Satu minggu yang lalu Rolan hanyalah seorang kurir biasa. Kemudian dia mendapatkan sepasang mata sakti dari langit yang membuatnya memiliki kemampuan yang luar biasa.
Penglihatannya mampu menembus pandang, punya kemampuan medis yang luar biasa, dan kekuatan ahli beladiri.
Bangkit dan merubah takdir dengan mata sakti miliknya. Rolan kini juga menjadi sosok besar dan berpengaruh.
Banyak wanita jatuh hati dan tergila-gila kepadanya, sehingga membuatnya bingung harus memilih yang mana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 8 MAKAN MALAM BERSAMA
Sementara melodi yang berada di kamarnya sedang sibuk memilih pakaian yang hendak dia kenakan. Di atas tempat tidurnya, tergeletak berbagai macam pakaian dengan warna dan model berbeda. Ini adalah pertama kalinya dirinya makan malam bersama Rolan, jadi Melodi ingin tampil secantik mungkin.
Setelah menimbang dengan teliti, akhirnya Melodi memilih menggunakan sebuah pakaian berwarna putih. Setelah menggunakan pakaian tersebut, Melodi juga mulai merias wajahnya.
"Tok... tok... tok..." bunyi pintu rumah Melodi di ketuk.
"Melodi..." panggil Rolan dari luar rumahnya.
"Tunggu sebentar Rolan, aku sedang berdandan!" balas Melodi.
Rolan juga berdiri di luar rumah Melodi untuk menunggunya. Hampir setengah jam kemudian, Melodi juga belum keluar dari rumahnya. Rolan merasakan kedua kakinya mulai terasa pegal.
"Melodi ini sedang dandan seperti apa, lama sekali," gerutu Rolan.
Rolan juga hendak mengetuk pintu rumahnya lagi, tapi tiba-tiba saja pintu rumahnya terbuka dan keluarlah sosok Melodi dari dalam.
"Maaf, telah membuatmu menunggu sedikit lama," ujar Melodi.
Rolan juga langsung terdiam melihat ke arah Melodi. Rolan tidak menyangka Melodi terlihat cantik sekali setelah berdandan, sehingga membuatnya terpesona.
"Rolan, kamu kenapa menatapku seperti itu?" tanya Melodi.
"Malam ini kamu cantik sekali," jawab Rolan.
Melodi juga langsung tersipu malu mendapatkan pujian dari Rolan. Hatinya begitu senang dan berbunga-bunga.
Melodi juga mendapati Rolan malam ini sangat tampan dengan kemeja yang dia kenakan. Tampan, baik hati, dan pengertian, benar-benar pacar impian, pikir Melodi.
Kemudian Rolan juga mengajak Melodi untuk segera pergi, agar tidak terlalu malam pada saat kembali. Mereka berdua pergi dengan menggunakan sepeda motor milik Rolan.
Begitu naik ke atas motor, Melodi juga langsung memeluk pinggang Rolan dengan erat.
"Aku takut terjatuh," ujar Melodi.
"Kalau begitu pegangan yang erat," balas Rolan menjalankan sepeda motornya.
Kini Rolan dan melodi telah tiba di sebuah restoran yang sangat mewah di kota ini. Ada banyak saung-saung di sana dan pemandangan langit malam yang indah penuh dengan bintang-bintang. Mereka berdua juga turun dari motornya.
"Aduh, kenapa Rolan mengajakku makan di sini?" ujar melodi di dalam hatinya.
Dahulu melodi sering datang ke restoran ini untuk makan. Kini Rolan mengajaknya ke tempat ini lagi, sehingga Melodi merasa kurang nyaman.
"Kenapa kamu diam saja, ayo kita segera masuk!" ajak Rolan.
"Rolan, aku rasa makanan di sini sangat mahal, lebih baik kita cari tempat lain saja!" balas Melodi.
Melodi tahu betul makanan di tempat ini sangatlah mahal di karenakan sebagai besar bahan bakunya di datangkan langsung dari luar negeri dalam keadaan masih segar.
Setelah pergi dari rumah, semua kartu bank milik Melodi juga di blokir oleh ayahnya. Tujuannya agar Melodi kembali ke rumah, tapi siapa sangka Melodi bisa bertahan sampai sekarang setelah bekerja sebagai kurir pengantar paket.
"Tenang saja, uangku pasti cukup, lagi pula ini adalah hari ulang tahunmu, jadi kita harus merayakannya," balas Rolan.
"Tapi..." Melodi masih ragu-ragu.
"Sudahlah ayo!" ajak Rolan.
Rolan langsung meraih tangan Melodi dan menariknya membawanya masuk ke dalam restoran. Mereka juga langsung menuju ke salah satu saung yang berada di sana.
Seorang pelayan wanita juga langsung menghampiri mereka dengan membawa daftar menu di tangannya.
"Tuan dan nona silahkan di pilih!" pelayan wanita memberikan daftar menunya.
Rolan tidak mengerti harus pesan apa dikarenakan nama-nama makanan di daftar menu tampak asing baginya.
"Aku pesan yang spesial di tempat ini," ujar Rolan.
"Melodi kamu pesan apa?" tanya Rolan.
Pandangan pelayan wanita juga langsung tertuju kepada Melodi. Seketika pelayan wanita juga merasa tidak asing terhadap Melodi dan sesaat kemudian dia juga langsung mengenalinya.
"Nona Melodi," ujar pelayan wanita.
"Sudah lama anda tidak datang kemari, apa anda ingin memesan menu makanan seperti biasanya?" sambung pelayan wanita bertanya.
"Eh..." Rolan tampak terkejut mendengarnya.
"Melodi, kamu sering makan di tempat ini?" tanya Rolan.
Seketika melodi juga langsung menjadi panik. Tidak di sangka ternyata pelayan wanita ini adalah pelayan yang biasa melayaninya dahulu.
Melodi hanya bisa sedikit tersenyum kepada pelayan wanita dan menganggukkan kepalanya.
Pelayan wanita juga mengerti bahwa Melodi memesan menu makanan seperti biasanya, jadi pelayan wanita juga segera pergi dari sana untuk menyiapkannya.
"Melodi, dari perkataan pelayanan barusan, sepertinya kamu sering datang kemari," ujar Rolan.
"Hehe..." melodi tertawa kecil.
"Mana mungkin, kita sama-sama kurir, aku mana ada uang untuk makan di tempat seperti ini," balas Melodi.
"Lalu kenapa pelayan tadi seperti mengenalmu?" tanya Rolan.
"Mungkin dia salah mengenali orang, maklum saja ini sudah malam hari, jadi penglihatannya juga tidak sejelas ketika hari masih siang," jawab Melodi.
"Oh," Rolan juga tidak mempermasalahkannya lagi.
Melodi juga kembali tenang, untuk saat ini tidak boleh ada yang tahu tentang status dirinya.
Beberapa menit kemudian semua hidangan yang di pesan oleh mereka berdua juga telah tersaji di meja. Terlihat makanan yang di pesan melodi adalah udang goreng saus padang.
Rolan juga tiba-tiba saja langsung mengupaskan kulit udangnya dan memberikannya kepada Melodi.
"Melodi, makanlah!" ujar Rolan.
"Terima kasih," balas Melodi.
Mereka berdua juga mulai makan bersama sampai semua menu yang di pean habis.
"Melodi, punya kejutan untukmu," ujar Rolan.
"Apa?" tanya Melodi.
"Kamu pejamkan mata dahulu!" pintu Rolan.
Melodi juga memejamkan matanya sesuai dengan permintaan Rolan. Rolan bangkit dari tempatnya dan duduk tepat di belakang Melodi.
Rolan mulai mengeluarkan sebuah kotak kecil berbentuk sedikit panjang dari dalam sakunya. Begitu di buka, kotak itu berisi sebuah kalung dengan liontin berlian.
Rolan mulai menyeka rambut panjang Melodi dan memakaikan kalungnya di lehernya. Kemudian Rolan meminta Melodi untuk membuka matanya.
"Wah Rolan, ini indah sekali," ujar Melodi.
Melodi memegangi kalung liontin berlian yang sudah terpakai di lehernya dengan sangat senang sekali. Tampak Melodi begitu menyukainya.
Rolan juga puas karena Melodi menyukai hadiah yang dia berikan. Untuk membeli kalung berliontin berlian itu, Rolan harus menghabiskan banyak uang. Harga dari kalung liontin berlian itu hampir mencapai 500 juta. Hasil kemenangan lotre sebelumnya kini juga hanya tinggal tersisa beberapa juta saja.
Melodi adalah teman dan tetangga yang sangat baik terhadapnya. Di saat dirinya tidak memiliki uang, Melodi sering meminjamkannya. Di siang hari ketika berkerja, Melodi juga sering mentraktirnya makan. Kini dirinya sudah memiliki mata sakti yang luar biasa, kedepannya dia bisa mendapatkan lebih banyak uang dengan mudah.
Kemudian tiba-tiba saja Melodi berbalik badan dan mencium pipi Rolan dengan lembut.
"Muah..." tampak bekas lipstik berbentuk bibir di pipi sebelah kanan Rolan.
Rolan tentu saja terkejut dengan ciuman ini. Sambil memegangi bekas ciuman Melodi, Rolan merasakan perasaan yang aneh.
"Melodi... kamu..." ujar Rolan.
Sangking senangnya dengan pemberian dari Rolan ini, tanpa sadar, dengan reflek Melodi mencium Rolan. Hal ini tentu saja membuat Melodi sendiri sedikit merasa malu dan pipinya mulai memerah.
"Kalungnya indah sekali, aku sangat menyukainya," ujar Melodi.
"Syukurlah jika kamu suka," balas Rolan.
Hadiah dari Rolan ini begitu berkesan di hati Melodi. Apalagi hadiah ini di berikan oleh pria yang dia sukai di momen ulang tahunnya.
"Kamu pasti menghabiskan banyak uang untuk membelinya," ujar Melodi.
"Kebetulan aku baru saja dapat rezeki nomplok," balas Rolan tersenyum.
Malam ini Melodi benar-benar bahagia sekali. Ulan tahunnya kalinya benar-benar bermakna. Untuk menambah suasana, Melodi juga memesan minuman anggur kepada pelayan.
Tidak lama kemudian, beberapa botol minuman anggur juga sudah tersedia di meja mereka.
"Melodi, aku tidak pernah tahu kamu minum anggur," ujar Rolan.
"Ini pertama kalinya," balas Melodi.
"Kata orang, di saat kita merasa bahagia, meminum anggur akan semakin menghangatkan suasana," sambung Melodi.
"Itu kata orang, jika tidak bisa minum jangan minum, nanti kamu mabuk pula," ujar Rolan.
"Tenang saja, aku hanya minum sedikit, lagi pula aku juga sengaja memesan anggur dengan kadar alkohol paling rendah," balas Melodi.