Bangkitnya Istri Tidur Sang CEO

.

.

Roger sudah kembali ke Tiongkok dan pria itu langsung datang kerumah nya karena hari ini putra nya sudah di izinkan untuk pulang .

" papi " Arkan berlari keluar dari rumah saat ia mendengar suara mobil papi nya berhenti di depan rumah

Roger keluar dari mobil nya dengan kacamata hitam menutupi matanya ia tersenyum saat melihat putranya berlari ke arah nya dan dengan sigap ia berjongkok dan membuka kedua tangan nya untuk menyambut putra kecil nya itu

Arkan langsung memeluknya mengalungkan tangan mungil nya di leher papi nya itu

" mami mana, kenapa papi gak membawa nya pulang " ucap bocah kecil itu seraya melepaskan pelukan nya dari sang papi mata lucu nya menatap wajah tampan papinya itu

Roger tersenyum lembut " sabar ya boy secepatnya akan papi bawa mami pulang ok " ucap Roger

" janji ya papi " ucap nya mengarahkan jari kelingking nya di depan wajah sang papi

" janji " Roger menautkan jari kelingking kecil putranya itu dengan jari kelingking nya

setelahnya Roger berdiri seraya menggedong tubuh gembul putranya yang mengalungkan tangan mungilnya di leher nya

" kau boleh pulang, dan hari ini kau libur " ucap Roger kepada Martin

tentu saja Martin yang mendengar kata libur keluar dari mulut tuan nya itu sangat lah senang " anda serius tuan ? " tanya nya karena hal seperti ini sangat jarang sekali di ucapkan oleh Roger, ia selalu di buat sibuk oleh pria itu dan itu lah alasannya kenapa ia masih jomblo sampai saat ini karena ia tidak ada waktu untuk mencari pacar karena Roger selalu menyibutkannya dengan pekerjaan.

" ck.. pergilah sebelum aku berubah fikiran " ucap Roger memutar bola matanya malas

saking senang nya Martin meloncat-loncat di hadapan tuan nya itu seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru. meskipun di beri libur hanya satu hari tetapi Martin sangat lah senang dan ini lah waktu untuk nya bersantai dan menikmati hari libur nya tanpa Bayang-bayangan setumpuk dokumen.

" ane kali paman itu... udah becal tapi maci aja cepelti ana kecil meloncat tak jelas " ucap Arkan merasa geli melihat kelakuan Martin yang meloncat tak jelas itu

Martin yang mendengar itu menghentikan acara loncat-loncat nya setalah nya ia menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal merasa malu berprilaku seperti itu di depan Roger dan juga Arkan.

" hehehee.. maaf tuan saya terlalu senang " ucap Martin terkekeh malu

Roger tidak menanggapinya " kalo begitu aku pergi dulu tuan, " ucap nya setalah mendapatkan anggukkan kepala dari Roger

Martin berbalik lalu melangkah pergi tetapi baru berapa langkah pria itu kembali lagi , Roger yang ingin masuk kedalam rumah nya itu kembali menghentikan langkah saat mendengar suara asisten nya itu

" tuan " ucap Martin

Roger menghela nafas nya dengan kasar setalah nya ia berbalik menatap Martin yang tersenyum kikuk

" ada apa lagi ? atau kau tidak ingin libur hah ? " ucap Roger

" bukan itu tuan... tapi apa saya boleh meminjam mobil anda saya tidak membawa mobil dan uang chas saya juga habis " ucap Martin

Roger memutar bola matanya malas ia tau jika ini hanyalah alasan Martin saja, " pergi lah " setalah mengatakan itu Roger melangkah masuk kedalam rumah nya dengan Arkan yang berada di gendongan nya

Martin tersenyum senang dan dengan cepat ia masuk kedalam mobil mewah tuan nya itu dan membawa mobil itu pergi dengar rasa bahagianya

" beruntung sekali aku mendapatkan bos sebaik tuan Roger , meskipun suka mengomel tetapi gak apa-apalah asalkan dia royal " ucap Martin mengendarai mobil mewah itu dengan rasa bahagianya

" saatnya mencari pacar " lanjut nya lagi

di rumah Roger membawa putranya ke ruang keluarga, pria itu mendudukkan dirinya di atas sofa dengan Arkan di pangkuan nya, tangan kanan bocah kecil itu terlihat sedikit bengkak akibat jarum infus

" Alkan ndak mau lagi macuk luma cakit, lihat nih papi tangan nya Alkan campai mengebang gini gala-gala di tucuk jalum yang cangat panjang dan becal " ucap nya memperlihatkan tangan nya yang masih terpasang plaster luka bermotif lucu

Roger meraih tangan gembul putranya itu dan mengelus nya dengan lembut " sakit gak " tanya Roger

Arkan menganggukkan kepalanya bersamaan dengan bel rumah nya berbunyi, dan salah pelayan yang ia pekerjakan di rumah nya itu berlari untuk membuka pintu

" pacti itu oma Dola cama bibi Ulal " ucap Arkan

Roger tidak menanggapinya , dan terdengar lah suara teriakan yang sangat kencang dari luar.

" KAKAK.... ARKAN, AKU DATANG " teriak seorang gadis dengan pakaian tomboy nya melangkah dengan lebar masuk kedalam rumah Roger tak lupa di tangan nya terdapat paperback yang berisikan makanan yang ia belikan untuk Arkan

Arkan yang mendengar suara itu tentang saja sangat senang dan dengan cepat ia melompat turun dari pangkuan papi nya dan berlari keluar dengan cepat

" Arkan jangan lari-lari ingat Arkan baru sembuh " Roger menyusul putranya itu karena takut terjadi sesuatu kepada nya

Arkan melihat sosok wanita yang pakaian nya berbeda dari wanita lain itu tersenyum senang

" onty " ucap nya

wanita yang di panggil dengan sebutan onty oleh Arkan itu mendekati Arkan seraya menarik keluar permen lolipop nya yang ada di dalam mulutnya, setalah nya ia berkokok di depan Arkan mensejajarkan tingginya dengan tinggi boca gembul dan menggemaskan itu.

" onty dengar Arkan sakit ya...? maaf ya sayang onty gak tau jadi nya onty gak datang menjenguk Arkan di rumah sakit " ucap wanita itu dengan wajah bersalah nya, panggil saja nama nya Pricilla Ify Geoffrey, adik perempuan Roger

"gak papah cekalang Alkan udah cembu kok , cuman tangannya agak cedikit menggembang, gala-gala di tucuk jalum panjang dan becal " ucap Arkan dengan lucunya

Pricilla gemas melihat keponakan gembul nya itu, " ini onty bawain roti kesukaan Arkan " ucap nya memberikan kantong plastik yang di bawanya itu

Arkan langsung mengambil dengan senang " makacih onty Pli " ucap nya senang

" sama-sama sayang nya onty " ucap Pricilla dengan mencubit gemas pipi gembul Arkan

Roger menghampiri mereka dan menegur Pricilla yang mencubit pipi gembul putranya

" satu kali cubitan itu harganya lima juta " ucap Roger

Pricilla yang mendengar itu menarik tangan nya yang mencubit gemas pipi gembul Arkan setalah nya ia berdiri di hadapan kakak nya itu

" hehehee.... aku cuman gemas aja kak, " ucap Pricilla

sedangkan Arkan boca gembul itu kembali ke ruang keluarga dan mendudukkan dirinya di atas karpet bulu seraya membongkar paperback yang berisikan maknanya yang di bawa oleh Pricilla untuk nya.

" kau dari mana aja kenapa baru kesini lagi ? " tanya Roger menyusul putranya itu

Pricilla mengikuti kakak nya dari belakan " aku di apartemen ku kak, aku malas di rumah, jadi nya baru tadi pagi aku tau jika Arkan sakit, papa yang memberi tahu ku karena semalam aku pulang " jawab Pricilla panjang lebar

Roger menghela nafas nya dengan kasar seraya kembali duduk di sofa, ia tau jika adik nya ini tidak cocok dengan ibu nya Eudora, Pricilla yang suka dengan kedamaian sedangkan Eudora wanita paru baya itu suka sekali mengomeli nya karena penampilan nya yang seperti laki-laki .

.

.

.