NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Gadis Desa

Jerat Cinta Gadis Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa pedesaan
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

Sari, seorang gadis desa yang hidupnya tak pernah lepas dari penderitaan. Semenjak ibunya meninggal dia diasuh oleh kakeknya dengan kondisi yang serba pas-pasan dan tak luput dari penghinaan. Tanpa kesengajaan dia bertemu dengan seorang pria dalam kondisinya terluka parah. Tak berpikir panjang, dia pun membawa pulang dan merawatnya hingga sembuh.

Akankah Sari bahagia setelah melewati hari-harinya bersama pria itu? Atau sebaliknya, dia dibuat kecewa setelah tumbuh rasa cinta?

Yuk simak kisahnya hanya tersedia di Noveltoon. Dengan penulis:Ika Dw
Karya original eksklusif.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29. Kabur

"Loh, gadis itu ke mana? Kok dia nggak ada di sini? Apa dia pergi?"

Hesti cukup syok saat memasuki ruang rawat Sari. Gadis itu sudah tiada, ia bahkan berpikir untuk membawanya pulang meskipun anak laki-lakinya tak memberinya izin. Sari memang sudah melakukan kesalahan besar sudah membohonginya, tapi ia begitu yakin, pasti gadis itu memiliki masalah yang tidak semua orang berhak untuk mengetahuinya.

Tidak mendapati keberadaan Sari, Hesti pun bergegas menuju ruang kerja Farhan. Sebenarnya hari itu jadwal Farhan istirahat setelah semalaman bekerja, berhubung suster membutuhkan bantuannya ia pun langsung datang untuk memberikan bantuan, tapi setelah tahu kebohongan yang dilakukan oleh pembantu di rumahnya, rasa iba itu berubah menjadi tak peduli.

"Farhan, anak itu nggak ada di ruangannya. Dia sudah pergi!"

"Maksud Mama apa? Ayo bicara yang benar!"

"Sari! Sari nggak ada di ruangannya. Sepertinya dia kabur Farhan!"

Farhan langsung bangkit dari tempat duduknya dan bergegas menuju ruang rawat Sari. Di situ dia tak mendapati keberadaannya, tapi dia mendapati secarik kertas putih dengan tulisannya yang cukup rapi.

"Maaf Bu, Sari harus pergi. Sari sudah membuat kalian kecewa. Kalian terlalu baik sama Sari, tapi Sari tidak mengerti kebaikan yang kalian ciptakan untuk Sari. Sari sangatlah tidak tahu diri jika tetap tinggal di rumah Ibu. Keluarga ibu sangatlah baik, sangatlah tak layak jika harus menampung orang yang tidak tahu diri seperti Sari. Perlu ibu ketahui saja, anak yang Sari kandung bukanlah anak haram. Sebelumnya Sari sudah menikah, hanya saja suami Sari kembali kepada keluarganya dan meninggalkan Sari sendirian. Sari bukan seorang pembohong, kalau tidak percaya silahkan cek sendiri di kampung halaman tempat tinggal Sari sebelumya, mbok Yem sudah Sari kasih tahu di mana alamat Sari sebelumnya. Terimakasih untuk kebaikan ibu Hesti sekeluarga, Sari ucapkan selamat tinggal."

Farhan menggenggam erat kertas putih itu dengan mata terpejam. Ia sudah salah menuduhnya. Mungkin saat ia marah dan menuduhnya gadis itu diam-diam mendengarkannya.

"Farhan! Itu surat dari siapa? Apa Sari yang menulisnya?"

Hesti masih juga gelisah. Jika sampai tidak bisa menemukan keberadaan gadis itu maka ia akan sangat berdosa. Gadis itu datang dalam kondisi kelaparan, bahkan sebelumnya tinggal di emperan toko, kini dia tiba-tiba pergi. Mungkinkah dia mendengarkan ocehan putranya?

"Sari ternyata pernah menikah ma, dia punya suami tapi sudah meninggalkannya. Aku sudah salah sangka padanya. Mungkin tadi dia sudah  sadar dan mendengar ocehanku. Sekarang dia sudah pergi, sebelumnya dia minta maaf sama Mama karena sudah merepotkan."

Hesti tak kuasa menahan rasa sedihnya. Dia langsung mengomeli anak laki-lakinya itu. "Ini semua gara-gara kamu! Kenapa kamu bisa menuduhnya begitu buruk tanpa mengetahui kebenarannya. Seharusnya cari tahu dulu, jangan langsung mengatainya seperti itu. Dia punya perasaan Farhan! Tentunya dia nelangsa dianggap begitu buruk olehmu! Dia itu tidak memiliki siapa-siapa lagi! Kamu bahkan menuduhnya sebagai wanita nakal yang diusir oleh orang tuanya. Aku tidak peduli meskipun dia hamil tanpa suami. Selama ini dia sudah berjuang sendirian, kenapa kita masih juga berprasangka buruk padanya? Oh..., anak yang malang! Di mana kamu berada?"

Farhan mengusap wajahnya kasar. Ia benar-benar sangat menyesal sudah membuat gadis itu sakit hati oleh ucapannya. Di saat ingin meminta maaf gadis itu malah pergi dan tak tahu kemana."

"Ma, di surat ini dia bilang berasal dari sebuah kampung, dan mbok Yem yang tahu alamatnya. Kurasa ini belum terlambat, ayo kita pulang dan tanya sama mbok Yem di mana tempat tinggalnya. Siapa tahu saja dia balik ke kampung halamannya."

"Ya sudah, tunggu apa lagi! Ayo kita pulang dan tanya sama mbok Yem!"

***

Setibanya di rumah Laras tidak mendapati keberadaan ibunya. Dia misuh-misuh kesal karena pembantunya berulah. Ia tak sudi membantunya atau bahkan mengeluarkan biaya untuk pengobatannya. Menurutnya Sari yang salah, jadi tak ada jaminan apapun yang bisa didapatkan darinya.

"Ma! Mama! Mama itu ke mana sih! Dipanggil-panggil kok nggak nyaut! Budek apa!"

Mbok Yem yang ada di dapur langsung berlari kecil untuk menemuinya. Majikannya memang pergi tapi tidak memberitahu mengenai kepergiannya.

"Non, tadi nyonya pergi bersama Den Farhan, tapi si mbok nggak tahu kepergian mereka ke mana, mereka nggak bilang apa-apa."

Laras memutar bola matanya dengan berdecak. "Ck, harusnya si mbok itu tanya ke mana mereka pergi, bukan malah diam saja, dasar goblok!"

Wanita itu langsung pergi begitu saja dengan menggerutu. Mbok Yem mengambil nafas dan mengeluarkannya perlahan. Kalau bukan demi rupiah ia tak sanggup bekerja pada keluarga Murad.

Tidak lama dari itu Farhan datang bersama ibunya. Mereka berdua langsung menemui mbok Yem di dapur. "Mbok Yem, ada sesuatu yang ingin kami tanyakan pada mbok Yem."

Mbok Yem yang sedang mencuci piring terkejut saat dua majikannya masuk ke dapur dan berdiri di belakangnya.

"Eh ya ampun!" Wanita tua itu langsung membalikkan badannya hingga berhadapan.

"Aden, nyonya, sekiranya apa yang hendak ditanyakan kepada si mbok?" tanya mbok Yem dengan sopan.

"Kami ingin tanya, apakah mbok Yem tahu di mana alamat rumahnya Sari di kampung? Sari tadi mengalami kecelakaan tabrak lari mbok."

"Astaghfirullah haladzim. Neng Sari mengalami kecelakaan tabrak lari?" Refleks  mbok Yem syok mendengar kabar beritanya. Seketika itu badannya langsung lemas tak bertenaga. "Terus bagaimana kondisinya nyonya? Apakah dia baik-baik saja?"

Mbok Yem begitu mengkhawatirkannya. Belum lama mengenali gadis itu tapi sudah membuatnya nyaman. Baginya Sari teman yang baik dan tidak munafik.

"Tadi dia  mengalami kritis dan pingsan cukup lama, tapi setelah sadar dia sudah nggak ada di ruang rawatnya. Dia kabur dari rumah sakit mbok! Mungkin mbok Yem pernah dikasih tahu di mana alamat rumahnya. Kami berniat untuk mencarinya."

"Iya mbok, kurasa hanya mbok Yem yang bisa membantu kami untuk menemukan jejak gadis itu. Bisa jadi kan, dia sekarang sedang ada di perjalanan menuju kampungnya?"

Mbok  Yem sendiri kurang yakin si Sari bakalan kembali ke kampung halamannya mengingat dia sudah tidak memiliki sanak saudaranya yang bisa menampungnya, tapi berhubung majikannya mendesak akhirnya mbok Yem memutuskan untuk memberikan penjelasan mengenai alamat yang ditempati oleh Sari sebelumnya.

"Menurut Sari, sebelumnya dia tinggal di kampung kujang kecamatan Waringin."

Farhan terkejut. "Apa? Kampung kujang kecamatan Waringin? Bukankah itu alamat yang sama seperti tempat yang pernah kutinggali?"

Kening Hesti mengkerut. "Serius kamu pernah tinggal di sana? Maksudnya saat kamu masih magang di daerah terpencil waktu itu?"

"Iya ma, kampung kujang itu banyak meninggalkan kenangan untukku. Andai saja dulu Papa nggak ngancem ingin mengirimku ke luar negeri, mungkin hidupku nggak bakalan serumit ini. Mau tidak mau Aku harus kembali ke sana, semoga saja benar, Sari kembali ke tempat asalnya."

1
Ika Dw
Halo, author kembali lagi dengan cerita baru...yuk, mampir simak kisahnya 🙂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!