengetahui kondisinya.

" Kamu harus makan makanan yang layak, karena anak yang ada di rahim kamu itu seperti nya tidak tumbuh dengan baik, apalagi di tambah lagi kejadian tadi. Kamu harus menjaganya kalau kamu tidak mau kehilangan nya, jangan sampai kejadian ini terulang lagi karena akan sangat sulit untuk di pertahankan "

Sedih rasanya Tari mendengar itu, meskipun Ia hadir tanpa hubungan yang jelas tapi Ia ingin mempertahankan nya. Ia ingin jadi Ibu yang baik untuk anaknya kelak.