Di dunia ini manusia terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu fells, Aether, dan Halflings. Fells merupakan manusia biasa yang tidak memiliki kemampuan apapun, dan hanya menjalani hidup seperti manusia biasa Sedangkan Aether adalah manusia yang memiliki kemampuan pengendalian elemen, setiap orang hanya bisa mengendalikan 1 elemen. Namun ada spesies khusus di dalamnya yaitu dark dan light yaitu pengendali elemen kegelapan dan cahaya Halflings adalah manusia yang bisa merubah dirinya menjadi hewan Dan itulah penjelasan singkat tentang cerita ini selanjutnya akan dibahas didalam
Bagian 7
Sedikit lagi akan dimulai pertandingan antara Arsen dan salah satu kaka kelasnya di pertandingan kategori elemen es.
Teman temannya yang lain sudah berada di arena pertandingan masing masing.
Di coloseum terdapat ruangan lain yang bisa mencakup banyak pertandingan sekaligus.
Jadi hanya pertandingan-pertandingan final yang akan diadakan di coloseum utama.
Dan di perjalanannya ia melihat salah satu permata dewa No. 2 yang juga elemen es yang sedang berada di daerah pertandingan elemen es.
Namanya Hera Arasky.
Umur 50 tahunan
Rambutnya hitam gelap dan matanya biru dan menatap tajam.
Ia memakai jubah berwarna putih dan kemeja putih khusus untuk permata dewa. Emblem es tercantum di bagian punggung dari jubahnya.
Sedikit tentang Eve dan Vera yang lupa disebutkan.
Eve memiliki rambut berwarna putih dan mata berwarna biru, tingginya 170 centi, seragamnya sama seperti permata dewa lainnya.
Vera berambut pirang kuning bermata merah darah dan tinggi 169 centi.
sedangkan Arsen karena sudah beberapa waktu berlalu kini ia telah mencapai 155 centi.
Dan kini Arsen sudah sampai di arena nya bertanding.
Memang elemen Air memiliki sedikit peminat karena menurut mereka air bukanlah elemen yang offensif namun defensif.
Tapi Arsen akan merubah sudut pandang mereka semua dan mengejutkan semua orang disaat itu juga.
Di sisi arena hanya ada kaka kelas yang akan menjadi lawannya dan teman temannya.
Dan disisi Arsen tidak ada satu orang pun yang menemaninya.
Arena itu sangat besar meskipun hanya cabang dari arena lainnya. Besarnya seperti lapangan futsal.
Si kaka kelas merupakan salah satu orang yang menjanjikan di tahunnya. Bahkan masuk ke dalam top 5 orang yang direkomendasikan kepada permata dewa.
Dan dia juga orang yang dianggap bisa menandingi Zareth Aleanzo.
Yah, gila saja anak tahun pertama langsung mendapatkan lawan yang sekuat ini di pertandingan pertamanya.
Pertandingannya memang diatur dengan undian dan bukan diskusi kecocokan. Jadi lawan itu tergantung dari keuntungan.
Namun lawan yang harus dikhawatirkan merupakan kaka kelas tiganya yang merupakan Elemen Air tingkat dua juga.
Yaitu Geisha Gaetry yang merupakan putri dari kepala sekolah Gaetry.
Geisha bahkan pernah sparring dengan Zareth dan mengalahkannya meskipun Zareth sudah menggunakan elemen petirnya.
Namun tidak perlu mengkhawatirkan masalah itu untuk sekarang.
Karena tantangan yang ada di depannya juga tidak kalah sulit.
Wasit memerintahkan mereka berdua untuk bertemu di tengah.
Dan disitulah aku melihatnya.
Tatapannya seakan merendahkannya. Senyumannya seakan mengatakan bahwa Arsen sudah kalah bahkan sebelum pertandingan ini dimulai.
Tatapan Arsen semakin tajam. Ketika wasit memerintahkan untuk bersalaman dia mencengkram tangan Arsen dengan kasar seakan ingin menghancurkan mentalnya.
Kami pun disuruh kembali ke sudut kami.
‘Sudah terlalu helas siapa yang akan menang’
‘Ya… kak Jared pasti bisa menang dengan mudah’
Begitulah kata orang orang.
Namun bukannya marah Arsen malah semakin bersemangat ingin membuktikan bahwa mereka semua salah.
Dan fakta bahwa Jared meremehkannya merupakan salah satu keuntungan baginya.
Karena ia tau bahwa Jared tidak akan menyangka serangan besar yang akan ia berikan kepadanya.
“Steady!!…. Fight!!”
Ketika aba aba keluar Jared langsung menyerbu cepat ke arah Arsen.
Namun ia sudah menduganya karena dari caranya meremehkannya pasti ia ingin pertandingan ini berakhir cepat.
Arsen langsung membuat duri duri es setinggi dua meter yang membuatnya mundur dan mencoba menebasnya dengan tebasan air.
Ketika ia menebasnya ia tidak menyangka bahwa Arsen berada diatas duri duri tersebut dan melompat ke arahnya dengan es berbentuk tombak yang melayang di sekitar tangannya.
Dan melemparkannya ke arah Jared.
Namun Jared bukanlah orang yang tidak pernah bertarung sebelumnya. Ia langsung melompat ke belakang dan melemparkan piringan tajam terbuat dari air yang terus berputar dengan kecepatan tinggi.
Arsen membalasnya dengan tebasan air kecepatan tinggi.
Kedua elemen tersebut bertabrakan dan meledakkan uap yang menutupi arena.
Semua penonton yang berada di coloseum mulai berpindah menonton mereka berdua.
Arsen masih nyaman bersembunyi karena ia mengetahui lokasi dari Jared. Sedangkan Jared yang tidak tau dimana keberadaan Arsen hanya bisa merasakan kehadiran Arsen yang berada di sekelilingnya.
Ia melompat ke sana kemari.
Dan anehnya ia merasakan Arsen ada di mana mana.
Ia menyingkirkan uap tersebut dengan pusaran air.
Baru disitulah ia sadar apa yang ia rasakan sebelumnya.
Mengapa Arsen terasa seprti berada dimana saja bukanlah karena ia melompat kesana kemari, tapi karena ia memang berada di mana mana,
Ia ada di belakang, di depan, di samping, dan ada di setiap sudut dari arena. Jumlahnya ada lima namun itu tetap membuat semua orang bingung.
Hanya Hera lah yang tudak kebingungan. Nanun ia tetap terkejut.
Anak berumur lima belas tahun mampu menggunakan teknik rahasia kloning es.
Arsen tersenyum menyeringai melihat kebingungan semua orang.
Teknik ini memang dirahasiakan dari buku buku bahkan tidak pernah disebutkan karena teknik ini hanya dimiliki oleh permata dewa legendaris yang lama yang bernama Syahfa Adenza.
Namun Arsen tidak mempelajari dari manapun, ia bahkan mengira bahwa ia adalah pencipta dari teknik ini.
Ia hanya terpikirkan tentang bagaimana caranya setiap elemen yang dikeluarkan masih memiliki dampak sedangkan sudah terlepas dari tubuh sang pengguna.
Akhirnya ia kepikiran dengan adanya bluetooth yang menyambungkan jaringan dari satu benda ke benda lain.
Dari situlah mulai tercipta teknik ini.
Arsen satu mulai menyerang dari bagian depan dengan tombak es mengarah ke Jared. Namun Jared menghindar ke belakang.
Yang dimana sudah disambut oleh Arsen dua yang berada di belakangnya.
Arsen dua menyerang dengan tebasan air yang dihindari secara tipis dan mengenai lengan kirinya.
Mereka pun langsung menyerang secara bersamaan.
Jared mulai kewalahan karena mereka menyerang dengan sinkronisasi yang tepat. Mungkin karena mereka merupakan orang yang sama dan itu membuat mereka tau gerakan satu sama lain.
‘Kalau seperti ini aku bisa kalah….. aku harus mengalahkan mereka satu per satu’ batinnya.
Ia mulai menyerang Arsen 5 dan 4 dengan menembus tubuh mereka.
Mereka pun hancur menjadi bongkahan es.
Arsen 3 pun menyerang dari samping yang langsung dibalas dengan duri es tajam dari punggungnya.
Kemudian Arsen dua muncul dari belakang Arsen 3 yang ternyata tidak di antisipasi oleh Jared. Ia berhasil melukai Jared di bagian kaki kirinya dengan tebasan air.
Namun Jared melihat bagian atasnya terbuka maka dari itu ia menusuk dengan tangan kanannya yang dilapisi es.
Namun yang tidak diantisipasi muncul kembali yaitu Arsen yang memuculkan duri es dari tanah dan kemudian menusuk kaki sebelah kanan dari Jared.
Jared yang masih kuat langsung menerjang dan menjatuhkan Arsen ke tanah dan menodongkan tangannya yang dilapisi es dan diruncingkan ke wajah Arsen.
Jared sudah menang seperti ini.