NovelToon NovelToon
ACADEMY ANIMERS I : The Silence After The Pen Drops

ACADEMY ANIMERS I : The Silence After The Pen Drops

Status: tamat
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Isekai / Persahabatan / Fantasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Konflik etika / Tamat
Popularitas:35
Nilai: 5
Nama Author: IΠD

Semesta Animers yang damai, dikelola oleh lima kerajaan berdaulat yang dipimpin oleh sahabat karib, kini terancam oleh serangkaian insiden sepele di perbatasan yang memicu krisis sosial. Para pemimpin harus bertemu dalam pertemuan puncak penuh ketegangan untuk menyelesaikan konflik politik dan membuktikan apakah ikatan persahabatan mereka masih cukup kuat untuk menyelamatkan Semesta Animers dari kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IΠD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Goddess of Darkness

Tepat ketika keheningan mencekam menyelimuti ruangan, dan Gerbang Kegelapan menahan napasnya, sebuah suara terdengar—suara seorang wanita, yang tenang dan jelas, namun memiliki resonansi kekuatan yang luar biasa. Suara itu muncul dari belakang, di antara bayangan, tempat mereka masuk.

Kedua kakak beradik itu menoleh serentak, tangan mereka bergerak cepat ke hulu pedang, namun sebelum mereka bisa beraksi, wanita itu sudah menampakkan diri.

Dia berdiri dengan aura keagungan yang gelap. Wanita itu mengenakan pakaian hitam berenda yang elegan, dengan rambut gelap dikepang dua, mata ungu, dan memegang tongkat panjang yang dihiasi kristal gelap.

Wanita itu tersenyum tipis, matanya memancarkan kegelapan yang tenang.

"Sungguh pemandangan yang menarik," ujar wanita itu, suaranya sedingin es namun memikat. Ia sedikit memiringkan kepalanya. "Aku khawatir aku tidak bisa membiarkan kalian menyakiti properti pribadiku. Aku terkejut menemukan ada yang berani datang sejauh ini."

Ia kemudian membungkuk formal, sebuah gerakan yang ironis mengingat suasana brutal di sekeliling mereka.

"Perkenalkan diriku. Aku adalah Lizani Ishtar, Dewi Kegelapan."

Sang Kakak, berambut pendek tidak menunjukkan sedikit pun keterkejutan. Matanya hanya menyipit, menerima konfirmasi dari konspirasi tertinggi mereka. Ia menjawab dengan suara yang sama tenangnya.

"Terima kasih atas perkenalannya, Dewi," jawab sang kakak, sambil menunjuk dirinya sendiri dan adiknya. "Aku Araya Yamada, dan ini adikku, Nina Yamada. Kami datang untuk menutup mainanmu ini."

Nina (Sang Adik, berambut ponytail), hanya menyeringai, pedangnya kini siap terhunus.

.

.

.

Lizani Ishtar tersenyum lebih lebar, senyum yang sama sekali tidak mencapai mata ungu gelapnya. Ia menghela napas dramatis, seolah-olah Araya dan Nina adalah anak nakal yang baru saja membuat kekacauan.

"Oh, ya ampun" tanya Lizani dengan nada pura-pura lugu, sambil mengusap dagunya dengan jarinya yang ramping.

"Sebenarnya, jika kita bicara tentang 'mainanku' yang terbuka, bukankah kalian yang harus disalahkan?" lanjutnya dengan suara lembut yang penuh tuduhan. "Kalianlah yang menyebabkan kehebohan besar tahun lalu. Kalian menyusup ke istana bawahanku, Raja Iblis Lucifer—bawahanku yang sangat berharga—dan mencuri senjatanya."

Lizani memandang Katana yang tertancap di lantai di depan Gerbang Kegelapan. "Bukankah itu pencurian tingkat tinggi? Aku hanya membuka Gerbang ini sedikit untuk menstabilkan kebocoran energi yang kalian ciptakan dengan Katana itu. Jadi, Nona Araya dan Nina, kalian adalah pelaku utama di sini, bukan aku."

.

.

.

Araya Yamada sama sekali tidak terpengaruh oleh sandiwara Dewi Kegelapan itu. Ia menarik Katana curiannya dari lantai dengan gerakan lambat dan elegan, mengabaikan getaran Gerbang Kegelapan yang mulai meningkat.

"Ah, sungguh menyentuh," balas Araya dengan suara yang sangat tenang dan lembut, nadanya penuh ironi. "Dewi Kegelapan, yang seharusnya bertanggung jawab atas semua kekacauan dan malam yang abadi, kini bertindak sebagai korban pencurian. Kami sungguh minta maaf karena 'mengganggu' ketenangan Lucifer."

Araya memiringkan kepalanya sedikit, senyum sinisnya kembali terukir.

"Namun, Anda keliru, Dewi Ishtar. Kami tidak mencuri; kami menyita," koreksinya dengan sarkasme yang dalam. "Senjata yang begitu berbahaya, yang mampu merusak dimensi dan membanjiri dunia fana dengan Iblis, terlalu berisiko untuk ditinggalkan di tangan 'bawahannya yang berharga' itu. Kami hanya melaksanakan tugas kebersihan Semesta Animers, sebuah tugas yang tampaknya diabaikan oleh para Dewa—terutama Anda, sebagai Dewi Kegelapan."

.

.

Araya menimpali perkataan Lizani, menusuk dengan komentar yang lebih tajam.

"Dan jika Anda berpikir itu adalah properti berharga," lanjut Araya dengan nada lembut yang mengancam. "Maka itu sungguh memalukan. Betapa menyedihkannya Raja Iblis sekuat Lucifer bisa dikalahkan hanya oleh makhluk fana seperti kami dan membiarkan senjata utamanya disita."

Araya mengangkat bahu dengan sikap meremehkan. "Mungkin Anda harus mempertimbangkan kembali kualitas bawahan yang Anda pilih, Dewi Ishtar. Mereka terlihat kurang kompeten untuk menguasai kegelapan abadi."

Lizani Ishtar tertawa kecil, suara tawanya terdengar seperti lonceng kristal—sangat indah, namun mematikan di tengah ruangan berlumuran darah itu. Ia mulai berjalan mengelilingi Araya dan Nina dengan gerakan anggun, sama sekali tidak terganggu oleh kehadiran Katana yang tertancap di dekat Gerbang.

"Oh, Sayangku, kau sungguh kasar," balas Lizani dengan nada sedih yang dibuat-buat. "Lucifer itu memang terlalu lugu dan baik hati. Dia mudah sekali dibohongi oleh trik-trik yang mengandalkan tipuan manusia fana. Lagipula, senjata itu hanyalah alat, Nona Araya. Dan kau tahu, aku tidak pernah terlalu bergantung pada alat yang bisa hilang, kan?"

Lizani berhenti tepat di belakang Nina, lalu melirik ke Katana di tangan Araya.

"Sebaliknya," lanjut Lizani dengan senyum manisnya yang sarkas, "fakta bahwa kalian, yang adalah makhluk fana, begitu terobsesi untuk mencuri senjata itu dan sekarang harus mempertaruhkan nyawa kalian hanya untuk menutup gerbang kecil ini... Itu hanya menunjukkan betapa terikatnya kalian pada senjata fana. Sementara aku? Aku hanya perlu menjentikkan jari untuk memanggil seribu Lucifer yang baru. Siapa yang sebenarnya 'kurang kompeten' di sini?"

.

.

..

Tepat saat Lizani menyelesaikan kalimatnya, adegan yang mengagetkan terjadi.

Nina (Sang Adik) tiba-tiba terhuyung. Ia mencengkeram dadanya, dan sebelum sempat berteriak, ia berlutut di lantai dan memuntahkan darah segar ke lantai batu obsidian. Tubuhnya bergetar, energinya terasa terkuras tiba-tiba.

Meskipun ini adalah keadaan darurat, Araya tetap tenang luar biasa. Ia bahkan tidak menoleh penuh, fokusnya tetap tertuju pada Dewi Kegelapan. Ia tahu, Lizani adalah bahaya yang lebih besar daripada kondisi Nina.

Lizani Ishtar menahan tawa, wajahnya menampilkan ekspresi pura-pura terkejut yang sempurna. "Astaga! Apa itu? Apakah Katana itu akhirnya meracuni adikmu? Oh, aku turut prihatin," katanya, nada suaranya sama sekali tidak menunjukkan simpati.

Araya membiarkan Katana itu terhunus di depannya, melindunginya dan Nina secara fisik maupun energi. Ia mengabaikan sandiwara Lizani dan langsung menuntut kebenaran.

"Cukup sandiwaranya, Dewi Ishtar," ujar Araya dengan suara yang kini lebih dingin dan lebih berbahaya dari sebelumnya. "Apa tujuan Anda bertindak sejauh ini? Membuka Gerbang Kegelapan dan mengorbankan ribuan nyawa hanya untuk sedikit kegembiraan—itu terlalu boros, bahkan untuk Dewi Kegelapan. Katakan padaku apa tujuan Anda yang sebenarnya."

Lizani menghentikan langkahnya. Senyum lugu di wajahnya lenyap sepenuhnya, digantikan oleh senyum sinis yang menunjukkan kekuasaan kosmiknya.

"Tujuanku?" ulang Lizani, suaranya kini bergetar dengan ambisi murni. "Sederhana. Aku hanya bosan. Dan aku lelah menjadi 'Dewi Kegelapan' yang hanya bertugas sebagai penyeimbang yang membosankan."

Ia merentangkan tangannya, menunjuk ke pusaran Gate of Darkness.

"Tujuanku adalah memadukan Cahaya dan Kegelapan sepenuhnya. Aku akan menghancurkan sistem Lima Pilar yang konyol ini, membalikkan tatanan Dewa Dewi, dan menciptakan Semesta Animers yang baru—Semesta yang didominasi oleh kekacauan dan kebebasan absolut. Dan untuk itu, aku butuh energi dari Gerbang ini, dan aku butuh Kunci yang kalian curi, Nona Yamada."

.

.

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!