NovelToon NovelToon
Sang Bunga Kekaisaran

Sang Bunga Kekaisaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Celestyola

Lady Seraphine Valmont adalah gadis paling mempesona di Kekaisaran, tapi di kehidupan pertamanya, kecantikannya justru menjadi kutukan. Ia dijodohkan dengan Pangeran Pertama, hanya untuk dikhianati oleh orang terdekatnya, dituduh berkhianat pada Kekaisaran, keluarganya dihancurkan sampai ke akar, dan ia dieksekusi di hadapan seluruh rakyat.

Namun, ketika membuka mata, ia terbangun ke 5 tahun sebelum kematiannya, tepat sehari sebelum pesta debutnya sebagai bangsawan akan digelar. Saat dirinya diberikan kesempatan hidup kembali oleh Tuhan, mampukah Seraphine mengubah masa depannya yang kelam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Celestyola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memulai Rencana & Siapa Orang itu?

...**✿❀♛❀✿**...

"Jadi, bagaimana keadaannya sekarang?" Tanya Frederick sembari menatap beberapa sosok di hadapannya.

"Buruk, Yang Mulia. Putra Mahkota kini semakin keterlaluan, dia berhasil merebut kesetiaan beberapa keluarga bangsawan yang tadinya netral. Selain itu, ada laporan mengenai pasokan gandum yang sengaja ditahan oleh pedagang-pedagang yang dekat dengan pihaknya. Masyarakat mulai resah," Lapor sosok itu dengan menggebu-gebu.

Frederick mengetukkan jarinya di meja. “Kelaparan adalah senjata yang kotor, tapi efektif. Jika rakyat menderita, mereka akan mudah dipengaruhi.”

Marquis Renard menghela napas. “Kami telah berusaha mengimbangi langkahnya, tapi Putra Mahkota memiliki jaringan yang lebih luas.” Pria itu tampak frustasi, karena bagaimanapun mereka kalah dalam hal pengaruh dan jaringan, baik itu di kalangan bangsawan maupun rakyat.

Jelas hal ini adalah kendala pertama yang harus segera mereka atasi, sebab seseorang harus memiliki pengaruh yang luas jika ingin memenangkan permainan politik.

Sejenak ruangan menjadi hening, sampai akhirnya Frederick menegakkan tubuhnya. “Maka, kita akan membalikkan keadaan dengan menggunakan senjatanya sendiri," Ucapnya kemudian.

Marquis Renard mengerutkan kening, "Maksud Anda, Yang Mulia?" Tanyanya tak mengerti.

"Jika dia bermain dengan trik kotor untuk mencoba membuat rakyat kelaparan, maka kita akan memberi rakyat harapan." Mata Frederick tampak berkilat setelah mengatakannya.

"Kita bisa meminta bantuan pada keluarga bangsawan netral dan keluarga bangsawan yang bertentangan dengan Putra Mahkota untuk mengirimkan suplai makanan ke desa-desa yang paling terdampak. Jangan menunggu perintah Kekaisaran. Biarkan rakyat tahu siapa yang benar-benar memikirkan mereka," Jelas Frederick panjang lebar dengan nada suaranya yang datar.

"Yang Mulia, bukankah ini akan menjadi langkah yang berbaya? Jika anda melakukan ini, maka Putra Mahkota akan menganggapnya sebagai pelecehan terhadap otoritasnya.” Pria itu menatap dengan khawatir, ia takut jika langkah ini akan membahayakan sang Pangeran.

Frederick menatapnya tajam. "Bukankah itu yang kita inginkan? Biarkan dia marah, biar dia kehilangan kendali. Semakin dia terlihat rakus dan mudah tersulut, semakin jelas kelemahannya di mata rakyat dan bangsawan.”

Virrel yang sedari tadi berdiri di samping kursi sang Pangeran mengangguk setuju. Ia merasa langkah ini akan memberikan dampak yang signifikan pada Putra Mahkota, meski memang sedikit berbahaya.

Kemudian Frederick melanjutkan, suaranya terasa lebih dalam. “Selain itu, mulai sebarkan desas-desus di antara pedagang dan rakyat biasa. Sebarkan bahwa Putra Mahkota menimbun gandum untuk memperkaya dirinya."

"Tapi, jangan terlalu agresif, biarkan rumor itu tumbuh dengan alami, perlahan menyebar dari mulut ke mulut," Peringatnya kemudian.

Marquis Renard terdiam sejenak, lalu menatap Frederick dengan sorot mata penasaran. “Ide yang berani, Yang Mulia. Tapi dari mana Anda mendapatkan ide seperti ini?”

Frederick menghela napas singkat, lalu senyuman samar terbit di bibirnya, ingatannya kembali melayang pada sosok itu. “Anggap saja … aku belajar dari seseorang yang sangat paham mengenai kekuatan kata-kata.”

Mendengarnya, Marquis Renard dan Virrel saling tatap sejenak. Mereka menebak-nebak siapakah orang yang dimaksud oleh sang Pangeran?

....... ...

"Huftt, akhirnya sampai." Seraphine berujar sembari menghela napas lelah. Ia sedikit memijat pelan bahunya yang terasa kaku karena perjalanan panjang.

"Kau lelah, Sera?" Tanya Louis pada Adiknya itu. Pria itu melompat turun dari kuda lalu berjalan menghampiri Seraphine.

Seraphine mengangguk, perjalanan dari Kediaman Valmont menuju lokasi tambang memakan waktu kurang lebih dua jam, seluruh tubuhnya terasa sakit karena akses jalan menuju kemari sungguh buruk.

Selama perjalanan keretanya bahkan bergoyang dengan keras akibat dari jalanan yang berbatu dan tidak rata. "Maaf, harusnya Kau tidak perlu ikut tadi," Sesal Putra sulung keluarga Valmont itu.

"Kenapa Kakak meminta maaf? Inikan keinginanku. Aku yang bersikeras ingin ikut kemari," Ucap Seraphine heran.

"Tapikan—”

" Sudahlah Kakak, Aku baik-baik saja, Kakak tidak perlu khawatir. Adikmu ini punya fisik sekeras baja," Katanya lagi sembari tersenyum lembut, berusaha menghapus perasaan khawatir berlebihan dari sang Kakak.

Pria itu menghela napas, lalu terkekeh mendengar lelucon yang Seraphine lontarkan. "Baiklah, Lady baja. Kalau kau memang tidak apa-apa, sekarang Kita harus menemui penanggung jawab tambang ini dulu."

Seraphine ikut terkekeh mendengar panggilan dari kakaknya, Lady baja? Baiklah tampaknya dia mendapatkan julukan baru sekarang. Haruskah digabung agar jadi 'Bunga Baja?'

Memikirkannya membuat Seraphine kian terkekeh, ah, akan terdengar lucu jika ada seseorang yang memanggilnya begitu.

Mereka berdua pun berjalan menuju pondok kecil yang dibangun untuk tempat istirahat bagi para pekerja. Setibanya mereka di sana, seorang Pria paruh baya tampak keluar dengan tergesa-gesa.

"Tuan dan Nona muda, maaf Saya terlambat menyambut kedatangan Anda berdua," Ucapnya penuh sesal.

"Tidak apa-apa, Tuan Marqel, Kami baru saja sampai," Ujar Louis sembari tersenyum ramah.

"Bagaimana keadaannya?" Tanyanya kemudian.

"Semuanya berjalan lancar, bahkan kini proses pembangunan sudah menyentuh angka lima puluh persen, Tuan," Jawab Tuan Marqel.

"Kalau Anda berdua tidak lelah, mari Saya antarkan untuk berkeliling melihat perkembangannya," Ajak Pria itu sembari menatap kedua orang terhormat di hadapannya.

"Bagaimana, Sera?" Tanya Louis pada Seraphine karena adiknya itu tadi tampak begitu lelah.

"Baiklah, Aku tidak keberatan. Aku akan mengikuti keinginan Kakak," Jawabnya.

"Kalau begitu, tolong tunjukkan jalannya, Tuan," Pintanya pada Tuan Marqel.

Lantas, mereka pun melangkah masuk ke area pembangunan tambang. Beberapa pekerja tampak hilir mudik, membawa batu-batu besar, kayu penyangga, dan karung-karung berisi tanah yang baru digali.

Suara teriakan mandor bercampur dengan dentang logam dan derap langkah para buruh, menciptakan irama keras yang jauh berbeda dari kehidupan tenang di kediamannya.

Seraphine menyapu pandangan ke seluruh lokasi. Matanya menatap tajam dan penuh ketelitian, pembangunan berjalan lancar, benar seperti yang diucapkan oleh Tuan Marqel.

Ia terus memperhatikan sekeliling sembari mendengarkan penjelasan dari Tuan Marqel.

Namun, tiba-tiba pandangan matanya berhenti pada salah satu sosok yang berada di antara para pekerja. Lelaki itu tampak sederhana dengan pakaian kasar dan penuh debu, tubuhnya kurus walaupun gerakannya tetap penuh semangat.

Namun, bukan itu yang menjadi fokus Seraphine. Ia familiar akan sosok itu, wajahnya tampak tak asing.

Sorot matanya berbeda. Meski singkat dan hampir tak terperhatikan, ia memiliki sorot yang tak mungkin dimiliki oleh eorang pekerja biasa. Ada wibawa samar yang terpendam di balik kerendahan posisinya sekarang, seakan lelaki itu pernah berdiri di tempat yang jauh lebih tinggi dari sekadar mengangkat batu.

Seraphine berusaha menata ekspresinya agar tidak menunjukkan raut penasaran yang begitu kentara. Namun dalam diam, Ia terus menatap lekat-lekat, Wajah itu begitu familiar. Ia benar-benar merasa pernah melihatnya sebelumnya. Tapi di mana?

Mata gadis itu otomatis sedikit membelalak ketika sebuah ingatan melintas di kepalanya. Tunggu, mungkinkah dia orang itu?

...**✿❀♛❀✿**...

...TBC...

1
Ita Xiaomi
Apakah Frederick jg mengalami hal yg sama hidup kembali setelah kematiannya?
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
total 4 replies
Ita Xiaomi
Jgn nak mengarang bebas Virrel😁.
Ita Xiaomi
Setuju.
Ita Xiaomi
Keren ceritanya. Mulai adu kecerdikan dan strategi. Semangat berkarya kk. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
total 2 replies
celestyola
aciyeeee
kleponn
Kata² keramat ini
celestyola: Real haha
total 1 replies
kleponn
typo kah?
celestyola: iyaaa ih typoo rupanyaa, aku nggak sadar klo typo😭
total 1 replies
Ateya Fikri
seraphine ini hobi bgt di taman🗿
Ateya Fikri
tiba-tiba banget ngajak nikah sdh kaya ngakak makan bakso
Ateya Fikri
ada benih-benih cinta ni yeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!