" kita ngomong pake bahasa kalbu sayang" ucapnya dengan tangan terulur memegang dagu ku, " cup" sekali lagi Adi Putra mencium bibirku.
Biar sekilas aku sudah seperti orang mabok minum tuak tiga jerigen, " kamu nggak bisa menolak sayang" katanya masih menghipnotis.
Aku seperti kembali tersihir, habis-habisan Adi Putra melumat bibirku. Herannya walau tidak mengerti cara membalas aku malah menikmati kelembutannya.
" Hey... son belum waktunya" suara teguran itu membuat Adi Putra berhenti m3nghi$4p bibirku, sedang aku tegang karena malu dan takut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ELLIYANA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#8. Berontak demon.
Aku yakin, " pasti laki-laki banyak yang menyukai Tiara " batin ku mulai merasa panas karena cemburu dari apa yang aku pikirkan sendiri.
Tidak ingin berspekulasi yang belum tentu benar Aku memutuskan untuk keluar menyambut mereka, tapi sebelum itu aku berulang kali membuang nafas untuk menetralkan detak jantungku.
Aku harus terlihat normal saat di depan Tiara, teringat dulu aku tidak mau Tiara menyimpan dendam pada ku.
Begitu aku buka pintu aku langsung di sambut pertanyaan adikku, aku hanya mengangguk dan memberi ucapan selamat atas kelulusannya.
" Kak kenalin nih teman teman aku " katanya.
Aku mengatur detak jantung dan berusaha bersikap selayaknya seorang kakak, aku menyalami satu temannya yang bernama Iren. Aku tidak suka tingkahnya terlalu kecentilan.
Aku kemudian beralih ke Tiara, begitu di depan tiara keadaan berubah lain tatapan mata kami bertemu rasanya mau langsung peluk cium untuk melepaskan kerinduan yang sudah sangat lama aku pendam sendiri.
Dari sorot mata nya aku menangkap keterkejutan, " hay...hallo" sapa ku mengulurkan tangan.
" Ah....iya mas kenalin saya tiara temennya..." jawab Tiara menggantung karena aku keburu meremas jemari nya.
Tampa melepas genggaman tangan aku menatap wajah nya memastikan semua yang ada pada Tiara, selanjutnya sengaja aku condong kan wajah pas di depan.
" Tiara apa kabar" tanyaku dengan suara rendah, aku lebih maju lagi " makin cantik kamu sayang" puji ku tulus dari dalam hati.
S,,3hampir aku kebablasan untung cepat datang adik bawel ku.
" kak lo naksir ama Tiara" tiba-tiba saja adik bawel ku nimbrung bikin aku kembali ingat posisiku.
Aku laki laki normal, pesona Tiara benar benar menghipnotis ku. Sampai mereka masuk aku masih terus menatap biar pun cuma punggung nya yang bisa ku lihat.
Setelah mereka masuk aku juga masuk tapi aku nggak ikut nimbrung dengan mereka, aku sengaja sembunyi mencari tempat aman biar bisa lihat wajah Tiara.
Waktu terus berjalan aku yang sembunyi sembunyi mengintip tiara akhirnya bernafas lega, Tiara mau melaksanakan shalat berarti aku punya kesempatan.
Aku bangkit sebelum adikku sadar akan kelakuanku, Aku berfikir sekarang waktunya untuk bertindak, pasti adik ku nyuruh Tiara shalat di ruang yang biasa kami pake shalat bersama dan ternyata benar, aku rasa inilah ending yang pas untuk kembali menjalin cinta kasih yang sempat terputus.
Bertemu lagi dengan Tiara, aku seperti kejatuhan bulan dan kami melakukan shalat. aku jadi imam shalat nya, kalian tau dalam hati aku berharap kedepannya semoga keinginan ku terwujud bukan cuma sekedar angan sesaat pasti akan sangat bahagia.
Dari tatapan nya yang polos aku tahu Tiara juga menyimpan rasa suka padaku, yang lebih bikin aku bersyukur ternyata Tiara tidak marah dan menyimpan dendam atas kelakuan absurd ku dulu
Selesai shalat aku di kamar yang sering di pake mama kalau lagi buru-buru, kamar itu memang di samping ruang shalat, entah apa yang terjadi tiba-tiba Vega adik ku nyuruh Tiara mandi di kamar yang ada akunya di dalam aku sempat mendengar percakapan mereka.
Aku kalang kabut kalau langsung keluar pasti adik ku berteriak nggak jelas, Vega paling tidak bisa jaga ucapan nya jadi aku belum sempat mikir lain tiba-tiba handle pintu bergerak aku terpaksa sembunyi di balik gorden, sempat ku dengar kelakar adikku dan Tiara.
Sumpah jantung ku deg degan bukan main, pas pintu sudah di tutup aku cuma bisa mematung dengan perasaan resah takut ketahuan ku tahan nafas dan melihat Tiara dari tempat persembunyian ku.
Saat Dia melepas hijab aku seperti tersihir saat melihat rambut panjang nya tergerai indah.
Tiara dari dulu sudah bikin aku mabuk kepayang, kalau nggak ingat ingat rasanya mau aku terkam saat ini juga. Aku rasa Dia tidak menyadari kehadiran ku. Contoh tampa perduli dia membuka baju dan melemparkannya ke atas tempat tidur asli mataku ternodai walau di balik itu aku merasa dapat bonus terbaik.
Mataku tidak berkedip malah menikmati saat menatap bahu putih Tiara, kalian tau adik kecil ku berontak sampai celana di s3l4ngk4ng4n ku rasanya sesak.
Tiara masuk kamar mandi, setelah dia menutup pintu Aku keluar dari persembunyian.
Kalian tau perasaan ku berdebar debar udah kayak maling ketangkap basah, bahu putih mulus Tiara yang sempat aku lihat menghantui pikiran ku.
Beberapa kali aku menggeleng kan kepala untuk mengusir fikiran absurd yang mulai membuat imajinasi ku melayang-layang, Ku putus kan untuk segera keluar agar masalah tidak semakin rumit, tapi baru sampai pintu aku kepikiran masalah dulu, kakiku pun nggak rela melangkah karena aku merasa harus menjelaskan secara jelas pada Tiara.
Aku berbalik dan duduk di tepian ranjang, kembali fikiran mesum menggiring ku, Keinginan dan rindu yang menguasai perasaan aku.
beberapa saat tidak lagi ku dengar suara air, berarti Tiara sudah selesai mandi. Aku bangkit dan meneguhkan hati Aku harus menjelaskan dan meminta maaf atas kelakuan ku yang dulu karena jujur selama ini aku terbebani dengan perasaan bersalah.
Biar orang bilang otak ku sudah nggak waras ya nggak pa-pa juga lah, memang keinginan lahir batin ku yang menginginkan Tiara.
Aku berdiri di depan pintu, kebetulan Tiara buka pintu dan apa yang terjadi aku terpaku sambil menahan nafas seketika nafsu kelakian ku berontak demon, namun belum apa apa Tiara melihat ku seperti melihat hantu Dia hampir teriak untung aku gerak cepat tutup mulutnya kalau nggak bisa berabe
Jantung ku berdegup kencang, Tiara mundur ingin menutup pintu tapi aku yang udah merasa kepalang tanggung nggak sabaran langsung nolak pintu sampai Tiara oleng dan jatuh terduduk parah nya handuk nya lepas.
Sungguh aku hampir gila lihat pemandangan di depan mata, tubuh polos Tiara seperti mengundang aku untuk berbuat lebih jauh. sempat timbul keinginan menjamah nya tapi untungnya aku masih punya iman jauh di dasar hati memperingatkan aku untuk tidak hanyut dengan bisikan setan yang terkutuk.
Mataku tidak berkedip dan benar-benar terpesona dengan lekuk tubuh indah di depan mata, tidak ada kata yang terucap dari aku dan Tiara hanya tatapan kami yang bertemu sampai akhirnya Tiara mengusir ku dari kamar.
Dengan perasaan yang nggak karuan aku keluar tapi tetap yang namanya laki-laki normal kejantanan ku terpancing setelah lihat lekuk tubuh seksi Tiara, Adik keciku terus berontak minta aku selesaikan dengan terpaksa aku harus melakukan pekerjaan solo di kamarku yang terletak di lantai dua
Prov Adi selesai.