Kisah cinta 3 karakter dari dua insan sejoli berbeda latar belakang sosial antara Kemal dengan Safitri.
Kemal adalah pribadi yang sinis, kejam, acuh dan tak punya hati, tapi sejak kejadian sang Mama, Kemal memiliki trauma akut yang membuat dia selalu dihantui mimpi buruk dan keesokan harinya Kemal berubah menjadi Rico yang memiliki kepribadian hangat, sabar, suka menolong serta romantis 180 derajat berbeda dengan sifat Kemal dalam dirinya.
Safitri yang terjebak pernikahan bohong dengan Kemal demi melunasi hutang mendiang ayahnya di buat bingung dengan kepribadian ganda yang di miliki Kemal.
Mampukah Safitri terus bertahan di samping pribadi Kemal yang kejam juga dingin dan Rico yang hangat penuh cinta untuknya
.
Yuk baca cerita komedi romantis receh kedua ku reader kesayangan. Jan lupa jadiin favorit ya Kaka"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Di Tangan Warga
Selesai salat subuh dan merapikan alat salatnya Safitri berjalan keluar kamar hendak pergi menuju ke kamar mandi. Begitu tangannya menyibak gorden yang menutup pintu kamarnya, manik matanya menangkap sosok Kemal yang sedang berbaring di bale bambu berselimut kain sarung milik almarhum Bahrul.
"Naha eta jalma sombong di imah kuring?(kenapa sih sombong itu ada di rumahku)" batin Safitri saat sejenak menatap Kemal.
Sinar matahari pagi menembus celah-celah bilik mengenai wajah Kemal yang sedang tertidur lelap di sebuah bale bambu yang ada di ruang tamu Safitri. Pancaran kilaunya langsung jatuh menimpa kulit kelopak mata Kemal mengusik tidurnya pagi ini sehingga dia mengerjap sebelum membuka kedua matanya.
"Hoaammm." Kemal menguap sambil menggeliat tubuhnya.
Semalaman tidur membuat badan Rico terasa segar tapi juga sekaligus punggungnya sakit.
"Aaauuuwww, kenapa badan gue terasa sakit terutama punggung gue kayak semalaman gue habis tidur di atas kayu." keluh Rico sambil mengusap punggungnya yang terasa sakit.
Rico meraba alas tidurnya lalu dia memiringkan tubuhnya, begitu matanya menatap barisan bambu yang terbelah kecil-kecil dan tersusun rapi Rico langsung menelentangkan tubuhnya kembali sambil tertawa.
"Pantes aja punggung gue pada kesakitan ternyata baru kena pijat refleksi alami semalaman hahaha." gumam Rico terbahak.
"Sudah bangun ternyata." kata Safitri baru muncul dari balik gorden ruang tamu dari dapur..
Begitu manik mata Rico menangkap sosok Safitri dalam balutan baju daster dengan rambut yang di,
A kuncir asal ke belakang dan masih menyisakan beberapa helai poni yang menghiasi wajah cantik alaminya, membuat Rico benar-benar terpesona.
"Memetik mawar terkena duri, auuuww! tajam sungguh sakit sekali. Met pagi wahai bidadari, Kamu tambah cantik tiap hari," sebait pantun begitu saja meluncur lancar seperti jalan tol dari bibir Rico saat Rico menatap sendu wajah Safitri yang berdiri memegang nampan berisi teh manis panas dan sepiring pisang rebus.
"Astaghfirullah ini orang kesurupan apa? Maneh ngegombal gitu hihhh," ucap Safitri sambil mengedikkan kedua bahunya.
"Kenapa anda tiba-tiba datang ke sini dan pingsan?" tanya Safitri tanpa tahu siapa yang ada di hadapannya saat ini.
"Gue pingsan?" tanya Rico tak percaya Karena dia lupa dengan kejadian yang telah lalu.
"Iya semalam kamu teh tiba-tiba pingsan pas mati lampu. Apa jangan-jangan kamu mau minta uang yang kamu lempar ke saya waktu itu?" tebak Safitri tiba-tiba ingat dengan kejadian kemarin pas habis hujan.
"Uang? Kapan gue ngelempar uang ke cewek cantik bak bidadari kaya kamu?" Rico menyangkal tuduhan Safitri.
"Dih, maneh mah amnesia meuruen nyak?" Safitri balik bertanya sambil mencibir ke arah Rico.
Sejenak Rico diam, dia sedang mengingat semua kejadian yang sudah dilewati sebelum dia bangun tidur pagi ini.
"Bang Mail." gumam Rico lalu beranjak dari duduknya dan hendak berjalan keluar rumah Safitri.
Kreekkkkkk
Tapi malang celana hitam miliknya tersangkut paku
"Alamak bokong gue!" pekik Rico sambil meringis tangannya langsung menutupi celana di bagian pantatnya yang sobek
Safitri buru-buru menaruh nampan di atas meja lalu berjalan mendekati Rico tapi naas kaki Safitri tersangkut ujung tikar yang sobek hingga dia jatuh menimpa Rico dan keduanya saling bertindihan dalam posisi tidur di bale.
"Nyaman ya, kaya ala ala di Drakor jatuh nya hehehe. Langsung meluk boleh kan?" belum sempat Safitri menjawab Rico sudah memeluk Safitri.
"Lepasin! Dasar cowok mesum!" Safitri mereka mencoba melepaskan pelukan Rico.
"Semenit aja ya cantik." balas Rico sambil memejamkan mata menikmati pelukannya.
Dug
"AAAUUUWWW!" teriak Rico langsung melepaskan pelukannya saat jidat Safitri dibenturkan ke jidatnya.
Wajah Safitri memerah antara malu dan marah bercampur jadi satu. Saat mata mereka bertatapan, Safitri bangun dari posisinya dan langsung berlari ke dapur, sementara Rico mengulum senyum nakal menatap punggung Safitri.
"Mending gue cari Bang mail di luar." gumam Rico kemudian bangun dari posisi tidurannya dan berjalan menuju pintu.
Belum sempat keluar dari pintu rumah Safitri Rico sudah dihadang oleh beberapa pria tua dan muda dengan memasang wajah angker dan juga marah dengan beragam senjata pemukul di tangan mereka.
"Kamu ikut kami ke balai warga!" ucap seorang pria yang paling tua di antara mereka.
Mendengar ribut-ribut di ruang depan rumahnya Safitri keluar dari dapur dengan wajah bingung melihat beberapa warga desa yang sudah berkumpul di depan rumahnya.
"Hapunten pak, aya naon?( Maaf pak ini ada apa?)" tanya Safitri bingung bercampur kaget.
"Mak! Teteh di gerebek warga!" teriak Ayu yang baru muncul dari dalam kamarnya ke arah dapur.
"Ayy! Kalau ngomong jangan asal!" bentak Safitri kepada Ayu.
"Kalian berdua ikut kami ke balai warga untuk mempertanggungjawabkan apa yang kalian lakukan di rumah ini semalam dan baru saja! kalian jangan sudah berbuat maksiat di desa kami! Baru saja kami menyaksikan sendiri dengan mata kepala kami kalau kalian sedang bermesraan!" ujar pak Kudus kepala dusun tempat Safitri tinggal.
"Abah punten itu tadi kecelakaan tidak disengaja." bela Safitri menolak dengan kedua tangan diangkat.
Rico yang sedari tadi tenang dan cuek melirik Safitri dengan ujung matanya sambil tersenyum nakal.
"Bawa aja pak saya siap bertanggung jawab." tantang Riko dengan santainya.
"Ayo Yank, kamu tidak perlu cari alasan untuk menolak menjadi istriku, kecuali kamu siap mempermalukan dirimu sendiri di kampung mu. Gimana cantik? Aku yakin kamu paham kan maksud ku." ucap Rico mesra sambil memainkan kedua alisnya turun naik.
"Haissstt! Anjeun gélo sia!" saut Safitri kesal tapi tak berdaya.
"Fitriii!" teriak Mirah menatap bingung bercampur kaget dan panik melihat Safitri dan di arak oleh warga dusun ke balai warga.
"Kang tolong jangan bawa Fitri! mereka tidak melakukan maksiat. Saya mohon kang hiksss hiksss." ratap Mirah sambil memegang lengan Kudus.
"Ce! Kami boga bukti kuat yen aranjeunna amoral!( Kak kita punya bukti kalau mereka maksiat)" tukas Kudus menepis tangan Mirah dan berjalan menuju balai warga.
Mirah terduduk lemas di halaman rumah nya menatap arak-arakan warga yang membawa putrinya.dengan pilu bercucur air mata.
"Masih belum habis kah ujian yang harus hamba dan keluarga hamba terima ya Allah." ratap Mirah tertunduk lemas.
"Wadidaw! Gaswat! Cilaka 13 kalau sampai Tuan besar tau bisa habis Anne jadi sasaran!" keluh Ismail sambil tepuk jidat.
Di sepanjang jalan menuju balai warga hampir semua warga keluar dari rumahnya mantap sinis sambil mencibir ke arah Safitri dan Rico. wajah Safitri tertunduk sesekali dia mengusap air matanya, sementara Riko terlihat tenang bahkan cenderung senang sampai sekarang lempar senyum ke arah warga.
"Kalau jodoh gak akan kemana." ucap Rico mengulum senyum.
Mendengar ucapan duka membuat Safitri menoleh ke arahnya dengan mata tajam melotot ke arah Riko dan bibir tertutup rapat mengerucut.
"Dasar mesum gelo!" pekik Safitri tertahan geram.
Begitu sampai di balai warga sudah menunggu kepala dusun Teten dan beberapa tokoh masyarakat setempat juga seorang pak haji ketua mushola yang ada di dusun itu.
"Pak, mereka berdua telah melakukan zina di rumah si Fitri." lapor Kudus pada mereka yang hadir di balai warga.
Teten yang melihat kehadiran mereka tersenyum sinis sambil mencibir.
"Bilang nya gak suka perempuan tapi nyatanya malah serigala berbulu buaya." gumam Teten setengah berbisik.
"Suruh mereka membayar denda yang besar sebelum di nikahkan pak uwu!" ciletek salah satu warga.
"IYA SETUJUUUUU! DENDA YANG BESAR UNTUK KAS DUSUN KITA SEKALIGUS NIKAHKAN MEREKA!" teriak beberapa warga serempak.
”SETUJU! TIDAK ADA PENOLAKAN!" seru Rico bersemangat.
"Astaghfirullah! Bapa emak tulungan abdi!" teriak Safitri menutup kedua telinganya sambil menangis.
Yuk, Kepoin episode berikutnya 🤗
secara kn Bastian semalam abis makan masakannya Fitri..
hmm.. smoga baik² aja